LAPORAN TAHUNAN TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala"

Transkripsi

1 LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala Tahun 2016

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, karena atas rahmat dan karunia- Nya sehingga laporan tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2015 dapat diselesaikan. Laporan tahunan ini mencakup seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2015 yang disertai dengan hasil dan pembahasannya serta dukungan dan permasalahan yang ditemukan. Semoga laporan tahunan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan pertimbangan khususnya bagi pengambil kebijakan di lingkungan Badan Litbangkes Kemenkes RI dalam upaya pengembangan fungsi Balai Litbang P2B2 Donggala. Menyadari keterbatasan dan kendala yang ada, maka saran-saran untuk perbaikan format dan substansi laporan tahunan berikutnya sangat kami harapkan baik dikomunikasikan secara langsung, surat resmi maupun melalui . Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku laporan tahunan ini. Donggala, Januari 2016 Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala JASTAL, SKM, M.Si Nip i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v BAB I. ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN Hambatan Tahun Kelembagaan Sumber Daya... BAB II. TUJUAN DAN SASARAN KERJA Dasar Hukum Tujuan, Sasaran dan Indikator... BAB III. STRATEGI PELAKSANAAN Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran Hambatan dalam Pelaksanaan Tujuan Terobosan yang Dilakukan... BAB IV. HASIL KERJA Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pencapaian Kinerja Realisasi Anggaran Upaya untuk meraih WTP dan Reformasi Birokrasi... BAB V. PENUTUP ii

4 DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala berdasarkan Jabatan 5 Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun Jumlah Sarana dan Prasarana Kantor Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun Jumlah Alokasi Dana Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun Uraian Tugas, Fungsi dan Output Balai Litbang P2B2 Donggala 11 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun Jumlah koloni bakteri dan jamur pada uji kontaminasi di laboratorium 20 Perubahan fisiologis uji in fitro cacing Ascaris suum terhadap ekstrak murni tanaman bangle pada pengamatan per jam selama 6 jam di laboratorium helmintologi 21 Perubahan fisiologis uji in fitro cacing Ascaris suum terhadap ekstrak murni tanaman bangle pada pengamatan per 6 jam di laboratorium helmintologi 22 Distribusi Spesimen Basah dan Kering Dalam Ruang Spesimen Laboratorium Helmintologi, Tahun Hasil identifikasi tikus yang tertangkap pada daerah fokus keong O.h.lindoensis di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso Tahun Hasil kolonisasi (rearing) nyamuk di Instalasi Laboratorium Entomologi 27 Jumlah nyamuk hasil kolonisasi di rearing Instalasi Laboratorium Entomologi 27 Jumlah nyamuk hasil kolonisasi rearing nyamuk pada Instalasi iii

5 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Table 20 Table 21 Table 22 Table 23 Table 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Laboratorium Entomologi Hasil kolonisasi (rearing) nyamuk pada Instalasi Laboratorium Entomologi Hasil uji repellent ekstrak kulit buah langsat Instalasi Laboratorium Entomologi Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2015 uji pendahuluan Ekstrak Daun Jambu Biji terhadap Larva Ae. albopictus Uji pendahuluan efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai insektisida pada Ae. albopictus Uji anti nyamuk elektrik ekstrak buah belimbing wuluh terhadap nyamuk Ae. aegypti Uji pendahuluan ke II, efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai insektisida pada Ae. albopictus Hasil pengukuran konsentrasi DNA nyamuk Aedes sp Hasil pengukuran konsentrasi DNA nyamuk Anopheles sp di Laboratorium Biologi Molekuler dan Imunologi tahun 2015 Hasil pengecekan DNA keong O.h. lindoensis sampel Bada yang dengan maestro nano spectrophotometer Hasil pengukuran konsentrasi DNA sampel cacing S.japonicum Hasil pengukuran konsentrasi DNA dari organ ginjal tikus di Laboratorium Biologi Molekuler dan Imunologi tahun 2015 Hasil Proses Amplifikasi DNA leptospirosis (PCR) Hasil pengukuran konsentrasi DNA kontrol positif leptospirosis Pemanfaatan instalisi hewan coba Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2015 Pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Litbang P2B2 Donggala, Tahun 2015 Realisasi Anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala berdasarkan Jenis Belanja Tahun iv

6 DAFTAR DIAGRAM/GAMBAR Diagram 1 Diagram 2 Diagram 3 Gambar 1 Diagram Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala berdasarkan Kelompok Umur Diagram Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala berdasarkan Jenis Kelamin Diagram Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala berdasarkan Golongan.. Profil elektroforesis hasil PCR DNA keong O.h. lindoensis dari Dataran Tinggi Bada dengan primer ITS2 OH. M: marker; sampel 1-5 : tidak terbentuk pita DNA v

7 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Realisasi Anggaran berdasarkan jenis belanja tahun anggaran 2015 Formulir penunjang keuangan dengan sasaran kinerja tahun 2015 Publikasi Ilmiah Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015 yang dimuat Majalah Ilmiah terakreditasi Hasil penelitian pemetaan status kerentanan aedes aegypti terhadap insektisida di indonesia 2015 vi

8 BAB I ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN 1. Hambatan Tahun 2014 Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program kegiatan Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2014 adalah : a. Terjadi lima kali revisi DIPA sehingga mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan dan penyesuaian alokasi anggaran yang ditetapkan. Revisi pertama bertujuan untuk penggunaan dana yang diblokir, revisi kedua bertujuan untuk penggunaan output cadangan, revisi ketiga disebabkan adanya pergeseran akun belanja dalam satu komponen dalam satu output dan merevisi rencana penarikan dana, revisi keempat disebabkan adanya pergeseran pagu anggaran antara satu output yang bertujuan untuk penambahan belanja pegawai. Penambahan belanja pegawai diambil dari sisa pengadaan genset pada output pengadaan fasilitas perkantoran dan output penelitian di bidang parasitik jaringan. Revisi kelima dilakukan karena adanya pergeseran pagu anggaran dalam satu output yang bertujuan untuk penambahan belanja gaji dalam hal ini penambahan gaji pokok pegawai, tunjangan suami/istri dan uang makan). Kelima revisi dipa yang dilaksanakan selama tahun 2014 tidak menyebabkan terjadinya perubahan pagu anggaran. b. Masih adanya pegawai yang rangkap jabatan sehingga terjadi penumpukan pekerjaan. 2. Kelembagaan Balai litbang P2B2 Donggala merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, yang 1

9 mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang. Balai Litbang P2B2 Donggala bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Secara administrasi dibina oleh sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, dan secara teknis fungsional dibina oleh Pusat Teknologi dan Intervensi Kesehatan Masyarakat (PTIKM). Adapun susunan organisasi Balai Litbang P2B2 Donggala berdasarkan peraturan Menkes RI Nomor 920/MENKES/V/2011 sebagai berikut : 1. Kepala 2. Subbagian Tata Usaha 3. Seksi Program dan Kerjasama 4. Seksi Pelayanan Penelitian 5. Instalasi 6. Kelompok Jabatan Fungsional Berikut ini struktur organisasi Balai Litbang P2B2 Donggala: 2

10 Bagan Struktur Organisasi Balai Litbang P2B2 Donggala SK MENKES No. 920/MENKES/V/2011 K E P A L A Jastal, SKM, M.Si SUBBAGIAN TATA USAHA Sitti Chadijah, SKM, M.Si SEKSI PROGRAM DAN KERJA SAMA Rosmini, SKM, M.Sc SEKSI PELAYANAN PENELITIAN Hayani Anastasia, SKM, INSTALASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 3

11 3. Sumber Daya Balai Litbang P2B2 memiliki sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta alokasi anggaran sebagaimana diuraikan berikut ini: a. Sumber Daya Manusia (SDM) Peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian harus disertai dengan peningkatan sumber daya baik manusia maupun sumber daya pendukung lainnya. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan komponen penggerak utama dalam menunjang pelaksanaan program kerjanya. Upaya yang terpadu dan berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme SDM harus dilakukan sinergis dengan peningkatan mutu ilmiah penelitian kesehatan yang dilakukan, selain peneliti juga di lakukan peningkatan mutu SDM administrasi melalui pelatihan serta pertemuan sehingga menunjang kinerja tenaga administrasi menjadi lebih baik. Rincian jumlah pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan jabatan Pada tabel 1 menunjukan pegawai balai litbang P2B2 donggala berdasarkan jabatan pada tahun Jabatan fungsional yang ada sampai saat ini yaitu jabatan fungsional peneliti, litkayasa dan fungsional umum. Ada empat pegawai pegawai yang melaksanakan tugas rangkap yaitu sebagai sebagai peneliti dan struktural dan beberapa peneliti masih melakukan tugas rangkap mengerjakan administrasi. 4

