ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TRANSMIGRASI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

Pertemuan Ketiga PIUTANG

Contoh laporan keuangan koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal. Laba yang maksimal tersebut dapat diperoleh melalui

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JUMLAH AKTIVA

contoh soal akuntansi perusahaan dagang

BAB I PENDAHULUAN. dua pilihan yang dapat dijadikan sumber dana perusahaan, yaitu dari dana

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Penjualan melibatkan dua

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sepakat untuk meningkatkan sumber daya dan upaya mencapai tujuan

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO)

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

BAB II BAHAN RUJUKAN

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Akuntansi Perusahaan Dagang

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA CV HANA SEJATI GROUP BANJARMASIN. Muhammad Roosdianto Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM INTERNASIONAL, TBK

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

PENERAPAN PSAK 50, 55, DAN 60 ATAS CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI PIUTANG PADA PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan adanya perkembangan ekonomi yang sangat pesat, maka peranan

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Anjak Piutang: Sebuah Alternatif Memperoleh Dana Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN KE-6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK DASAR AKUNTANSI PERTEMUAN 5

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN ( ) Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG. xxx

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK Analisis Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Usaha Pada PT. Columbus Lubuklinggau. Tujuan penelitian adalah untuk: Mengetahui Penerapan Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Usaha Pada PT. Columbus Lubuklinggau.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan wawancara. Dan metode analisa data dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dokumen yang digunakan olehpt. Columbus Lubukinggau kegiatan penagihan piutang dilakukan oleh bagian penagihan. Bagian pembukuan menginformasikan kepada pelanggan mengenai piutang dagang yang akan jatuh tempo. Kemudian bagian pembukuan memberikan faktur penjualan yang asli kepada bagian penagihan sebagai dasar melakukan penagihan. Pada waktu pelanggan membayar lunas seluruh hutangnya, maka pada faktur asli diberi cap lunas. Sistem pemberian piutang masih belum memuaskan. Hal ini terlihat bahwa dalam pemberian piutang PT. Columbus Lubuklinggau tidak menyeleksi terlebih dahulu para calon konsumennya yang layak diberikan penjualan secara kredit dan hanya berdasarkan kepercayaan semata yang dapat menyebabkan bertambahnya jumlah piutang tak tertagih setiap tahunnya. Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Usaha Pada PT. Columbus Lubuklinggau. Perusahaan sudah menerapkan analisis piutang tidak tertagih. oleh karena itu, perusahaan harus dapat membuat prediksi mengenai cadangan kerugian piutang tersebut. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi jika ada para debitur yang tidak dapat melunasi piutangnya tepat pada tanggal jatuh tempo perusahaan harus dapat mengurangi jumlah piutang yang tak tertagih. Sebaiknya Perusahaan PT. Columbus Lubuklinggaumengurangkan nilai piutang bruto dengan nilai cadangan kerugian piutang sehingga diperoleh nilai piutang bersih (netto) yang dapat direalisasi karena jumlah piutang usaha yang dilaporkan dalam neraca harus dalam nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasi dan sebelum memberi suatu piutang seharusnya melakukan suatu perencanaan terlebih dahulu melakukan pembinaan kepada pembeli, apakah layak atau tidak diberikan piutang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti piutang tak tertagih. Kata Kunci: Perlakuan, Akuntansi, Piutang usaha. PENDAHULUAN Latar BelakangMasalah Pada dasarnya PT. Columbus Lubuklinggau merupakan perusahaan dagang yang sebagian besar melakukan penjualan secara kredit. Setiap perusahaan juga memerlukan laporan keuangan yang dibuat secara berkala dan merupakan bagian dari siklus akuntansi agar laporan keuangan produk akhir atau STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 1

