PAMERAN ARSITEKTUR INTERNASIONAL VENICE BIENNALE 2014 ARCHITECTURE INTERNATIONAL EXHIBITION VENICE BIENNALE 2014

dokumen-dokumen yang mirip
k etukangan kesadaran material bawah sadar arsitektural Ketukangan Kesadaran Material, Bawah Sadar Arsitektural

k etukangan kesadaran material bawah sadar arsitektural Ketukangan Kesadaran Material, Bawah Sadar Arsitektural

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A)

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang untuk memperkenalkan kebudayaan suatu daerah tertentu.

Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB I GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa

1.1 GAMBAR SEBAGAI BAHASA TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

Kotak 0. Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m. Bidang 1 Video (slide & teks) 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 60 detik Magic/ intelligent glass

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

Memahami Gagasan Primitive Future

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VIII PENUTUP. Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTURAL TEKNIK MEMBACA GAMBAR BANGUNAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR 2015

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

Kata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas.

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

ARS-401 Perancangan Arsitektur 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup sosio-kultural yang lebih sempit, salah satu manfaat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar pada paparan hasil dan temuan penelitian, makna perubahan bentuk

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

Skripsi Museum Keroncong

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS

BAB I PENDAHULUAN. memang sudah umum dilakukan oleh semua orang. Hal ini dilakukan agar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Apa yang harus dipahami Desainer Grafis?

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. 1 Merencanakan Konsep Design. diwujudkan ke dalam buku yang kemudian dari situlah menjadi. 2 Membuat Sketsa Layout

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36

Kerajinan Fungsi Hias

REDESAIN INTERIOR KANTOR PT DIGINET MEDIA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2011 Page 1

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB III: TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

Kuratorial Pameran; On Material(ity) pasir dan semen yang dijual di toko material. Material disini bermaksud on material ; diatas-material.

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI

BAB III TINJAUAN KHUSUS

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN. International exhibition ISACFA

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

GAMBAR PRODI PEND. TEKNIK ARSITEKTUR

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

Bab I. Pendahuluan. muncul adalah orang yang beragama Hindu. Dan identitasnya seringkali terhubung

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

MUSEUM DIRGANTARA AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008. Oleh : Arvin Kustiawan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI

BAB 1 MENYIAPKAN BIDANG KERJA PENGGAMBARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

PERTEMUAN 3 GAMBAR PROYEKSI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

LAPORAN KERJA PRAKTEK

YOGYAKARTA SCHOOL OF PHOTOGRAPHY 8 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya

CUBISM (materi pengayaan)

Elemen Elemen Desain Grafis

Teori Etologi. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Teori etologi Bowlby. Darwin dan Teori Evolusi. Etologi Modern. Evaluasi Teori.

RANCAK KECAK PASOLA DI PURA LUHUR ULUWATU PERANG SAMBIL BERKUDA MEMBER OF INFLIGHT MAGAZINE OF BATIK AIR NOVEMBER 2017 NOVEMBER 2017

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Arsitektur Futuristik

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PAMERAN ARSITEKTUR INTERNASIONAL VENICE BIENNALE 2014 ARCHITECTURE INTERNATIONAL EXHIBITION VENICE BIENNALE 2014

PAVILIUN INDONESIA KETUKANGAN: KESADARAN MATERIAL, BAWAH SADAR ARSITEKTURAL INDONESIA PAVILION CRAFTSMANSHIP: MATERIAL CONSCIOUSNESS, ARCHITECTURAL UNCONSCIOUS

Tema Fundamentals. Absorbing Modernity: 1914-2014

Tema Kami ingin negara-negara peserta pameran untuk menanggapi satu tema Absorbing Modernity: 1914 2014 dan menunjukkan, dengan caranya masingmasing, proses terkikisnya karakter nasional karena diadopsinya sifat universal sebuah bahasa modern yang melahirkan sebuah repertoar tunggal dari kancah tipologi yang beraneka ragam.

Tema Siapakah kita dalam sejarah (arsitektur)? Bagaimana bentuk persinggungan dengan modernitas yang terjadi? Apakah benar modernitas mengikis karakter (arsitektur) nasional kita? Apakah kita memiliki karakter (arsitektur) nasional? Apa yang fundamental dalam perjalanan seratus tahun arsitektur di Indonesia yang berurusan dengan modernitas?

Konsep Modernitas datang di Indonesia dengan wajah penjajah. Sejak itu, Indonesia seperti berada dalam rumah kaca, di mana polemik tentang identitas adalah sesuatu yang selalu membayangi.

Konsep Ketika memandang Indonesia, kita berpikir tentang dunia Barat, dan begitu pula sebaliknya. Benedict Anderson (dalam The Spectre of Comparisons) mengambarkannya sebagai "kesadaran ganda yang baru dan resah," a new, restless double-consciousness. Kesadaran kebangsaan (nationhood) bermula dari situ.

Konsep Tapi yang terjadi hari demi hari adalah praxis yang tidak sepenuhnya mengikuti gagasan mengenai identitas dan tak bisa dibatasi oleh proyek-proyek pengukuhan identitas. Dalam hal ini, arsitektur merupakan contoh yang baik.

Konsep Praxis menunjukkan tidak semua hal mengikuti kehendak, menolak, atau mengadopsi modernitas. Ide dan rencana yang dirumuskan dengan sadar pada akhirnya dibentuk oleh proses yang tak bisa diperhitungkan, bahkan sebelumnya tak disadari.

