BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN
|
|
- Benny Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN (THE WEIGHT AND PERCENTAGE OF SPENT MOJOSARI DUCK CARCASS PARTION PERCENTAGE BASED ON THE SYSTEM AND FARMING LOCATION) Fiqry Amaludin*, Imam Suswoyo, dan Roesdiyanto Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto * ata_shinsetsu@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem dan lokasi pemeliharaan terhadap bobot dan persentase bagian-bagian karkas (parting carcass) itik Mojosari betina afkir. Materi yang digunakan adalah itik Mojosari betina afkir sebanyak 7 ekor. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan menggunakan General Linear Model (GLM). Jumlah perlakuan empat dengan ulangan yang berbeda-beda (unequal). yang diterapkan terdiri atas pemeliharaan terkurung di lokasi pertanian ( ), pemeliharaan terkurung di lokasi pesisir (P ), pemeliharaan gembala di lokasi pertanian (P ), dan pemeliharaan gembala di lokasi pesisir (P ). Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah bobot dan persentase paha, bobot dan persentase dada, bobot dan persentase sayap, bobot dan persentase punggung dalam karkas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dan lokasi pemeliharaan memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot paha, bobot dan persentase punggung dan bobot dada serta berpengaruh tidak nyata terhadap persentase paha, persentase dada dan bobot dan persentase sayap (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem pemeliharaan terkurung dan lokasi pemeliharaan di lokasi pesisir lebih potensial untuk memperoleh bobot dan persentase bagian-bagian karkas itik mojosari afkir yang lebih baik dan bobot dan bagian-bagian karkas (paha, dada, punggung dan sayap) pada itik mojosari afkir yang dipelihara sistem terkurung di lokasi pesisir lebih tinggi dari pada yang dipelihara secara terkurung di lokasi pertanian, terlebih itik mojosari afkir yang dipelihara secara gembala di lokasi pertanian dan pesisir. Kata Kunci : itik Mojosari, sistem pemeliharaan, lokasi, bagian-bagian karkas. ABSTRACT The research aimed to study the effects of production system and farming location on weight and percentage of spent Mojosari duck carcass (parting carcass). The Materials used were 7 heads female Mojosari duck. The method used in this research was survey method using General Linear Model (GLM). The treatments were production systems i.e intensive and extensive systems in both both agricultural areas and in coastal areas. The variables measured in this research were the weights and percentages of thighs, back, chest and wings in the carcass. The results showed that the system and farming location had significant effect on weights of thigh, weights and percentage of back, and weights of chest, but no significant effect on the percentage of thigh, percentage of chest, and weights and percentage of wings (P>0,05). In conclusion, intensive ducks on coastal location were more potential to obtain higher weight and percentage of the parts of carcass of Mojosari duck in which it had better weights and parts of carcass ( thigh, chest, the back and wing ). Keyword : Mojosari duck, production system, location, carcass partion. 9
