BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang mendasar pada berbagai aspek kehidupan manusia. Diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dielakkan lagi. Dengan semakin tinggi tuntutan tersebut berdampak terhadap

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi diera globalisasi ini menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. kepada warga dan bisnis (Torres, Pina, & Acerete, 2005). Banyak pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pebisnis. Saat ini, teknologi informasi yang sedang berkembang pesat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1999, penelitian pada bidang akuntansi menyimpulkan betapa

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan pelaku bisnis untuk terus beradaptasi. Akibatnya persaingan pun menjadi

ABSTRAK. Kata Kunci: Model DeLone & McLean, SIMDA, Kesuksesan SIA, Kinerja Individu

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang

E-Learning: Electronic Delivery

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan akhirnya muncul kebutuhan untuk menggunakan teknologi

I. PENDAHULUAN. masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai

Presiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional. Pengembangan Pemerintahan Secara Elektronik. INPRES ini

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia, terutama

BAB I PENDAHULUAN. komputer dapat menunjang pembuatan keputusan di dalam organisasiorganisasi. modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis perbankan yang meningkat menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi menjadi bagian penting dalam kemajuan sebuah organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Batasan Masalah 1.4. Keaslian Penelitian 1.5. Manfaat Penelitian 1.6.

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. TIK disebut sebagai kesenjangan digital (Smith, 2015). Pada awalnya,

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan dari

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

Keywords : kualitas sistem, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kepuasan pengguna, niatan menggunakan kembali, e-government, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu badan pelayanan yang tidak berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

ANALISIS LAYANAN INFORMASI PUBLIK PADA WEBSITE PEMERINTAH KABUPATEN ATAU KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi dalam rangka menciptakan generasi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang lebih berorientasi kepada masyarakat (citizen centric). Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

REVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN NEGERI KLAS IB LHOKSEUMAWE TAHUN 2016

ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) STUDI KASUS : UPN VETERAN JAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 41

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TINGKAT KESIAPAN (READINESS) IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KOTA YOGYAKARTA

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berkembang pesat karena

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi

2.1 Rencana Strategis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sistem teknologi dan informasi, termasuk di dalamnya sistem teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola fikir dan pola hidup masyarakat saat ini telah banyak berubah karena dipengaruhi oleh perkembangan penerapan teknologi informasi dan komunikasi di hampir semua sektor kehidupan. Keadaan ini memberikan dampak pada mayarakat yaitu semakin meningkatnya kebutuhan akan kemudahan dan kecepatan proses pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tuntutan masyarakat tersebut menuntut Pemerintah untuk mampu menyediakan pelayanan yang mudah, cepat dan tepat. Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, bahwa negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik mempunyai beberapa kewajiban dan salah satu diantaranya adalah memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik [1]. Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan dan penyedia pelayanan publik dituntut mampu menciptakan dan meningkatkan efisiensi serta kualitas pelayanan publik yang didukung oleh profesionalisme kemampuan dan keterampilan berinteraksi dalam penyelenggaraan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi). Pemerintah juga diwajibkan untuk dapat mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan pekerjaan dan kinerjanya kepada masyarakat. Jawaban atas isu tersebut adalah dengan menerapkan sistem E-Government di lingkungan Pemerintah. Penerapan E-Government ini diharapkan mampu menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien (save money) dan kedepannya diharapkan mencapai level make money (menghasilkan uang). Tata kelola (good governance) yang baik akan mendorong percepatan dan pencapaian tingkat keberhasilan penerapan sistem penyelenggaraan dan pertangggung 1

jawaban pemerintahan secara cepat, tepat, jelas, teratur, efektif dan efisien. Hal ini memberikan harapan akan adanya sistem pemerintahan yang transparan, bertanggung jawab, berdaya guna dan bebas dari praktek kecurangan [2]. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government yang mengamanatkan kepada setiap Gubernur dan Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah konkret yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masingmasing guna terlaksananya pengembangan E-Government secara nasional [3], maka Pemerintah Kota Balikpapan membuat Blueprint Sistem Aplikasi E- Government pada tahun 2009 guna langkah awal penerapan E-Government di Kota Balikpapan. Penerapan Blueprint E-Government di Pemerintah Kota Balikpapan sampai dengan saat ini dirasakan belum sepenuhnya berjalan sebagaimana yang diharapkan. Masih banyak unit kerja yang secara diam-diam dan sendiri-sendiri membuat atau membeli aplikasi tanpa menggunakan Blueprint E-Government sebagai panduannya. Fenomena yang terjadi adalah beraneka ragamnya platform aplikasi di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan. Hal ini mengakibatkan timbulnya kesukaran dalam mengintegrasikan seluruh aplikasi tersebut dalam sebuah sistem E-Government. Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan pengukuran e-readiness terhadap penerapan blueprint E-Government di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan, khususnya pada bidang infrastruktur TIK dan sumber daya manusia (SDM). Pengukuran ini diperlukan untuk beberapa tujuan, yaitu: 1. Mengetahui tingkat kesiapan dan kehandalan infrastruktur TIK yang telah ada jika E-Government diterapkan sesuai Blueprint E-Government. 2. Mengetahui sampai sejauh mana kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tupoksinya sesuai Blueprint E-Government. 3. Aktualisasi visi misi Pemerintah Kota Balikpapan. 4. Tolak ukur kemajuan Pemerintah Kota Balikpapan dalam menerpakan E- 2

