HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)

PERSENTASE KARKAS, DADA, PAHA DAN LEMAK ABDOMEN ITIK ALABIO JANTAN UMUR 10 MINGGU YANG DIBERI TEPUNG DAUN BELUNTAS, VITAMIN C DAN E DALAM PAKAN

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSENTASE KARKAS, DADA, PAHA DAN LEMAK ABDOMEN ITIK CIHATEUP JANTAN UMUR 10 MINGGU YANG DIBERI TEPUNG DAUN BELUNTAS, VITAMIN C DAN E DALAM PAKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daging itik lokal memiliki tekstur yang agak alot dan terutama bau amis (off-flavor) yang merupakan penyebab kurang disukai oleh konsumen, terutama

KARAKTERISTIK UKURAN KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Sentul. Tabel 4. Bobot Edible Ayam Sentul pada Masing-Masing Perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

ISBN: Seminar Nasional Peternakan-Unsyiah 2014

Tabel 8. Pengaruh Tepung Kulit Pisang Uli terhadap Serat Kasar, Lemak Kasar, dan Beta-Karoten Ransum Perlakuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

PERFORMA ITIK ALABIO JANTAN UMUR 1-10 MINGGU YANG DIBERI DAUN BELUNTAS, VITAMIN C DAN E DALAM PAKAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS ITIK LOKAL JANTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karkas domba Lokal Sumatera (Tabel 9) mempunyai koefisien

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

PENINGKATAN PERFORMA DAN PRODUKSI KARKAS ITIK MELALUI PERSILANGAN ITIK ALABIO DENGAN CIHATEUP

PERSENTASE KARKAS ITIK CIHATEUP DAN ITIK ALABIO SERTA PERSILANGANNYA YANG DIBERI PAKAN BERBEDA KRISTIAN STEVANUS GINTING

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. (a) Kandang Individu (b) Ternak Domba

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS ITIK LOKAL JANTAN

MATERI. Lokasi dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA Itik

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Kampung Super

Fita Septiana Sari dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): , September 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Kandungan nutrien daun beluntas kering

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN SUMBER PROTEIN BERBEDA TERHADAP BOBOT AKHIR, POTONGAN KARKAS DAN MASSA PROTEIN DAGING AYAM LOKAL PERSILANGAN SKRIPSI.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

KULIAH ke: 9. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Pedaging. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik pedaging.

TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KARKAS AYAM PEDAGING

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

I. PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

PERFORMA ITIK CIHATEUP JANTAN UMUR 1-10 MINGGU YANG DIBERI TEPUNG DAUN BELUNTAS, VITAMIN C DAN VITAMIN E DALAM RANSUM

BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Onggok Terfermentasi Bacillus mycoides terhadap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi

Gambar 1. Itik Alabio

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KULIT BAWANG TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR PAKAN, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN PERSENTASE KARKAS ITIK MOJOSARI SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pakan ternak sehingga diperlukan penggunaan pakan alternatif. Sumber

Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember Juni 2002.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

PENGURANGAN OFF-ODOR DAGING ITIK ALABIO JANTAN UMUR 10 MINGGU DENGAN PEMBERIAN DAUN BELUNTAS, VITAMIN C DAN E DALAM PAKAN SKRIPSI DANANG PRIYAMBODO

PENGGUNAAN TEPUNG DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas) TERFERMENTASI OLEH Aspergillus niger DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM KAMPUNG SUPER

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

BAB I PENDAHULAN. manusia di alam semesta ini. Oleh karena itu, disamping Al-Qur an mampu

