BAB II LANDASAN TEORI. yang tertinggi harus diserahkan pada negara kebangsaan (Tim Dosen PKN,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Semiotika, Tanda dan Makna

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. untuk memahami hal-hal lain. Jadi, konsep dari penelitian ini adalah:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Semiotika Pragmatik (Charles Sanders Pierce)

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2004:5-8) menyatakan bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga. berpola dari manusia dalam masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Ramadhan Halal Yayasan Darul Qur an. yang kemudian menggunakan model semiotik Roland Barthes. Semiotika

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU (SIMBOL DAN BAHASA)

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian

BAHASA TUBUH: TANDA DALAM SISTEM KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi/data yang ingin kita teliti. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan,

BAB I PENDAHULUAN. menyalakan lampu sen bagian kanan yang berarti memberikan isyarat atau tanda

BAHAN AJAR KEWARGANEGARAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara ketat untuk meningkatkan nilai lembaga atau perusahaan. dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

NASKAH PUBLIKASI. PERILAKU MENYIMPANG ANAK-ANAK SEKOLAH (Analisis Semiotik Terhadap Film Catatan Akhir Sekolah) Oleh: NURMAN HIDAYAT A

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Pesan, Tanda, dan Makna dalam Studi Komunikasi. Alimuddin A. Djawad STKIP PGRI Banjarmasin Jl. Sultan Adam, Komp. H.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB I. Pendahuluan. didapatkan baik melalui siaran televisi, internet maupun radio dimana melalui

ASPEK OPTIMISME SEBAGAI REALISASI NILAI NASIONALISME (Analisis Semiotika Lirik Lagu Garuda di Dadaku)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III. Metode Penelitian. Universitas Frankfurt Jerman yang digawangi oleh kalangan neo-marxis Jerman.

TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bentuk komunikasi. Lukisan-lukisan (pictorial) yang berada di dindingdinding

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang menjadi sasarannya. Dalam berkomunikasi, orang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragam (plural). Suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kirk dan Miller (1986:9), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

11ILMU. Modul Perkuliahan XI. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Semiotik. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU PERDAMAIAN (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh Band GIGI) SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) (26 November February 1913)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendidikan Pancasila. Makna dan Akrualisasi Sila Persatuan Indonesi Dalam Kehidupan Bernegara. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang di tayangkan oleh stasiun tv contohnya seperti film. pada luka-luka yang dialami Yesus dalam proses penyaliban.

1. Proses Simbolisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971), profesor dari University of

TUGAS INI UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGENAI BAB I PENGANTAR MEMAHAMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIPERGURUAN TINGGI

Resume Buku SEMIOTIK DAN DINAMIKA SOSIAL BUDAYA Bab 8 Mendekonstruksi Mitos-mitos Masa Kini Karya: Prof. Dr. Benny H. Hoed

BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian mengenai makna simbol dalam sastra lisan telah banyak

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR MELALUI SEMIOTIK GERAK TARI BESKALAN

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nasionalisme Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan yang tertinggi harus diserahkan pada negara kebangsaan (Tim Dosen PKN, 2009: 227). Menurut Moeliono (2005: 775-776), nasionalisme adalah faham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan: makin mejiwai bangsa Indonesia, kesadaran keanggotaan di suatu negara yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan. Dinyatakan Riff (Chamim, 1995: 194), bahwa nasionalisme berarti menyatakan suatu efinitas kelompok yang didasarkan atas bahasa, budaya, keturunan bersama; dan terkadang pada agama dan wilayah bersama pula; terhadap pengakuan lain atas loyalitas seseorang. Sebagai doktrin politik, nasionalisme member basis dan pembenaran ideologis bagi semua bangsa di dunia untuk mengorganisasikan dirinya sendiri ke dalam entitas-entitas yang bebas atau otonom. Entitas-entitas ini sebagian besar mengambil bentuk negara nasional merdeka, walaupun terdapat contoh di mana beberapa bentuk otonom kedaerahan atau cultural juga dilembagakan. Doktrin nasionalisme lahir dalam sejarah Jerman abad ke-18 yang secara kultural bersatu, tetapi 6

secara politik terpecah-belah, yang juga memiliki akar kesejarahan secara luas pada Revolusi Prancis yang melahirkan banyak negara-bangsa di Eropa. Chamim mengatakan (2003: 235), nasionalisme dengan bangunan negara-bangsa (nation state) tengah dilanda tantangan baru berupa lahirnya tatanan dunia global yang melampaui batas-batas geografis, administratif, dan sosio-kultural yang makin menjadi sistem kehidupan bangsa-bangsa sedunia. Adapun artikel yang peneliti temukan antara lain: Pertama, nasionalisme kewarganegaraan atau (nasionalisme sipil) adalah jenis nasionalisme dimana dalam suatu negara masyarakat mendapat kebenaran politik dari negaranya serta pernyertaan aktif rakyatnya kehendak rakyat, sebagai salah satu perwakilan rakyat. Kedua, nasionalisme budaya adalah bentuk nasionalisme dimana suatu negara mendapatkan kebenaran politik dari suatu budaya bersama, yang tidak membedakan jenis kulit, ras dan lain sebagainya. (Nasionalsme, Agustus: 2010). Jadi, nasionalisme adalah suatu paham dimana setiap warga masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan suatu kebenaran dari negaranya. Kebenaran untuk dapat mencintai bangsanya sendiri, yang didasarkan pada bahasa, budaya bangsa itu sendiri. B. Semiotika Menurut Moeliono (2005: 1029), semiotika adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem tanda dan lambang yang ada di dalam kehidupan

