ARTIKEL ANALISIS PENERAPAN PSAK 48 (REVISI 2014) ATAS PENURUNAN NILAI ASET TETAP BANGUNAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI ANALISIS PENERAPAN PSAK 48 (REVISI 2014 PADA PT GUDANG GARAM TBK

BAB 1 PENDAHULUAN. (PSAK), yang semula mengacu pada United States Generally Accepted

JURNAL. Oleh: CAHYA RIASARI Dibimbing oleh : 1. Drs. Zainal Arifin, M.M. 2. Dr. M. Muchson, S.E, M.M.

ARTIKEL PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN BANTARAN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. standar akuntansi internasional International Financial Reporting Standard (IFRS)

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

SKRIPSI. Oleh : FITRIA NUR ANGGRAINI NPM :

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International

PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industri Dana Pensiun saat ini mempunyai peranan yang makin besar

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

BAB I PENDAHULUAN. sawit, kopi, kakao, karet, nilam, lada, dan juga kelapa. Undang-Undang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

2. Ruang Lingkup 3. Bilamana dilakukan Reklasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang sangat penting bagi perusahaan komersial. Dalam kerangka

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ISAK 9/ IFRIC 1: PERUBAHAN ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS PURNA OPERASI, RESTORASI DAN KEWAJIBAN SERUPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang sudah dipercayakan melalui laporan keuangan. Informasi dari

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan status penyajian akun-akun Other Comprehensif Income (OCI)

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi

Yudhistiro Ardy Institut Bisnis Nusantara Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta (021)

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN LABA RUGI MENGGUNAKAN IFRS/IAS 1 DENGAN PSAK NO 1 PADA PT.MUSTIKA RATU,TBK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang terlibat dalam forum G-20 (Group of

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Disusun Oleh: Fitri Annisa

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL

PSAK 25 (Revisi 2009) Perubahan Estimasi. Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.

ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD Isi-isu Kontemporer Terkait Pelaporan Keuangan Aset Tetap, Aset Tak Berwujud, Aset Sewa dan Hak atas Tanah

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK 16 PADA YAYASAN BARUNAWATI BIRU SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PSAK 13. Universitas Indonesia

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmar. Hasil dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi pada bisnisnya khususnya dari sisi keuangan atau financial. Untuk memulai

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia secara langsung sudah menjadi perusahaan go public, dimana laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. perbankan Indonesia serta sejalan dengan upaya peningkatan

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Perusahaan PT. Hutama Trans Kencana

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari

PERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk CABANG SIDOARJO

Indonesian Institute Of Certified Public Accountants TECHNICAL newsflash

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS (STUDI KASUS PT.XL AXIATA TBK PERIODE )

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS TERHADAP POS POS LAPORAN KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. tentang Instrumen Keuangan:Pengakuan dan Pengukuran. Sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, perusahaan membutuhkan faktor-faktor produksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

PSAK NO. 48 PENURUNAN NILAI ASET

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. Adopsi IFRS diberbagai negara memiliki beberapa manfaat.

BAB II LANDASAN TEORI

6/4/2012. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Lingkup PSAK 48

BAB I PENDAHULUAN. Singapura pada tahun Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, serta

BAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

Transkripsi:

ARTIKEL ANALISIS PENERAPAN (REVISI 2014) ATAS PENURUNAN NILAI ASET TETAP BANGUNAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK Oleh: FITRIA WIJAYANTI 13.1.02.01.0022 Dibimbing oleh : 1. Drs. Ec. Sugeng, Ak., M.M., M.Ak., CA. 2. Amin Tohari, M.Si. PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017