2 PENDAHULUAN Daging unggas adalah salah satu jenis produk peternakan yang cukup disukai oleh konsumen. Harga yang relatif terjangkau membuat konsumen lebih memilih produk dari ternak unggas dibandingkan ternak ruminansia. Bagi peternak, memelihara ternak unggas memiliki beberapa kelebihan di antaranya adalah pemeliharaan yang singkat, pertumbuhan yang cepat dan dapat berkembang biak dengan cepat pula. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan berkembangnya usaha peternakan unggas di Indonesia. Berdasarkan data statistik Ditjen Peternakan (0), ketersediaan daging secara nasional pada tahun 0 sebesar ton. Dari jumlah ketersediaan tersebut, ton berasal dari ternak unggas (ayam broiler, ayam ras petelur, ayam buras dan itik). Dari ketersediaan daging unggas, ton (65,6%) berasal dari daging ayam broiler, sedangkan daging dari itik menyumbang 9.80 ton (,8% dari total daging). Produksi daging itik pada tahun 00 sebanyak ton dan telah meningkat menjadi 9.80 ton pada tahun 0. Itik merupakan unggas air yang sangat umum dipelihara di Indonesia, setelah ternak ayam. Itik lokal yang ada di Indonesia merupakan keturunan dari itik Indian Runner yang terkenal dengan produksi telurnya yang tinggi. Ciri khas dari itik Indian Runner adalah postur tubuhnya yang hampir tegak dan bila dilihat dari arah depan terlihat seperti botol anggur, paruh dan kakinya berwarna hitam. Ternak ini sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Tempat-tempat yang cocok adalah daerah persawahan dengan pengairan atau irigasi cukup baik, daerah aliran sungai dan daerah rawa-rawa. Di Indonesia, umumnya peternak memelihara itik untuk produksi telur, sebab daging itik belum banyak permintaan oleh masyarakat. Oleh sebab itu peternak baru menjual ternak itiknya setelah produksi telurnya mulai menurun yang disebut sebagai itik afkir. Menurut Soeparno (005), faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi laju pertumbuhan dan komposisi tubuh. Faktor lingkungan dapat terbagi menjadi dua kategori yaitu faktor fisiologis dan nutrisi. Lingkungan sekitar, pemeliharaan dan manajemen perkandangan dapat mempengaruhi persentase karkas (Scott dan Dean, 99). Umumnya di Indonesia, itik dipelihara secara terkurung dan gembala. Pada pemeliharaan itik sistem terkurung faktor fisiologis dan nutrisi sangat diperhatikan oleh peternak agar selalu dalam kondisi baik karena semua kebutuhan itik disediakan oleh peternak. Bila ketiga hal tersebut dalam kondisi baik, maka pembentukan komponen karkas tidak akan terganggu. Sedangkan pada sistem pemeliharaan gembala, itik gembala di luar secara berpindah-pindah dengan mengikuti panenan padi sehingga itik tidak diperhatikan pakannya. Pada lokasi pertanian, itik diberikan pakan berupa limbah pertanian yang banyak mengandung serat kasar sedangkan lokasi perikanan itik diberikan pakan berupa limbah perikanan yang melimpah yang banyak mengandung protein. Perbedaan sistem pemeliharaan dan lokasi ternyata berpengaruh terhadap produktivitas itik (Suswoyo dan Ismoyowati, 00). METODE Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik Mojosari betina afkir sebanyak 7 ekor yang terdiri atas 0 ekor itik Mojosari betina afkir yang dipelihara secara terkurung dan 9 ekor itik Mojosari betina afkir yang dipelihara secara gembala di lokasi pertanian (Kecamatan Sampang) serta ekor itik Mojosari betina afkir yang dipelihara secara terkurung dan ekor itik Mojosari betina afkir yang dipelihara secara gembala di lokasi pesisir (Kecamatan Binangun). Alat yang digunakan antara lain pisau potong, timbangan, alat hitung (kalkulator), talenan dan nampan. 95
