PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA JALINAN JALAN IMAM BONJOL-YOS SOEDARSO PADA BUNDARAN BESAR DI KOTA PALANGKA RAYA

Bundaran Boulevard Kelapa Gading mempunyai empat lengan masing-masing lengan adalah

PENGENDALIAN LALU LINTAS 4 LENGAN PADA PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. JERANDING DAN PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. HARUNA KOTA PONTIANAK

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Nirwana Puspasari dan Ahmat Solikin, Analisis Jalinan Jalan (Weaving Area) pada Ruas Jalan

PERHITUNGAN KINERJA BAGIAN JALINAN AKIBAT PEMBALIKAN ARUS LALU LINTAS ( Studi Kasus JL. Kom. Yos Sudarso JL. Kalilarangan Surakarta ) Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

ANALISIS BUNDARAN PADA SIMPANG EMPAT JALAN A. YANI KM 36 DI BANJARBARU. Rosehan Anwar 1)

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK

STUDI PERSIMPANGAN BUNDARAN SUCI KABUPATEN GARUT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 6 (Enam)

MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS PERSIMPANGAN SEPANJANG Jl. A. YANI SISI BARAT AKIBAT PEMBANGUNAN FRONTAGE ROAD

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

KAJIAN PERSEBARAN LALU LINTAS KAWASAN JALAN SEMERU DAN JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

KINERJA RUAS JALAN KORIDOR JALAN TJILIK RIWUT AKIBAT TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR KORIDOR BERDASARKAN KONTRIBUSI VOLUME LALU LINTAS

PENGARUH PEMBALIKAN ARAH ARUS LALU LINTAS TERHADAP KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Nonongan Kota Surakarta)

Kajian Kinerja Bagian Jalinan (Studi Kasus : Jl. Niaga 1 Jl. Yos Sudarso, Kota Tarakan)

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

TINJAUAN PUSTAKA. Simpang jalan merupakan simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Lokasi rumah sakit Royal. Rencana Royal. PT. Katrolin. Bank Central Asia. Jl. Rungkut. Industri I

METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kinerja bundaran tidak bersinyal

STUDI KINERJA RUAS DAN PERSIMPANGAN DI KAWASAN LAPANGAN KAREBOSI PADA JLN. JEND. SUDIRMAN DI KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN PEMILIHAN LOKASI PENGUMPULAN DATA

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

KAJIAN LALU LINTAS DI KAWASAN PINTU GERBANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA JALAN VETERAN KOTA MALANG KARYA TULIS ILMIAH

Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT TAMAN DAYU KABUPATEN PASURUAN)

PENILAIAN ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PERTUMBUHAN BANGKITAN DAN TARIKAN LALU LINTAS (Studi Kasus Industri Cold Storage Banyuwangi)

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

DAFTAR ISI. Judul. Lembar Pengesahan. Lembar Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS JARINGAN JALAN DI KAWASAN TERUSAN IJEN KOTA MALANG

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

ANALISIS OPERASIONAL WAKTU SINYAL LAMPU LALULINTAS PADA TEMPAT PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI DI RUAS JALAN PAHLAWAN KOTA MADIUN

KAJIAN LALU LINTAS PERSIMPANGAN TAK SEBIDANG DI BUNDARAN SATELIT SURABAYA

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

EVALUASI PENGENDALIAN LALU LINTAS DENGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL

BAB V ANALISIS DATA 5.1 ANALISIS AWAL TANPA PENANGANAN

Novia Hilda Silviani*, Rohani**, Hasyim**

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 ( ) ISSN:

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

KAJIAN PERBAIKAN KINERJA LALU LINTAS DI KORIDOR GERBANG PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

ANALISA HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALU LINTAS DAN PRESENTASE PENGGUNAAN LAHAN PADA RUAS JALAN A. A. MARAMIS KOTA MANADO

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. DAFTAR ISI... vii

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

EVALUASI KINERJA DAN ALTERNATIF PENANGANAN SIMPANG PADA JALAN YA M SABRAN JALAN PANGLIMA AIM KOTA PONTIANAK

Djoko Sulistiono 1, Hera widyastuti 2, Catur Arief Prastyanto 2 1 Mahasiswa S 2 Manajemen dan Rekayasa Transportasi Teknik Sipil FTSP ITS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2015 pukul WIB dengan data sebagai berikut :

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

KAJIAN DAMPAK PEMBANGUNAN SPBU TERHADAP DAMPAK LALU LINTAS (Studi Kasus : SPBU Pejompongan Jakarta) Abstrak

ANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... xii. DAFTAR ISI...