JUDUL ANALISIS PENERAPAN (REVISI 2014) ATAS PENURUNAN NILAI ASET TETAP BANGUNAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK Fitria Wijayanti 13.1.02.01.0022 Fitry.riou21@gmail.com Drs. Ec. Sugeng, Ak., M.M., M.Ak., CA. Amin Tohari, M.Si. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Setiap perusahaan memiliki faktor-faktor yang dapat menunjang dalam proses produksi, salah satunya adalah aset tetap. Pada setiap aset tetap akan mengalami nilai akibat dari penggunaan, karena nilai yang dapat dipulihkan kurang dari nilai tercatat aset. Bangunan tersebut merupakan salah satu aset tetap yang dirugikan seiring berjalannya waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan nilai aset tetap bangunan pada PT. Gudang Tbk. Tahun 2012-2016 telah sesuai dengan. Jenis penelitian ini yaitu diskriptif kuantitatif. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan. PT. Gudang Tbk periode 31 Desember 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016. Teknik pengumpulan data menggunakan studi lapangan, yaitu dengan mengabil laporan keuangan yang telah di publis di Bursa Efek Indonesia. Analisis yang digunakan adalah deskritif kuantitatif dengan membandingkan penerapan nilai aset yang digunakan dalam perusahaan dan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat bahwa tidak terjadi nilai pada aset tetap bangunan pada PT. Gudang Tbk dan metode yang digunakan dalam perhitungan nya telah sesuai dengan. KATA KUNCI : Aset tetap bangunan, PSAK No 48 Penurunan Nilai Aset 2

I. LATAR BELAKANG Pertumbuhan bisnis yang semakin pesat sekarang ini, menuntut setiap pelaku bisnis baik perorangan maupun perusahaan untuk dapat menghasilkan informasi keuangan perusahaan yang akurat dan dapat menunjang pertumbuhan bisnis tersebut. Hal tersebut menuntut manajemen untuk lebih memanfaatkan sumber daya yang dimiliki maupun yang tersedia agar dapat digunakan secara efisien dan efektif, sehingga perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam menjalankan kegiatan operasionalnya untuk dapat bertahan dalam persaingan global. Dengan demikian diperlukan akuntansi yang memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan atau entitas dikarenakan dapat memberikan informasi keuangan yang lebih relevan dan juga sebagai salah satu penentu masa depan serta kelangsungan bisnis perusahaan. Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan dan memiliki andil dalam menghasilkan laporan keuangan adalah aset tetap. Menurut Reeve (2013) aset tetap adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang. Dalam penyusunan peraturan akuntansi yang berlaku, Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia sebagai organisasi/ lembaga yang membuat aturan yang bernama Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yang digunakan sebagai acuan pernerapan akuntansi di indonesia. Dalam PSAK No. 48 tentang nilai aset menyatakan bahwa nilai aset terjadi apabila yang tercatat melebihi yang. PSAK No.48 merupakan standar akuntansi yang mengacu pada International Financial Reporting Standards (IFRS) dan dibahas dalam International Accounting Strandart (IAS) 36. PT Gudang Tbk sebagai dalah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang memiliki banyak cabang untuk mempermudah dalam bidang produksi dan penjualannya, Dilihat dari banyaknya investasi di berbagai bidang yang dilakukan oleh PT Gudang Tbk semakin banyak pula aset yang mendukungnya, salah satunya adalah 3

II. aset tetap sebagai salah satu faktor yang mendukung dalam operasionalnya sehingga terdapat indikasi terjadinya nilai aset. Dalam perhitungan nilai aset tetap tersebut, PT Gudang Tbk sebagai perusahaan yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia harus mempunyai dasar perhitungan yang berterima umum. Dalam dasar perhitungan tersebut adalah sesuai dengan dasar pelaporan keuangan yang ditetapkan untuk perusahaan swasta, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Berdasarkan uraian-uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti PT. Gudang Tbk dengan judul ANALISIS PENERAPAN (REVISI 2014) ATAS PENURUNAN NILAI ASET TETAP BANGUNAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK. METODE A. Variabel Penelitian Variabel - variabel penelitian yang harus di identifikasi secara jelas, sehingga tidak menimbulkan pengertian yang berarti ganda. Definisi variabel juga membatasi sejauh mana penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2011:38), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, terdapat dua veriabel yang digunakan yaitu imbalan pasca bekerja. B. Pendekatan Penelitian Variabel - variabel penelitian yang harus di identifikasi secara jelas, sehingga tidak menimbulkan pengertian yang berarti ganda. Definisi variabel juga membatasi sejauh mana penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2011:38), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, terdapat dua veriabel yang digunakan yaitu imbalan pasca bekerja. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian 1