keluarnya dari proses akuntansi tidak menyajikan informasi yang tidak menyesatkan.pt. Columbus Lubuklinggau dengan alamat Jl. Yos Sudarso No. 07 Rt. 07, Kelurahan Jawa Kanan perusahaan dagang menengah yang bergerak dibidang perdagangan eceran khusus barang elektronik khususnya Televisi, Parabola, DVD, VCD, Kulkas, AC, Tape Recorder, Video, Amplifier, Dispenser, dll. PT. Columbus didirikan pada tanggal 07 Juli 2001 berdasarkan badan hukum berdasarkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah dengan Nomor: 51/06-12/SIUP/III/2010 yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang pedagang pengecer. PT. Columbus Lubuklinggau menyediakan aktivitas penjualan kredit maupun tunai, maka dengan itu perusahaan selalu melakukan tindakan yang bersifat positif guna mengembangkan perusahaan, salah satu tindakan nyata yang diambil perusahaan guna mempertahankan keinginan dan permintaan konsumen. Dalam kegiatan usahanya, kegiatan ini sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan. Sistem pencatatan (perlakuan akuntansi) penjualan kredit atau piutang usaha ini, pada PT. Columbus Lubuklinggau pencatatan terhadap piutang sistem manual dan sistem, data piutang dicatat dalam kartu piutang dan kedalam jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan kas. Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan yaitu formulir penjualan yang hanya dibuat rangkap dua yang diserahkan pada fungsi akuntansi dan pembeli, sehingga ada bagian-bagian yang tidak memperoleh bukti transaksi yang terjadi. PT. Columbus Lubuklinggau mencatat penjualan kredit secara manual sehingga pencatatan akuntansinya belum sesuai dengan proses pencatatan akuntansi.nilai piutang yang dicantumkan dalam neraca adalah nilai piutang yang diharapkan tertagih (yang benar-benar akan terealisasi). Kesalahan penilaian piutang, akan menyebabkan nilai aktiva yang dicantumkan dalam neraca akan menjadi nilai yang bukan sebenarnya.piutang usaha yang dimiliki oleh PT. Columbus Lubuklinggau sangat berpengaruh dalam menentukan laba rugi perusahaan. Piutang usaha termasuk dalam komponen aktiva lancar dan dalam hubungannya dengan penyajian piutang di dalam neraca digunakan dasar pengukuran Nilai Realisasi /Penyelesaian (realizable /settlementvalue). Dasar pengukuran perlakuan akuntansi ini mengatur bahwa piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha pada PT. Columbus Lubuklinggau? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha pada PT. Columbus Lubuklinggau. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pengalaman peneliti mengenai perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha.lingkungan akademis, sebagai bahan referensi bagi yang berminat melakukan penelitian menyangkut masalah perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha serta Manfaat penelitian bagi PT. Columbus Lubuklinggau, sebagai bahan pertimbangan atau masukan atas praktek yang telah dilaksanakan perusahaan selama ini dengan teori-teori dan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada, khususnya mengenai perlakuan akuntansi terhadap piutang usaha. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Menurut Harahap (2010, h.57) untuk bisa melakukan analisis laporan keuangan, sebenarnya pintu yang paling mudah dimasuki adalah melalui penguasaan akuntansi. Laporan keuangan disusun dari proses dan prosedur akuntansi, sedangkan analisis laporan keuangan adalah memecahkan ke unit-unit informasi yang lebih kecil dari penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam proses analisis laporan keuangan ini kita mempelajari proses penyusunan laporan keuangan itu.akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya. Definisi piutang Menurut Giri (2012, h.129) sebagai berikut:piutang adalah tuntutan kepada pelanggan dan pihak lain untuk memperolehuang, barang, dan jasa (aset) tertentu pada masa yang akan datang, sebagai akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 3