3 Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan jumlah peternak itik di dua lokasi yang berbeda, yaitu lokasi pertanian sebanyak 0 peternak itik dan lokasi pesisir sebanyak 0 peternak itik, dengan rumus : Jumlah sampel yang digunakan berdasarkan rumus tersebut adalah 9 sampel untuk lokasi pertanian dan 8 sampel untuk lokasi pesisir, sehingga total sampel yang digunakan sebanyak 7 sampel itik yang terdiri atas 0 ekor itik untuk pemeliharaan terkurung dan 9 ekor itik pemeliharaan gembala dilokasi pertanian serta ekor itik untuk pemeliharaan terkurung dan ekor itik pemeliharaan gembala di lokasi pesisir (Sugiyono, 0). Metode analisis yang digunakan adalah General Linear Model (GLM) terdapat perlakuan, setiap perlakuan diulang 6 kali, setiap ulangan terdiri atas ekor itik. Kategori yang diteliti adalah : : Pemeliharaan terkurung di lokasi pertanian P : Pemeliharaan terkurung di lokasi pesisir P : Pemeliharaan gembala di lokasi pertanian P : Pemeliharaan gembala di lokasi pesisir Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah bobot dan persentase paha, bobot dan persentase dada, bobot dan persentase sayap, bobot dan persentase punggung dalam karkas. HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot dan Persentase Paha Dalam Karkas Hasil penimbangan bobot paha menghasilkan rataan sebesar 8,96 gram dari keempat perlakuan yaitu sebesar 8,00 gram, P sebesar 0,70 gram, P sebesar 67, gram dan P sebesar 69,00 gram (Tabel ), sedangkan persentase paha didapatkan rataan sebesar,87% dari keempat perlakuan yaitu sebesar,69%, P sebesar 5,%, P sebesar 5,00% dan P sebesar,65% (Tabel ). Tabel. Rataan Bobot Paha Itik Mojosari Afkir P P P Bobot Paha (gram) 8 ±,6 ab 0,7 ± 8,67 b 67, ± 0,00 a 69 ±,57 ab Rataan 8,96 ± 6, Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05) menunjukkan Hasil analisis variansi tentang bobot dan persentase paha dalam karkas berdasarkan sistem dan lokasi pemeliharaan menunjukan bahwa sistem dan lokasi pemeliharaan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot paha dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase paha. Hasil uji lanjut dengan BNJ menunjukan bahwa P dan P berbeda nyata terhadap bobot paha. Hal ini menunjukan bahwa sistem pemeliharaan terkurung lebih baik 96
4 dibandingkan gembala karena menghasilkan bobot paha yang paling besar terutama di daerah pesisir (P ). Kondisi ini disebabkan juga karena adanya pakan yang diberikan peternak pada sistem pemeliharaan terkurung relatif lebih baik. Pada pemeliharaan terkurung di daerah pertanian diberi pakan seperti konsentrat, bekatul, dedak, nasi aking dan keong dengan total protein,9% dan energi 75,57 kkal/kg, sedangkan pemeliharaan terkurung di daerah pesisir diberi pakan seperti kosentrat, dedak, bekatul, nasi aking, ikan dan lancang dengan total protein 7,08% dan energi 7, kkal/kg dan pada pemeliharaan gembala dari penelitian Khodiyah (0) mendapatkan pakan seperti dedak, gabah, keong dan rumput dengan total protein 0,0% dan energi 66,6 kkal/kg. Penelitian lain (Suswoyo dan Ismoyowati, 00), menunjukan bobot badan itik dewasa pada sistem terkurung rata-rata sebesar,90 gram, sedangkan pada sistem gembala rata-rata,5 gram. Perbedaan bobot badan tersebut dimungkinkan karena pengaruh cara pemeliharaan, itik gembala cenderung banyak beraktivitas dibandingkan terkurung. Tabel. Rataan Persentase Paha Itik Mojosari Afkir P P P Persentase Paha (%),69 ± 0,78 a 5, ±,05 a 5,00 ±,5 a,65 ±,7 a Rataan,87 ±,09 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata (P>0,05) Rataan bobot paha sebesar 8,96 gram, bobot ini lebih tinggi dari hasil penelitian Lestari (0) yaitu sebesar 87, gram pada itik alabio jantan umur 0 