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

KAJIAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL BUNDARAN KECIL DAN SIMPANG TAMBUN BUNGAI DI PALANGKA RAYA KALIMANTAN TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN

STUDI MODEL HUBUNGAN VOLUME KECEPATAN KEPADATAN PADA JALAN PERKOTAAN TIPE 2 LAJUR DAN 4 LAJUR TAK TERBAGI (2UD DAN 4UD)

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

III. METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metoda-metoda yang digunakan dalam

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan (Studi Kasus Pembangunan Perumahan Baturaja Permai)

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 1 : 81-91, Maret 2016

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

EVALUASI KINERJA SIMPANG BUNDARAN BARON SURAKARTA

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Masukan

Dari gambar 4.1 maka didapat lebar pendekat sebagai berikut;

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja

BAB V ANALISIS DATA 5.1 UMUM

III. METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN KALIGARANG JALAN KELUD RAYA JALAN BENDUNGAN RAYA

Transkripsi:

PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA Fransisco HRHB 1) Alderina 2) ABSTRAKSI Tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh pengembangan kawasan dengan dibangunnya Palangkaraya Mall (PALMA) terhadap kapasitas jalan di bundaran besar Palangka Raya. Metoda yang digunakan adalah : 1) survey untuk data primer; 2) deskripsi untuk data kawasan. Hasil yang didapat antara lain prediksi kapasitas jalan di bundaran besar dan kawasan sekitarnya. Kata kunci : bundaran besar, kawasan Pendahuluan Kawasan Bundaran Besar kota Palangka Raya merupakan suatu kawasan strategis di kota Palangkaraya yang tata guna lahannya saat ini terdiri dari kawasan permukiman, perkantoran, pendidikan, peribadatan dan pusat bisnis. Dalam perkembangan telah dibangun PALMA sebagai mall pertama di Palangka Raya. Kondisi aktual di kawasan tersebut sudah berkembang menjadi kawasan wisata dimana terjadi pergerakan orang/barang dari/menuju ke kawasan lain. Bundaran Besar Palangka Raya memiliki 6 (enam) lengan yaitu terdiri dari jalan Cilik Riwut, jalan Katamso, Jalan D.I. Panjaitan, Jalan Imam Bonjol, Jalan Yos Sudarso, jalan Kinibalu. Metoda Penelitian Data Geometris Jalan ; diperoleh dari data sekunder yang tersedia. Data Lalu Lintas ; data primer berupa volume kendaraan diperoleh dari survei lapangan selama 1 (satu) minggu pada jam tersibuk mulai jam 07.00 WIB s.d 09.00 WIB, jam 10.00 12.00 WIB dan jam 16.00 18.00 WIB Data untuk Hambatan Samping dan tipe Lingkungan Jalan; berdasarkan visualisasi ditentukan kelas tipe lingkungan jalan di daerah pengamatan termasuk daerah akses terbatas, karena kelas hambatan samping tidak terlalu tinggi atau sangat rendah. Data sekunder berupa data pendukung dalam analisis penelitian ini diperoleh dari instansi terkait seperti BAPPEDA, Dinas Pekerjaan Umum, dan lain-lainnya. Untuk mengetahui karakteristik dan permasalahan dari data terkumpul dibuat permodelan pergerakan lalu lintas yang selanjutnya dianalisa secara analitis dengan metoda regresi. 1) Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya 2) Dosen Tetap Jurusan Arsitektur Universitas Palangka Raya 23

Hasil dan Pembahasan 1. Parameter geometrik Bundaran Besar Palangka Raya, sebagai berikut : Tabel.1 Parameter Geometrik Bundaran Besar Palangka Raya Bagian Jalinan L1 L2 We Ww Lw Jl. Tjilik Riwut - Jl. Katamso 7 10 8,5 9,3 47,8 Jl. Katamso - Jl. Panjaitan 7 10 8,5 9,3 90,7 Jl. DI Panjaitan - Jl. Imam Bonjol 6,5 10 8,25 9,3 61,5 Jl. Imam Bonjol - Jl. Yos Sudarso 8,5 10 9,25 9,3 67,8 Jl. Yos Sudarso - Jl. Kinibalu 6,5 10 8,25 9,3 67,8 Jl. Kinibalu - Jl. Tjilik Riwut 6,5 10 8,25 9,3 50,5 Keterangan : L1 = Lebar Masuk Pendekat 1 (m) L2 = Lebar Masuk Pendekat 2 (m) We = Lebar Masuk Rata-rata (m) Ww = Lebar Jalinan (m) Lw = Panjang Jalinan (m) 2. Dari perhitungan data volume lalu lintas diperoleh pola pergerakan kondisi eksisting (Gambar 1.a s.d. Gambar 1.g) Gambar 1.a. Pola Pergerakan Lalu Lintas Bundaran Besar dari Jl. Tjilik Riwut (Lengan A) 24

