ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

dokumen-dokumen yang mirip
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN. analitik yang terdiri dari 2 tahap pelaksanaan.

Ria Fitriani A12/A Tingkatan teori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal (Nursalam, 2013). Keperawatan merupakan indikator dari kualitas

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

BETI, DALLY, DEDEH, DEVI, FITRIA, GINANJAR, JUNAEDI, LIDYA, RANI

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Kinerja (PMK) baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas, namun

PERKESMAS 2. RUANG LINGKUP 3. URAIAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN. Compiled by I Gede Purnawinadi Faculty of Nursing, Universitas Klabat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Secara konsep penelitian ini menggunakan konsep teori Community

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga dapat

1. Teori Health Promotion Model (HPM) menurut Pender a. Sejarah Nola J. Pender berkomitmen pertama kali pada profesi keperawatan ketika berusia 7

BAB I PENDAHULUAN. kecacingan dan telur dapat menyebabkan bisul bagi anak-anak, anggapan

PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG AIR SUSU IBU (ASI) MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. terarah, terpadu, dan berjenjang, mulai dari pusat sampai tingkat paling bawah.

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI Sehat Jiwaku Sehat keluargaku (UPK Puskesmas Siantan Hulu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PONDOK KESEHATAN DESA DI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KULIAH KERJA NYATA (KKN) APA MENGAPA BAGAIMANA

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang tidak jelas, dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan. menekan sistem kekebalan tubuh (Wardhana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Nursalam, 2008). Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dr. Rimbawan (Ketua Departemen Gizi Masyarakat, FEMA-IPB)

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.

Menuju Desa Siaga Sehat Jiwa

EVALUASI PROGRAM PENANGANAN GIZI KURANG MELALUI ASUHAN COMMUNITY FEEDING CENTER (CFC)

FUNGSI MANAJEMEN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS JEURAM KABUPATEN NAGAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, sedangakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

FERRY EFENDI MAKHFUDLI

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. Tujuan Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan keterkaitan antara kategori attachment, patient-centered

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

Keperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejarah perkembangan keperawatan di era globalisasi ini

KONTRAK PERKULIAHAN. Hari Pertemuan/Jam : Rabu/ WIB Tempat Pertemuan : Ruang kuliah program B (Ruang F)

Tujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD

BAB I PENDAHULUAN. adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN PASUNG DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun

Pada era globalisasi saat ini, teknologi kesehatan berkembang semakin pesat

PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DISERTASI

BAB IV P E N U T U P

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

Monday, October 24, Berbagai Macam Program PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Penyelenggaraan fungsi rumah sakit sangat ditentukan. operasional prosedur dan standar profesinya.

KERANGKA ACUAN PROMOSI KESEHATAN

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan.

Centre for Disability Research and Policy

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RANGKUMAN RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) 2015 REGIONAL TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

Pengembangan TIK Sistem Informasi Kesehatan

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

BAB 1 PENDAHULUAN. makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasabahasa

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 0,629. Kesehatan, pendidikan dan pendapatan ekonomi menjadi

International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American Nurses

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai berikut: Pertama, komitmen organisasional memiliki pengaruh

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual, disusun berdasarkan modifikasi teori Health Promotion Model, Nursing Center, dan Perilaku dalam Kinerja Keterlibatan 1. Masyarakat, 2. Instansi Pendidikan 3. Caring perawat 4. Pelayanan Kesehatan 5. Organisasi Profesi Prior Related Behavior Personal Factors; biological, Psychologi cal, Sosio- Cultural Perilaku spesifik kognisi dan afeksi Perawat 1. Manfaat dari tindakan yang dirasakan, 2. Penghambat untuk bertindak yang dirasakan 3. Self efficavy 4. Aktivitas terkait 5. Pengaruh interpersonal 6. Pengaruh situasional Perilaku dan Kinerja Perawat 1. Struktur 2. Pembiayaan 3. Perincian Tugas Komitmen Community Nursing Center: 1. Tugas Perawat Ponkesdes a. Kesehatan Lingkungan b. Kesehatan Gizi c. Pencegahan Penyakit d. Promosi Kesehatan e. Pengobatan Sederhana 2. Masyarakat 3. Pemerintah Peran serta aktif masyarakat dalam kesehatan 3. Sumber daya 4. Kepemimpinan = diteliti = tidak diteliti Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengembangan Ponkesdes Menjadi Community Nursing Center di Kabupaten Tuban.