minggu. Sementara rataan persentase paha sebesar 6,%, persentase ini lebih tinggi dari hasil penelitian Anggraeni (999), yaitu sebesar,7% pada itik lokal umur minggu. Menurut Natasasmita (990), paha pada itik menunjukan kecepatan perkembangan yang sama dengan tubuh secara keseluruhan, dengan kata lain paha mempunyai pola pertumbuhan isogonik atau pertumbuhan yang seimbang dengan perkembangan tubuhnya. Bobot dan Persentase Punggung dalam Karkas Hasil penimbangan bobot punggung menghasilkan rataan sebesar 0,98 gram dari keempat perlakuan yaitu sebesar,60 gram, P sebesar 6,86 gram, P sebesar 6,89 gram dan P sebesar 06,57 gram (Tabel 5). Hasil perhitungan persentase punggung dalam karkas didapatkan rataan sebesar,5% dari keempat perlakuan yaitu sebesar,67%, P sebesar,07%, P sebesar,89% dan P sebesar,5% (Tabel 6). Hasil analisis variansi tentang bobot dan persentase punggung dalam karkas berdasarkan sistem dan lokasi pemeliharaan menunjukan bahwa sistem dan lokasi pemeliharaan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot dan persentase punggung. Hasil uji lanjut dengan BNJ menunjukan bahwa P dan P berbeda nyata (P<0,05) terhadap bobot dan persentase punggung. Hal tersebut sesuai dengan yang diharapkan dari hipotesis bahwa pemeliharaan terkurung di lokasi pesisir (P ) 97
5 mempunyai bobot dan persentase yang paling besar. Ini disebabkan karena pada P peternak memberikan pakan yang baik seperti yang dijelaskan dalam bobot dan persentase paha dalam karkas. Tabel. Rataan Bobot Punggung Itik Mojosari Afkir P P P Bobot Punggung (gram),60 ±,5 ab 6,86 ±0,78 b 6,89 ± 7,50 ab 06,57 ±,77 a Rataan 0,98 ±,6 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) Tabel. Rataan Persentase Punggung Itik Mojosari Afkir P P P Persentase Punggung (%),67 ±,7 ab,07 ±,7 b,89 ±,09 ab,5 ±,08 a Rataan,5 ±,5 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) Rataan bobot punggung sebesar 0,98 gram, hasil ini lebih kecil dari penelitian Randa dkk (00), yaitu sebesar, gram pada itik Mandalung. Sementara itu rataan persentase sebesar,5%, hasil ini lebih kecil dari penelitian Muhsin (00) sebesar,5% pada itik lokal jantan. Basoeki (98) menyatakan bahwa punggung banyak mengandung jaringan tulang, sehingga yang lebih berpengaruh adalah mineral ransum untuk masa pertumbuhannya. Ini diduga karena pakan yang dikonsumsi oleh itik banyak mengandung mineral, sehingga jaringan tulang tumbuh dengan baik. Bobot dan Persentase Dada dalam Karkas Hasil penimbangan bobot dada menghasilkan rataan sebesar 80,08 gram dari keempat perlakuan yaitu sebesar 86,0 gram, P sebesar 00,57 gram, P sebesar 67,57 gram dan P sebesar 65,57 gram (Tabel 7). Hasil perhitungan persentase dada dalam karkas didapatkan rataan sebesar,0% dari keempat perlakuan yaitu sebesar,78%, P sebesar,58%, P sebesar,8% dan P sebesar,87% (Tabel 8). Hasil analisis variansi tentang bobot dan persentase dada dalam karkas berdasarkan sistem dan lokasi pemeliharaan menunjukan bahwa sistem dan lokasi pemeliharaan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot dada dan berpengaruh tidak nyata terhadap persentase dada (P>0,05). 98