manusia. Kemudian Sudjiman (1992: 5 ), menyatakan semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengan: cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya. Apabila studi tentang tanda ini berpusat pada penggolongannya, pada hubungannya dengan tanda-tanda lain, pada cara bekerjanya sama halnya dalam menjalankan funsinya, dan itu adalah kerja dalam sintaks semiotik. Menurut Pierce (Budiman, 1999: 107-108), istilah semiotik, adalah konsep tentang tanda-tanda: tidak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri dari tanda-tanda karena, bila tidak demikian, manusia tidak akan dapat menjalin hubungannya dengan realitas. Bahasa itu sendiri merupakan suatu sistem tanda yang paling fundamental bagi manusia, sedangkan tanda non-verbal seperti gerak-gerik, bentuk-bentuk pakaian, serta boneka plaktik sosial konvensional lainnya, dapat dipandang sebagai jenis bahasa yang tersusun dari tanda-tanda bermakna komunikasi klasikal atas dasar relasi-relasi. Selanjutnya Budiman (2004: 3), menyatakan bahwa semiotika biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of sign), pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode, yaitu sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai sesuatu yang bermakna (Scholes, 1982: ix). Dengan demikian, bagi Pierce, semiotika adalah suatu cabang dari filsafat.

Dinyatakan Saussure (Kurniawan, 2009: 124), bahwa semiotika adalah ilmu umum yang berbicara tentang tanda (Budiman, 2003: 3), dan tanda adalah kombinasi antara konsep (penanda) dengan gambaran akustik (penanda), yang dalam kehidupan, istilah tersebut pada umumnya menunjuk pada gambaran akustik (Saussure, 1988: 147). Dengan demikian, dalam persepektif Saussure, semiotika adalah ilmu yang menkaji hubungan antara penanda dengan petanda.dengan penjelasan ini, terlihat bahwa semiotika Saussure ini bersifat diadik karena tanda sebagai kajian semiotika tersusun atas dua bagian: penanda dengan petanda. Menurut Umberto (2009: 10-15), menyebutkan sembilan belas bidang yang bias dipertimbangkan sebagai bahan kajian semiotik. Kesembilan belas itu adalah: Zoo semiotik (semiotik binatang), alfactory sign (tanda-tanda bauan), tactile communication (komuikasi rabaan), codes of taste (kode-kode cecapan), paralinguistics (paralinguistik), medical semiotics (semiotik medis), kinesics and proxemics (kinesik dan prosemik), musical codes (kode-kode musik), formalized languages (bahasa yang diformalkan), written language, unknown, alphabets, secret codes (bahasa tertulis, alfabet, tak dikenal, kode rahasia), natural languages, (bahas alam), visual communication (komunikasi visual), system of objects (sistem objek). Selanjutnya Kurniawan (2001: 49), menyatakan bahwa semiologi atau semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. Akar namanya sendiri adalah semion, nampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau asplepiadik dengan perhatiannya pada

simptomatologi dan diagnostik inferensial. Tanda pada masa itu bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api. Sedangkan menurut Kurniawan (2009: 123), kata semiotika (ada juga yang menyebut semiologi) berasal dari bahasa Yunani, semion yang berarti tanda. Tanda ini bersifat universal karena dapat dijumpai di mana pun, antara lain: bahasa, gambar, gerak, isyarat, warna, suara dan sebagainya. Semuanya merujuk sebagai tanda karena kehadirannya direspon manusia sebagai sarana komunikasi yang di dalamnya mempunyai arti. Misalnya, saat kita berada di dalam rumah, kemudian dari pintu depan terdengar suara bel berbunyi. Suara bel tersebut merupakan tanda yang menghadirkan arti kemungkinan besarnya adalah ada orang di luar mau bertamu. Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dipersepsi oleh mempunyai arti hakikatnya adalah tanda, dan manusia dalam kehidupan tidak lepas dari tanda. Dalam hal ini, Charles Sanders Pierce menyatakan bahwa manusia hanya dapat berpikir dengan sarana tanda. Artinya, manusia dalam kumunikasi sehari-harinya selalu mempergunakan tanda. Scholes (Kurniawan, 2009: 124), menegaskan bahwa semiotika merupakan studi mengenai tanda-tanda (the study of signs), yang merupakan studi atas kode-kode sebagai suatu sistem apapun yang memungkinkan manusia memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. Dengan demikian, semiotika, hakikatnya, merupakan studi tentang tanda dengan segala substansinya.

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. http://sadidadalila.wordpress.com/2009/12/03/semiotika

Dari penjelasan di atas dapat di buat alur pikir penelitian sebagai berikut. Semangat keindonesiaan yang terdapat dalam novel trilogi Garuda di Dadaku Cita-cita menjadi pemain nasional Menyematkan lambang garuda di dada Bangga kepada tim nasional Mengharumkan bangsa lewat sepak bola ANALISIS SEMIOTIKA TUJUAN Mendeskripsikan makna tandatanda yang terkandung dalam trilogi novel GdD Mengungkap dengan mendeskripsikan pesan mengenai semangat Indonesia pada trilogi novel GdD.