Penggolongan Piutang Menurut Cahyono (2012, h. 8) secara umum penggolongan piutang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan jangka waktunya, berdasarkan penyebabnya, dan berdasarkan ada atau tidaknya kesanggupan tertulis. Pengakuan Piutang Usaha Menurut Giri (2012, h.130) Pengakuan piutang berkaitan dengan pencatatan transaksi yang menimbulkan piutang. Jumlah piutang yang dicatat adalah sebesar harga pertukaran (price exchange) antara dua pihak terkait. Harga pertukaran adalah jumlah tuntutan kepada debitur (pelanggan dan peminjam). Faktur penjualan merupakan sumber informasi harga pertukaran. Ada dua faktor yang menimbulkan masalah dalam pengukuran harga pertukaran: 1. Ketersediaan potongan penjualan (potongan kuantitas trade discount) atau potongan tunai (cash discount). 2. Jangka waktu antara tanggal penjualan dan tanggal pembayaran (elemen bunga). Kerangka Pemikiran Perlakuan akuntansi Piutang menurut Perusahaan Perlakuan akuntansi menurut PSAK 50 dan 55 Perlakuan Akuntansi Piutang Perusahaan sesuai PSAK 50 dan 55 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Indikator Piutang usaha Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Penjualan Produk Penyerahan Jasa PSAK PSAK 50 dan 55 Piutang lain-lain PSAK Piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan. Penjualansecara kredit Kerugian Piutang PSAK 50 dan 55 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 4

Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2010, h.12) metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.dari kedua teknik analisis data tersebut, peneliti menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. 1. Analisis kualitatif yaitu menganalisis data yang bukan berupa angka-angka atau datayang berbentuk penjelasan yang tidak dinyatakan dalam angka atau anlisis data dengan pola uraian kalimat penjelasan guna menyampaikan informasi yang diinginkan oleh peneliti yang berbentuk penjelasan. 2. Analisis kuantitatif yang berlandaskan pada realitas, gejala, fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit teramati, terukur hubungan gejala bersifat sebab akibat digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkanmenganalisi Akuntansi Atas Piutang Berdasarkan PSAK 50 dan 55:PSAK 50 yaitu menghasilkan pengungkapan instrument keuangan yang lebih luas termasuk beberapa pengungkapan kualitatif yang berkaitan dengan risiko keuangan dan tujuan perusahaan. Tujuan PSAK 50 yaitu untuk menentukan prinsip penyajian dan pengungkapan instrument keuangan, sebagai liabilitas atau ekuitas saling hapus asset keuangan dan liabilitas keuangan. PSAK 55 yaitu memberikan panduan pada pengakuan dan pengukuran instrument keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Tujuan PSAK 55 yaitu untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran asset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih Berdasarkan PresentasePenjualan Sebagai ilustrasi, peneliti akan menguraikan analisa untuk mengestimasi piutang yang tidak tertagih berdasarkan saldo penjualan usaha sebagai presentase untuk menentukan besarnya presentase yang ditetapkan adalah 1% dari penjualan periode yang bersangkutan. Berikut ini estimasi kerugian piutang tak tertagih berdasarkan presentase dari penjualan, yaitu: STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 5

Untuk tahun 2011 Tabel 4.2 Saldo penjualan Rp19.886.388.000 Presentase penyisihan piutang tak tertagih 1% Cadangan penyisihan piutang tak tertagih : 1% x Rp 19.886.388.000 = Rp 198.863.880 Ayat jurnal untuk mencatat cadangan kerugian penyisihan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut: (D) Kerugian piutang Rp 198.863.880 (K) Cadangan kerugian piutang Rp 198.863.880 Untuk tahun 2012 Tabel 4.4 Saldo penjualan Rp 18.695.859.000 Presentase penyisihan piutang tak tertagih 1% Cadangan penyisihan piutang tak tertagih : 1% x Rp 18.695.859.000 = Rp 186.958.590 Ayat jurnal untuk mencatat cadangan kerugian penyisihan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut: (D) Kerugian piutang Rp 186.958.590 (K) Cadangan kerugian piutang Rp 186.958.590 Ayat jurnal cadangan kerugian piutang tak tertagih dibuat bertujuan untuk mengurangkan nilai piutang usaha yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas oleh perusahaan untuk mengalokasikan taksiran biaya kerugian karena pengurangan nilai piutang usaha pada periode berjalan. Metode presentase penjualan dapat digunakan perusahaan untuk mengestimasikan piutang yang tidak tertagih, karena metode ini sangat sederhana, dengan transaksi penjualan sebagai dasar untuk membebankan kerugian piutang tak tertagih. Pengaruh Cadangan Kerugian Piutang Terhadap Laporan Keuangan Perusahaan Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, bahwa piutang yang ditampilkan dalam neraca adalah piutang bruto dikurangi dengan cadangan kerugian piutang. Nilai piutang ini merupakan nilai bersih yang dapat direalisasikan penerimaannya. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat membuat prediksi mengenai cadangan kerugian piutang tersebut. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi jika ada para debitur yang tidak dapat melunasi piutangnya tepat pada tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu, STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 6