6 Hasil uji lanjut dengan BNJ menunjukan bahwa P berbeda nyata (P<0,05) terhadap bobot dada. Rataan bobot dan persentase dada sebesar 80,08 gram dan,0%, hasil ini lebih kecil dari penelitian Lestari (0), yaitu sebesar 60, gram dan,88% pada itik Alabio janan umur 0 minggu. Ini diduga disebabkan karena imbangan kandungan serat kasar dengan protein dalam pakan kurang seimbang seperti yang dijelaskan pada bobot dan persentase paha dalam karkas. Menurut Manin (997), meningkatnya taraf serat kasar dalam ransum akan menurunkan kecernaan zat makanan, sehingga imbangan energi dan protein yang diserap tubuh menurun. Penurunan imbangan energi dan protein menyebabkan pembentukan komponen tubuh berkurang, akibatnya semakin tinggi serat kasar dalam ransum menyebabkan bobot atau persentase dada menurun, karena dada itik memiliki pertumbuhan yang heterogonik yang secara alamiah disebabkan oleh faktor genetik (Natasasmita, 990), maka kecepatan penurunan bobot dada lebih tinggi dari pada karkas, sehingga semakin kecil bobot karkas maka semakin kecil pula persentase dada. Tabel 5. Rataan Bobot Dada Itik Mojosari Afkir P P P Bobot Dada (gram) 86,0 ±,95 ab 00,57 ± 6,75 ab 67,57 ± 9,79 ab 65,57 ± 8,0 a Rataan 80,08 ±,67 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) Tabel 6. Rataan Persentase Dada Itik Mojosari Afkir P P P Persentase Dada (%),78 ±,9 a,58 ±,6 a,8 ±,5 a,87 ±,7 a Rataan,0 ±, Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) Bobot dan Persentase Sayap dalam Karkas Hasil penimbangan bobot sayap menghasilkan rataan sebesar 99,06 gram dari keempat perlakuan yaitu sebesar 05,80 gram, P sebesar 0,57 gram, P sebesar 9, gram dan P sebesar 96,57 gram (Tabel 9). Karena itu hasil perhitungan persentase sayap dalam karkas didapatkan rataan sebesar 0,56% dari keempat perlakuan yaitu sebesar,08%, P sebesar 9,9%, P sebesar 0,6% dan P sebesar 0,6% (Tabel 0). 99
7 Hasil analisis variansi tentang bobot dan persentase sayap dalam karkas berdasarkan sistem dan lokasi pemeliharaan menunjukan bahwa sistem dan lokasi pemeliharaan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot dan persentase sayap (P>0,05). Rataan bobot sayap sebesar 99,60 gram, bobot ini lebih kecil dari penelitian Randa (00), yaitu sebesar 7,5 gram pada itik Mandalung. Sementara itu rataan persentase sebesar 0,56%. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Nugraha (000) pada itik Mojosari jantan umur 0 minggu, yaitu sebesar 6,%. Anggraeni (999) memperoleh persentase sayap pada itik lokal jantan umur minggu sebesar 7,50%. Sayap adalah bagian karkas yang lebih banyak mengandung jaringan tulang dibandingkan dengan jaringan ototnya, sehingga yang lebih berpengaruh adalah mineral ransum untuk masa pertumbuhan (Basoeki, 98). Ini menunjukan bahwa pakan berpengaruh pada pertumbuhan sayap yang telah dijelaskan pada bobot dan persentase paha dalam karkas, sehingga sistem dan lokasi pemeliharaan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot dan persentase sayap. Tabel 7. Rataan Bobot Sayap Itik Mojosari Afkir P P P 90 Bobot Sayap (gram) 05,80 ±,5 a 0,57 ± 0,7 a 9, ±, a 96,57 ±,09 a Rataan 99,60 ±,0 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata (P>0,05) Tabel 8. Rataan Persentase Sayap Itik Mojosari Afkir P P P Persentase Sayap (%),08 ± 0,6 a 9,9 ±,05 a 0,6 ±,6 a 0,6 ±,0 a Rataan 0,56 ±,05 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata (P>0,05) SIMPULAN Sistem pemeliharaan terkurung dan lokasi pemeliharaan di daerah pesisir lebih potensial untuk memperoleh bobot dan persentase bagian-bagian karkas itik Mojosari afkir yang lebih baik dan bobot dan bagian-bagian karkas (paha, dada, punggung dan sayap) pada itik Mojosari afkir yang dipelihara sistem terkurung di lokasi pesisir lebih tinggi dari pada yang dipelihara secara terkurung di lokasi pertanian, terlebih itik Mojosari afkir yang dipelihara secara gembala di lokasi pertanian dan pesisir.
