I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

FEMINISME DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN KELAYAKANNYA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak terlepas dari konflik-konflik yang dialami masyarakat. Sastrawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah berhasil dikumpulkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

Permalink/DOI:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. yang membaca karya sastra berdasarkan sudut pandang perempuan. Fakih (2007: 8)

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 EKSISTENSI MAHASISWI D ALAM BERORGANISASI D I LINGKUNGAN FAKULTAS PEND ID IKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi menyampaikan ide-ide atau gagasan-gagasan seorang penulis

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Bali Purwa (tradisional) dan Kesusastraan Bali Anyar (modern)

BAB II LANDASAN TEORI. Feminisme dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf. Penelitian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Studi Terdahulu. Begitu juga dengan analisis terhadap karya Perempuan Berkalung Sorban.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hak-hak kaum perempuan sama dengan kaum laki-laki. Keberagaman dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman dan imajinasi

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

CITRA WANITA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL-KHALIEQY

BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB IV KESIMPULAN. dalam menentukan dan membentuk konstruksi sosial, yaitu aturan-aturan dan batasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. pembanding untuk penelitian kali ini. Beberapa penelitian tersebut dipaparkan

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat di dalam karya sastra adalah hubungan antara laki-laki dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan

CITRA WANITA JAWA DALAM NOVEL MIMI LAN MINTUNA KARYA REMY SYLADO (KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINIS)

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi kehidupan manusia.secara etimologi, sastra sendiri diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB 1 PENDAHULUAN. tanda ini disebut semiotik. Oleh karena itu, analisis semiotik itu tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci: gender, kritik sastra feminis, perjuangan, ketidakadilan, hasil.

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi kehidupannya dapat dijadikan suatu media untuk menyampaikan ide, teori, ataupun sistem berpikir manusia. Karya sastra digunakan pengarang untuk menyampaikan pikirannya tentang sesuatu yang ada dalam realitas yang dihadapinya.realitas ini merupakan salah satu faktor penyebabpengarang menciptakan karya sastra, di samping unsur imajinasi. Untuk mengetahui pikiran-pikiran pengarang yang terdapat di dalam karyanya, sastra dapat dibahas berdasarkan dua hal, yaitu isi dan bentuk. Dari sisi isi, sastra membahas tentang hal yang terkandung di dalamnya, sedangkan dari sisi bentuk, sastra membahas cara penyampaiannya. Novel sebagai salah satu produk sastra memegang peranan penting dalam memberikan pandangan untuk menyikapi hidup secara artistik imajinatif.hal ini dimungkinkan karena persoalan yang dibicarakan dalam novel adalah persoalan tentang manusia dan kemanusiaan.

2 Perkembangan novel di Indonesia cukup pesat.hal ini terbukti dengan banyaknya novel-novel baru yang diterbitkan. Novel-novel tersebut mempunyai bermacam tema dan isi, antara lain tentang masalah-masalah sosial yang pada umumnya terjadi dalam masyarakat, termasuk yang berhubungan dengan perempuan. Sosok perempuan sangat menarik untuk dibicarakan. Perempuan di wilayah publik cenderung dimanfaatkan oleh kaum laki-laki untuk memuaskan koloninya.perempuan telah menjadi bahan eksploitasi bisnis dan seks. Dengan kata lain, saat ini telah hilang sifat feminis yang dibanggakan dan disanjung bukan saja oleh kaum perempuan, tetapi juga kaum laki-laki. Hal ini sangat menyakitkan apabila perempuan hanya menjadi satu segmen bisnis atau pasar. Gerakan emansipasi perempuan yang dipelopori oleh R.A. Kartini semestinya membawa perempuan pada kesetaraannya dengan laki-laki untuk memperoleh hak pendidikan sampai tingkat tertinggi. Selanjutnya, karena perempuan telah memperoleh pendidikan, mereka dituntut untuk mengabdikan ilmunya pada masyarakat.dalam diri perempuan muncul keinginan untuk berprestasi dalam mewujudkan kemampuan dirinya sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya.perempuan menginginkan untuk berkiprah di ranah publik dalam rangka mengaktualisasikan dirinya. Di sisi lain, budaya patriarki yang masih kuat mengakar dalam kehidupan masyarakat mengonstruksi perempuan pada posisi tersuborermanifestasi dalam bentuk marginalisasi, stereotipe, kekerasan, dan beban kerja. Ketidakadilan terhadap