perusahaan harus dapat mengurangi jumlah piutang yang tak tertagih. Piutang yang cepat tertagihnya akan meningkatkan likuiditas perusahaan, sedangkan piutang macet akan menunggak pelunasannya akan merugikan perusahaan. Jika tingkat perputaran atau pelunasan lambat maka perusahaan akan sulit untuk melunasi kewajibannya kepada pihak ketiga yang segera jatuh tempo. Disamping modal kerja yang dibutuhkan lebih besar yang berakibat kegiatan operasional perusahaan akan terhambat karena modal yang ada belum menjadi kas. Pengelolaan piutang usaha sangat penting bagi suatu perusahaan, karena keberhasilan atau suatu kegagalan dalam merealisasikan piutang usaha menjadi kas tergantung dari kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang tersebut. Penyajian dengan Metode Presentase Penjualan Kerugian piutang dihitung dengan cara mengalikan presentase tertentu dengan jumlah penjualan periode tersebut. Presentase kerugian piutang dihitung dari perbandingan piutang yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun-tahun lalu kemudian disesuaikan dengan keadaan tahun yang bersangkutan. Kerugian piutang itu timbul karena adanya penjualan kredit, oleh karena itu sebaiknya kerugian piutang juga dihitung dari penjualan kredit. Tetapi karena pemisahan jumlah penjualan menjadi penjualan tunai dan kredit menimbulkan tambahan pekerjaan, maka untuk praktisnya presentase kerugian piutang bisa didasarkan pada jumlah penjualan periode yang bersangkutan. Taksiran kerugian piutang ini dibebankan ke rekening kerugian piutang dan kreditnya adalah rekening cadangan kerugian piutang. Penyajian Piutang dengan Presentase Piutang Perhitungan kerugian piutang atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan dengan cara yaitu: a. Jumlah Cadangan Dinaikkan sampai Presentase Tertentu dari Saldo Piutang Dalam cara ini saldo piutang dikalikan dengan presentase tertentu, hasilnya merupakan saldo rekening cadangan kerugian piutang yang diinginkan. Untuk menghitung jumlah kerugian piutang, hasil perhitungan tadi dikurangi atau ditambah dengan saldo rekening cadangan kerugian piutang. Misalnya pada tanggal 31 Desember 2011 rekening piutang menunjukkan saldo sebesar 19.886.388.000,00 x 1% = 198.863.880. presentase kerugian piutang ditetapkan sebesar 1% dari saldo piutang. Dari laporan keuangan perusahaan tahun 2011 dan 2012 yang disajikanoleh perusahaan yang tidak mencantumkan nilai cadangan kerugian piutang dengan analisis penulis setelah dimasukkan nilai cadangan kerugian piutang berdasarkan saldo piutang usaha, dapat dilihat adanya perbedaan. Pada STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 7