Gambar 1.b. Pola Pergerakan Lalu Lintas Bundaran Besar dari Jl. Brigjen Katamso (Lengan B) Gambar 1.c. Pola Pergerakan Lalu Lintas Bundaran Besar dari Jl. D.I. Panjaitan (Lengan C) 25

Gambar 1.d. Pola Pergerakan Lalu Lintas Bundaran Besar Jl. Imam Bonjol (Lengan D) Gambar 1.e. Pola Pergerakan Lalu Lintas Bundaran Besar Jl. Yos Sudarso (Lengan E) 26

Gambar 1.f. Pola Pergerakan Lalu Lintas Bundaran Besar Jl. Kinibalu (Lengan F) Gambar 1.g. Pola Pergerakan Lalu Lintas Total Bundaran Besar Palangka Raya 27

3. Volume Pergerakan Lalu Lintas Lengan Bundaran Besar Palangka Raya (SMP/Jam) Tabel 2 Volume Pergerakan Lalu Lintas di Bundaran Besar Lengan Deskripsi Arus Jam Puncak Q max Qi, tot A B C D E F Arah Jl. Tjilik Riwut Arah Jl. Brigjen Katamso Arah Jl. D.I. Panjaitan Arah Jl. Imam Bonjol Arah Jl. Yos Sudarso Arah Jl. Kinibalu Masuk 19.00-20.00 36 Keluar 18.00-19.00 36 Lurus 19.00-20.00 20 Masuk 09.00-10.00 5 Keluar 19.00-20.00 15 Lurus 19.00-20.00 12 Masuk 11.00-12.00 19 Keluar 07.00-08.00 28 Lurus 18.00-19.00 17 Masuk 19.00-20.00 16 Keluar 06.00-07.00 19 Lurus 18.00-19.00 20 Masuk 10.00-11.00 31 Keluar 19.00-20.00 33 Lurus 19.00-20.00 59 Masuk 19.00-20.00 36 Keluar 11.00-12.00 36 Lurus 19.00-20.00 28 92 32 64 55 123 100 Q tot 466 Dari Gambar 1.a s.d 1.g dan Tabel 2. bahwa volume pergerakan eksisting Bundaran Besar terbesar adalah dari Lengan E (Arah Jl. Yos Sudarso) sebesar 123 smp/jam atau 26,39 % dari volume pergerakan total. Hal ini disebabkan arah Jl. Yos Sudarso adalah kawasan perkantoran dan pendidikan dimana Bundaran Besar menjadi jalur yang banyak dipilih oleh pemakai jalan dari/ ke arah Jl. Yos Sudarso. Sedangkan volume pergerakan terkecil adalah dari Lengan B (Jl. Brigjen. Katamso) sebesar 65 smp/jam atau 6,87 % dari volume pergerakan total. 4. Kapasitas Bundaran Besar dihitung berdasarkan data hasil survai. Berikut contoh perhitungan kapasitas pada Bagian Jalinan AB : Data yang diketahui yaitu : Tanggal = 20 Juli 2008 Waktu = 06.00-07.00 WIB Arus menjalin AB = 81 smp/jam Arus total AB = 131 smp/jam Rasio Menjalin (Pw) = Arus _ menjalin Arus _ Total 81 131 0.6145 135 x Ww 1,3 = 1,3 135.(9,30) 2.451,10323 (1+WE/WW) 1,5 = 1 8,50 9,30 1,5 2,647924394 28