Government. Dampak yang akan terjadi jika pengukuran ini tidak dilaksanakan, antara lain adalah: 1. Pemerintah Kota Balikpapan tidak mempunyai informasi kesiapan dan kehandalan infrastruktur TIK yang dimiliki guna mendukung keberhasilan penerapan E-Government, khususnya dalam bidang pelayanan publik. 2. Pemerintah Kota Balikpapan tidak memiliki informasi kekuatan/ kelemahan dalam bidang TIK dan SDM guna meningkatkan kemajuan dan pencapaian visi misi organisasi serta penerapan E-Government Pemerintah Kota Balikpapan. 3. Tidak adanya evaluasi yang menilai apakah sistem aplikasi yang telah dibuat/dibeli oleh unit kerja sesuai standar yang ditetapkan dalam Blueprint E- Government atau tidak. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengukur kesiapan Pemerintah Kota Balikpapan dalam menerapkan Blueprint E-Government, khususnya kesiapan infrastruktur TIK dan sumber daya manusia. 1.3 Keaslian Penelitian Tahun 2008 dilakukan penelitian penilaian terhadap e-readiness dalam Pengembangan Layanan DIY Learning Gateway di Provinsi DIY oleh Wahyudi[4]. Kategori indikator yang digunakan adalah: network access, networked learning dan networked society dalam model penilaian e-readiness yang diadopsi dari artikel Wisnuwijaya dan Suhendro berjudul Strategic Planning of E-Government Implementation of Kabupaten/ Kota at Indonesia [5] serta artikel berjudul Sebuah Kajian Mengenai E-Readiness : Menuju Jogja Cyber Province oleh Wisnuwijaya dan Djumadal [6]. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pengembangan layanan DIY Learning Gateway di Provinsi 3

DIY secara umum masih belum siap [4]. Tingkat kesiapan penerapan e-learning pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Yogyakarta diteliti [7] pada tahun 2010. Model yang digunakan adalah ELR Chapnick dengan 8 (delap an) faktor penilaian readiness, yaitu psychological readiness, sociological readiness, environmental readiness, human resources readiness, financial readiness, technological skill (aptitude) readiness, equipment readiness dan content readiness. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa SMP di Kota Yogyakarta secara keseluruhan cukup siap menerapkan e- learning dalam proses pembelajaran [7]. Penelitian mengenai kesiapan Universitas Gadjah Mada untuk melaksanakan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menggunakan model Mutula dan Brakel. [8] meneliti dengan menggunakan 5 (lima) segmen kesiapan, yaitu: information readiness, ICT readiness, enterprise readiness, human resources readiness dan external environment. Dari kelima segmen kesiapan tersebut, diperoleh hasil bahwa 4 segmen (information, ICT, enterprise dan human resources) berada pada tahap siap dan segmen external environment berada pada tahap cukup siap [8]. [9] melakukan penelitian untuk mengukur kesiapan pengguna dan aparat Pemerintah dalam penerapan E-Government. Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model CID Harvard yang telah dimodifikasi negara Bulgaria dengan menggunakan kategori indikator network access, network learning, network society dan network Government / Policy. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 174 dan questioner disebar kepada masyarakat, instansi pendidikan dan dinas/instansi Pemerintah Daerah dengan hasil bahwa e-readiness di Pemerintah Kota Dumai berada dalam tahap persiapan [9]. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di Pemerintah Kota Balikpapan [2] menunjukkan tingkat efektivitas E-Government dan pengaruh sistem informasi manajemen, pelayanan dan kepemimpinan terhadap indeks kepuasan masyakarat [10]. Metode penelitian yang digunakan adalah model kesuksesan sistem informasi Delone & McLean yang disesuaikan dengan tujuan 4

penelitiannya. Adapun pengukur kesuksesan informasi yang diukur adalah kualitas informasi (information quality), kualitas sistem (system quality), kualitas pelayanan (service quality), pemakaian (use), kepuasan pemakai (user satisfaction), dan manfaat-manfaat bersih (net benefits). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada ketidakpuasan pemakai yang diakibatkan oleh kualitas layanan yang kurang memberikan respon terhadap kebutuhan pemakai [2]. Penelitian [11] mengevaluasi kesiapan institusi dengan menggunakan model pengukuran e-readiness yang dikembangkan oleh Mutula dan Brakel [12]. Model pengukuran ini menggunakan 5 (lima) segmen kesiap an, yaitu enterprise readiness segment, human resources readiness segments, information readiness segments, ICT readiness segments dan external environment readiness segments. Dari 88 responden yang diberikan questioner, hasil yang didapat adalah tingkat kesiapan yang cukup dalam bidang TIK. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah obyek penelitian, alat penelitian dan penambahan komponen kebijakan Pemerintah Kota (City Government Policy) dan komponen penggunaan (usage) pada model yang digunakan. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai upaya mengetahui kesiapan penerapan Blueprint E-Government dalam meningkatkan kulitas pelayanan publik melalui pengukuran kesiapan infrastruktur TIK dan sumber daya manusia di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat kepada Pemerintah Kota Balikpapan dalam hal pemberian informasi mengenai : 1. Seberapa besar tingkat kesiapan infrastruktur TIK dan sumber daya manusia di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan dalam menerapkan Blueprint E- 5

Government. 2. Seberapa besar manfaat yang diperoleh oleh masyarakat kota Balikpapan dari pemanfaatan infrastruktur TIK dan kinerja pegawai dalam bidang pelayanan publik di Pemerintah Kota Balikpapan. 3. Kesiapan Pemerintah Kota Balikapapan untuk melanjutkan tahapan selanjutnya dalam penerapan E-Government. 6