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi pakan selama penelitian adalah 6.515,29 g pada kontrol, 6.549,93 g pada perlakuan KB 6.604,83 g pada perlakuan KBC dan 6.520,29 g pada perlakuan KBE. Konversi pakan itik perlakuan adalah sebesar 4,91 pada kontrol, 5,05 pada perlakuan KB, KBC sebesar 4,97 dan KBE sebesar 4,98. Karkas Pengaruh perlakuan terhadap bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas itik alabio jantan umur 10 minggu hasil penelitian ini disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan Bobot Potong, Bobot Karkas dan Persentase Karkas Itik Alabio Jantan Umur 10 Minggu Peubah Bobot Potong (g/ekor) 1365,52 ± 44,60 1333,47 ± 66,45 1358,33 ± 140,41 1340,27 ± 25,28 Bobot Karkas - (g/ekor) 815,03 ± 37,62 796,67 ± 13,68 817,05 ± 58,19 799,29 ± 25,58 - % 59,66 ± 1,04 59,79 ± 2,07 60,33 ± 2,11 59,64 ± 0,92 tepung daun beluntas 0,5% + 400 IU/kg Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas 0,5% dalam pakan dan kombinasi antara tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin C 250 mg serta tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin E 400 IU dalam pakan tidak berpengaruh terhadap bobot potong. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan tanin dalam tepung daun beluntas 0,5% dalam pakan tidak mengganggu bobot potong. Tabel 3 menunjukkan kandungan tanin dalam pakan sebesar 0,01%. Selain kandungan tanin, bobot potong yang tidak nyata juga diduga terjadi karena kandungan nutrien pakan pada keempat perlakuan sama yaitu isokalori dan isoprotein. Tabel 4 menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas 0,5% dalam pakan dan kombinasi antara tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin C 250 mg serta tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin E 400 IU dalam pakan tidak berpengaruh terhadap bobot karkas dan persentase karkas yang diperoleh. Hal ini karena bobot potong dari keempat perlakuan di atas tidak berbeda nyata, yakni berkisar antara 1333,4g- 1365,52 g/ekor. 16

Menurut Setiyanto (2005), penambahan tepung daun beluntas dalam pakan hingga taraf 1% pada itik jantan lokal selama delapan minggu tidak mempengaruhi persentase karkas. Rataan persentase karkas yang diperoleh dengan penambahan tepung daun beluntas 0,5% dan 1 % adalah 51,75% dan 51,20%, tidak berbeda dengan perlakuan kontrol dengan rataan persentase karkas 51,25%. Menurut Wahyudin (2006), pemberian tepung daun beluntas hingga taraf 2 % dalam pakan tidak memberikan mengaruh nyata terhadap persentase karkas itik yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan karkas berlangsung merata pada semua taraf perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian Wahyudin (2006), rataan persentase karkas dengan perlakuan penambahan tepung daun beluntas 0%, 1%, dan 2 % secara berturut-turut adalah 59,61%, 59,70% dan 60,66%. Hasil penelitian Randa (2007), menunjukkan rataan bobot akhir itik alabio jantan yang diberi pakan komersial adalah sebesar 1315,6 g dengan rataan persentase karkas adalah sebesar 68,3±0,6% sementara rataan persentase karkas itik cihateup adalah sebesar 56,3 ± 4,2%. Rataan persentase karkas yang diperoleh pada penelitian Randa (2007), lebih tinggi dibandingkan dengan rataan yang diperoleh pada penelitian ini. Hal ini diduga terjadi karena perbedaan kandungan nutrien pakan itik yang digunakan selama pemeliharaan. Dada Rataan bobot dada, persentase dada, bobot daging dada, persentase daging dada, bobot tulang dada dan persentase tulang dada itik alabio jantan umur 10 minggu dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil analisis ragam dari keempat pakan perlakuan menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas 0,5% dalam pakan dan kombinasi antara tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin C 250 mg serta tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin E 400 IU dalam pakan tidak berpengaruh terhadap persentase dada itik alabio jantan pada umur pemotongan 10 minggu. Hal ini karena bobot potong itik tidak berbeda. Dibandingkan dengan itik tegal, pada umur pemotongan yang sama, persentase dada itik alabio jantan lebih besar. Persentase dada itik alabio jantan dan itik tegal yang mendapat pakan kontrol masing-masing sebesar 31,88% dan 28,39%, sedangkan persentase dada itik alabio jantan dan tegal yang mendapat pakan mengandung beluntas 0,5% masing-masing 30,10% dan 28,39% (Setiyanto, 2005). 17