3 perempuan tersebut terjadi dalam berbagai tempat, baik di ranah domestik maupun di ranah publik. Sampai saat ini masih banyak kaum perempuan yang belum biasa menikmati pendidikan sepenuhnya. Masih banyak orangtua yang beranggapan bahwa anak perempuan tidak perlu mendapat pendidikan yang tinggi karena pada akhirnya mereka hanya akan ke dapur juga. Hal ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat terdapat anggapan bahwa tugas utama perempuan adalah ranah domestik, yaitu tugas kerumahtanggaan. Adapun laki-laki akan berperan di ranah publik sehingga mereka diharuskan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada anak perempuan.hal tersebut menunjukkan bahwa dalam masyarakat terdapat pandangan yang bersifat androsentris, sudut pandang dari perspektif laki-laki, perempuan dipandang sebagai objek yang pasif, bukan subjek (Sofia, 2009:17). Kendala yang dihadapi oleh perempuan dalam kiprahnya di ranah publik maupun domestik berpangkal pada pandangan-pandangan yang telah terbentuk dan telah mengakar dalam masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan tentang hal-hal yang pantas untuk perempuan dan yang pantas untuk laki-laki. Secara sosial dan kultural, perempuan dan laki-laki dibedakan dalam banyak hal.laki-laki dianggap lebih dibandingkan dengan perempuan sehingga memunculkan pandangan inferior terhadap keberadaan perempuan di dalam masyarakat. Anggapan bahwa perempuan itu irrasional dan emosional menyebabkan mereka tidak layak menjadi pemimpin dan berakibat munculnya sikap menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting (Fakih, 2007:15) Label feminim dilekatkan

4 pada perempuan yang dipandang lebih lemah, kurang aktif, dan lebih menaruh perhatian kepada keinginan mengasuh dan mengalah. Sebaliknya, label maskulin dilekatkan pada laki-laki yang dipandang lebih kuat, lebih aktif, dan lebih berorientasi pada pencapaian dominasi, otonomi, dan agresi (Sugihastuti, 2005:13). Penggunaan teori kritik sastra feminisme telah banyak digunakan dalam menganalisis karya sastra.kritik sastra feminis sebagai cabang ilmu sosiologi sastra berawal dari hasrat para perempuan feminisme untuk menganalisis karya para pengarang perempuan di masa silam dan untuk menunjukkan citra perempuan dalam karya para penulis laki-laki yang menampilkan perempuan sebagai makhluk yang ditekan, disalahtafsirkan, dan disepelekan oleh tradisi patriarki yang dominan.dalam masyarakat patriarki, perempuan dimasukkan dalam kubu rumah yang terbatas pada lingkungan serta kehidupan di rumah, sedangkan laki-laki dimasukkan dalam kubu umum yang mencakup lingkungan dan kehidupan di luar rumah (Djajanegara, 2003:30). Saat ini kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengungkapan dan penjelasan tentang fenomena-fenomena perempuan dalam karya sastra kepada masyarakat semakin meningkat.analisis terhadap perjuangan feminisme dalam novel Perempuan Berkalung Sorban dengan analisis kritik sastra feminis dirasa perlu untuk diungkap.ada beberapa alasan dipilihnya novel Perempuan Berkalung Sorban sebagai bahan kajian. Alasan tersebut antara lain sebagai berikut.