(1-PW)/3) 0,5 = 1 0,73 3 0,5 0.8917 (1+WW/Lw) 0,8 = Fcs FRSU = 0,8 = 0,88 (untuk kota berpenduduk 0,1 0,5 juta jiwa) Kapasitas Dasar (Co) = 135xWw 1,3.(1+WE/WW) 1,5.(1-PW /3) 0,5.(1+WW/Lw) 0,8 Kapasitas (C) Arus Menjalin Total (Qtot) = 6.672 smp/jam = Co x Fcs x FRSU = 6.672 x 0,88 x 0,8 = 4.697 smp/jam = Arus menjalin AB + Arus total AB = 81 + 131 = 212 smp/jam Dengan cara yang sama Kapasitas dan Arus Menjalin Total pada masing-masing lengan Bundaran Besar Palangka Raya diperoleh seperti pada Tabel 3 dan Gambar 2 Tabel. 3. 1 9,30 47,80 0,80 1,15283345 Arus Bagian Menjalin Total Bundaran Besar Palangka Raya (SMP/Jam) JAM BAGIAN MENJALIN AB BC CD DE EF FA 06.00-07.00 342 313 270 261 296 266 07.00-08.00 400 349 308 273 305 319 08.00-09.00 419 345 308 290 319 343 09.00-10.00 419 345 311 270 320 349 10.00-11.00 407 328 298 266 334 355 11.00-12.00 387 319 278 244 301 325 12.00-13.00 344 300 249 229 269 293 13.00-14.00 349 313 254 209 250 281 14.00-15.00 388 351 280 225 255 304 15.00-16.00 431 339 264 254 328 351 16.00-17.00 413 314 264 244 338 326 17.00-18.00 399 299 264 247 354 316 18.00-19.00 340 252 227 227 318 288 19.00-20.00 443 283 217 211 414 368 20.00-21.00 353 240 180 170 321 294 21.00-22.00 268 164 130 136 270 225 29

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa Arus Bagian Menjalin Total terbesar terjadi pada Bagian Menjalin AB yaitu 443 smp/jam dengan Jam Puncak terjadi pukul 19.00 20.00 WIB. Hal ini menjelaskan bahwa pada jam tersebut terutama hari Sabtu (malam Minggu) pergerakan cenderung ke arah Bundaran Besar. Sedangkan yang terkecil terjadi di Bagian Menjalin DE yaitu 290 smp/jam pada pukul 08.00 09.00 WIB. 4. Perilaku lalu lintas bagian jalinan berkaitan erat dengan derajat kejenuhan (Ds) yang contoh perhitungan pada Bagian Jalinan AB tanggal 20 Juli 2008 pada jam 06.00 07.00 sebagai berikut : Qtot 342 Ds 0,0728 C 4.702 = 7,28 % Dengan cara yang sama derajat kejenuhan pada masing-masing Bagian Jalinan diperoleh seperti pada Tabel 4. Tabel. 4. Derajat Kejenuhan Bagian Jalinan Bundaran Besar Palangka Raya J a m Bagian Menjalin AB BC CD DE EF FA 06.00-07.00 0,0728 0,0727 0,0619 0,0545 0,0671 0,0605 07.00-08.00 0,0856 0,0812 0,0707 0,0566 0,0700 0,0728 08.00-09.00 0,0893 0,0803 0,0708 0,0600 0,0729 0,0778 09.00-10.00 0,0897 0,0801 0,0713 0,0560 0,0735 0,0790 10.00-11.00 0,0872 0,0762 0,0684 0,0551 0,0766 0,0805 11.00-12.00 0,0835 0,0741 0,0636 0,0506 0,0691 0,0738 12.00-13.00 0,0727 0,0698 0,0570 0,0480 0,0617 0,0663 13.00-14.00 0,0740 0,0729 0,0582 0,0439 0,0575 0,0637 14.00-15.00 0,0820 0,0817 0,0643 0,0469 0,0585 0,0688 15.00-16.00 0,0917 0,0792 0,0608 0,0532 0,0753 0,0799 16.00-17.00 0,0883 0,0733 0,0611 0,0508 0,0783 0,0741 17.00-18.00 0,0852 0,0698 0,0614 0,0512 0,0820 0,0718 18.00-19.00 0,0726 0,0588 0,0527 0,0468 0,0733 0,0649 19.00-20.00 0,0953 0,0664 0,0506 0,0436 0,0970 0,0843 20.00-21.00 0,0758 0,0564 0,0418 0,0350 0,0748 0,0672 21.00-22.00 0,0577 0,0385 0,0303 0,0280 0,0630 0,0516 Sumber : hasil perhitungan 5. Kondisi eksisting tata guna lahan di kawasan Bundaran Besar seperti pada gambar berikut : Lokasi PALMA 30 Gambar 2. Pembagian Zona Kawasan Bundaran Besar Palangka Raya