8 UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Fakultas Peternakan Unsoed, Peternak di Kabupaten Cilacap dan rekan-rekan satu tim penelitian. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni Pertumbuhan Alometri dan Tinjauan Morfologi Serabut Otot Dada (Muscullus Pectoralis dan Muscullus Supracoracoracorideus) Pada Itik Dan Entok Lokal. Disertasi. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Basoeki, B. D. A. 98. Pengaruh Tingkat Pemberian Ampas Tahu dalam Ransum terhadap Potongan Karkas Komersial Ayam Broiler Betina Strain Hybro Umur 6 Minggu. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ditjen Peternakan. 0. Statistika Peternakan 0. Departemen Pertanian. Jakarta. Khodiyah. 0. Produksi dan Kualitas Fisik Daging Itik Jantan Lokal yang Dipelihara Secara Terkurung dan Gembala di Kabupaten Purbalingga. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Leeson, S. and J. D. Summers Commercial Poultry Nutrition. nd Ed. University Books. Ontario, Canada. Lestari, F. E. P. 0. Persentase Karkas, Dada, Paha dan Lemak Abdomen Itik Alabio Jantan Umur 0 Minggu yang Diberi Tepung Daun Beluntas, Vitamin C dan E dalam Pakan. Skripsi. Jurusan Ilmu Produksi Dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Manin, F Penggunaan Tepung Enceng Gondok (Eichorama crassipies mart) dan Azola (Azolla pinnata brown) dalam Ransum Itik Periode Pertumbuhan. Jurnal Peternakan dan Lingkungan. () : -0 Muhsin. 00. Persentase Bobot Potong Karkas, Kepala, Leher dan Shank Itik Lokal Jantan yang Diberi Berbagai Level Kayambang (Salvinia molesta) dalam Ransum. Skripsi. Jurusan Ilmu dan Nutrisi Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Natasasmita, A Tumbuh Kembang pada Ternak. Buletin Penelitian Universitas Djuanda Bogor. () : 5-50 Nugraha, V. S Pertumbuhan dan Persentase Karkas Itik Mojosari Jantan yang Digemukan Oleh Beberapa Peternak Di Kabupaten Pemalang. Skripsi. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Randa, S. Y., I. Wahtuni, G. Joseph, H. Triely Uhy, Rukmiasih, H. Hafid dan A. Parakkasi. 00. Efek Pembeian Serat Tinggi dan Vitamin-E Terhadap Produksi Karkas dan n Karkas Itik Madalung. Jurnal Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00. Laboratorium Nutrisi Ternak Daging dan Kerja. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Scott, M. L. and Dean, W.F. 99. Nutrion and Management of Ducks. Cornell Universuty. Ithaca. New York. Soeparno Ilmu dan Teknologi Daging. Edisi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sugiyono. 0. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. CV. Alfabeta. Bandung. 9
9 Suswoyo, I dan Ismoyowati. 00. Kajian Tingkat Kenyamanan Itik yang Dipelihara Secara Gembala dan Terkurung. Laporan Hasil Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. 9
SUSUT MASAK DAN ph DAGING ITIK LOKAL AFKIR BERDASARKAN SISTEM PEMELIHARAAN DAN LOKASI YANG BERBEDA
SUSUT MASAK DAN ph DAGING ITIK LOKAL AFKIR BERDASARKAN SISTEM PEMELIHARAAN DAN LOKASI YANG BERBEDA (COOKING LOSS AND ph OF LOCAL SPENT DUCK MEAT BASED ON DIFFERENT SYSTEMS AND FARMING LOCATION) Ershandy
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai oleh masyarakat. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau konsumen lebih banyak memilih
Lebih terperinciDAYA IKAT AIR DAN KEEMPUKAN DAGING ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN
DAYA IKAT AIR DAN KEEMPUKAN DAGING ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN (WATER HOLDING CAPACITY AND MEAT TENDERNESS OF SPENT MOJOSARI DUCK BASED ON SYSTEMS AND FARMING LOCATION)
Lebih terperinciFita Septiana Sari dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): , September 2013
PENGARUH PENGGUNAAN Azolla microphylla DAN Lemna polyrhiza DALAM PAKAN ITIK PEKING PADA LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA TERHADAP BOBOT DAN PERSENTASE KARKAS DAN BAGIAN-BAGIAN KARKAS (THE EFFECT OF THE USE OF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Salah satu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi pakan selama penelitian adalah 6.515,29 g pada kontrol, 6.549,93 g pada perlakuan KB 6.604,83 g pada perlakuan KBC dan 6.520,29 g pada perlakuan KBE. Konversi pakan itik perlakuan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Karkas Rataan bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas itik cihateup jantan umur 10 minggu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan Bobot Potong, Bobot Karkas
Lebih terperinciIdentifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan
IDENTIFIKASI BOBOT BADAN DAN UKURAN UKURAN TUBUH ITIK BALI (Kasus Di Kelompok Ternak Itik Manik Sari Dusun Lepang Desa Takmung Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung Provinsi Bali) IDENTIFICATION OF
Lebih terperinciIka Rostika dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 32-41, September 2014
PENGARUH PENGGUNAAN AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN LEMNA POLYRRHIZA DALAM PAKAN ITIK PEKING PADA LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA TERHADAP BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN NON KARKAS (THE EFFECT OF THE USE AZOLLA MICROPHYLLA
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) DAN EFISIENSI EKONOMIS PEMELIHARAAN AYAM BROILER JANTAN YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG Salvinia molesta RAWA PENING
Lebih terperinciPERBEDAAN BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS DAN NON KARKAS PADA ITIK LOKAL (Anas plathyrincos) DAN ITIK MANILA (Cairina moschata)
PERBEDAAN BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS DAN NON KARKAS PADA ITIK LOKAL (Anas plathyrincos) DAN ITIK MANILA (Cairina moschata) (THE DIFFERENCES OF WEIGHT AND PERCENTAGE PARTS OF CARCASS AND
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi Penelitian
MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan September 2010. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciKey words: egg production, income, production cost, agriculural and fishery centers.
