SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem akuntansi penjualan, terdiri dari kegiatan-kegiatan transaksi penjualan: kredit dan tunai

SISTEM PENJUALAN KREDIT

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA PT INTI GAS KABUPATEN SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENJUALAN KREDIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini.

BAB II TINJAUN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN)

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA BENGKEL PUMP JAYA DIESEL PEMATANGSIANTAR

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah

Transkripsi:

VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO Indrayeni 1, Cynthia Dely 1 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem akuntansi penjualan kredit pada CV Tri Manunggal Sakato. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada CV Tri Manunggal Sakato. CV Tri Manunggal Sakato merupakan perusahaan dagang yang menjual elektronik. Penjualan yang dilakukan CV Tri manunggal Sakato berupa penjualan tunai dan kredit. Dalam rangka meningkatkan penjualan, perusahaan lebih banyak melakukan penjualan kredit. Agar penjualan kredit dapat berjalan dengan baik, sehingga tidak adanya kredit yang macet, maka perlu diadakannya sistem akuntansi yang baik terhadap penjualan kredit pada CV Tri Manunggal Sakato. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menganalisis sistem akuntansi penjualan kredit pad CV Tri Manunggal Sakato. Berdasarkan analisa yang yang telah dilakukan, diketahui bahwa sistem akuntansi penjualan kredit pada CV Tri Manunggal Sakato telah berjalan dengan baik. Ini disebabkan karena perusahaan memiliki pengendalian internal yang baik, dokumen yang lengkap, dan SOP yang jelas. Kata Kunci: Sistem Akuntansi, penjualan kredit, pengendalian internal dan dokumen PENDAHULUAN Perkembangan perekonomian yang semakin pesat membuat tingkat persaingan dunia usaha semakin ketat. Dalam memenangkan persaingan diperlukan strategi yang baik. Dalam membuat strategi yang baik perlu bagi perusahaan membuat perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Disamping membuat perencanaan, perusahaan juga perlu melakukan pengawasan dan pengelolaan terhadap segala aktivitas dalam perusahaan. Dalam mencapai tujuan, perusahaan juga harus memiliki sistem akuntansi yang baik. Akuntansi merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat dan melaporkan kejadian ekonomi. Sistem akuntansi adalah salah satu sistem informasi di antara berbagai sistem informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan (Mulyadi:11). Penerapan sistem akuntansi dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk pengambilan keputusan yang tepat dalam rangka mencapai tujuan masingmasing. Untuk itu sistem akuntansi harus dirancang dengan baik dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Setiap perusahaan memiliki berbagai macam sistem akuntansi yang berbeda. Salah satu sistem akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan adalah 202

sistem penjualan. Sistem akuntansi penjualan terdiri dari formulir, catatan dan laporan. Prosedur penjualan barang dapat dilakukan dengan tunai, dimana akan adanya penerimaan kas yang menambah pendapatan. Bila penjualan dilakukan dengan kredit, maka uang diterima beberapa waktu setelah penjualan ditentukan oleh kedua belah pihak. Sistem akuntansi penjualan haruslah dirancang dengan sebaik mungkin. Hal ini diperlukan dan digunakan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan yang relevan dan tepat. Jika sistem akuntansi tidak berjalan dengan baik maka dapat terjadi ketidaktepatan dalam menyusun laporan keuangan dan informasi yang dihasilkan juga tidak dapat diandalkan. CV. Tri Manunggal Sakato merupakan sebuah perusahaan yang kegiatan utamanya melakukan penjualan alat elektronik. Penjualan elektronik pada CV. Tri Manunggal Sakato dilakukan secara tunai dan kredit. Penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan membuat nota tunai berupa kwitansi dan menyerahkan sejumlah barang yang diinginkan konsumen dan menerima uang dari hasil penjualan tersebut, sedangkan penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dengan melewatkan berbagai macam kesepakatan dengan konsumen seperti membayarkan uang muka terlebih dahulu, harga penjualan kredit lebih mahal dari pada penjulan tunai serta mencatatkan kesepakatan penjualan dalam pelunasan pada waktu yang ditentukan antara dua belah pihak. CV. Tri Manunggal Sakato lebih sering melakukan penjualan kredit karena lebih diminati oleh konsumen. Untuk itu perlu bagi perusahaan memiliki sistem akuntansi penjualan kredit yang baik agar tidak terjadi kredit macet. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem akuntansi penjualan kredit pada CV. Tri Manunggal Sakato, kemudian tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui bahwa sistem akuntansi penjualan kredit telah baik dan mampu menunjang kelancaran aktifitas penjualan kredit pada CV. Tri Manunggal Sakato. Pengertian Sistem Akuntansi Untuk memperoleh informasi yang tepat dan akurat maka suatu perusahaan sangat membutuhkan adanya sistem akuntansi. Sistem akuntansi merupakaan gabungan dari dua kata yaitu sistem dan akuntansi. Sistem berarti kumpulan bagian-bagian yang terintegrasi dalam mencapai tujuan, sedangkan akuntansi adalah proses identifikasi pengukuran dan pelaporan ekonomi. Beberapa definisi dari sistem akuntansi menurut para ahli yaitu sebagai berikut : Sistem akuntansi menurut Sujarweni (2015:3) adalah kumpulan elemen yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu dan laporan keuangan yang akan di gunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Warren (2014:228) berpendapat bahwa sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, merangkum, serta melaporkan informasi keuangan dan operasi perusahaan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi merupakan suatu metode yang membentuk rangkuman yang berisi informasi keuangan atau keadaan perusahaan yang dapat berfungsi sebagai pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan. Unsur Unsur Sistem Akuntansi Menurut Mulyadi (2013:3) unsur-unsur pokok dalam sistem akuntansi adalah sebagai berikut: 1. Formulir Formulir adalah dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut 203

