Selamat Datang di PENYAKIT BERSUMBER DONGGALA BINATANG (P2B2) DONGGALA BALAI LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT PROFIL TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI

KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

LAPORAN KINERJA BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala

LAPORAN TAHUNAN TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala

PROFIL BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Kinerja Tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN SCHISTOSOMIASIS DI DESA PUROO KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI TAHUN 2014 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih me rupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gigitan nyamuk sering membuat kita risau karena. rasanya yang gatal. Akan tetapi nyamuk tidak hanya

RENCANA AKSI. Tahun Revisi I KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala

LAPORAN TAHUNAN TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala

BAB I PENDAHULUAN. Serangga mempunyai berbagai peran di ekosistem yang oleh manusia

Risk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SEDIAAN BIOLARAS DALAM RANGKA KEMANDIRIAN BAHAN BAKU BIOLARVASIDA

BAB I PENDAHULUAN. 2011a). Tahun 2010 Indonesia tercatat sebagai negara dengan angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RPOFIL BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA TAHUN 2014

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT (B2P2VRP), SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang

BAB I. Pendahuluan. A. latar belakang. Di indonesia yang memiliki iklim tropis. memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik

LAPORAN TAHUNAN TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

RENCANA AKSI KEGIATAN LOKA LITBANG P2B2 CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sebagai vektor penyakit seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tropis antara lain adalah malaria dan filariasis merupakan masalah

I. PENDAHULUAN. Nyamuk Aedes Agypti merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit

ARTIKEL PARASITOLOGI. Editor: Fircha Silvia Nugraheni G1C PROGRAM DIPLOMA IV ANALIS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016

ARTIKEL PENULARAN SCHISTOSOMIASIS DIDESA DODOLO DAN MEKARSARIDATARAN TINGGINAPU SULAWESI TENGAH. Rosmini,* Soeyoko,** Sri Sumarni**

I. PENDAHULUAN. dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.), malaria

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan dunia kesehatan. Dimana Nyamuk adalah ektoparasit

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan. tahun 1953 di Fillipina. Selama tiga dekade berikutnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nyamuk merupakan serangga yang seringkali. membuat kita risau akibat gigitannya.

BAB I PENDAHULUAN. (DBD) Filariasis. Didaerah tropis seperti Indonesia, Pada tahun 2001, wabah demam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. provinsi dan 2 kota, menjadi 32 kasus (97%) dan 382 kasus (77%) kabupaten/kota pada

Kata Pengantar. Ciamis, Mei 2014 KEPALA LOKA LITBANG P2B2 CIAMIS. Lukman Hakim, SKM, M. Epid NIP

Proses Penularan Penyakit

UJI EFEKTIFITAS MINYAK ATSIRI BUNGA MELATI (Jasminum sambac L) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK CULEX (Culex quinquefasciatus)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis, sehingga. merupakan daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang penyebarannya

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. WHO melaporkan dengue merupakan mosquito-borne disease yang tercepat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2015

PENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA

Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONDISI IKLIM DAN MIKROHABITAT FISIK DAERAH ENDEMIS SCHISTOSOMIASIS DI DATARAN TINGGI NAPU KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sampai saat ini. DBD merupakan salah satu masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

RENCANA AKSI BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA TAHUN

Media Litbangkes Vol 23 No. 3, Sept 2013,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan bagi negara tropis/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA (BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA)

Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi vektor dari penyakit Demam Berdarah ini dikenal dengan

KATA PENGANTAR. Kepala, Lukman Hakim, SKM, M.Epid

I. PENDAHULUAN. aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat. kejadian luar biasa atau wabah (Satari dkk, 2005).

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BIONOMIK SCHISTOSOMA TAPONICUM PADAMENCIT(Musmusculus)DILABORATORIUM

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah cukup besar yang menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang masih menjadi fokus utama masyarakat Internasional serta

Analisis Spasial Distribusi Kasus Filariasis di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun

BAB I PENDAHULUAN. organisme termasuk manusia. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA AKSI KEGIATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai vektor borne diseases. Vektor adalah Arthropoda atau

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang. disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina

ARTIKEL VEKTOR MALARIA DIDAERAH BUKIT MENOREH, PURWOREJO, JAWA TENGAH. Enny Wahyu Lestari, Supratman Sukovvati, Soekidjo, R.A.

PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI KESEHATAN

Efektifitas Baccilus thuringiensis Sebagai Larvasida Vektor Malaria di Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik WHO menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 3,2 milyar

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN.. HALAMAN PERNYATAAN. KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Transkripsi:

Selamat Datang di PROFIL TAHUN 2016 BALAI LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BALAI BERSUMBER LITBANG BINATANG PENGENDALIAN (P2B2) PENYAKIT BERSUMBER DONGGALA BINATANG (P2B2) DONGGALA BADAN LITBANGKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Donggala, 26 Juli 2013

SEJARAH BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA Tahun 1997 - Stasiun Lapangan Pemberantasan Vektor - Proyek ICDC & Bank Pembangunan Asia (ADB) - Dirjen P2MPLP Tahun 2000 - Unit Pelaksana Fungsional Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit (UPF-PVRP) Keputusan Kepala Badan Litbangkes No. KP.04.04.2.2.2433 tanggal 31 Agustus 2000 Operasional 1 September 2000 Badan Litbangkes UPF-PVRP pada BPVRP Salatiga Tahun 2003 - Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang Donggala Keputusan No.1406/Menkes/SK/IX/2003 Badan Litbangkes Tahun 2008 sekarang Balai Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala SK Menkes nomor 895/Menkes/Per/IX/2008 Badan Litbangkes - eselon III B

Tahun 2001 UPF-VRP Tahun 2005 Loka Litbang P2B2

Tahun 2013 Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2010 Balai Litbang P2B2 Donggala

Tahun 2016 Balai Litbang P2B2 Donggala

KEDUDUKAN, SUSUNAN, DAN STRUKTUR ORGANISASI Balai Litbang P2B2 Donggala (BP4B2 Donggala) merupakan UPT di lingkungan Badan Litbangkes dengan ampuan Pusat 3. Susunan organisasi sesuai SK Menkes Nomer 920/Menkes/V/2011 yaitu : Kepala, Subbagian Tata Usaha, Seksi Program dan Kerjasama, Seksi Pelayanan Penelitian, Instalasi, dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Lanjutan kedudukan,susunan... Struktur Organisasi BP4B2 Donggala Tahun 2016 KEPALA Muh. Faozan, S.K.M., M.P.H. SUBBAGIAN TATA USAHA Rosmini, S.K.M., M.Sc. SEKSI PROGRAM DAN KERJASAMA Hayani Anastasia, S.K.M., M.P.H. SEKSI PELAYANAN PENELTIAN Sitti Chadijah, S.K.M., M.Si. INSTALASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

VISI,MISI,TUGAS, FUNGSI, DAN KEGIATAN UNGGULAN VISI Menjadi institusi unggulan (center of excellent) litbang P2B2 di Indonesia

MISI Meningkatakan pelaksanaan litbang P2B2 Meningkatkan pengembangan kapasistas kelembagaan melalui peningkatan SDM, sarpras litbang P2B2 Meningkatkan jejaring kerjasama dan diseminasi hasil- hasil ltbang P2B2

TUGAS DAN FUNGSI Tugas : melaksanakan penelitian dan pengembangan P2B2 Fungsi : Penyusunan rencana program Pelaksanaan kerjasama Pelaksanaan monev dan pelaporan Pelaksanaan litbang sesuai keunggulannya Penentuan karakteristik epidemiologi penyakit Pengembangan metode dan teknik P2B2

Lanjutan tugas dan fungsi... Pengelolaan sarana litbang dan pelayanan masyarakat Pengembangan jaringan informasi dan iptekkes Pelaksanaan diseminasi dan promosi hasilhasil litbang Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan

KEGIATAN PENELITIAN UNGGULAN DAN FOKUS PENELITIAN Penelitian Unggulan Melaksanakan litbang Penyakit Parasitik Jaringan, seperti Schistosomiasis, Taeniasis/Sistiserkosis, dan Malaria Fokus Penelitian Melaksanakan litbang Parasitik Jaringan khususnya Schistosomiasis dan Taeniasis/Sistiserkosis dengan tetap melaksanakan litbang terhadap PB2 lainnya seperti malaria, demam berdarah, filariasis, dan flu burung

SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah Total Pegawai 60 orang, pegawai definitif/pns : 42 pegawai, honorer 13 pegawai, mengabdi 5 pegawai 22% 8% 70% PNS Honorer Mengabdi

Pegawai definitif menurut Jabatan No Jabatan Jumlah 1 Kepala Balai (Eselon III.b) 1 2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Eselon 1 IV.b)/Peneliti Muda 3 Kepala Seksi Program dan Kerjasama 1 (Eselon IV.b)/Peneliti Muda 4 Kepala Seksi Pelayanan Penelitian Eselon IV.b)/Peneliti Muda 1 5 Peneliti Pertama 14 6 Peneliti Muda 4 7 Teknik Litkayasa 2 8 Fungsional Umum 18