12 Tabel 1. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala Berdasarkan Jabatan Tahun 2015 No Jabatan Jumlah 1 Eselon III.b / Peneliti Muda 1 2 Eselon IV.b / Peneliti Muda 4 3 Fungsional Peneliti (Pertama dan Muda 4 Fungsional Litkayasa 2 5 Fungsional Umum 18 Jumlah Berdasarkan Kelompok Umur Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala pada tahun 2015 menurut kelompok umur paling banyak di antara umur tahun (64,8) dan paling sedikit pada umur < 30 tahun (14,3%) seperti disajikan pada diagram 1. Diagram 1.Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala Berdasarkan Kelompok Umur Tahun

13 Berdasarkan Jenis Kelamin Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala terdiri dari pegawai perempuan (52%) dan pegawai laki-laki (48%) seperti disajikan pada diagram 2 Diagram 2. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2015 Berdasarkan Golongan Keadaan pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala menurut pangkat/golongan pada tahun 2015, sebagian besar adalah penata/golongan III (81%) dan yang paling sedikit adalah pegawai dengan pangkat pembina/golongan IV dan golongan I masingmasing 1 pegawai (2,4%) seperti disajikan pada diagram 3 6

14 Diagram 3. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala Berdasarkan Golongan Tahun 2015 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Klasifikasi pendidikan pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala yaitu Strata 2 ( 26,2%), Strata 1 (5 7,1%), Diploma 3 (1 1,9%), SMA dan SMP masing-masing sebanyak 1 pegawai (2,4%). Tabel 2. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun No Tingkat Pendidikan Tahun Strata Strata Diploma SMA SMP 1 1 Jumlah b. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya penunjang dalam mencapai tujuan dan sasaran Balai Litbang P2B2 Donggala. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan berdaya guna akan memudahkan SDM dalam melaksanakan setiap kegiatan dan program yang telah ditetapkan. Inventarisasi sarana dan prasarana di lingkungan Balai Litbang P2B2 Donggala salah satunya dilakukan melalui 7

15 pelaporan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Balai Litbang P2B2 Donggala memiliki aset BMN periode per 31 Desember 2015 senilai Rp ,-. Dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Satker Balai Litbang P2B2 Donggala Jumlah Sarana dan Prasarana Kantor Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015 Sarana Prasarana Peralata Aset Gedung dan Jaring Tanah n dan Irigasi Tetap Bangunan an (m²) Mesin (unit) Lainnya (unit) (unit) (buah) (buah) Aset Tetap yang tidak digunakan (unit) c. Alokasi Anggaran Pagu semula anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2015 adalah sebesar Rp ,-. Namun adanya pemanfaatan efesiensi refocusing perjalanan dinas dilingkup Badan Litbangkes, maka pagu anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala meningkat menjadi Rp ,- peningkatan anggaran tersebut digunakan pada belanja modal berupa pengadaan alat laboratorium, perangkat pengolah data dan komunikasi, pengadaan meubelair serta pengadaan sarana gedung. Sumber pembiayaan kegiatan yang dilaksanakan berasal dari DIPA Balai Litbang P2B2 Donggala dan DIPA Badan Litbangkes tahun Rincian anggaran dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Jumlah Alokasi Anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015 No Sumber Dana Jumlah (Rp) 1 DIPA Balai Litbang P2B2 Donggala ,- 2 DIPA Badan Litbangkes Risbinkes ( 3 Penelitian) ,- Jumlah ,- 8

16 Berdasarkan laporan keuangan (SAI), total realisasi penyerapan anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala selama tahun 2015 adalah sebesar Rp ,- (93,68%). Adapun realisasi berdasarkan jenis belanja yaitu realisasi belanja pegawai Rp ,- (94,4 8%), belanja barang Rp ,- (97,49%) dan belanja modal ,- (91,59%). 9

17 BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA 1. Dasar Hukum Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kelembagaan Balai Litbang P2B2 Donggala didasarkan pada : Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 5 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Pasal Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 920/Menkes/V/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Litbang P2B2 Donggala. 2. Tujuan, Sasaran dan Indikator Program yang diselenggarakan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala bertujuan untuk mendukung program Badan Litbangkes diarahkan untuk menghasilkan IKU berupa jumlah produk / model / prototipe / standar / formulasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan. Uraian tugas dan fungsi Balai Litbang P2B2 dapat dilihat pada tabel 5. 10

18 Tabel 5. Uraian Tugas, Fungsi dan Output Balai Litbang P2B2 DonggalaTahun 2015 No Uraian Tugas dan Fungsi Output (RKAKL) 1 Penyusunan rencana dan evaluasi Tersusunnya 5 dokumen program penelitian dan pengembangan perencanaan dan evaluasi pengendalian penyakit bersumber binatang yaitu Renja, RKA-KL, LAPTAH, LAK, LAPTRI Balai Litbang 2 Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang 3 Pelaksanaan administrasi Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. P2B2 Donggala Terlaksananya 3 penelitian di bidang parasitik jaringan Terlaksananya layanan perkantoran selama 12 bulan Dalam dokumen Rencana Aksi Balai Litbang P2B2 Donggala tahun , sasaran outcome hasil program dan kegiatan Balai Litbang P2B2 Donggala adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang telah ditetapkan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala adalah Jumlah produk / Informasi / Data Litbang kesehatan strategik di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Kelompok Rentan, Sumber daya Manusia dan Fasilitas dan Perbekalan Kesehatan). IKK tersebut ditetapkan dalam rangka mencapai sasaran outcome sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbang P2B2 Donggala tahun

19 Tabel 6. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015 Sasaran strategis Indikator Kinerja Target 2015 Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Jumlah produk / Informasi / Data Litbang kesehatan strategic di bidang Teknologi Intervensi Kesehatn Masyarakat (Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Kelompok Rentan, Sumber daya Manusia dan Fasilitas dan Perbekalan Kesehatan) Jumlah Publikasi Karya Tulis ilmiah di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional

20 BAB III STRATEGI PELAKSANAAN 1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam menjalankan tugas dan fungsinya meliputi : a. Pengembangan SDM melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan. b. Peningkatan sarana dan prasarana melalui pengadaan dan pemeliharaan. c. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dengan mengikuti seminar, pameran, penerbitan jurnal dan kerjasama dengan instansi lainnya. d. Menyediakan data dan informasi hasil-hasil penelitian kepada pihak-pihak yang membutuhkan. e. Menyusun perencanaan penentuan output bersama-sama dengan penanggung jawab kegiatan. f. Membuat komitmen pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 2. Hambatan dalam Pelaksanaan Tujuan Pelaksanaan kegiatan dan program tahun 2015 Balai Litbang P2B2 Donggala mengalami berbagai hambatan dalam mencapai tujuan dan sasarannya, yaitu : a. Dalam mencapai output Produk Data Di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan ditemukan kendala yaitu pelaksanaan kegiatan penelitian tidak sesuai dengan rencana awal karena adanya kegiatan survey nasional, tetapi kegiatan survey nasional tersebut menjadi halangan dalam pencapaian out put kinerja. b. Tidak berkembangnya nyamuk Anopheles spp kemungkinan disebabkan karena nyamuk dewasa tidak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi insektarium, yang sangat berbeda dengan habitat aslinya. 13

21 3. Terobosan yang dilakukan Terobosan yang dilakukan untuk mencapai tujuan selama tahun 2015 yaitu : a. Terobosan melalui peningkatan mutu Litbangkes, dengan strategi : 1) Pertemuan kajian IPTEK tahunan yang melibatkan lintas sektor. 2) Pembahasan Proposal, protokol dan hasil penelitian di Komite Peneliti dan Litkayasa. 3) Mempersiapkan insektarium yang sesuai dengan habitat asli nyamuk Anopheles spp. b. Terobosan diseminasi hasil Litbang, dengan strategi: 1) Pelaksanaan seminar hasil Litbangkes, kerjasama dengan Politeknik Kesehatan Provinsi Mamuju 2) Ikut serta kegiatan yang dilakukan oleh lintas sektor dalam bentuk pameran hasil Balai Litbang P2B2 Donggala. c. Meningkatkan publikasi hasil litbangkes melalui seminar, dan penerbitan jurnal. 14