Subjek penelitian merupakan tempat variabel melekat. Menurut Arikunto (2010), subjek penelitian adalah tempat di mana data untuk variabel penelitian diperoleh. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah PT. Gudang Tbk. 2. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012), objek penelitian adalah suatu atribut dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah imbalan kerja, khususnya imbalan pasca bekerja pada PT. Gudang Tbk. III. HASIL DAN KESIMPULAN 1. Penerapan Akuntansi Penurunan Nilai Aset Pada PT Gudang a. Mengidentifikasi Aset Yang Mungkin Penurunan Nilai Mengalami Pada setiap akhir periode pelaporan, perusahaan mengidentifikasi suatu aset mengalami nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian pada tanggal laporan atas nilai aset diperlukan, maka Perseroan akan membuat estimasi atas aset tersebut. Setiap aset yang dimiliki oleh entitas atau perusahaan mempunyai kemungkinan untuk mengalami nilai. Penurunan nilai set mengupakan suru kondisi dimana nilai tercatat dari aset (carrying amount) melebihi (recoverable amount). Indikasi nilai ini harus dilakukan oleh setiap entitas. Tabel 1.1 Nilai Buku Atau Nilai Tercatat Dari Aset Tetap Bangunan PT. Gudang Tbk. (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah) Aset Biya Akumulasi Nilai Buku Tetap Perolehan Penyusutan (Nilai Bangunan (Saldo Akhir) (Saldo Akhir) Tercatat) 2012 1,451,691 559,573 892,118 2013 2,365,162 626,845 1,738,317 2014 3,655,720 793,522 2,862,198 2015 4,630,853 979,781 3,651,072 2016 6,044,471 1,250,388 4,794,083 Sumber : Data hasil olahan, 2017 Pada tabel 1.1 Peneliti mengungkapkan nilai tercatat 2

dari aset tetap bangunan milik PT Gudang Tbk. yang merupakan data olahan peneliti. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 48. Jumlah tercatat adalah yang diakui untuk suatu aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan (amortisasi) dan akumulasi nilai. Berdasarkan pengetian tersebut nilai tercatat untuk aset tetap bangunan selama tahun 2012 sebesar Rp. 892.118.000.000, 2013 sebesar Rp. 1.738.317.000.000, 2014 sebesar Rp. 2.862.198.000.000, 2015 sebesar Rp. 3.651.072.000.000 dan 2016 sebesar Rp.4.794.083.000.000, nilai tersebut merupakan acuan dari uji nilai terhadap aset tetap bangunan pada PT. Gudang Tbk. Dalam mengungkapkan nilai tercatat aset bangunan pada laporan posisi keuangan PT. Gudang Tbk tidak melakukan pencatatan sebesar nilai individual dari setiap aset tetap namun PT. Gudang Tbk mencatat nilai buku neto atau nilai tercatat bersih dari keseluruhan aset tetap yang dimiliki PT. Gudang Tbk setiap tahunnya. Tabel 1.2 Identifikasi nilai aset tetap bangunan berdasarkan PSAK 48 pada aset tetap bangunan PT. Gudang Tbk. Aset Tetap Nilai < > Nilai Wajar Penurunan Bangunan Tercatat Nilai 2012 892,118 Tidak Tercatat Tidak 2013 1,738,317 < 5,027,975 Tidak 2014 2,862,198 < 5,438,888 Tidak 2015 3,651,072 < 6,463,110 Tidak 2016 4,794,083 < 6,813,725 Tidak Sumber : Data hasil olahan, 2017 Tabel 1.2 memperlihatkan hasil nilai terhadap aset tetap bangunan tersebut, peneliti membandingkan antara nilai wajar dan nilai buku atau nilai tercatat dari aset tetap bangunan selama 5 tahun terakhir. Pada penelitian ini, untuk tahun 2012 nilai wajar dari aset tetap bangunan tidak tersedia pada laporan keuangan PT. Gudang Tbk namun pada laporan keuangan tersebut menajemen berpendapat bahwa tidak terjadi nilai aset tetap selama tahun 2012. Dan untuk tahun 2013, 2014, 2015, dan 2016 nilai wajar dari aset 3