tahun 2011, dalam laporan laba rugi sebelum dimasukkannya biaya kerugian piutang, laba bersih tahun 2011 adalah 373.576.817,65, sedangkan setelah dimasukkan biaya kerugian piutang sebesar 198.863.380,00, laba bersih tahun 2011 menjadi 174.712.937,65.Perubahan laba bersih ini akan mempengaruhi Neraca, baik pada nilai total aktiva lancar maupun nilai pada total modal. Setelah dicantumkan nilai cadangan kerugian piutang yang mengurangi nilai piutang bruto, total aktiva lancar menjadi 21.265.099.536,82 yang sebelumnya disajikan perusahaan sebesar 17.384.994.724,82. Pada total modal, perubahan nilai laba bersih setelah dimasukkan cadangan kerugian piutang berdasarkan analisis peneliti, mempengaruhi total modal yang semula disajikan perusahaan sebesar 11.723.528.954,44 menjadi 11.524.665.074,44. Perubahan pada total aktiva lancar dan modal ini membuat nilai pada total aktiva dan total pasiva berubah menjadi lebih kecil yaitu 17.281.665.078,70. Sama halnya seperti laporan keuangan tahun 2011, Neraca dan Laporan Laba Rugi tahun 2012 juga mengalami perubahan. Nilai laba bersih tahun 2012 setelah dimasukkan dengan biaya kerugian piutang berubah menjadi lebih kecil yaitu 11.329.240,22 yang sebelumnya disajikan perusahaan sebesar 12.126.767,22. Perubahan nilai laba bersih tahun berjalan akan merubah jumlah total aktiva lancar dan total modal pada Neraca. Total aktiva lancar menjadi 22.239.399.967,00 yang sebelumnya disajikan perusahaan sebesar 17.130.687.219,39. Sedangkan total modal berubah menjadi 11.059.159.708,76 yang sebelumnya disajikan perusahaan sebesar 11.059.957.235,76. Perubahan total aktiva lancar dan total modal ini membuat total aktiva dan total pasiva menjadi lebih kecil yaitu sebesar 17.484.028.359,02. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 8

PENGHASILAN Penjualan Sewa Beli Brng Baru Penjualan Sewa Beli Brng Trkan Total Penghasilan Retur Retur Penj. Sewa Beli Brng Trkn Total Retur Penjualan Bersih Harga Pokok Hpp Tunai Barang Baru Hpp Sewa Beli Brng Tarikan Total Harga Pokok Laba Kotor Sewa Beli Brng Baru Laba Kotor Sewa Beli Brng Trkn Total Laba Kotor Beban Usaha B. Kerugian Piutang Pendapatan Lainlain Laba Bersih Tabel1 PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU PERBANDINGAN LABA-RUGI PERUSAHAAN-HASIL ANALISIS TAHUN 2011 Metode Saldo Penjualan Perusahaan 2.258.458.000,00 4.840.000,00 2.263.298.000,00 7.840.000,00 ( 7.840.000,00) 2.255.458.000,00 1.159.837.289,33 1.810.577,17 (1.161.647.866,50) 1.090.780.710,67 3.029.422,83 1.093.810.133,50 (697.573.382,01) (22.659.933,84) 373.576.817,65 Analisis Peneliti PENGHASILAN Penjualan Sewa Beli Brng Baru Penjualan Sewa Beli Brng Trkan Total Penghasilan Retur Retur Penj. Sewa Beli Brng Trkn Total Retur Penjualan Bersih Harga pokok Hpp Tunai Barang Baru Hpp Sewa Beli Brng Tarikan Total Harga Pokok Laba Kotor Sewa Beli Brng Baru Laba Kotor Sewa Beli Brng Trkn Total Laba Kotor Beban Usaha B. Kerugian Piutang Pendapatan Lainlain Laba Bersih Sumber Data: diolah dari laporan keuangan PT. Columbus Lubuklinggau 2011 2.258.458.000,00 4.840.000,00 2.263.298.000,00 7.840.000,00 ( 7.840.000,00) 2.255.458.000,00 1.159.837.289,33 1.810.577,17 (1.161.647.866,50) 1.090.780.710,67 3.029.422,83 1.093.810.133,50 (697.573.382,01) (198.863.880,00) (22.659.933,84) 174.712.937,65 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 9