22 BAB IV HASIL KERJA 1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan yang dilaksanakan Balai Litbang P2B2 Donggala untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dibagi dalam tiga program pokok, yaitu: a. Penelitian dan Pengembangan P2B2 b. Pengembangan SDM, Sarana dan Prasarana c. Penyebarluasan dan Pemanfaatan Hasil Litbang Program pokok tersebut dijabarkan pada kegiatan-kegiatan berikut ini : a. Penelitian dan Pengembangan P2B2 Penelitian di Balai Litbang P2B2 Donggala pada tahun 2015 terdiri dari enam penelitian dengan pembiayaan berasal dari DIPA Balai Litbang P2B2 Donggala (3 penelitian) dan DIPA Badan Litbangkes (3 penelitian). Adapun rincian hasil penelitian sebagai berikut : 1. Penelitian DIPA Balai Litbang P2B2 a) Pemetaan status kerentanan Aedes aegypti terhadap insektisida di Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk memetakan status kerentanan vector DBD tingkat provinsi terhadap insektisida di Indonesia Penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Utara,Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat Hasil penelitian ini menunjukan kerentanan vektor DBD terhadap insektisida di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat umumnya telah resisten, kecuali beberapa wilayah tertentu yang masih toleran dan peka, untuk hasil lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 4. 15

23 b) Studi pasca pemberian obat massal pencegahan (POMP) Filariasis di Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuinya situasi filariasis pasca POMP di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian dilakukan di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat Hasil penelitian menunjukan Angka mf rate di Kab. Mamuju Utara pasca POMP tahun ke-3 adalah 1,39%, Pelaksanaan POMP filariasis di Kab. Mamuju Utara masih belum sesuai dengan prosedur, Pengetahuan dan perilaku masyarakat masih rendah sedangkan sikap sudah baik, Efek samping obat yang dirasakan oleh masyarakat paling banyak adalah sakit kepala, pusing, dan mual serta ada hubungan antara sikap dan perilaku dengan keberhasilan pelaksanaan POMP filariasis sedangkan pengetahuan dan efek smaping tidak ada hubungan dengan keberhasilan pelaksanaan POMP filariasis. c) Efektivitas penyebaran itik dalam pengendalian keong Oncomelania hupensis lindoensis di daerah fokus Schistosomiasis Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Penelitian ini bertujuan Menentukan efektivitas penebaran itik dalam menurunkan populasi keong perantara schistosomiasis, O.h. lindoensis. Penelitian dilakukan di Desa Mekarsari, Maholo, dan Watumaeta; Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan populasi keong sebelum dan sesudah penyebaran itik di Desa Watumaeta dan Maholo, namun di Desa Mekarsari ada perbedaan populasi keong sebelum dan sesudah penyebaran itik. Tidak ada perbedaan 16

24 populasi keong O.h. lindoensis dengan ada atau tidaknya penyebaran itik serta kemampuan itik dalam memakan keong adalah sekitar 50 keong per itik setiap hari 2. Penelitian DIPA Badan Litbangkes a) Uji repellant minyak atsiri kulit jeruk bali ( Citrus maxima) dalam sediaan lotion terhadap nyamuk Aedes aegypti Penelitian ini dilaksanakan untuk menentukan efektifitas minyak atsiri kulit jeruk bali ( Citrus maxima) dalam sediaan lotion berdasarkan perbedaan konsentrasi dan waktu pemaparan, Menghitung persentase daya proteksi pada berbagai konsentrasi minyak atsiri kulit jeruk bali (Citrus maxima) dalam sediaan lotion dan Mengukur konsentrasi efektif untuk daya tolak minyak atsiri kulit buah jeruk bali (Citrus maxima) sediaan lotion terhadap Ae. Aegypti. Penelitian ini dilaksanakan pada dua lokasi yaitu Desa Bobo dan Laboratorium Instalasi Sumber Daya Hayati Balai Litbang P2B2 Donggala. Hasil penelitian menunjukkan Minyak atsiri kulit jeruk bali ( Citrus maxima) dalam sediaan lotion tidak efektif sebagai repellant terhadap Ae. Aegypti karena daya proteksi pada jam ke-6 tidak mencapai 90% untuk semua sediaan. b) Uji daya bunuh ekstrak daun dan bunga kecombrang ( Etlingera elatior) tehadap larva nyamuk Ae. Aegypti. Tujuan penelitian ini adalah menentukan LC50 dan LC90 untuk ekstrak daun kecombrang terhadap larva Ae. aegypti, menentukan LC50 dan LC90 untuk ekstrak bunga kecombrang terhadap larva Ae. aegypti, menentukan perbedaan kematian Ae. aegypti pada berbagai konsentarasi ekstrak daun tanaman kecombrang, menentukan perbedaan kematian Ae. aegypti pada berbagai konsentarasi ekstrak bunag tanaman kecombrang serta 17

25 menentukan perbedaan daya bunuh konsentrasi ekstrak daun dan bunga tanaman kecombrang terhadap larva Ae. aegypti Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instalasi Sumber Daya Hayati Balai Litbang P2B2 Donggala Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah Nilai LC50 dan LC90 untuk ekstrak daun kecombrang terhadap larva Ae. aegypti adalah 1,204 dan 2,053, Nilai LC50 dan LC90 untuk ekstrak bunga kecombrang terhadap larva Ae. aegypti adalah 0,053 dan 0,095, Ekstrak bunga kecombrang lebih efektif dalam membunuh larva Ae. aegypti dibandingkan ekstrak daun kecombrang c) Hubungan anemia gizi dengan infeksi kecacingan pada remaja putri siswa SLTA di Kota Palu Tujuan Penelitian ini adalah Menganalisis faktor faktor yang berpengaruh pada anemia remaja putri SLTA di Kota Palu.. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kecacingan pada remaja putri siswa SLTA sebesar 11,1%. Tidak ada hubungan antara anemia dengan kecacingan, semua responden tercukupi jumlah asupan zat besi harian sedangkan jumlah asupan vitamin C harian pada hampir semua responden tidak tercukupi dan spesies cacing yang ditemukan terbanyak berturut-turut adalah Hookworm dan Trichuris trichiura Penyelenggaraan Laboratorium 1) Instalasi Laboratorium Parasitologi Identifikasi berbagai jenis protozoa pada manusia dan hewan yang dilaksanakan selama satu bulan Hasil kegiatan : 18

26 1. Melakukan pemeriksaan sediaan darah malaria sebanyak 39 slide. Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ditemukan parasit malaria (negatif) 2. Melakukan pemeriksaan sampel tinja anak SD dengan hasil pemeriksaan tidak ditemukan parasit protozoa (negatif). 3. Melakukan pemeriksaan sampel tinja hewan berjumlah sembilan sampel yang terdiri dari sampel tinja sapi sebanyak lima sampel dan empat sampel tinja babi. Hasil pemeriksaan sampel tinja sapi menunnnjukkan satu sampel tinja positif protozoa dan dua sampel positif telur Fasciola sp. Sedangkan hasil pemeriksaan sampel tinja babi tidak ditemukan positif protozoa maupun jenis cacing lainnya. Kultur In Vivo Plasmodium berghei Hasil Kegiatan : Infeksi Plasmodium berghei ke mencit dilakukan sebanyak satu kali selama tujuh hari dengan menggunakan isolat yang ada di Labaoratorium parasitologi. Infeksi pertama dilakukan pada tiga ekor mencit. Masing masing mencit diinfeksi sebanyak 0,5 ml isolate secara intraperitoneal. Pengambilan darah mencit dilakukan pada hari pertama, kelima, ketujuh melalui ekor. Hasil pemeriksaan sediaan darah tipis menunjukkan hasil yang negative. Uji tingkat kontaminasi di laboratorium Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan pertumbuhan bakteri dan jamur yang tumbuh dalam media NA (Nutrient Agar). Media NA dibuat dengan cara mencampurkan Media NA dengan aquabides lalu dilarutkan dengan menggunakan hot plate setelah itu disterilisasi Autoclave C selama 15 menit, kemudian media NA dituang ke petridish. Petridish yang berisi media NA diletakkan di ruangan ruangan yang ada di Laboratorium Parasitologi secara terbuka selama 2 19

27 jam, kemudian ditutup kembali lalu dilakukan inkubasi selama 3 hari. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada permukaan media NA, kemudian dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk melihat morfologinya. Hasil kegiatan dapat dilihat pada tabel 7: Tabel 7 : Jumlah Koloni Bakteri dan Jamur pada uji kontaminasi di laboratorium Nama Ruangan No.Kode Hasil Pengamatan Petridish Bakteri (koloni) Jamur (koloni) R. Preparasi & pemeriksaan Proto R. Preparasi (Alat) R. LAF R. LAF R. pemeriksaan slide kultur R. Oven/Inkubator R. Oven/Inkubator R. Oven/Inkubator Kultur in vitro P.falciparum Kegiatan kultur ini di lakukan pada bulan desember tahun 2015 di desa Labuan topos dusun sesere. Hasil kegiatan : Jumlah Sediaan Dara yang diperoleh sebanyak 24 dengan rincian 16 SD. positif P.falciparum, 5 SD positif P.vivax, 3 SD mix (P.falciparum dan P.vivax). Penataan spesimen malaria dilakukan secara berkala pertriwulan. Idetifikasi helmint yang dilaksanakan di laboratorium helmintologi. Hasil kegiatan : Isolasi cacing dewasa dan Uji in vitro cacing terhadap tanaman antihelmintik 20