sebagai dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam di atas secarik kertas. Contoh formulir adalah faktur penjualan, bukti kas keluar, cek, dan lain-lain. 2. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifiksikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Contoh jurnal adalah jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan lain-lain. 3. Buku Besar Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekeningrekening tersebut disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. 4. Buku Pembantu Buku pembantu terdiri dari rekeningrekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Sebagai contoh buku pembantu piutang yang merinci semua data tentang debitur. 5. Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, laporan harga pokok produksi, dan lain-lain. Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan Sujarweni (2015:101) berpendapat bahwa sistem penjualan merupakan suatu sistem kegiatan pokok perusahaan untuk memperjualbelikan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Berikutnya menurut Sujarweni, sistem penjualan terdiri dari sistem penjualan tunai dan sistem penjualan kredit. Sistem penjualan tunai merupakan sistem yang diberlakukan oleh perusahaan dalam menjual barang dengan cara mewajibkan pembeli untuk melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan pada pembeli. Setelah pembeli melakukan pembayaran, baru barang diserahkan, kemudian transaksi penjualan dicatat. Sistem penjualan kredit merupakan sistem penjualan dimana pembayarannya dilakukan setelah barang diterima oleh pembeli. Jumlah dan waktu jatuh tempo pembayarannya disepakati oleh kedua pihak. Prosedur Penjualan Kredit Jaringan prosedur yang membentuk sistem dari penjualan kredit menurut Sujarweni (2015:89) adalah sebagai berikut : 1. Prosedur Order Penjualan. Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli. 2. Prosedur persetujuan Kredit. Dalam prosedur ini, bagian penjualan meminta persetujuan kredit pada bagian kredit yaitu pada bagian keuangan. 3. Prosedur pengiriman. Dalam prosedur ini, bagian pengiriman mengirimkan barang pada pembeli sesuai surat order pengiriman. 4. Prosedur Faktur/Penagihan. Dalam prosedur ini, bagian penagihan membuat faktur penjualan dan dikirim pada pembeli. 5. Prosedur Pencatatan Akuntansi. Dalam prosedur ini, bagian akuntaansi membuat kartu piutang berdasarkan faktur penjualan. Bagian-Bagian yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penjualan Kredit 1. Bagian Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan penjualan kredit terdapat beberapa bagian yang terkait yaitu bagian order penjualan, bagian kredit, bagian gudang, bagian penagihan dan bagian akuntansi 204