Dengan adanya PALMA di kawasan Bundaran Besar, peneliti mencoba menggambarkan dampak pembangunan tersebut terhadap tarikan pergerakan dan memproyeksikan tarikan pergerakan 5 tahun mendatang. PALMA berada pada lahan seluas 8.720 m 2 terletak di antara Jl. Tjilik Riwut dan Jl. Kinibalu dengan luas bangunan total sebesar 24.075 m 2. Berdasarkan hasil analisis data survai, dapat diperoleh pergerakan lalu lintas ke arah lengan Bundaran Besar dari atau menuju masing-masing zona sebagai berikut : Tabel 5. Lengan Pergerakan Lalu Lintas antar Zona Bundaran Besar Palangka Raya 6. Permodelan Bangkitan Lalu Lintas Untuk mendapatkan gambaran hubungan jumlah bangkitan dan tarikan akibat perubahan luas tata guna lahan digunakan model regresi berganda dengan variabel seperti pada Tabel 6. Asumsi yang digunakan adalah jumlah pergerakan masuk atau keluar di lengan Bundaran Besar dianggap masuk atau keluar suatu zona. Tabel 6. Deskripsi Variabel Model Regresi Berganda Deskripsi Zona Studi Deskripsi Tata Lahan Luas Tata Lahan Pergerakan Lalu Lintas (SMP/Jam) (Km 2 ) Bangkitan Tarikan Arus Total (SMP/ Jam) A Perdagangan Perusahaan 48,6 36 36 72 B Perkantoran Jasa 359,1 5 15 20 C Perkantoran Jasa 359,1 19 28 47 D Perkantoran Jasa 359,1 16 19 35 E Pendidikan Jasa 359,1 31 33 64 F Permukiman Permukiman 1.205,44 36 36 72 Sumber : hasil perhitungan data survai Jumlah 1.613,14 143 167 310 Variabel Label Deskripsi Satuan Keterangan MVT Pergerakan Volume pergerakan lalu lintas SMP/ Jam Variabel Terikat TATA Luas Land Use Luas Tata Guna Lahan Km 2 Variabel Bebas FLOW Arus Pergerakan lalu lintas (dummy variables) : - Variabel Bebas 2 = Tarikan 3 = Lurus 1 = Bangkitan VOL Volume Volume lalu lintas lengan SMP/ Jam Variabel Bebas Sebagai data masukan variabel diatas digunakan data empiris (data primer/survai dan sekunder) dan analisis regresi menggunakan aplikasi SPSS dengan hasil korelasi antar variabel seperti pada Tabel 5.8. 31

Tabel 7. Matriks Korelasi Antar Variabel MVT TATA FLOW VOL MVT 1 0.2219 0.1617 1 TATA 0.2219 1 0.0591 0.2219 FLOW 0.1617 0.0591 1 0.1617 VOL 1 0.2219 0.1617 1 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa koefisien korelasi variabel lebih kecil dari 1 dan bernilai positif yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara peubah y dan xi. Koefisien variabel FLOW yang bernilai mendekati nol digunakan sebagai batasan kasus (case). Sehingga semua variabel digunakan untuk analisis selanjutnya. Hasil dari analisis Model Regresi Berganda untuk prediksi pergerakan lalu lintas sebagai berikut : Tabel 8. Hasil Analisis Model Regresi Linier Berganda Model Coefficients Constant Sig. Keterangan A 66.0348 0.00000 Signifikan Bangkitan Tarikan b1 0.0179 0.00002 Signifikan b 2 0.8606 0. 00014 Signifikan r 0.0837 A 66.4792 0.00000 Signifikan b1 0.0182 0.00001 Signifikan b 2 0.7046 0.00089 Signifikan r 0.0756 Dari Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa koefisien korelasi (r) bernilai positif yang berarti meningkatnya nilai xi akan meningkatkan nilai y. Koefisien Sig. semua variabel diatas bernilai lebih kecil dari 0,05 yang berarti variabel memiliki pengaruh yang signifikan. Dengan permodelan regresi linier diperoleh hubungan zona (sesuai dengan deskripsi tata peruntukan lahan) dengan bangkitan dan tarikan pergerakan sebagai berikut : Bangkitan : Qbt,i = 66,0348 + 0,0179 x1 + 0,8606 x2... persamaan (1) Tarikan : Qtrk,i = 66,4792 + 0,0182 x1 + 0,7046 x2... persamaan (2) Keterangan : Qbt,i = Volume Bangkitan Pergerakan Lalu Lintas Bundaran Besar (smp/jam) Qtrk,i = Volume Tarikan Pergerakan Lalu Lintas Bundaran Besar (smp/jam) x1 = Luas Tata Guna Lahan (Ha) x2 = Volume Lalu Lintas Lengan Bundaran Besar (smp/jam) 32