3.2 Keterangan Kerangka Konseptual Pengembangan Ponkesdes dengan pendekatan Community Nursing Center di Kabupaten Tuban. Pengembangan Ponkesdes dengan pendekatan Community Nursing Center berbasis tiga teori yaitu teori Nursing Center, Health Promotion Model, dan Perilaku Kinerja. Pendekatan Community Nursing Center yang pertama dalam pengembangan ponkesdes menggunakan teori Nursing Center. Dalam konsep Nursing Center terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi Community Nursing Center yaitu faktor Keterlibatan seperti masyarakat, instansi pendidikan, caring perawat sendiri, dan organisasi profesi. Dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan keterlibatan masyarakat adalah, peran serta penduduk sekitar ponkesdes yang menjadi stekholder atau penerima pelayanan ponkesdes. Masyarakat dapat berperan serta dalam semua kegiatan ponkesdes yang telah direncakan. Sedangkan keterlibatan instansi Pendidikan juga sangat penting sekali dalam kesuksesan program Ponkesdes sebagai community nursing center, dimana peran instansi pendidikan kesehatan dapat memberdayakan peserta didik atau mahasiswa untuk berperan aktif dalam kegiatan Ponkesdes, mahasiswa dapat berperan dalam kegiatan promosi kesehatan. Hal ini memiliki banyak keuntungan dan dampak yang positif, yaitu manfaat bagi mahasiswa memiliki ketrampilan dan pengalaman dalam penerapan ilmu keperawatan komunitas, bagi Ponkesdes manfaat yang didapat yaitu terlaksananya rencana program, sedangkan manfaat bagi masyarakat mendapat pengetahuan dan wawasan kesehatan. Sedangkan caring dapat diartikan sebagai bentuk pelayanan perawat. Pelayanan merupakan aktivitas yang dilakukan perawat ponkesdes dalam upaya melakukan asuhan keperawatan dalam menyelesaikan atau mencari solusi setiap permasalahan kesehatan masyarakat. Selain beberapa faktor diatas peran organisasi profesi juga sangan berpengaruh dalam pelaksanaan Community Nursing Center, dimana organisasi berperan sebagai penjembatan terhadap permasalahan perawat sendiri terhadap lintas sektor seperti dinas kesehatan dan pemerintahan yang meliputi advokasi, kesejahteraan dan pengembangan keilmuan. Pendekatan Community Nursing Center yang kedua yaitu dengan teori Health Promotion Model. Dimana dalam konsep Health Promotion Model yang dugnakan adalah Perilaku spesifik kognisi dan Afeksi perawatmeliputi

keuntungan dari tindakan yang dirasakan, penghambat untuk bertindak yang dirasakan, self efficacy, aktivitas yang terkait, pengeruh interpersonal, dan pengeruh situasional. Kelima faktor tersebut akan mempengaruhi perawat ponkesdes dalam membuat komitmen untuk melakukan tugas. Pendekatan Community Nursing Center yang ketiga dalam pengembangan ponkesdes yaitu menggunakan teori Perilaku dan Kinerja, dimana kinerja mengandung dua komponen penting yaitu organisasi atau individu memiliki kemampuan mengidentifikasi tingkat kinerjanya, kedua produktifitas yaitu kompetensi tersebut dapat diartikan sebagai tindakan atau kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja. Penentuan kinerja sangat diperlukan agar suatu lembaga atau individu dapat mengetahui apakah mereka telah berhasil atau mencapai tujuan. Dalam teori perilaku dan kinerja ditekankan pada faktor organisasi yang meliputi struktur organisasi Ponkesdes, pembiayaan Ponkesdes, dan perincian tugas. Dari ketiga teori tersebut akan mempengaruhi perawat dalam mengambil komitmen untuk melakukan tugas perawat Ponkesdes, antara lain melaksanakan program kesehatan lingkungan, kesehatan gizi, pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan pengobatan sederhana. Perawat diharapkan benar-benar melakukan tugasnya sebagai petugas Ponkesdes, dan harus siap dalam kondisi apapun serta menguasai bidang keilmuan yang dimiliki. Selain itu perawat harus bisa bekerjasama dengan berbagai lintas sektor yaitu pemerintahan desa, instansi pendidikan kesehatan, dinas kesehatan, dan tokoh masyarakat. Sehingga Ponkesdes dapat difungsikan secara optimal dan menjadi pusat penyelesaian masalah kesehatan masyarakat.

3.3 Hipotesis Penelitian H1.1= Keterlibatan (masyarakat, instansi pendidikan, caring perawat, pelayanan kesehatan, dan organisasi profesi) meningkatkan komitmen perawat Ponkesdes H1.2= Perilaku spesifik kognisi dan Afeksi perawat (manfaat dari tindakan yang dirasakan, penghambat untuk bertindak yang dirasakan, self efficavy, aktivitas terkait, pengaruh interpersonal, dan pengaruh situasional) meningkatkan komitmen perawat Ponkesdes H1.3= Perilaku dan kinerja perawat (struktur, pembiayaan Ponkesdes, perincian tugas) meningkatkan komitmen perawat Ponkesdes H1.4= Keterlibatan (masyarakat, instansi pendidikan, caring perawat, pelayanan kesehatan, dan organisasi profesi) meningkatkan Community Nursing Center (Tugas Perawat Ponkesdes) H1.5= Perilaku spesifik kognisi dan Afeksi perawat (manfaat dari tindakan yang dirasakan, penghambat untuk bertindak yang dirasakan, self efficavy, aktivitas terkait, pengaruh interpersonal, dan pengaruh situasional) meningkatkan Community Nursing Center (Tugas Perawat Ponkesdes) H1.6= Perilaku dan kinerja perawat (struktur, pembiayaan Ponkesdes, perincian tugas) meningkatkan Community Nursing Center (Tugas Perawat Ponkesdes) H1.7= Komitmen perawat meningkatkan Community Nursing Center (Tugas Perawat Ponkesdes).