tetap bangunan masing-masing sebesar Rp. 5.027.975.000.000, Rp. 5.438.888.000.000, Rp. 6.463.110.000.000, dan Rp. 6.813.725.000.000 nilai ini dibandingkan dengan nilai tercatat dari aset tetap bangunan pada tahun 2013, 2014, 2015, dan 2016 masing-masing sebesar Rp. 1.738.317.000.000, Rp. 2.862.198.000.000, Rp. 3.651.072.000.000, dan Rp. 4.794.083.000.000. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut yang tersedia pada tabel 4.3 maka selama 5 tahun terakhir tidak terdapat nilai aset tetap bangunan pada aset tetap yang dimiliki PT Gudang Tbk. 2. Pembahasan Dari perhitungan diatas, dapat dilihat hasil penerapan penuruan nilai aset yang dilakukan oleh PT. Gudang Tbk. Untuk lebih memperjelas apakah PT. Gudang Tbk telah menerapkan dalam purunan nilai aset tetap bangunannya, dapat dilihat di tabel, sebagai berikut : Tabel 1.3 Analisis Penerapan No Berdasarkan (2014) 1 Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi asset mengalami nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas mengestimasi asset tersebut. 2 Pernyataan ini mendefinisika n sebagai yang lebih tinggi antara nilai wajar asset atau unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya. 3 Jika asset lebih kecil dari tercatatnya, maka Berdasarkan PT Gudang Perseroan menilai indikasi nilai dan jika ada, akan diestimasik an atas aset tersebut. Perseroan mengakui bahwa yang ditentukan untuk aset individual adalah yang lebih tinggi antara nilai wajar atau unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya Perseroan mengakui jika nilai tercatat aset lebih besar dari pada nilai Kesimpula n Gudang telah melakuk an penilaian terhadap indikasi penuruna n nilai asset pada setiap akhir periode berdasar kan (revisi 2014) telah sesuai Berasark an pengakua n terhadap terpulihk an adalah yang lebih tinggi dari nilai wajar atau UPK telah sesuai dengan (revisi 2013) Berdasar kan pengakua n penuruna n nilai jika nilai 4

No Berdasarkan (2014). Penurunan tersebut adalah rugi nilai. 4 Rugi nilai segera diakui dalam laba rugi Berdasarkan PT Gudang nya, maka asset tersebut dianggap mengalami nilai dan nilai asset tercatat tersebut diturunkan menjadi sebesar nilai nya. Perseroan mengungk apkan rugi nilai dari operasi yang berkelanjut Kesimpula n tercatat lebih besar dari nilai terpulihk an, telah sesuai dengan (revisi 2013) Pengaku an rugi penuruna n nilai oleh Gudang telah sesuai dengan (revisi 2013) an diakui sebagai rugi nilai Sumber : Data hasil olahan, 2017 Berdasarkan tabel 1.3 di atas, dapat di interpretasikan hasil penelitian dalam uji nilai di PT Gudang Tbk. Perusahaan melakukan uji nilai pada setiap akhir periode pelaporan. Pada identifikasi uji nilai pada PT. Gudang Tbk, menunjukan tidak teridentifikasi terjadinya nilai dengan membandingkan nilai wajar dengan IV. nilai buku atau nilai tercatatnya. Dalam perhitungan adalah dengan membandingkan yang lebih tinggi antara nilai wajar dengan nilai jual dan nilai pakai. Jika nilai tercatatnya lebih besar dari, maka selisihnya akan diakui sebagai rugi nilai. Untuk pengungkapannya, rugi nilai harus segera diakui di laporan laba rugi. Dari semua pengungkapan yang didapat dari hasil penelitian identifikasi nilai pada PT Gudang Tbk. telah sesuai dengan peraaturan yang ditetapkan dalan. DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Indeks. Jakarta.. Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta. Jakarta. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta. Jakarta. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V, Jakarta: Rieneka Cipta. 5