Tabel 9. Identifikasi Perubahan Luas Tata Guna Lahan Lengan Deskripsi Zona Studi Luas Area PALMA (Ha) Volume Lalu Lintas (smp/jam) Luas Tata Lahan Sebelum (Ha) Sesudah (Ha) Persentase A Perdagangan 84,70 92,00 48.60 133.30 174,29 B 32,00 359.10 383.27 6,73 C Perkantoran 24,17 64,00 359.10 383.27 6,73 D 55,00 359.10 383.27 6,73 E Pendidikan 0.00 123,00 359.10 359.10 0,00 F Permukiman 0.00 100,00 1205.44 1.096,57-9,03 Total 108,87 466,00 1.613,14 1.613,14 Tabel 10. Pergerakan Lalu Lintas Setelah Pembangunan PALMA Lengan Deskripsi Zona Studi Luas Tata Lahan Bangkitan Tarikan Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum (Ha) (Ha) (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) Sesudah (smp/jam) Dari Tabel 10 diatas dapat diperoleh bangkitan pergerakan setelah adanya PALMA sebesar 148 smp/ jam atau meningkat ± 7,5 kali lipat, dengan bangkitan total wilayah Bundaran Besar 846 smp/jam. Sedangkan tarikan pergerakan sebesar 134 smp/jam atau meningkat sebesar ± 7,5 kali lipat. Dengan mengambil model faktor pertumbuhan rata-rata kepemilikan kendaraan bermotor Kota Palangka Raya sebesar 5,40 % maka prediksi bangkitan pergerakan untuk 5 tahun yang akan datang pada lengan A sebagai berikut : = Qi x (1 + r) n Qb,n A Perdagangan 48.60 133.30 36 148 36 134 B C Perkantoran 359.10 383.27 19 128 28 119 Qb,5 = 134 x (1 + 0,057) 5 = 192 smp/jam Dengan persamaan yang sama prediksi untuk lengan Bundaran lainnya dapat dihitung. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini. Tabel 11. Prediksi Pergerakan Lalu Lintas Tahun 2013 359.10 383.27 5 100 15 96 D 359.10 383.27 16 120 19 112 E Pendidikan 359.10 359.10 31 178 33 160 F Permukiman 1205.44 688.87 36 172 36 157 Total 143 846 167 778 Lengan Deskripsi Zona Tahun 2008 Prediksi Tahun 2013 Studi Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan A Perdagangan 148 134 192 174 B 100 96 131 125 C Perkantoran 128 119 166 154 D 120 112 156 146 E Pendidikan 178 160 232 208 F Permukiman 172 157 223 204 Jumlah 349 327 1101 1011 33

Kesimpulan Mengacu kepada tujuan penelitian, kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini, sebagai berikut : 1. Kapasitas Bundaran Besar terbesar terutama pada jam-jam puncak (19.00-20.00 WIB) terdapat pada bagian jalinan jalan Tjilik Riwut-Jl.Katamso sebesar 443 SMP/jam untuk arus terkecil terdapat pada bagian jalinan jalan Imam Bonjol sebesar 290 SMP/jam terutama pada jam 08.00-09.00 WIB 2. Perilaku lalulintas terdapat angka derajat kejenuhan terbesar terutama pada jam 19.00-20.00 sebesar 0,0958 pada ruas jalan Tjilik Riwut-Jalan Katamso dan Derajat kejenuhan terkecil terdapat pada ruas jalan Imam Bonjol Yos Sudarso sebesar 0,0280 pada jam 21.00-22.00 WIB 3. Prediksi 5 tahun yang akan datang (tahun 2013) tingkat derajat kejenuhan sebesar 23,41% atau masih ¼ dari kapasitas Bundaran Besar 4. Pengembangan atau penambahan zona perdagangan di kawasan Bundaran Besar Palangka Raya mengakibatkan peningkatan pergerakan lalu lintas berupa bangkitan sebesar ± 1,5 smp/ jam/ha dan tarikan sebesar ± 1,5 smp/jam/ha. DAFTAR PUSTAKA Anwar Sanusi Umarnur Gayo, 2005, Penataan managemen Lalu Lintas Pada Kawasan Bundaran Besar Kota Palangka Raya, Tesis Program Pasca Sarjana Univ. Brawijaya, Malang Direktorat Jenderal Bina Marga (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (terjemahan). Tamin, O.Z, (2000), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, ITB, Bandung. Warpani, S (1995), Rekayasa Lalu Lintas, Bharata, Jakarta. 34