(Sujarweni:91) Bagian Order Penjualan bertanggung jawab untuk menerima pesanan/order dari pelanggan berdasarkan surat order yang diterima dari pelanggan, bagian ini membuat surat pesanan penjualan dan diberikan pada kepala bagian kredit. Setelah kredit yang diajukan pembeli disetujui oleh kepala bagian kredit maka bagian order penjualan membuat surat perintah pengiriman barang. Bagian Kredit bertanggung jawab menerima surat order penjualan dari bagian order penjualan, kemudian memeriksa status kredit dan memberi persetujuan kredit. Bagian Gudang bertanggung jawab mendapatkan surat perintah pengiriman barang. Bagian Penagihan/Faktur bertanggung jawab untuk membuat faktur penjualan. Bagian akuntansi bertanggung jawab untuk menerima faktur penjualan dari bagian penagihan/faktur, membuat jurnal dan membuat kartu piutang dan persediaan. 2. Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut (Mulyadi:214): a. Surat Order Pemesanan Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada pelanggan. b. Faktur Penjualan dan Tembusan Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. c. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan Merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi. Data yang dicantumkan dalam rekapitulasi harga pokok penjualan berasal dari kartu persediaan. d. Bukti Memorial Merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan kedalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk mencatatharga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu. 3. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Menurut Sujarweni (2015;93), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit adalah Jurnal Penjualan, Kartu Piutang, Jurnal Umum, Kartu Persediaan Barang, dan Kartu Gudang. Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat terjadinya transaksi penjualan barang. Terjadinya penjualan barang ini menambah jumlah penjualan yang ada. Kartu Piutang merupakan buku pembantu yang isinya adalah rincian piutang masing-masing debitur. Jurnal Umum digunakan untuk mencatat penjualan tunai. Kartu Persediaan Barang dibuat oleh bagian akuntansi digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang di gudang. Kartu Gudang digunakan untuk mencatat kekurangannya jumlah produk yang dijual, pembuat kartu gudang adalah bagian gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Pengendalian Intern (Internal Control) Terhadap Penjualan Pengertian pengendalian intern adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset perusahaan dari segala bentuk tindakan pengalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan hukum atau undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan 205

perusahaan (Hery:159). Mulyadi (2013:163) menyatakan bahwa Pengendalian intern adalah bagian dari sistem yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan pengendalian intern merupakan suatu sistem yang terstruktur yang berfungsi sebagai pengawasan atau pengendalian agar tidak terjadinya penyelewengan dan kesalahan dalam unit kerja yang dapat merugikan perusahaan. Tujuan sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2013 : 163) adalah keandalan pelaporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Suatu pengendalian intern yang baik perlu adanya unsur-unsur yang berhubungan langsung dengan pengendalian, sehingga tujuan dari pengendalian intern dapat tercapai. Menurut Mulyadi (2013:164) untuk menciptakan sistem pengedalian intern yang baik dalam perusahaan maka harus ada pokok yang harus dipenuhi antara lain yaitu: a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. c. Pelaksanaan kerja yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. d. Karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawab yang dipikulnya. Unsur-unsur pengendalian intern terhadap penjualan kredit menurut Mulyadi (2013: 220) adalah: 1. Organisasi a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit. b.fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit. c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas. d.transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap oleh satu fungsi tersebut. 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman. b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan c. membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman). d. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengirim dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap sudah dikirim pada copy surat order pengirim. e. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkatan barang, dan potongan penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut. f. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. g. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi 206