28 Tabel 8. Perubahan fisiologis uji in vitro cacing Ascaris suum terhadap ekstrak murni tanaman Bangle konsentrasi 12%, 16%, 20% pada pengamatan per jam selama 6 jam di Laboratorium Helmintologi Balai Litbang P2B2 Donggala 2015 Konsentrasi 12% Jam pengamatan tanggal I Kaku kaku kaku/lisis kaku/lisis kaku/lisis lisis/- gerak II Kaku kaku kaku/lisis kaku/lisis kaku/lisis lisis/- gerak III Kaku kaku kaku/lisis kaku/lisis kaku/lisis lisis/- gerak Konsentrasi Jam pengamatan 16% I Kaku kaku/lisis tengah kaku/lisis kaku/lisis kaku/lisis Mati II Kaku Kaku kaku/lisis kaku/lisis kaku/lisis lisis/- gerak III Kaku Kaku kaku/lisis kaku/lisis kaku/lisis lisis/- gerak Konsentrasi Jam pengamatan 20% I Kaku kaku/lisis tengah kaku/lisis kaku/lisis kaku/lisis Mati II Kaku Kaku kaku/lisis kaku/lisis kaku/lisis lisis/- gerak III Kaku Kaku kaku/lisis kaku/lisis kaku/lisis lisis/- gerak Kontrol Jam pengamatan Positif (+) Kaku kaku/lisis Lisis Lisis Lisis (-) bergerak Negatif (-) hidup lentur Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup 21

29 Tabel 9. Perubahan fisiologis uji in vitro cacing Ascaris suum terhadap ekstrak murni tanaman Bangle konsentrasi 12%,16%, 20% pada pengamatan per 6, 12, dan 24 jam di Laboratorium Helmintologi Balai Litbang P2B2 Donggala 2015 Konsentrasi 12% Jam pengamatan tanggal 6, 7, dan 8 Peb I kaku/lisis Kaku Mati II kaku/lisis Kaku Mati III kaku/lisis Mati Mati Konsentrasi 16% Jam pengamatan I Kaku mati Mati II Kaku Kaku Mati III Kaku Kaku Mati Konsentrasi 20% Jam pengamatan I Kaku Mati Mati II Kaku Mati Mati III Kaku Mati Kontrol Jam pengamatan Positif (+) Mati Mati Mati Negatif (-) Hidup Hidup Hidup Penataan spesimen kering keong Oncomelania hupensis lindoensis di Laboratorium Helminthologi di lakukan secara berkala pertriwulan Penataan spesimen kering keong O.h. lindoensis yaitu dengan mengganti wadah yang digunakan untuk menyimpan spesimen kering keong O.h. lindoensis dari wadah petridish ke dalam wadah gelas mini. Spesimen kering keong O.h. lindoensis yang telah diganti wadahnya ditutup dengan kaca agar dapat terlihat 22

30 secara transparan. Spesimen ini dibuat untuk memudahkan saat pelatihan atau pengajaran dan pelaksanaan pameran Hasil kegiatan : Jumlah spesimen yang ditata yaitu sebanyak 2 gelas mini keong Oncomelania hupensis linduensis. Penataan spesimen dengan mendata kembali jumlah dan jenis spesimen yang telah dikoleksi di Laboratorium Helminthologi sampai akhir tahun 2015 Hasil kegiatan : Spesimen yang dikoleksi di Laboratorium Helmintologi hingga Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel. 10. Distribusi Spesimen Basah dan Kering Dalam Ruang Spesimen Laboratorium Helmintologi, Tahun 2015 Jumlah No Penataan spesimen Lokasi tanggal pembuatan pengecekan awal akhir 1 Frame Keong Oncomelanis huspensis 1 1 lindoensis 2 Serkaria cacing dewasa S. japonicum Telur cacing S. japonicum Telur cacing Taenia solium Telur cacing Trichuris trichiura Telur cacing Ascaris lumbricoides Telur cacing Hookworm Telur cacing Enterobius vermicularis L1 Brugia L2 Brugia L3 Brugia Siklus hidup S. japonicum Toples Miniatur keong OHL Tikus terinfeksi Rattus exulane 16 Hati tikus yang terinfeksi S. japonicum Winowanga, Napu

31 17 Hati tikus Desa Lengkeka Cacing S. japonicum Infeksi serkaria , dibedah S. japonicum Nematod a Sp. Ascaris lumbricoides Faciola gigantica, asal sapi Sigi tahun Faciola gigantica, asal sapi Labuan tahun Ascaris suum Sigi Ascaris suum Sigi tahun Ascariditia galli dari usus ayam Cestoda Diphylloba dennriticum, asal tikus Desa Tahun tamihipi Bada 27 Dalam Koleksi Ascaris suum Jono Oge, lemari (rak atas) Sigi 28 S. japonicum (japanese strain) 1 1 display 29 Opisthorchis viverrini display Dalam Hepar Rattus yang terinfeksi Napu 08 Agustus 1 1 Box I Schistosomiasis Hepar dan Schistosomiasis 04 Agustus 1 1 (keg.infeksi serkaria) Keong Oncomelania hupensis 2 2 linduensis 33 Schistosoma japonicum Lindu 02 Juli Dalam Box II Oncomelania hupensis linduensis Desa lengkeka, Bada 10 April hati tikus yang terinfeksi Sj Organ limpa tikus terinfeksi Napu Schistosomiasis 37 Schistosoma japonicum Lemari Rak 2 Cacing hati tikus 08 Mei Schistosoma japonicum Napu/Talum 28 Juli bu 40 Schistosoma japonicum 16 Juni Cacing Sj betina terinfeksi mencit Lindu 01 Februari

32 42 Hymenolopsiasis dalam INUTA / Lindu 26 Juni Usus Tinus 43 Cacing gelembung Oncomelania hupensis linduensis Cacing dari belalang semak Cestode pada tikus Taenia saginata Nematoda darah Telur S.mekongi 10% formalin 13 Juli Hati mencit 18 April Keong Dodolo 24 November Brotia sp Austropolia Cacing S. japonicum pada mencit Napu 18 Juni Spesimen Oncomelania hupensis linduensis 8 8 kering 56 Brotia sp Thiara sp Melanoides Filopadudina polygramika Austropolia Radix sp Physella Hipentis humbilicalis 1 1 Jumlah ) Instalasi Entomologi Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015, sesuai dengan rencana yaitu berikut : Identifikasi tikus dan ektoparasit dari daerah endemis schistosomiasis Hasil kegiatan : tiga ekor tikus yang didapat di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso dapat dilihat pada tabel

33 Tabel 11. Hasil identifikasi tikus yang tertangkap pada daerah fokus keong O.h.lindoensis di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso Tahun 2015 No Parameter Tikus I Tikus 2 Tikus 3 1 Berat 180 gr 100 gr 210 gr 2 Panjang Total 350 mm 311 mm 455 mm 3 Panjang ekor 172 mm 174 mm 240 mm 4 Panjang badan mm 190 mm 5 Panjang telinga mm 25 mm 6 Panjang telapak kaki belakang mm 39 mm 7 Jenis kelamin jantan Jantan Betina 8 Panjang testis Lebar testis Rumus mamae Warna rambut dorsal Coklat abu-abu, lebat, halus Coklat pirang kehitaman, rambut pengawal panjang, banyak Coklat terang/krem Warna sama : coklat kehitaman Coklat pirang abuabu 12 Warna rambut ventral Coklat kekuningan Krem putih cenderung 13 Warna ekor Warna sama : Warna atas hitam, coklat kehitaman bawah putih, perbandingan putih : panjang ekor 62,5 % 14 Ektoparasit Banyak Banyak Sedikit 15 Telur ektoparasit Ada Ada Tidak ada 16 Spesies Ratttus novergicus Rattus argentiventer Paruromys dominator Kolonisasi nyamuk tiga genera (aedes, Culex dan Armigeres) Hasil kegiatan : Pada tahun 2015, Instalasi Laboratorium Entomologi mulai melaksanakan kolonisasi nyamuk hasil koleksi lapangan, yaitu Ae. albopictus, Cx. quinquefasciatus, dan Armigeres spp. Sedangakan Ae. aegypti, merupakan lanjutan kolonisasi dari Instalasi Hewan Coba. Hasil rearing nyamuk di instalasi laboratorium entomologi, pada triwulan I tahun 2015, dapat di lihat pada tabel