PERUSAHAAN AKTIVA Aktiva Lancar Kas Besar Kas Operasional BANK Piutang Dgng Sewa Beli Cadangan Piutang Raguragu Persediaan Brng Baru Persediaan Brng Tarikan Biaya dibayar dimuka Jumlah AktivaLancar AKTIVA TETAP Kendaraan Akm. Peny. Kendaraan Peralatan Kantor dan Perabotan Akm.peny. Kantor Tabel2 PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU PERBANDINGAN NERACA PERUSAHAAN-HASIL ANALISIS TAHUN 2011 Metode Saldo Penjualan ANALIS PENELITI Peralatan Jumlah Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Pinjaman Karyawan Jumlah Aktiva Lain-lain Jumlah Seluruh Aktiva Pasiva Hutang Dagang Biaya yang msih hrus 20.000.000,00 276.593.166,17 19.886.388.000,00 (4.078.991.200,00) 822.862.595,67 422.558.831,97 35.583.331,01 17.384.994.724,82 747.092.590,00 (686.283.890,00) 113.151.000,00 (78.425.466,12) 95.534.223,88 AKTIVA Aktiva Lancar Kas Besar Kas Operasional BANK Piutang Dgng Sewa Beli STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 10 Cadangan Piutang Raguragu Persediaan Brng Baru Persediaan Brng Tarikan Biaya dibayar dimuka Jumlah AktivaLancar AKTIVA TETAP Kendaraan Akm. Peny. Kendaraan Peralatan Kantor dan Perabotan Akm.peny. Kantor Peralatan Jumlah Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Pinjaman Karyawan Jumlah Aktiva Lain-lain Jumlah Seluruh Aktiva Pasiva Hutang Dagang Biaya yang msih hrus 20.000.000,00 276.593.166,17 19.886.388.000,00 (198.886.388,00) 822.862.595,67 422.558.831,97 35.583.331,01 21.265.099.536,82 747.092.590,00 (686.283.890,00) 113.151.000,00 (78.425.466,12) 95.534.223,88 21.360.656.268,70

dibayar dibayar Pnjmn.jk.pjg jtuh tempo Jumlah Hutang Dagang Hutang Jangka Panjang Pinjaman Jangka Panjang Jumlah Hutang jk. Panjang 17.480.528.958,70 Pnjmn.jk.pjg jtuh tempo Jumlah Hutang Dagang Hutang Jangka Panjang Pinjaman Jangka Panjang Jumlah Hutang jk. Panjang 1.706.975.174,26 250.024.830,00 Modal Usaha 1.706.975.174,26 Modal Usaha Modal Modal 1.957.000.004,26 Laba ditahan tahun-tahun lalu Laba ditahan 1 tahun sebelumnya Laba tahun berjalan s/d bulan lalu Laba bulan brjln pada thn berjln Jumlah modal usaha Jumlah seluruh pasiva + modal 250.024.830,00 1.957.000.004,26 3.800.000.000,00 3.800.000.000,00 300.000.000,00 Rp 2.889.949.878,23 4.108.320.589,44 Laba ditahan tahun-tahun lalu Laba ditahan 1 tahun sebelumnya Laba tahun berjalan s/d bulan lalu Laba bulan brjln pada thn berjln Jumlah modal usaha Jumlah seluruh pasiva + modal 3.800.000.000,00 3.800.000.000,00 300.000.000,00 2.889.949.878,23 4.108.320.589,44 4.051.681.669,12 174.712.937,65 11.524.665.074,44 17.281.665.078,70 4.051.681.669,12 373.576.817,65 11.723.528.954,44 17.480.528.958,70 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 11

Sumber Data: diolah dari laporan keuangan PT. Columbus Lubuklinggau 2011 Tabel3 PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU PERBANDINGAN LABA-RUGI PERUSAHAAN-HASIL ANALISIS TAHUN 2012 Metode Saldo Penjualan Perusahaan Analisis Peneliti STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 12