akuntansi dengan cara meberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit). h. Pencatatan terjadinya pitang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat. 3. Praktik yang Sehat a. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya ditanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan. c. Secara periode fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable statemaent) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut. d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening control piutang dalam buku besar. HASIL DAN PEMBAHASAN CV. Tri Manunggal Sakato merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan barang dagang yaitu elektronik. CV. Tri Manunggal Sakato sendiri melakukan penjualan tunai dan kredit. Pada penjualan kredit CV. Tri Manunggal Sakato hanya memberikan kredit kepada pelanggan yang sudah melakukan pembelian elektronik pada CV. Tri Manunggal Sakato telah memenuhi syarat yang ditetapkan oelh perusahaan. Penjualan kredit ini dilakukan hanya berdasarkan kepercayaan dan tidak menggunakan proses yang sulit, karena perusahaan sudah mengetahui kemampuan pembayaran dari pelanggannya. CV. Tri Manunggal Sakato didirikan di Padang pada tanggal 11 Juli 2010. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang di pimpin oleh Bapak Antoni, CV. Tri Manunggal Sakato beralamat di Jl. Adinegoro No 01 Lubuk Buaya Padang. Pemilihan lokasi perusahaan ini sangat stategis, karena berada di tempat yang mempunyai pasar yang dapat diakses oleh kendaraan dan mudah untuk diingat, sehingga usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar. CV. Tri Manunggal Sakato melakukan operasi usahanya dengan mendatangkan konsumennya secara langsung atau kerumah konsumennya. Brosur yang diberikan oleh perusahaan sebagai media promosi dalam memasarkan produknya. Supaya produk lebih mudah dikenal oleh konsumen dan dapat menguasai pangsa pasar. Sistem Penjualan Pada CV. Tri Manunggal Sakato CV. Tri Manunggal Sakato melakukan penjualan secara tunai dan kredit untuk mencapai target penjualan setiap bulannya. Proses penjualan adalah proses penjualan yang dilakukan secara tunai maka konsumen langsung memberikan uang kepada bagian penjualan sebesar harga jual barang. Apabila pembeli melakukan pembelian secara kredit maka penjualan hanya menerima uang muka dari pembeli setelah meminta persetujuan pada pihak kredit, dan sisanya akan dibayar oleh pembeli pada waktu yang telah disepakati. Pada sistem penjualan ada beberapa hal yang menyangkut dengan penjualan, yaitu: a. Menetapkan Harga Jual Harga jual elektronik disesuaikan dengan jenis unitnya. Semakin bagus kualitasnya, maka harga jual elektronik tersebut semakin mahal. b. Pembayaran Untuk penjualan tunai perusahaan akan menerima pembayaran sebesar 207

harga jual yang telah ditetapkan dan langsung diterima secara kontan dari pembeli. Bagian penjualan memberikan pilihan apakah pembelian dilakukan secara tunai atau kredit. Pembeli yang akan melakukan pembelian elektronik secara kredit harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan. Pembeli yang akan diberikan kredit adalah pembeli yang sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh CV. Tri Manunggal Sakato. Apabila pembeli hanya menyerahkan uang muka kepada bagian penjualan, maka bagian pemberi kredit akan membuat tagihan untuk dikirim kepada pembeli bukti telah terjadinya penjualan kredit. c. Menetapkan Jangka Waktu Kredit Dalam penetapan jangka waktu kredit, perusahaan biasanya tidak memberikan waktu yang lama. Ini dikarenakan untuk mencegah terjadi kesalahan dalam melakukan penagihan. CV. Tri Manunggal Sakato memberikan waktu kredit kepada konsumen berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan, dimana konsumen bebas memilih jangka waktu kredit yang telah ada di perusahaan. Jangka waktu kredit berdasarkan angsuran seperti 3x angsuran, 6x angsuran, 9x angsuran, 12x angsuran dan 15x angsuran. Angsuran yang dipilih konsumen harus disepakati oleh kedua belah pihak. Prosedur Yang Membentuk Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Pada CV. Tri Manunggal Sakato Sistem akuntansi penjualan kredit yaitu penjualan yang pembayarannya dilakukan setelah penyerahan barang dengan jangka waktu tertentu atau yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Adapun jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan kredit meliputi : a) Prosedur order penjualan Dalam prosedur ini, bagian penjualan menerima order dari pembeli, mendatangi langsung ke konsumen yang dikenal sebagai door to door dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. b) Prosedur persetujuan kredit Prosedur ini bertujuan agar bagian penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli dari pihak kredit. c) Prosedur distribusi penjualan Dalam prosedur ini, bagian akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh pimpinan. d) Prosedur Penyerahan Barang Prosedur ini bertujuan agar bagian pengirim mengirimkan barang pada pembeli sesuai dengan surat order pengiriman. e) Prosedur Faktur/Penagihan Prosedur penagihan bertujuan untuk membuat faktur penjualan dan dikirim kepada pembeli f) Prosedur Pencatatan Akuntansi Dalam prosedur pencatatan akuntansi, bagian akuntansi membuat kartu piutang berdasarkan faktur penjualan. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit pada CV Tri Manunggal Sakato dapat dilihat gambar berikut: 208