34 Tabel 12. Hasil kolonisasi (rearing) nyamuk di Instalasi Laboratorium Entomologi, Januari - Maret 2015 Stok Pengurangan Bulan Ini Total N spesies nyamuk awal Menetas (e+f+g) o Terjual Mati Pengguna bulan an intern Jumlah Akhir Bulan a B c d E f g h (C+d)-h 1 Ae. aegypti (F64) Ae. aegypti (F65) Ae.albopictus (F0) Ae.albopictus (F1) Ae.albopictus (F2) Hasil rearing nyamuk di Instalasi Laboratorium Entomologi, pada triwulan II tahun 2015, dapat di lihat pada Tabel 13. Tabel 13. Jumlah nyamuk hasil kolonisasi di rearing Instalasi Laboratorium Entomologi, April - Juni 2015 Pengurangan Bulan Ini Total Stok N Menetas (e+f+g) spesies nyamuk awal Terjual Mati Pengguna o bulan an intern Jumlah Akhir Bulan a b c d e f g h (C+d)-h 1 Ae. aegypti (F65) Ae. aegypti (F66) Ae.albopictus (F1) Ae.albopictus (F2) Ae.albopictus (F3) Hasil rearing nyamuk di Instalasi Laboratorium Entomologi, pada triwulan III tahun 2015, dapat di lihat pada tabel

35 Tabel 14. Jumlah nyamuk hasil kolonisasi rearing nyamuk pada Instalasi Laboratorium Entomologi, Juli September 2015 No spesies nyamuk Stok awal triwulan Jumlah akhir triwulan Jumlah Akhir Triwulan III a B c d (c+d) 1. Ae. aegypti (F66) Pada akhir triwulan III, selain menyediakan nyamuk dewasa juga menyiapkan telur untuk mengantisipasi permintaan nyamuk dewasa dan pradewasa. Kegiatan kolonisasi nyamuk pada akhir triwulan II sampai triwulan III, tidak maksimal dilaksanakan karena petugas rearing melaksanakan tugas lapangan untuk mendukung kegiatan rikhus vektora di Provinsi Sulawesi Tengah dan penelitian multicenter resistensi DBD di lima provinsi di Sulawesi yaitu Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.. Hasil kolonisasi nyamuk sampai pada akhir triwulan IV tahun 2015, dilakukan secara kontinyu dapat dilihat pada Tabel 15. No Tabel 15 Hasil kolonisasi (rearing) nyamuk pada Instalasi Laboratorium Entomologi, Oktober Desember Tahun 2015 Pengurangan Bulan Ini Total Stok Mene (e+f+g) spesies nyamuk awal Terjual Mati Pengguna tas Triwulan an intern Jumlah Akhir Tahun a B c d e f g h (C+d)-h 1. Ae. aegypti (F66) Culex sp Ae.albopictus (F3) Hanya stok telur yang tersedia. Mendukung kegiatan penelitian/uji insektisida oleh mahasiswa/instansi Hasil kegiatan : 28

36 a. Penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa pada bulan Januari 2015, yaitu uji repellent ekstrak kulit buah langsat yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Farmasi Untad Palu. Melakukan penelitian menggunakan lima perlakuan yaitu kontrol (-), kontrol (+), konsentrasi 15%, 20% dan 25% ekstrak kulit buah langsat. Uji repellent tersebut dilakukan 1 menit setiap 5 menit selama 20 menit, setelah itu nyamuk diganti dengan yang baru dan dilanjutkan uji 1 menit setiap 15 menit selama 4 jam hasil dapat dilihat pada table 16. Waktu (menit) Tabel 16 Hasil uji repellent ekstrak kulit buah langsat Instalasi Laboratorium Entomologi Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2015 Konsentrasi Kontrol ( - ) Kontrol ( + ) 15% 20% 25% Hinggap Menggigit Hinggap Menggigit Hinggap Menggigit Hinggap Menggigit Hinggap Menggigit

37 b. Penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa pada bulan Februari 2015, yaitu uji pendahuluan Ekstrak Daun Jambu Biji terhadap Larva Ae. albopictus, Mahasiswa Untad Prodi Kedokteran atas nama Meliyana Perdana Safitri. Kegiatannya yaitu : 1) Persiapan, mencatat suhu dan kelembaban (27,7 C, 71%) 2) Menimbang konsentrasi uji, kontrol (+), kontrol (-) 3) Melakukan pengamatan pada 1 jam pertama, hasil dapa dilihat pada table 17. Tabel 17. uji pendahuluan Ekstrak Daun Jambu Biji terhadap Larva Ae. albopictus. Jumlah Kematian Konsentrasi (%) 1 Jam 24 Jam 0, , , , Kontrol (+) 6 19 Temephos Kontrol (-) 0 0 4) Dilakukan analisis probit 5) LC50 = 0,739, maka uji dilanjutkan ke uji sebenarnya menggunakan 5 konsentrasi : 0,1%, 0,4%, 0,7%, 1% dan 1,3%. c. Uji pendahuluan efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai insektisida pada Ae. albopictus, oleh mahasiswa Untad Prodi Kedokteran atas nama Muh. Asri H., kegiatannya yaitu : 1) Menghitung konsentrasi ekstrak 2) Menimbang ekstrak dan membuat konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% + tween 3) Merendam kertas saring dengan ekstrak selama 30 menit 30

38 4) Kertsa saring dikeringkan selama 1 x 24 jam 5) Memasukan nyamuk kedalam tabung uji bintik hijau, masing-masing tabung berisi 20 ekor nyamuk betina, diamkan selama menit 6) Pindahkan nyamuk kedalam tabung uji bintik merah, biarkan selama 1 jam 7) Melakukan pengamatan pada 1 jam pertama, hasil di sajikan pada tabel 18 Tabel 18 Uji pendahuluan efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai insektisida pada Ae. albopictus Jumlah Kematian Konsentrasi (%) 1 Jam 24 Jam 10 6 pingsan pingsan Kontrol (+) Malathion Kontrol (-) kertas biasa 20 pingsan d. Melanjutkan uji anti nyamuk elektrik ekstrak buah belimbing wuluh terhadap nyamuk Ae. aegypti, oleh mahasiswa FKIP Jurusan Kimia Untad Palu, atas nama Rosmini, kegiatannya yaitu : 1) Persiapan, mencatat suhu dan kelembaban (27,1 C, 68%) 2) Menimbang konsentrasi uji, kontrol (+), kontrol (-) 8) Melakukan pengamatan pada 1 jam pertama, hasil di sajikan pada tabel 19 31

39 Tabel 19 Uji anti nyamuk elektrik ekstrak buah belimbing wuluh terhadap nyamuk Ae. aegypti Jumlah Kematian Konsentrasi (%) 1 Jam 24 Jam 55 2 pingsan pingsan pingsan pingsan 8 Kontrol (-) 0 0 e. Uji pendahuluan ke II, efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai insektisida pada Ae. albopictus, Mahasiswa FKIK Prodi Kedokteran Untad Palu, atas nama Muh. Asri H., kegiatannya yaitu : 1) Menghitung konsentrasi ekstrak 2) Menimbang ekstrak dan membuat konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20% + tween 3) Merendam kertas saring dengan ekstrak selama 30 menit 4) Kertsa saring dikeringkan selama 1 x 24 jam 5) Memasukan nyamuk kedalam tabung uji bintik hijau, masing-masing tabung berisi 20 ekor nyamuk betina, diamkan selama menit 9) Pindahkan nyamuk kedalam tabung uji bintik merah, biarkan selama 1 jam, hasil di sajikan pada tabel 20 Tabel 20 Uji pendahuluan ke II, efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai insektisida pada Ae. albopictus Konsentrasi (%) Jumlah Kematian 1 Jam 24 Jam

40 Kontrol (-) 0 0 f. Penelitian Risbin oleh Nurul Hidayah, S.Si, yaitu uji repellent ekstrak daun jeruk bali. Uji repellent yang dilakukan sebanyak lima kali pengulangan. Uji Obat nyamuk Aerosol Uji bioassay obat nyamuk aerosol dilaksanakan pada triwulan III. Pengujian menggunakan sebanyak 150 nyamuk Aedes aegypti dewasa, namun hasilnya gagal karena banyak nyamuk yang terjepit pada cone. Pengujian dilanjutkan pada triwulan IV dengan hasil sebagai berikut: a. Kematian kontrol sebanyak 1 ekor (4%), sehingga kegiatan uji tidak perlu diulang karena kematian kontrol < 20%. b. Dari 4 kali ulangan hanya 1 ekor nyamuk yang mati (1%). c. Persentase kematian nyamuk sebesar 1%. Insektisida dengan formulasi aerosol dan komposisi bahan aktif pralethrin 0,01% + sifluthrin 0,05%, + d-alethrin 0,57% pada permukaan dinding dapat dikategorikan resisten terhadap nyamuk Ae. aegypti. Pendampingan mahasiswa magang Kegiatan pendampingan mahasiswa magang di Instalasi Laboratorium Entomologi, pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Bulan Januari, pendampingan 15 orang mahasiswa PSPD FKIK Untad Palu untuk melaksanakan KKN profesi di Intalasi Laboratorium Entomologi. Adapun bentuk pendampingannya yaitu pengenalan tentang nyamuk dan penyakit yang 33