5 1. Novel Perempuan Berkalung Sorban memuat perjuangan perempuan untuk mendapat eksistensi dan hak-hak sebagai manusia yang mandiri, baik dalam pendidikan maupun sosial. 2. Novel Perempuan Berkalung Sorban memuat isu-isu tentang perempuan mulai dari kekerasan dalam rumah tangga dan subordinasi terhadap perempuan dalam berbagai hal akibat perbedaan gender. 3. Tokoh perempuan mendominasi dalam alur cerita. Tokoh tersebut dihadirkan sebagai subjek yang mengutarakan pengalaman-pengalaman hidup tokoh perempuan tersebut. Pembelajaran apresiasi sastra masih dianggap sebagai salah satu pelajaran yang tidak penting diajarkan kepada siswa. Hal ini karena pembelajaran apresiasi sastra yang diajarkan masih bersifat monoton dan belum mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Seharusnya pembelajaran apresiasi sastra dapat dinikmati siswa secara apresiatif agar siswa memiliki kepekaan dan ketertarikan untuk membaca karya sastra, khususnya novel. Apabila pembelajaran apresiasi sastra dilakukan secara tepat, siswa akan memperoleh kesenangan, pengalaman, dan pemahaman yang baik tentang manusia dan kemanusiaan, lingkungan, nilai-nilai moral, inspirasi, dan ideide baru. Hal ini sejalan dengan pendapat Effendi (2002:6) yang mengatakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan, pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.adapun yang dimaksud dengan pembelajaran apresiasi prosa atau novel adalah suatu kegiatan menggauli dengan

6 sungguh-sungguh sehingga timbul kepekaan, pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra, khususnya novel dan sastra pada umumnya. Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis merasa perlu meneliti feminisme dalam sebuah karya sastra dan kelayakannya sebagai bahan pembelajaran sastra di madrasah aliyah.dengan demikian, judul penelitian ini adalah Feminisme dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy dan Kelayakannya sebagai Bahan Pembelajaran Apresiasi Sastra di MAN I Pringsewu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Feminisme Dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban. Masalah tersebut sebagai berikut. 1. Bagaimanakah hak-hak yang diperjuangkan oleh tokoh utama dalam novel Perempuan Berkalung Sorban? 2. Bagaimanakah jenis feminsme yang ada di dalam novel Perempuan Berkalung Sorban? 3. Bagaimanakah jenis kritik feminisme yang ada di dalam novel Perempuan Berkalung Sorban? 4. Bagaimanakah kelayakan novel Perempuan Berkalung Sorban sebagai salah satu bahan pembelajaran apresiasi sastra di Madrasah Aliyah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini sebagai berikut.

7 1 Mendeskripsikan hak-hak yang diperjuangkan oleh tokoh utama dalam novel Perempuan Berkalung Sorban. 2 Mendeskripsikan jenis feminsme yang ada di dalam novel Perempuan Berkalung Sorban. 3 Mendeskripsikan jenis kritis feminisme yang ada di dalam novel Perempuan Berkalung Sorban. 4 Mendeskripsikan kelayakan novel Perempuan Berkalung Sorban sebagai salah satu bahan pembelajaran apresiasi sastra di Madrasah Aliyah. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis. 1.4.1 Manfaat Teoretis Dari sisimanfaat teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya analisis penelitian femenisme dalam karya sastra yang dikaji dari sisi hak di ruang domestik dan publik yang diperjuangkan oleh kaum perempuan. 1.4.2 Manfaat Praktis Dari sisi manfaat praktis, hasil penelitian ini dapat diimplikasikan oleh guru sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan bahan pembelajaran sastra di madrasah aliyah. 1.5 Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1 Hak-hak yang diperjuangkan oleh tokoh utama dalam novel Perempuan Berkalung Sorban. 2 Jenis feminsme yang ada di dalam novel Perempuan Berkalung Sorban.

8 3 Jenis kritis feminisme yang ada di dalam novel Perempuan Berkalung Sorban. 4 Kelayakan novel Perempuan Berkalung Sorban sebagai salah satu bahan pembelajaran apresiasi sastra di Madrasah Aliyah.