Tabel 5. Rataan Dada, Daging Dada dan Tulang Dada Itik Alabio Jantan Umur 10 Minggu Peubah Dada* : (g/ekor) 260,22 ± 17,99 239,93 ± 10,86 251,15 ± 25,21 257,02 ± 4,70 % 1 31,88 ± 1,08 30,10 ± 0,94 30,57 ± 0,90 32,16 ± 0,86 Daging dada**: (g/ekor) 228,68 ± 19,15 201,67 ± 12,01 219,72 ± 26,18 223,71 ± 6,65 % 87,82 ± 1,38 84,18 ± 1,54 87,25 ± 2,18 87,03 ± 3,06 Tulang dada**: (g/ekor) 31,53 ± 1,19 38,27 ± 3,16 31,43 ± 3,76 33,31 ± 7,82 % 12,18 ± 1,30 15,98 ± 1,64 12,62 ± 2,11 12,94 ± 2,91 tepung daun beluntas 0,5% + 400 IU/kg. *) = Dihitung berdasarkan bobot karkas; **) = Dihitung berdasarkan bobot dada Penambahan tepung daun beluntas 0,5% dalam pakan dan kombinasi antara tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin C 250 mg serta tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin E 400 IU dalam pakan tidak berpengaruh terhadap persentase daging dan tulang dada itik alabio jantan. Hal ini dapat terjadi karena bobot potongnya yang sama. Menurut Soeparno (2005), proporsi tulang, otot dan lemak sebagai komponen utama karkas, selain dipengaruhi oleh umur, dipengaruhi oleh bobot hidup. Dibandingkan dengan itik tegal, pada umur pemotongan yang sama, persentase daging dada itik alabio jantan lebih besar. Persentase daging dada itik alabio jantan dan daging dada itik tegal yang mendapat pakan kontrol masing-masing sebesar 87,82 % dan 78,21%, sedangkan persentase daging dada itik alabio jantan dan daging dada tegal yang mendapat pakan mengandung beluntas 0,5% masing-masing 84,18 % dan 72,24% (Setiyanto, 2005). Sementara persentase tulang dada itik alabio jantan dibandingkan dengan tulang dada itik tegal pada itik yang mendapat pakan kontrol masing-masing sebesar 12,18% dan 21,79%, sedangkan yang mendapat pakan mengandung 0,5% beluntas masing-masing sebesar 15,98% dan 27,76% (Setiyanto, 2005). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase dada dan daging dada dipengaruhi oleh galur itik. 18

Paha Hasil rataan bobot dan persentase paha utuh, bobot dan persentase daging paha dan bobot dan persentase tulang itik alabio jantan umur 10 minggu disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Rataan Persentase Paha, Daging Paha dan Tulang Paha Itik Alabio Jantan Umur 10 Minggu Paha * : (g/ekor) 186,38 ± 3,48 187,13 ± 7,31 186,87 ± 9,72 178,98 ± 11,84 % 22,89 ± 1,01 23,53 ± 0,48 22,88 ± 0,47 22,41 ± 1,61 Daging paha**: (g/ekor) 163,02 ± 7,45 165,73 ± 17,96 163,45 ± 10,96 150,51 ± 23,69 % 87,34 ± 2,35 88,34 ± 6,08 87,38 ± 1,57 84,26 ± 7,50 Tulang paha**: (g/ekor) 23,37 ± 4,01 21,40 ± 10,76 23,42 ± 2,13 28,47 ± 12,71 % 12,57 ± 2,37 11,59 ± 6,13 12,58 ± 1,61 16,23 ± 8,36 tepung daun beluntas 0,5% + 400 IU/kg ; *) = Dihitung berdasarkan bobot karkas; **) = Dihitung berdasarkan bobot paha utuh Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung daun beluntas 0,5% dalam pakan, kombinasi tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin C 250 mg dan kombinasi tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin E 400 IU tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase paha. Persentase paha itik alabio jantan umur 10 minggu dengan pakan kontrol adalah sebesar 22,89% sementara persentase paha itik tegal dengan pakan kontrol sebesar 25,55% (Setiyanto, 2005). Persentase paha itik alabio jantan umur 10 minggu dengan penambahan tepung daun beluntas 0,5% adalah sebesar 23,53% sementara persentase paha itik tegal dengan penambahan tepung daun beluntas 0,5% sebesar 26,44% (Setiyanto, 2005). Perbedaan ini diduga karena perbedaan galur itik yang digunakan dalam penelitian. Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase daging paha itik alabio jantan umur 10 minggu yang tidak berbeda pada keempat perlakuan. Rataan persentase daging paha itik alabio jantan yang diberi pakan kontrol pada penelitian ini adalah sebesar 87,34% dan itik tegal dengan pakan kontrol dan umur pemotongan 10 minggu adalah sebesar 81,03% (Wahyudin, 2005). Sementara rataan persentase daging paha itik 19