41 ditularkan melalui nyamuk dan melaksanakan praktek. Praktek yang diajarkan antara lain cara identifikasi larva dan nyamuk dewasa, serta cara pembedahan nyamuk. b. Bulan Februari, pendampingan 4 orang mahasiswa dari FKIK Untad Palu untuk melaksanakan KKN profesi. Bentuk pendampingannya dengan memberikan materi surveillans vektor, survei jentik dan penangkapan nyamuk. Pada bulan yang sama juga dilakukan, pendampingan 41 orang mahasiswamagang dari Poltekkes Mamuju Jurusan Kesehatan Lingkungan untuk melaksanakan magang. Adapun bentuk pendampingannya yaitu memberikan teori sekilas tentang nyamuk dan teori survei entomologi. Praktek lapangan dilakukan survei entomologi malaria di daerah perbatasan Kota Palu yaitu Kawatuna, Petobo, Tawaeli dan Pantoloan. Untuk praktek di laboratorium dilakukan praktek identifikasi nyamuk yang telah ditangkap di lapangan. c. Bulan Agustus, pendampingan mahasiswa magang sebanyak 11 orang dari Jurusan Kesehatan Lingkungan FKM Unhas Makassar. Adapun bentuk pendampingannya yaitu memberikan teori sekilas tentang nyamuk dan metode survei etomologi serta praktek identifikasi nyamuk dan pinning nyamuk di instalasi laboratorium entomologi. Kegiatan praktek lapangan yaitu spot survei di sekitar kandang, dan survei jentik Aedes aegypti di Kota Palu untuk mendukung kegiatan pengambilan sampel penelitian multicenter. Pemeliharaan Spesimen Basah dan Spesimen Kering. a. Melakukan penggantian dan penambahan kapur barus ke dalam delapan belas box serangga, Melakukan identifikasi 34

42 ulang spesimen nyamuk yang telah rusak datanya (etiketnya terlepas), sebanyak tiga belas box. b. Pemeriksaan cairan pengawet spesimen basah. Dilakukan penambahan cairan pada spesimen basah sebanyak 4 toples untuk spesimen reservoir dan 15 spesimen untuk awetan ektoparasit basah. 3) Instalasi Sumber Daya Hayati Kegiatan yang dilaksanakan yaitu: Kegiatan pasca panen Tanaman berkhasiat obat Hasil kegiatan : simplisia yang dihasilkan terdiri dari simplisia kenanga 478 gram, Simplisia Mahkota Dewa 324 gram, simplisia lavender 207 gram, Simplisia Rosella 500 gram, simplisia daun jeruk 250 gram Pembuatan sediaan galenika Hasil kegiatan : dihasilkan galenika kulit jeruk purut 20 ml minyak atsiri, kenanga 92% volatil oil, pucuk batang pepolo 3 gr ekstrak kental, daun pepolo 5 gr ekstrak kental, daun brotowali 5 gr ekstrak kental. Pembuatan herbarium basah dan kering Hasil kegiatan : tersedianya herbarium basah bunga kecombrang, pucuk batang pepolo, jahe, brotowali dan herbarium kering berupa sirih merah. Uji Kualitatif Tanaman berkhasiat obat Hasil kegiatan : - Pada kulit jeruk purut (minyak atsiri) diperoleh hasil positif alkaloid, flavonoid, fenolat - Pada kecombrang ( daun dan bunga) diperoleh hasil positif flavonoid,fenolat, tanin dan saponin, pada daun saponin yang dihasilkan lebih banyak daripada bagian bunga sedangkan alkaloid diperoleh hasil negatif. 35

43 - Pada tapak dara ( daun dan bunga) diperoleh hasil positif fenolat, saponin, tanin, flavonoid sedangkan alkaloid diperoleh hasil negatif. - Pada bungan kenanga diperoleh hasil positif flavonoid, fenolat, tanin (FeCl3) dan saponin, sedangkan alkaloid diperoleh hasil positif tetapi jumlahnya sedikit. - Pada bangle diperoleh hasil positif alkaloid, flavonoid, fenolat, tanin, saponin Uji Khasiat Tanaman Obat Hasil Kegiatan : - Uji efektifitas anthelmintik rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb) terhadap Ascaris suum secara in vitro. - Uji efektifitas anthelmintik pucuk batang pepolo (Bischofia javanica Blume)terhadap Fasciola hepatica secara in vitro - Uji efektifitas larvasida ekstrak daun brotowali (Tinospora crispa) terhadap larva Aedes sp - Uji efektifitas anti nyamuk bakar kenanga (Cananga odorata) dan lavender (Lavandula angustifolia) terhadap Aedes sp Pemanfaatan dan kerja sama Pendampingan mahasiswa penelitian: Mahasiswa Untad FKIP Kimia : Penelitian ekstrak belimbing wuluh sebagai insektisida (pengenceran) Pendampingan mahasiswa magang: 1. Mahasiswa Untad FKIK : Materi, Uji kualitatif tanaman obat 2. Mahasiswa Poltekes Mamuju Materi tentang kegiatan yang dilakukan di Instalasi Sumber Daya Hayati, kegiatan praktek meliputi budidaya tanaman, 36

44 pembuatan kompos, uji kualitatif tanaman berkhasiat obat, uji efektifitas tanaman sebagai larvasida, uji predator jentik. Pembuatan ekstrak tanaman, Pembuatan ekstrak daun mindi (Mahasiswa Unismuh) Penelitian Risbinkes Pembuatan ekstrak daun dan bunga kecombrang (Etlingera elatior) secara maserasi, Uji larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. 2. Pembuatan minyak atsiri kulit buah jeruk bali secara destilasi, pembuatan formulasi lotion dari minyak atsiri jeruk bali. 4) Instalasi Biomolokuler Kegiatan yang dilakasanakan yaitu Studi molekuler Aedes dan Anopheles (Ekstraksi DNA, Elektroforesis dan PCR Nyamuk Anopheles) Hasil kegiatan : a. Kegiatan Isolasi DNA nyamuk Aedes sp. Isolasi dilakukan terhadap empat ekor nyamuk Aedes dari Instalasi Laboratorium Entomologi. Hasil isolasi DNA nyamuk Aedes dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil pengukuran konsentrasi DNA nyamuk Aedes sp. No Kode sampel Konsentrasi DNA 1 Ae 1 59,05 ng/ul 2 Ae 2 21,53 ng/ul 3 Ae 3 70,62 ng/ul 37

45 4 Ae 4 66, 23 ng/ul b. Kegiatan Isolasi DNA nyamuk Anopheles sp. Isolasi dilakukan terhadap empat ekor nyamuk Anopheles dari Instalasi Laboratorium Entomologi. Nyamuk yang diisolasi adalah empat ekor An. barbirostris dari Kabupaten Tojo unauna dan 4 ekor An. subpictus dari Kabupaten Parigi Moutong. Hasil isolasi DNA nyamuk Anopheles dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil pengukuran konsentrasi DNA nyamuk Anopheles sp di Laboratorium Biologi Molekuler dan Imunologi tahun 2015 No Kode sampel Konsentrasi DNA 1 An 1a 20,70 ng/ul 2 An 1b 26,47 ng/ul 3 An 2 22,76 ng/ul 4 An 3 17,76 ng/ul 5 An 4 20,06 ng/ul 6 An 5 17,10 ng/ul 7 An 6 13,43 ng/ul 8 An 7 13,32 ng/ul 9 An 8 27,01 ng/ul 38