Gambar 1 Bagan Alir sistem akuntansi penjualan Kredit CV. Tri Manunggal Sakato Keterangan : FP : Faktur Penjualan Sumber : CV. Tri Manunggal Sakato Sistem Akuntansi Penjualan Kredit berdasarkan Bagan Alir pada CV. Tri Manunggal Sakato terdiri dari beberapa bagian berikut: 1. Bagian Penjualan Pada bagian penjualan, transaksi dimulai dengan menerima order dari pelanggan, melakukan negosiasi dan menjelaskan persyaratan penjualan secara kredit. Setelah kesepakatan tercapai maka diterbitkan faktur penjualan oleh bagian penjualan sebanyak tiga rangkap yang masing- 209

masing akan diberikan kepada bagian kredit, bagian akuntansi dan pembeli. 2. Bagian Kredit Bagian kredit menerima faktur penjualan barang dagang dan membuat formulir pengajuan kredit yang diisi oleh pembeli beserta syarat pengajuan kredit,. Sebelum bagian kredit menyetujui maka bagian kredit harus mengumpulkan informasi terhadap pembeli. Jika diterima maka pembeli dapat menerima barang yang diinginkan sesuai dengan prosedur yang telah disepakati. Kemudian bagian kredit membuat surat pengajuan kredit. Jika ditolak maka pembeli diberikan surat penolakan kredit. 3. Bagian Keuangan Bagian Kasir melakukan pemeriksaan kembali terhadap faktur penjualan kredit yang diberikan oleh bagian kredit. Setelah menerima pembayaran uang muka dari pembeli dan mencatatnya ke dalam buku penjualan dan piutang, selanjutnya dibuat laporan penerimaan kas. 4. Pimpinan Pimpinan akan memeriksa kembali laporan penerimaan kas yang dibuat oleh bagian kasir berupa faktur penjualan tunai, jika sudah baik dan benar, laporan penerimaan kas ditandatangani dan kemudian pimpinan akan memberikan kepada bagian akuntansi untuk dilakukan pencatatan. 5. Bagian Pengecekan Pada bagian pengecekan, dilakukan pemerikssaan kembali terhadap faktur penjualan yang telah disetujui oleh bagian kredit sehingga bagian pengecekan memeriksa barang yang dipesan dan mengambilkan barang lalu diberikan kepada pelanggan. 6. Pembeli Setelah bagian pengecekan memeriksa barang dan telah sesuai barang yang dipesan dengan faktur penjualan maka pembeli akan menerima barang tersebut beserta faktur pembeliannya. Karena ini merupakan penjualan kredit, maka bagian pembeli menerima faktur berwarna merah dan setelah melunasinya maka akan diberikan faktur yang putih. 7. Bagian Akuntansi Dari laporan penerimaan kas atas penjualan kredit yang telah diotorisasi oleh pimpinan pada bagian akuntansi diperiksa ulang kembali, kemudian laporan penerimaan kas yang telah di tanda tangani atau telah mendapatkan persetujuan pimpinan akan di catat oleh bagian akuntansi dalam bentuk jurnal dan buku besar. Dokumen Akuntansi yang digunakan pada CV. Tri Manunggal Sakato Dokumen yang digunakan oleh CV. Tri Manunggal Sakato adalah Faktur penjualan, Surat pengajuan kredit dan Surat penolakan kredit. Faktur penjualan digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan mengenai transaksi penjualan tunai dan kredit. Pada penjualan tunai faktur diisi oleh bagian penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli ke bagian kasir. Tembusan faktur berwarna putih diberikan kepada pembeli yang melakukan pembelian secara tunai. Sedangkan faktur yang berwarna merah diberikan kepada pembeli yang melakukan pembelian secara kredit yang tembusan lainnya dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang oleh bagian kredit. Surat pengajuan kredit yang berisi tentang pengajuan kredit yang dibuat oleh bagian kredit yang sesuai dengan data calon pembeli. Surat penolakan kredit yang berisi tentang pernyataan penolakan kredit untuk calon pembeli yang tidak memenuhi pengisian data yang lengkap. 210