alabio jantan umur 10 minggu dengan penambahan tepung daun beluntas 0,5% adalah sebesar 88,34% dan itik tegal sebesar 80,90% (Wahyudin, 2005). Persentase daging paha itik alabio terlihat lebih besar daripada itik tegal. Rataan persentase tulang tidak berbeda nyata antar perlakuan. Rataan persentase tulang paha itik alabio jantan yang diberi pakan kontrol pada penelitian ini adalah sebesar 12,57% dan itik tegal dengan pakan kontrol dan umur pemotongan 10 minggu adalah sebesar 18,87% (Wahyudin, 2005). Sementara rataan persentase tulang paha itik alabio jantan umur 10 minggu dengan penambahan tepung daun beluntas 0,5% adalah sebesar 11,59% dan itik tegal sebesar 19,10% (Wahyudin, 2005). Persentase tulang paha itik alabio terlihat lebih kecil daipada itik tegal. Perbedaan persentase tulang ini terjadi diduga karena perbedaan galur itik. Lemak Abdomen Rataan bobot dan persentase lemak abdomen itik alabio jantan pada keempat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Bobot dan Persentase Lemak Abdomen Itik Alabio Jantan Umur 10 Minggu. g/ekor 10,29 ± 3,24 10,65 ± 3,66 13,32 ± 5,54 12,12 ± 4,55 % 0,74± 0,23 0,79± 0,24 0,95± 0,32 0,90± 0,33 Lemak Abdomen* tepung daun beluntas 0,5% + 400 IU/kg ; *) = Dihitung berdasarkan bobot potong Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung daun beluntas 0,5%, kombinasi tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin C, kombinasi tepung daun beluntas 0,5% dan vitamin E tidak mempengaruhi persentase lemak abdomen itik alabio jantan umur 10 minggu. Rataan konsumsi pakan yang tidak jauh berbeda diduga membuat asupan nutrisi yang hampir sama sehingga menyebabkan deposit lemak abdomen yang tidak berbeda nyata pada keempat perlakuan. Menurut Iskandar et al. (2000), persentase lemak perut terlihat semakin tinggi dengan meningkatnya kandungan gizi pakan. Menurut Bintang dan Antawidjaja (1995), semakin menurunnya taraf energi dalam pakan terdapat kecenderungan penurunan lemak abdominal ternak entog. Menurut Abbas dan Rusmana (1995), serat kasar berpengaruh terhadap kandungan lemak tubuh itik fase pertumbuhan. Konsumsi serat 20

kasar antar perlakuandalam penelitian ini tidak jauh berbeda yakni berkisar antara 5%-5,05% pada saat umur 1-7 minggu dan 9,20%-9,23% pada umur 7-8 minggu. Rataan persentase lemak abdomen itik alabio jantan yang mendapat pakan kontrol, umur 10 minggu pada penelitian ini adalah sebesar 0,74%, sementara rataan lemak abdomen itik tegal dengan pakan kontrol pada umur pemotongan yang sama adalah sebesar 0,79% dari bobot potong (Setiyanto, 2005). Rataan lemak abdomen itik alabio jantan umur 10 minggu dengan penambahan tepung daun beluntas 0,5% pada penelitian ini adalah sebesar 0,79% dan rataan lemak abdomen pada itik tegal dengan penambahan tepung daun beluntas 0,5% adalah sebesar 0,72% dari bobot potong (Setiyanto, 2005). 21