PENGHASILAN Penjualan Tunai Brng Baru Penjualan Sewa Beli Brng Baru 5.504.000,00 1.362.326.000,00 PENGHASILAN Penjualan Tunai Brng Baru Penjualan Sewa Beli Brng Baru 5.504.000,00 1.362.326.000,00 Penjualan Sewa Beli Brng Trkan Total Penghasilan 15.650.000,00 Penjualan Sewa Beli Brng Trkan Total Penghasilan 15.650.000,00 Retur Retur Retur Penj. Sewa Beli 1.383.480.000,00 Retur Penj. Sewa Beli 1.383.480.000,00 Brng Trkn Brng Trkn Total Retur Total Retur Penjualan Bersih 10.800.000,00 Penjualan Bersih 10.800.000,00 ( ( Harga Pokok 10.800.000,00) Harga Pokok 10.800.000,00) Hpp Tunai Barang Hpp Tunai Barang Baru Baru Hpp Sewa Beli Brng 1.372.680.000,00 Hpp Sewa Beli Brng 1.372.680.000,00 Baru Baru Hpp Sewa Beli Brng Hpp Sewa Beli Brng Tarikan Tarikan Total Harga Pokok Total Harga Pokok Laba Kotor Tunai Brng 5.376.000,00 Laba Kotor Tunai Brng 5.376.000,00 Baru Rp Baru Rp Laba Kotor Sewa Beli 686.315.199,65 Laba Kotor Sewa Beli 686.315.199,65 Brng Baru Brng Baru Laba Kotor Sewa Beli 11.596.546,70 Laba Kotor Sewa Beli 11.596.546,70 Brng Trkn Brng Trkn Total Laba Kotor 703.287.746,35) Total Laba Kotor 703.287.746,35) Beban Usaha Beban Usaha STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 13

B. Kerugian Piutang 128.000,00 B. Kerugian Piutang 128.000,00 Pendapatan Lainlain Pendapatan Lainlain Laba Bersih 665.210.800,00 Laba Bersih 665.210.800,00 4.053.453,30 4.053.453,30 669.392.253,65 669.392.253,65 ( ( 670.256.040,60) 670.256.040,60) - Rp ( (11.905290,00) 12.990.554,17) (12.990.554,17) 12.126.767,22 11.329.240,22 Sumber Data: diolah dari laporan keuangan PT. Columbus Lubuklinggau 2012 Tabel 4 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 14

PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU PERBANDINGAN NERACA PERUSAHAAN-HASIL ANALISIS TAHUN 2012 Metode Saldo Penjualan PERUSAHAAN ANALIS PENELITI AKTIVA Aktiva Lancar Kas Besar Kas Operasional BANK Piutang Dgng Sewa Beli Cadangan Ragu-ragu Piutang Persediaan Brng Baru Persediaan Tarikan Brng Biaya dibayar dimuka Jumlah AktivaLancar AKTIVA TETAP Kendaraan Akm. Peny. Kendaraan Peralatan Kantor dan Perabotan Akm.peny. Kantor Peralatan Jumlah Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Pinjaman Karyawan Jumlah Aktiva Lainlain Jumlah Aktiva Seluruh 168.105.000,00 20.000.000,00 335.284.778,03 18.695.859.000,00 (5.122.439.550,00) 1.588.024.985,64 1.174.630.783,29 271.222.222,43 17.130.687.219,39 1.072.397.890,00 ( 755.081.011,64) 124.851.000,00 AKTIVA Aktiva Lancar Kas Besar Kas Operasional BANK Piutang Dgng Sewa STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 15 Beli Cadangan Ragu-ragu Piutang Persediaan Brng Baru Persediaan Tarikan Brng Biaya dibayar dimuka Jumlah AktivaLancar AKTIVA TETAP Kendaraan Akm. Peny. Kendaraan Peralatan Kantor dan Perabotan Akm.peny. Kantor Peralatan Jumlah Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Pinjaman Karyawan Jumlah Aktiva Lainlain Jumlah Aktiva Seluruh 168.105.000,00 20.000.000,00 335.284.778,03 18.695.859.000,00 ( 13.726.800,00) 1.588.024.985,64 1.174.630.783,29 271.222.222,43 Rp 22.239.399.967,00 1.072.397.890,00 ( 755.081.011,64) 124.851.000,00 ( 96.525.211,73)