Analisis Terhadap Sistem Akuntansi Penjualan Kredit CV. Tri Manunggal Sakato Sistem akuntansi penjualan kredit CV. Tri Manunggal Sakato menggunakan prosedur atau tahap-tahap secara terstruktur dan dapat dijelaskan dengan bagan alir dimana pembeli datang ke CV. Tri Manunggal Sakato untuk mengorder barang yang diinginkan kepada bagian penjualan. Bagian penjualan melayani pembeli dan menerima order dari barang yang diinginkan serta menjelaskan persyaratan penjualan kredit dan mengisi faktur penjualan dengan membuat 3 rangkap, rangkap ke-1 warna putih untuk bagian kredit, rangkap ke-2 warna merah untuk bagian pengecekan dan rangkap ke-3 warna kuning untuk bagian akuntansi. Bagian kredit menerima faktur penjualan yang diserahkan dari bagian penjualan serta mengisi data pembeli yang akan melakukan pengajuan kredit dan mengumpulkan informasi tentang calon pembeli atau kreditur yang akan diberikan kredit. Tugas ini dilakukan oleh bagian kredit. Jika diterima oleh bagian kredit pembeli dapat menerima barang yang diinginkan sesuai dengan prosedur yang disepakati dan membuat surat pengajuan kredit. Jika ditolak maka bagian kredit membuat surat penolakan pengajuan kredit dan surat diberikan langsung kepada calon pembeli. Bagian keuangan melakukan pemeriksaan kembali faktur penjualan dan surat pengajuan kredit. Surat pengajuan kredit dikeluarkan oleh bagian keuangan, setelah dikelurkan surat pengajuan kredit bagian keuangan menerima uang muka dari pembeli dan membuat laporan uang muka. Laporan uang muka selanjutnya diarsipkan. Pimpinan menerima laporan uang muka beserta bukti faktur penjualan dan melakukan pemeriksaan serta menandatangani laporan yang dibuat oleh bagian keuangan dengan bukti faktur penjualan. Bagian pengecekan menerima faktur penjualan serta memeriksa barang yang diinginkan calon pembeli dan Faktur penjualan diberikan kepada pembeli (merah) bersamaan dengan barang yang diinginkan pembeli. Bagian akuntansi melakukan kegiatan pemeriksaan kembali faktur penjualan (kuning), membukukan transaksi penjualan kredit, mencatat jurnal penjualan kredit yang selanjutnya di posting ke buku besar. Berdasarkan analisis penjualan kredit pada CV. Tri Manunggal Sakato bagan alir tersebut mempunyai sistem akuntansi yang sesuai dengan dokumen dan tahapan prosedur yang terstruktur dan jelas, tetapi pada flowchart diatas terdapat ketimpangan dimana laporan uang muka yang ditandatangani pimpinan terlebih dahulu beserta bukti faktur penjualan yang selanjutnya melakukan pemeriksaan barang oleh bagian pengecekan. Menurut Standar Operasional Prosedur (SOP) perusahaan masalah yang ada di bagan alir diatas tidak relevan perlu dikoreksi kembali dengan benar seperti diperiksa terlebih dahulu oleh bagian pengecekan bukti faktur penjualan dan memeriksa kembali barang yang diinginkan pembeli. Apabila barang yang diinginkan tersedia di perusahaan maka laporan yang dibuat bagian keuangan dengan bukti faktur penjualan baru ditandatangani oleh pimpinan. Dalam melakukan analisa terhadap sistem akuntansi penjualan CV. Tri Manunggal Sakato, penulis mencoba mengklasifikasikan dari berbagai hal dalam sistem dan prosedur yang ada, diantaranya : 1. Dokumen yang digunakan Dokumen dokumen yang digunakan oleh CV. Tri Manunggal Sakato telah sesuai dengan dokumen-dokumen yang memang dibutuhkan perusahaan dan sesuai dengan sistem akuntansi yang berlaku umum. Seperti faktur 211