46 c. Kegiatan Amplifikasi DNA nyamuk Anopheles sp. Kegiatan amplifikasi sudah dilaksanakan dengan PCR, dilanjutkan elektroforesis produk PCR. d. Kegiatan elektroforesis DNA nyamuk Anopheles sp. dan Aedes sp Kegiatan elektroforesis sudah dilaksanakan akan tetapi belum muncul pita DNA target yang diharapkan, yang terlihat hanya marker DNA. Studi molekuler keong O.h.lindoensis (Ekstraksi DNA, Elektroforesis dan PCR keong O.h.lindoensis) Keong yang akan diuji dikoleksi dari Desa Lengkeka, Kecamatan Lore Barat, Dataran Tinggi Bada, Kabupaten Poso. Sampel yang dujikan sebanyak 5 buah. DNA keong berhasil diisolasi dan diamplifikasi dengan primer ITS Oncomelania hupensis (OH). Hasil pengukuran konsentrasi DNA keong O.h.lindoensis dengan maestro nano seperti pada tabel 23 : Tabel 23. Hasil pengecekan DNA keong O.h. lindoensis sampel Bada yang dengan maestro nano spektrophotometer. No Kode Sampel Konsentrasi DNA (ng/ul) 1 B1 (Bada 1) 19,99 2 B2 (Bada 2) 24,85 3 B3 (Bada 3) 42,61 4 B4 (Bada 4) 42,10 5 B5 (Bada 5) 31,30 Hasil amplifikasi PCR DNA keong O.h.lindoensis dari Dataran Tinggi Bada dengan primer ITS OH dapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar belum terlihat terbentuknya pita DNA pada sampel 39

47 sedangkan pada markernya terbentuk pita DNA dengan jelas. hal ini dikarenakan pada proses PCR belum maksimal sehingga tidak terbentuk. M Sampel 1-5 Gambar 1. Profil elektroforesis hasil PCR DNA keong O.h. lindoensis dari Dataran Tinggi Bada dengan primer ITS2 OH. M: marker; sampel 1-5 : tidak terbentuk pita DNA. Studi molekuler cacing S. japonicum (Ekstraksi DNA, Elektroforesis dan PCR cacing S.japonicum) epidemiologi O.h. lindoensis (Ekstraksi DNA, Elektroforesis dan PCR keong O.h. lindoensis) Pengukuran konsentrasi DNA dilakukan terhadap sampel cacing S.japonicum, yang dikoleksi dari Desa Lengkeka, Kecamatan Lore Barat, Dataran Tinggi Bada, Kabupaten Poso sebanyak 7 sampel yakni empat jantan dan tiga betina. Sebelum diekstraksi, sampel tersebut di dealkoholisasi bertingat dari 70 %, 60 %, 40 %, 30 %, 20 %, dan 10 %. Kemudian dilakukan ekstraksi DNA 40

Selamat Datang di PENYAKIT BERSUMBER DONGGALA BINATANG (P2B2) DONGGALA BALAI LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT PROFIL TAHUN 2016

Selamat Datang di PENYAKIT BERSUMBER DONGGALA BINATANG (P2B2) DONGGALA BALAI LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT PROFIL TAHUN 2016 Selamat Datang di PROFIL TAHUN 2016 BALAI LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BALAI BERSUMBER LITBANG BINATANG PENGENDALIAN (P2B2) PENYAKIT BERSUMBER DONGGALA BINATANG (P2B2) DONGGALA BADAN LITBANGKES KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN Schistosomiasis atau disebut juga demam keong merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh infeksi cacing yang tergolong dalam genus Schistosoma. Ada tiga spesies Schistosoma yang

Lebih terperinci

LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI

LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI Kegiatan Infeksi cercaria Schistosoma japonicum pada hewan coba (Tikus putih Mus musculus) 1. Latar belakang Schistosomiasis atau disebut juga demam keong merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014 Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala Tahun 2015 LAKBALAI LITBANG P2B2 DONGGALA 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala Tahun 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alllah SWT, karena

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala

LAPORAN TAHUNAN TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala Tahun 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4 perlakuan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala

LAPORAN TAHUNAN TAHUN Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2014 Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala Tahun 2015 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, karena atas rahmat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara negara

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara negara I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor yang dapat menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gigitan nyamuk sering membuat kita risau karena. rasanya yang gatal. Akan tetapi nyamuk tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Gigitan nyamuk sering membuat kita risau karena. rasanya yang gatal. Akan tetapi nyamuk tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gigitan nyamuk sering membuat kita risau karena rasanya yang gatal. Akan tetapi nyamuk tidak hanya dapat menyebabkan rasa gatal saja, nyamuk juga mampu menularkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari seorang kepada orang lain melalui gigitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Konsentrasi ekstrak daun jambu biji merah (Psidium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap 21 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap nyamuk Ae. aegypti dilakukan pada bulan Maret 2010 dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian penentuan daya tolak ekstrak daun sirih (Piper bettle L.) terhadap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian penentuan daya tolak ekstrak daun sirih (Piper bettle L.) terhadap III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian penentuan daya tolak ekstrak daun sirih (Piper bettle L.) terhadap nyamuk Ae. aegypti ini dilakukan pada bulan Maret 2010 yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Serangga mempunyai berbagai peran di ekosistem yang oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Serangga mempunyai berbagai peran di ekosistem yang oleh manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangga mempunyai berbagai peran di ekosistem yang oleh manusia dikelompokan menjadi serangga yang menguntungkan atau merugikan. Serangga yang dianggap merugikan misalnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung THE PREVALENCE OF TREMATODES IN BALI CATTLE BREEDERS REARED IN THE SOBANGAN VILLAGE, MENGWI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara dengan iklim tropis ini hanya memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pergantian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor utama dari penyakit Demam Dengue dan merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Demam Dengue atau

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015

Rencana Kinerja Tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015 Rencana Kinerja Tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN R.I BADAN LITBANG KESEHATAN BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA Mei 2014 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL 1 DAFTAR ISI 2 EDITOR 3 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu masalah kesehatan yang sangat penting karena kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu masalah kesehatan yang sangat penting karena kasus-kasus yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit tropis yang mengancam manusia di berbagai negara tropis dan menjadi salah satu masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang

III. METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4 perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sebagai vektor penyakit seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sebagai vektor penyakit seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis di dunia dan memiliki kelembaban dan suhu optimal yang mendukung bagi kelangsungan hidup serangga. Nyamuk merupakan salah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar..

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. A. latar belakang. Di indonesia yang memiliki iklim tropis. memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik

BAB I. Pendahuluan. A. latar belakang. Di indonesia yang memiliki iklim tropis. memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik BAB I Pendahuluan A. latar belakang Di indonesia yang memiliki iklim tropis memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik dan dapat berfungsi sebagai vektor penyebar penyakitpenyakit seperti malaria,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi 30 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara (vektor) beberapa jenis penyakit terutama Malaria

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara (vektor) beberapa jenis penyakit terutama Malaria BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyamuk adalah Serangga yang termasuk dalam Phylum Arthropoda, yaitu hewan yang tubuhnya bersegmen-segmen, mempunyai rangka luar dan anggota garak yang berbuku-buku.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Ekstraksi daun cengkeh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Design Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola posttest only with control

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis dan ditularkan lewat hospes perantara jenis serangga yaitu Aedes spesies. DBD adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di negara yang sedang berkembang, khususnya Indonesia. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih me rupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih me rupakan salah satu masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih me rupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti 14 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh bulan mulai dari bulan Juli 2011 hingga Februari 2012, penelitian dilakukan di Insektarium Bagian Parasitologi

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini BAB l PENDAHULUAN A. Pendahuluan Nyamuk sering dikaitkan dengan masalah kesehatan karena gigitan nyamuk tidak hanya menimbulkan gatal saja tetapi beberapa spesies nyamuk juga dapat menularkan berbagai

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.

TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM. TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM Nur Rahma 1, Syahribulan 2, Isra Wahid 3 1,2 Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin 3 Jurusan Parasitologi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang. disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang. disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina Aedes aegypti. DBD ditunjukkan empat manifestasi

Lebih terperinci

UJI EFEKTIFITAS MINYAK ATSIRI BUNGA MELATI (Jasminum sambac L) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK CULEX (Culex quinquefasciatus)

UJI EFEKTIFITAS MINYAK ATSIRI BUNGA MELATI (Jasminum sambac L) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK CULEX (Culex quinquefasciatus) UJI EFEKTIFITAS MINYAK ATSIRI BUNGA MELATI (Jasminum sambac L) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK CULEX (Culex quinquefasciatus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty. Menurut Wijana, (1982) Ae. aegypty adalah satu-satunya

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Lokasi Pengambilan Sampel

BAHAN DAN METODE Lokasi Pengambilan Sampel BAHAN DAN METODE Lokasi Pengambilan Sampel Nyamuk untuk bahan uji dalam penelitian ini berasal dari telur Aedes aegypti yang diperoleh dari wilayah Jakarta Timur yang memiliki kasus demam berdarah tertinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Filariasis limfatik atau lebih dikenal dengan. penyakit kaki gajah adalah salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Filariasis limfatik atau lebih dikenal dengan. penyakit kaki gajah adalah salah satu masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Filariasis limfatik atau lebih dikenal dengan penyakit kaki gajah adalah salah satu masalah kesehatan yang penting di dunia. Di puluhan negara, lebih dari satu milyar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah cukup besar yang menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah cukup besar yang menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyamuk pada umumnya dan Aedes aegypti pada khususnya merupakan masalah cukup besar yang menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan iklim tropis termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.), malaria