Pegawai definitif menurut Golongan No Golongan Jumlah 1 2 3 4 IV III II I 1 34 6 1 42

Pegawai definitif menurut Pendidikan Terakhir No 1 2 3 4 Pendidikan Terakhir S2 S1 D3 SMA/Sederajat Jumlah 15 21 5 SMP / Sederajat 1 4 1 42 2%2% 27% 37% 32% S2 S1 D3 SMA SMP

Pegawai definitif menurut Jenis Kelamin No 1 2 Pendidikan Terakhir Laki - Laki Perempuan Jumlah 20 22 42 52% 48% Laki-laki Perempuan

Pegawai definitif menurut Kelompok Umur No Umur (tahun) Jumlah 1 2 30 31-40 7 25 3 41 10 19% 51% 30% 30 31-40 41

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Untuk mendukung penelitian dan pengembangan, BP4B2 Donggala memiliki laboratorium/instalasi dan kemampuannya : 1. Instalasi Parasitologi 2. Instalasi Entomologi 3. Instalasi Sumber Daya Hayati 4. Instalasi/Lab Biomolekuler 5. Instalasi Hewan Coba 6. Instalasi Epidemiologi & Informatika Kesehatan

Laboratorium Parasitologi: Instalasi Parasitologi Identifikasi parasit malaria secara mikroskopis Identifikasi protozoa usus (Entamoeba coli, E.histolityca, Balantidium coli) Identifikasi parasit toxoplasmosis Identifikasi protozoa lain (Crypstosporidium sp, E.gingivalis, dll) Melakukan uji efektifitas obat anti malaria Melakukan invivo Plasmodium Melakukan uji obat anti malaria dari bahan tanaman

Lanjutan Instalasi Parasitologi Laboratorium Helmintologi: Identifikasi cacing parasit (Nematoda, Trematoda, Cestoda) secara mikroskopis Identifikasi telur cacing parasit dari tinja manusia secara mikroskopis Identifikasi telur cacing parasit dari tinja hewan secara mikroskopis Kultur telur cacing parasit (schistosoma, cacing tambang) Identifikasi serkaria cacing parasit Kultur cacing schistosoma secara in vivo pada hewan coba Isolasi cacing parasit Pemeriksaan peningkatan komponen darah pada orang yang terinfeksi Melakukan uji efektifitas obat anti cacing parasit Pembuatan antigen ekskretori sekretori cacing dan pembuatan antigen soluble

Instalasi Entomologi Melakukan kolonisasi nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, Culex sp. Identifikasi nyamuk yang berkaitan dengan penyakit bersumber binatang, antara lain Anopheles sp, Culex sp, Aedes sp, Toxorychites sp, Mansonia sp, Armigeres sp. Identifikasi nyamuk vektor dan non vektor. Melakukan pembuatan spesimen nyamuk/pinning/koleksi spesimen serangga yang berhubungan dengan kesehatan. Melakukan pembedahan kelenjar saliva untuk mengetahui sporozoit.

Lanjutan Instalasi Entomologi Melakukan pembedahan abdomen nyamuk untuk mengetahui parous dan nulliparous. Melakukan Mounting (membuat preparat larva). Melakukan survei entomologi antara lain survei longitudinal dan spot survei. Melakukan analisis lingkungan breeding places nyamuk. Pemeriksaan ektoparasit pada tikus. Melakukan uji bioassay insektisida. Melakukan uji resistensi insektisida baik insektisida yang digunakan di rumah tangga maupun oleh program.

Instalasi Sumber Daya Hayati Unit Sumber Daya Hayati Botani: Melakukan budidaya tanaman berkhasiat Melakukan kegiatan pasca panen Membuat sediaan galenika (Ekstraksi dengan metode Maserasi, Dekok, Infundasi, Perkolasi, Sokletasi, Destilasi Minyak atsiri) Melakukan uji kualitatif tanaman berkhasiat (Alkaloid, Flavonoid, Fenolat, Saponin, Terpenoid/steroid, Tanin/polifenol, Minyak atsiri) Membuat koleksi herbarium basah dan kering Pembuatan pupuk kompos (Mendukung kegiatan Budidaya tanaman) Melakukan Uji khasiat tanaman berkhasiat sebagai insektisida, larvasida, Moluskisida dan anthelmintik (Kerjasama dengan Instalasi Parasitologi, Instalasi Entomologi, Instalasi Hewan Coba dan Instalasi Biomolekuler).