penjualan, surat pengajuan kredit dan surat penolakan kredit. 2. Bagian yang terlibat Dalam sistem akuntansi penjualan tunai dan kredit pada CV. Tri Manunggal Sakato, bagian-bagian yang terlibat sudah baik. Dimana fungsi masing-maasing bagian sudah jelas. Bagian yang terlibat antara lain yaitu : bagian penjualan, bagian kredit, bagian keuangan, pimpinan, bagian akuntansi, dan bagian pengecekan. 3. Prosedur penjualan Prosedur penjualan tunai maupun kredit yang dilakukan CV. Tri Manunggal Sakato sudah melalui tahap-tahap dengan urutan yang jelas sesuai dengan sistem dan prosedur yang diterapkan oleh CV. Tri Manunggal Sakato. Prosedur ini dimulai dari melalui pembeli pada bagian penjualan sampai dilakukannya pencatatan oleh bagian akuntansi. 4. Unsur pengendalian Dalam pelaksanaan pengendalian intern yang dilakukan oleh CV. Tri Manunggal Sakato pada sistem akuntansi penjualan sudah baik, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pemisahan fungsi-fungsi terkait pada proses penjualan dan prosedur pencatatan dengan praktek yang sehat dalam sistem akuntansi penjualan baik secara tunai atau kredit. Pengendalian intern lainnya yang dilakukan oleh CV. Tri Manunggal Sakato yaitu dengan memasang CCTV dibeberapa titik, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang atau kehilangan barang SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan mengenai sistem akuntansi penjualan kredit pada CV. Tri Manunggal Sakato. Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. CV. Tri Manunggal Sakato telah melakukan sistem akuntansi penjualan kredit berdasarkan tahap-tahap yang telah ditetapkan dengan jelas sesuai dengan sistem dan prosedur. Prosedur ini dimulai dari melayani pembeli pada bagian penjualan sampai dilakukannya pencatatan oleh bagian akuntansi supaya penjualan kredit pada CV. Tri Manunggal Sakato lebih efektif dan efisien. 2. Penerapan sistem akuntansi penjualan kredit CV. Tri Manunggal Sakato telah dilakukan dengan baik dan menunjang kelancaran aktifitas penjualan kredit. Dimana fungsi masing-masing bagian sudah jelas. Bagian yang terlibat antara lain yaitu bagian penjualan, bagian keuangan, pimpinan, bagian akuntansi, bagian kredit dan bagian pengecekan. 3. Dokumen pendukung pada sistem penjualan CV. Tri Manunggal Sakato adalah faktur penjualan yang digunakan oleh bagian penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli ke bagian keuangan. Surat pengajuan kredit berisikan persetujuan kredit yang telah diterima oleh bagian kredit sedangkan surat penolakan kredit berisikan penolakan pengajuan kredit yang tidak sesuai dengan syarat dan langsung diberikan kepada pembeli. 4. Sistem penjualan pada CV. Tri Manunggal Sakato telah memiliki pengendalian intern yang baik yaitu adanya pemisahan fungsi-fungsi terkait pada proses penjualan, sistem otorisasi dan pencatatan praktek yang sehat dalam sistem akuntansi penjualan kredit. Pengendalian intern lainnya yang dilakukan CV. Tri Manunggal Sakato yaitu dengan memasang CCTV dibeberapa titik, untuk mengantisipasi kemungkinan 212

terjadinya penyalahgunaan wewenang atau kehilangan barang. Saran Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya maka dapat diajukan saransaran yang mungkin dapat dipertimbangkan dan dapat digunakan pada CV. Tri Manunggal Sakato adalah sebagai berikut : 1. Tetap menjaga dan mempertahankan sistem penjualan yang telah berjalan dengan sangat baik. 2. Sebaiknya perusahaan menetapkan batasan penjualan kredit dan jangka waktu pelunasan pada konsumen agar resiko piutang tak tertagih dapat diminimalisir dan mempermudah perusahaan dalam melakukan penagihan piutang nantinya. 3. Tetap mempertahankan sistem pengendalian internal di CV. Tri Manunggal Sakato agar dapat terkendalinya semua kegiatan operasional yang ada dan mampu meminimalisirkan penyelewengan yang dilakukan oleh karyawan. 4. Pada bagan alir yang menjelaskan tentang sistem penjualan kredit pada CV. Tri Manunggal Sakato perlu dikoreksi kembali oleh perusahaan, karena ada ketimpangan prosedur seperti pemimpin yang menandatangani laporan yang dibuat bagian keuangan yang belum di lakukan pengecekan barang terlebih dahulu.. 2013. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Puspitawati, Lilis. Dewi Srianggadini. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta. Graha Ilmu. Warren, carl S., Reeve, James M., Duchac, Jonathan E. Dkk. 2014. Pengantar Akuntansi Berbasis PSAK. Edisi 25. Jakarta: Salemba Empat. Widya, Vivi. 2014. Sistem Akuntansi Penjualan Pada CV. Alluminium Padang: Tugas Akhir. STIE Dharma Andalas Padang. Wiratna, V.Sujarweni. 2015. Sistem Akuntansi. Jakarta: Pustaka Baru Press. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 2011. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Hery. 2014. Akuntansi Dasar Jakarta: Gramedia Widiasrana. Mardi. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. 213