I. PENDAHULUAN. dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.), malaria I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Nyamuk merupakan vektor atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.), malaria (Anopheles), kaki

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Januari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang umumnya ditemukan di daerah tropis dan ditularkan lewat hospes perantara jenis serangga yaitu Aedes spesies.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 7003-9134-1092-0094 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SEDIAAN BIOLARAS DALAM RANGKA KEMANDIRIAN BAHAN BAKU BIOLARVASIDA

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SEDIAAN BIOLARAS DALAM RANGKA KEMANDIRIAN BAHAN BAKU BIOLARVASIDA LAPORAN PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SEDIAAN BIOLARAS DALAM RANGKA KEMANDIRIAN BAHAN BAKU BIOLARVASIDA Yusnita Mirna Anggraeni, Selma Siahaan, Esti Rahardianingtyas, Wening Wijayanti, Revi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ). Perlakuan yang diberikan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ). Perlakuan yang diberikan 30 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ). Perlakuan yang diberikan adalah dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyerang unggas, termasuk ayam (Suripta, 2011). Penyakit ini disebabkan

I. PENDAHULUAN. menyerang unggas, termasuk ayam (Suripta, 2011). Penyakit ini disebabkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Askaridiosis merupakan salah satu penyakit cacing yang sering menyerang unggas, termasuk ayam (Suripta, 2011). Penyakit ini disebabkan oleh cacing Ascaridia galli. Cacing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak ethanol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue. DBD merupakan penyakit dengan jumlah kasus yang tinggi di

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue. DBD merupakan penyakit dengan jumlah kasus yang tinggi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. DBD merupakan penyakit dengan jumlah kasus yang tinggi di daerah tropis dan subtropis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun pandan wangi yaitu 30%, 35%, 40%, 45% dan 50% serta aquades sebagai

Lebih terperinci

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I (Bagian Parasitologi) Pengertian Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari jasad renik yang hidup pada jasad lain di dalam maupun di luar tubuh dengan maksud mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. provinsi dan 2 kota, menjadi 32 kasus (97%) dan 382 kasus (77%) kabupaten/kota pada

BAB I PENDAHULUAN. provinsi dan 2 kota, menjadi 32 kasus (97%) dan 382 kasus (77%) kabupaten/kota pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel variabel melalui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan 31 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola post test only control group design.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011a). Tahun 2010 Indonesia tercatat sebagai negara dengan angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. 2011a). Tahun 2010 Indonesia tercatat sebagai negara dengan angka kejadian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota di Indonesia (Kementerian

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MOJO (Aegle marmelos L.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MOJO (Aegle marmelos L.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MOJO (Aegle marmelos L.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) berdasarkan prosedur yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: KHOIRUN NISA NIM. 031610101084 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan. tahun 1953 di Fillipina. Selama tiga dekade berikutnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan. tahun 1953 di Fillipina. Selama tiga dekade berikutnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan tahun 1953 di Fillipina. Selama tiga dekade berikutnya, kasus demam berdarah dengue/sindrom renjatan dengue ditemukan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN SCHISTOSOMIASIS DI DESA PUROO KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI TAHUN 2014 ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN SCHISTOSOMIASIS DI DESA PUROO KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI TAHUN 2014 ABSTRAK ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN SCHISTOSOMIASIS DI DESA PUROO KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI TAHUN 2014 Rasyika Nurul 1, Muh. Jusman Rau 2, Lisdayanthi Anggraini 2 1.Bagian Promosi Kesehatan, Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di Indonesia. Pertama kali DBD terjadi di Surabaya pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di Indonesia. Pertama kali DBD terjadi di Surabaya pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah kesehatan di Indonesia. Pertama kali DBD terjadi di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Litbang P2B2 telah berupaya untuk secara bertahap dapat melaksanakan visi, misi, tugas dan fungsinya sebagai unit Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO)

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi

BAB I PENDAHULUAN. klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit. Menurut klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi menjadi 109 genus

Lebih terperinci

Spot survey on rats and schistosomiasis intermediate host snails in endemic area Bada Plateau, Poso District, Central Sulawesi Province

Spot survey on rats and schistosomiasis intermediate host snails in endemic area Bada Plateau, Poso District, Central Sulawesi Province Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol. 5, No. 3, Juni 2015 Hal : 115-120 Penulis : 1. Anis Nurwidayati 2. Yusran Udin 3. Risti 4. Hasrida

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis, sehingga. merupakan daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang penyebarannya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis, sehingga. merupakan daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang penyebarannya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis, sehingga merupakan daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang penyebarannya diperantarai oleh nyamuk, salah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kasus DBD di Indonesia pertama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang ditularkan ke manusia dengan gigitan nyamuk Aedes Aegypty.

I. PENDAHULUAN. yang ditularkan ke manusia dengan gigitan nyamuk Aedes Aegypty. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditandai dengan panas tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas disertai bintik-bintik merah pada kulit. Demam Berdarah

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH (Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp. ABSTRAK

UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH (Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp. ABSTRAK UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH (Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp. Mira Susanti*, Hadi Kuncoro, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat. kejadian luar biasa atau wabah (Satari dkk, 2005).

I. PENDAHULUAN. aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat. kejadian luar biasa atau wabah (Satari dkk, 2005). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak daun sirih merah

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 31 Juli 2014

Revisi ke 01 Tanggal : 31 Juli 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian laboratoris yang dilakukan dengan rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5 6 Juni 2015 Potensi Produk Farmasi dari Bahan Alam Hayati untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Strategi Penemuannya AKTIVITAS ANTIBAKTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan menempati urutan pertama di Asia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan menempati urutan pertama di Asia. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan menempati urutan pertama di Asia. Pada tahun 2014, sampai pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu Kejadian Luar Biasa (KLB).Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Babi merupakan salah satu hewan komersil yang dapat diternakkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dikalangan masyarakat. Babi dipelihara oleh masyarakat dengan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sampai saat ini. DBD merupakan salah satu masalah kesehatan utama di

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sampai saat ini. DBD merupakan salah satu masalah kesehatan utama di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit menular yang masih menyerang penduduk dunia sampai saat ini. DBD merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nyamuk Aedes Agypti merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit

I. PENDAHULUAN. Nyamuk Aedes Agypti merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyamuk Aedes Agypti merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terutama di daerah tropis dan subtropis. Walaupun beberapa spesies dari

Lebih terperinci

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2015

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2015 Halaman : 1 024.11.04 Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 8.219.675.000 2070 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat 8.219.675.000 2070.013 Dokumen Keuangan, Kekayaan

Lebih terperinci

No Judul Penelitian Tahun Ketua Pelaksana Hasil Implikasi terhadap kebiajakan

No Judul Penelitian Tahun Ketua Pelaksana Hasil Implikasi terhadap kebiajakan 1. Studi penentuan faktor resiko (dinamika penularan) malaria di wilayah Puskesmas Lembasada, Kab. Donggala, Sulteng. 2003 Dinkes Propinsi Dan Loka 1. Infeksi malaria falciparum bukan sebagai akibat kegagalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen semu (Quasi ekspperiment) yaitu meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen semu (Quasi ekspperiment) yaitu meneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Penelitian ini berbentuk eksperimen semu (Quasi ekspperiment) yaitu meneliti efektifitas ekstrak kulit durian (Durio zibethinus Murr) dalam pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Peneiltian Penelitian ini menggunakan eksperimen murni dengan metode post test only control group design. Desain penelitian ini dipilih karena perlakuannya dilakukan

Lebih terperinci

DAYA VERMISIDAL DAN OVISIDAL BIJI PINANG (Areca catechu L) PADA CACING DEWASA DAN TELUR Ascaris suum SECARA IN VITRO

DAYA VERMISIDAL DAN OVISIDAL BIJI PINANG (Areca catechu L) PADA CACING DEWASA DAN TELUR Ascaris suum SECARA IN VITRO DAYA VERMISIDAL DAN OVISIDAL BIJI PINANG (Areca catechu L) PADA CACING DEWASA DAN TELUR Ascaris suum SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vector borne disease merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan pada manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda yang dapat menularkan

Lebih terperinci

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Uji Larvasida Penelitian dengan pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap larva Aedes aegypti instar III yang dilakukan selama

Lebih terperinci