Konsep Dalam pengalaman kerja arsitektur Indonesia ada yang bisa kita sebut "the architectural unconscious." Yaitu: "KETUKANGAN".

Konsep Dalam sejarahnya, "ketukangan" yang merupakan proses kerja para tukang (artisan) tidak jarang berkembang menjadi "kekriyaan" (craftmanship). Kerja yang dilakukan dengan tubuh dan tangan yang berbeda dengan kerja mendesain berkembang menjadi kerja yang bersifat canggih.

Konsep Richard Sennett dalam The Craftsman: "Kekriyaan," atau dalam cakupan yang lebih luas ketukangan, ditandai oleh komitmen untuk mengerjakan sesuatu sebaik-baiknya. Artinya "ketukangan" tidak terbatas pada ketrampilan kerja tangan. "Ketukangan", bahkan juga "seni" (fine arts) dan juga arsitektur, merupakan campuran (hibriditas) antara berbagai jenis kerja tetapi tetap dengan dasar "kesadaran material".

Konsep Kesadaran material, atau "material conciousness": Kesadaran bekerja melalui dan dengan perkakas yang ada pada kita. Dengan kata lain, kesadaran seorang craftsman untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas disertai kepekaan kepada apa yang terpaut dengan perkakas itu. Artinya kepekaan kepada tenaga manusia, bahan, lingkungan alam, dan semua yang konkrit, berubah, dan majemuk.

Konsep Dalam perjalanan sejarah arsitektur Indonesia yang tak bisa menghindar dari gulungan modernitas, ketukangan merupakan jalan alternatif ke arah memanusiakan kembali kerja yang menjadi terasing karena kapitalisme. Kita tahu, dalam kapitalisme, kerja bukanlah kesenangan, melainkan komoditi. Di sinilah ketukangan merupakan jawaban ekonomis, estetis, bahkan etis terhadap materialitas.

Konsep Ketukangan bukan saja hal yang fundamental dalam wacana modernitas dan arsitektur saat ini tapi juga adalah masa depan kita. Hanya melalui keterlibatan yang mendalam terhadap budaya material (material culture), sebuah pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana kita menproduksi sesuatu, kita dapat menjadi lebih sadar akan dampak dan pengaruh dari apa yang kita hasilkan terhadap manusia, lingkungan hidup dan kehidupan kita secara menyeluruh.

Konsep Dengan ketukangan, arsitektur di era modern memiliki kesempatan untuk memperbaiki keretakan antara manusia dan alam, tidak hanya sebagai pengguna namun sebagai subyek aktif yang mencipta dan membuat.

Denah Instalasi yang kami desain adalah representasi dari rumah kaca, sebuah kritik terhadap konstruksi identitas. Karakter kaca yang opasitasnya bisa berubah dari transparansi ke refleksi, tergantung dari intensitas cahaya di kedua sisinya, memungkinkan the ambiguity of seeing; dipandang juga memandang, dan memandang ke luar juga ke dalam.

Referensi Instalasi akan berupa kotakkotak kaca transparan yang dipisahkan oleh kolam-kolam refleksi.

Referensi

Potongan Pada bidang-bidang dindingnya akan diproyeksikan gambar, teks, dan video tentang segala aspek ketukangan, sebuah praxis yang dalam setiap kondisi adalah tanggapan yang kreatif, kadang subversif, terhadap modernitas. Potongan A-A Potongan C-C Potongan D-D

Referensi Bidang yang menyusun kotakkotak kaca adalah Hollographic Projection Screen, bidang proyeksi yang tetap dapat mempertahankan transparansinya, tanpa mengurangi kualitas gambarnya. Proyeksi gambar, teks, dan video diatur dalam interval tertentu sehingga batas ruang visual terus menerus berubah. Ada juga masa-masa jeda, di mana kotakkotak kaca dibiarkan transparan, dan gambar-gambar atau video justru disorotkan pada bidangbidang dinding yang jauh.

Referensi Warna dasar seluruh ruang adalah abu-abu tua untuk memberi kontras pada proyeksi. Air yang memisahkan kotakkotak kaca akan memberi gema visual bagi tiap gambar yang diproyeksikan.

Referensi

Diagram Pembagian Era 1966-1998 Melampaui Batas Peran dan Identitas 1998-2014 Ragam Peran Dan Peluang 1945-1966 Monumen-monumen Kecil Bagi Bangsa Kami menyusun paparan tentang Ketukangan tersebut dalam periodisasi kesejarahan, seperti tema biennale yang akan datang, meskipun dalam hal Ketukangan waktu bersifat relatif, tidak deterministik. 1914-1942 Arsitek Belanda, Tukang Hindia Prolog: Ketukangan Pemaparan mengenai masingmasing periode, akan diproyeksikan ke bidang horisontal (lantai/air), sementara ketukangan secara spesifik akan diproyeksikan ke bidang-bidang vertikal penyusun kotak-kotak kaca.

Periode Pertama

Periode Kedua

Periode Ketiga

Periode Keempat

Storyboard

Storyboard

Storyboard

Sekuens

Perspektif

Perspektif

Perspektif

Perspektif

Perspektif

Perspektif

Simulasi Kami mencoba membuat satu simulasi dari paparan dalam satu rumah kaca dalam bentuk yang sangat sederhana. Tapi sebelumnya, kami akan menunjukkan dua video yang kami jadikan rujukan dan gambaran tentang bagaimana gambar-gambar dan video pada instalasi kami nantinya.

Simulasi

Simulasi

TERIMA KASIH