Pasiva (96.525.211,73) Pasiva Hutang Dagang Biaya yang msih hrus dibayar 345.642.666,63 Hutang Dagang Biaya yang msih hrus dibayar 345.642.666,63 Pnjmn.jk.pjg jtuh Pnjmn.jk.pjg jtuh tempo Jumlah Hutang 8.496.000,00 tempo Jumlah Hutang 8.496.000,00 Dagang Dagang 8.496.000,00 Hutang Jangka Panjang 8.496.000,00 Hutang Jangka Panjang Pinjaman Jangka Pinjaman Jangka Panjang Panjang 17.484.825.886,02 Jumlah Hutang jk. 17.484.825.886,02 Jumlah Hutang jk. Panjang Modal Usaha Modal 1.062.115.174,26 Panjang Modal Usaha Modal 1.062.115.174,26 94.953.876,00 Laba ditahan tahuntahun 94.953.876,00 Laba ditahan tahuntahun 167.799.600,00 lalu 167.799.600,00 lalu Laba ditahan 1 tahun sebelumnya Laba tahun berjalan s/d bulan lalu Laba bulan brjln pada thn berjln Jumlah modal usaha 1.324.868.650,26 5.100.000.000,00 5.100.000.000,00 Laba ditahan 1 tahun sebelumnya Laba tahun berjalan s/d bulan lalu Laba bulan brjln pada thn berjln Jumlah modal usaha 1.324.868.650,26 5.100.000.000,00 5.100.000.000,00 Jumlah seluruh Jumlah seluruh pasiva + modal pasiva + modal 300.000.000,00 Rp 4.998.270.467,67 300.000.000,00 Rp 4.998.270.467,67 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 16

4.425.258.486,77 1.324.301.514,10 12.126.767,22 4.425.258.486,77 1.324.301.514,10 11.329.240,22 11.059.957.235,76 11.059.159.708.76 17.484.825.886,02 17.484.028.359,02 Sumber Data: diolah dari laporan keuangan PT. Columbus Lubuklinggau 2012 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pembahasan, peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: PT. Columbus Lubukinggau kegiatan penagihan piutang dilakukan oleh bagian penagihan. Bagian pembukuan menginformasikan kepada pelanggan mengenai piutang dagang yang akan jatuh tempo. Kemudian bagian pembukuan memberikan faktur penjualan yang asli kepada bagian penagihan sebagai dasar melakukan penagihan. Pada waktu pelanggan membayar lunas seluruh hutangnya, maka pada faktur asli diberi cap lunas serta dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, bahwa sistem pemberian piutang masih belum memuaskan. Hal ini terlihat bahwa dalam pemberian piutang PT. Columbus Lubuklinggau tidak menyeleksi terlebih dahulu para calon konsumennya yang layak diberikan penjualan secara kredit dan hanya berdasarkan kepercayaan semata yang dapat menyebabkan bertambahnya jumlah piutang tak tertagih setiap tahunnya. Saran STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 17

PT. Columbus Lubuklinggau dalam memajukan usahanya.pt. Columbus Lubuklinggau sebaiknya mengurangkan nilai piutang bruto dengan nilai cadangan kerugian piutang sehingga diperoleh nilai piutang bersih (netto) yang dapat direalisasi karena jumlah piutang usaha yang dilaporkan dalam neraca harus dalam nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasi serta PT. Columbus Lubuklinggau sebaiknya sebelum memberi suatu piutang seharusnya melakukan suatu perencanaan terlebih dahulu melakukan pembinaan kepada pembeli, apakah layak atau tidak diberikan piutang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti piutang tak tertagih. Daftar Pustaka STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 18

Baridwan Zaki, 2004. Intermedit Accounting. Edisi Delapan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Cahyo, Mardanung P., 2011,Mengelola Kartu Piutang, Yogyakarta : PT Intan Sejati Klaten. Giri, Efraim Ferdinan, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Yogyakarta : UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Harahap, Sofyan Syafri, 2010, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Harahap, Sofyan Syafri, 2011,Teori Akuntansi, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. http://fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/jurnal/29082012-0811031058.pdf. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009, Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat : Graha Akuntan. Mahdi Hendrich. 2013.Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Piutang Dagang pada Toko Sahabat Palembang.Ilmiah, 2013 (11), 1-10. Martani dwi, dkk, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Rudianto, 2012, Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan, Jakarta : Penerbit Erlangga. Sodikin,Slamet Sugiri, dan Riyono, Bogat Agus, 2012,Pengantar Akuntansi 1, Yogyakarta : UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Sugiyono, 2010,Metodelogi Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta Bandung. Sugiyono, 2012,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta CV STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2014 19