Lanjutan Instalasi Sumber Daya Hayati Unit Sumber Daya Hayati Hewani: Memelihara hewan predator sebagai musuh alami larva dan jentik nyamuk. Melaksanakan penelitian hewan yang dapat digunakan dalam pengendalian penyakit parasitik jaringan dan penyakit bersumber binatang lainnya Melakukan Pengembangan metode pengendalian vektor dan agent yang merugikan menggunakan hewan yang bersifat predator, parasitoid, dan sebagai musuh alami.

Laboratorium Biomolekuler Melakukan pemeriksaan DNA parasit dengan PCR dan elektroforesis Melakukan analisis keragaman genetik keong perantara Schistosomiasis Melakukan analisis keragaman genetik protozoa parasit Melakukan pemeriksaan antigen dan antibodi parasit dengan ELISA Secara teknis mendukung semua pemeriksaan parasit, baik protozoa, cacing, maupun nyamuk Identifikasi parasit malaria, cacing parasit (Nematoda, Trematoda, Cestoda), telur cacing parasit dari tinja manusia dan hewan dengan PCR Pemeriksaan antibodi anti parasit Penentuan produksi antibodi (AGPT) Melakukan analisis keragaman genetic cacing parasit

lanjutan.. Laboratorium Biomolekuler Isolasi dan produksi antigen ES, soluble, dan WWE dari cacing parasit (Schistosoma, Fasciola) Produksi antibodi IgG pada hewan coba Pemeriksaan kualitas antigen dan antibodi parasit Pemeriksaan berat molekul antigen dan antibodi parasit

Instalasi Hewan Coba Memelihara dan kolonisasi serangga yang berhubungan dengan penyakit bersumber binatang. Mengembangbiakkan dan menyediakan hewan coba. Mengontrol penyakit hewan coba. Mendiagnosis penyakit hewan coba

Instalasi Epid & Infokes Metologi penelitian (desain penelitian, pengitungan sampel, dan sampling) Analisis statistik (analisis sederhana sampai multivariate statistik dan spasial statistik) Analisis spasial epidemiologi Critical appraisal Penggunaan GPS Pemanfaatan software GIS Pengolahan remote sensing data Surveillance

Selain itu dalam menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan dibentuk pula Kelompok Peneliti dan Litkayasa (KPL)

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 No Judul Sumber Anggaran 1 Pengembangan Model Spasial untuk Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. 2 Pemberdayaan Anak Sekolah Dan Guru Dalam Pengendalian Schistosomiasis Di Dataran Tinggi Bada Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. 3 Pemetaan Habitat Hospes Perantara Schistosomiasis Keong Oncomelania hupensis lindoensis Di Daerah Intervensi Program Integrasi Lintas Sektor Menuju Eliminasi Schistosomiasis Di Indonesia. DIPA DIPA DIPA

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 No Judul Penelitian Sumber Anggaran 4 Mengevaluasi Efektifitas Lebih Lanjut Dihydroartemisin Piperaquine (DHP) pada penderita Malaria Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax tanpa komplikasi di Provinsi Gorontalo. 5 Penguatan Kebijakan Pengendalian Malaria Melalui Pendekatan Sosial Budaya Di Daerah Kepulauan Bangkep Dan Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun 2016. 6 Distribusi Spasial Keragaman Nyamuk Di Sekitar Kandang Ternak Di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. DIPA DIPA RISBINKES

PROGRAM DAN KERJASAMA Kerjasama yang telah terjalin dituangkan dengan penandatangan nota kesepahaman antara Badan litbangkes dengan universitas dan juga penandatanganan kerja sama antara Balai Litbang P2B2 Donggala dengan beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Kota Palu.

Perpustakaan, jumlah buku yang masuk pada tahun 2016 No Jenis Koleksi Jumlah 1 Buku Kesehatan/ Umum 25 2 Buletin Penelitian Kesehatan 32 3 Jurnal Ekologi Kesehatan 34 4 Media Penelitian Kesehatan 7 5 Datak,PIA 5 6 KILAP,KIM,KIPPI 7 Laporan Penelitian, Magang,Tesis 8 8 Laporan Kegiatan,Tahunan, seminar 3 9 Prosiding, Profil 6 10 Jurnal-jurnal lainnya 4 Total 124

Jurnal Ilmiah BP4B2 Donggala adalah Jurnal Vektor Penyakit yang terbit 2 x dalam setahun. Media website juga digunakan untuk penyampaian berita, komunikasi dan diseminasi kegiatan. Website BP4B2 Donggala : www.donggala.litbang.depkes.go.id Email : bp4b2donggala@litbang.depkes.go.id dan bp4b2donggala@gmail.com

SARANA DAN PRASARANA

Thank You