45 PRODUKSI TELUR DAN PENDAPATAN PETERNAK ITIK PADA PEMELIHARAAN SECARA GEMBALA DAN TERKURUNG DI DAERAH PERTANIAN DAN PERIKANAN (DUCK EGG PRODUCTION AND FARMERS INCOME UNDER EXTENSIVE AND INTENSIVE SYSTEMS
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga September 2010. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Blok B, Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya disukai dan harganya jauh lebih murah di banding harga daging lainnya. Daging
Lebih terperinciPerforman Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 29-34 ISSN 2303 1093 Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging Rukmiasih 1, P.R.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)
TINJAUAN PUSTAKA Itik (Anas platyrhynchos) Menurut Achmanu (1997), itik termasuk ke dalam unggas air (waterfowl) yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut : kelas Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian
Kandungan Nutrisi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Pakan Penelitian Kandungan nutrisi pakan tergantung pada bahan pakan yang digunakan dalam pakan tersebut. Kandungan nutrisi pakan penelitian dari analisis proksimat
Lebih terperinciPerformans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif
Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif Performance of Male and Female Talang Benih Duck Growth Reared Intensively Kususiyah dan Desia Kaharuddin Jurusan
Lebih terperinciDAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS ITIK LOKAL JANTAN
DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS ITIK LOKAL JANTAN SKRIPSI ARIF WAHYUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciCIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK
CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN (PHISICAL CHARACTERISTICS OF MANDALUNG HATCHING EGGS AND THE MALE AND FEMALE RATIO OF THEIR DUCKLING) Yarwin
Lebih terperinciPengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler
Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler Tampubolon, Bintang, P.P. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail : ktgmusical@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL
Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 75 85 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL THE EFFECT OF TOFU WASTE MEAL IN RATIONS ON SLAUGHTER WEIGHTS, CARCASS WEIGHTS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan semakin meningkat pula. Pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat jenisnya beragam, salah satunya pemenuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga banyak orang menjadikan sebagai usaha komersial yang terus dikembangkan untuk mencukupi kebutuhan
Lebih terperinciISBN: Seminar Nasional Peternakan-Unsyiah 2014
SUBSITUSI HIJAUAN KANGKUNG (IPOMOEA AQUATICA) FERMENTASI PROBIOTIK DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS ITIK PEKING MUHAMMAD DAUD, M. AMAN YAMAN DAN ZULFAN 1 1) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,
1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Pemeliharaan dan Pakan Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi, yang berbatasan dengan desa teras bendung di sebelah utara dan desa jeruk
Lebih terperinciKOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING
Seminar Nasional Hasil Penelitian, 2016 KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, Mardhiyah Hayati Universitas
Lebih terperinciTHE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD
THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD Pinky R. P 1), E. Sudjarwo 2), and Achmanu 2) 1) Student of Animal Husbandry Faculty, University of Brawijaya
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus
18 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dalam ransum terhadap persentase potongan komersial karkas, kulit dan meat bone ratio dilaksanakan
Lebih terperinciPersentase Karkas Itik Peking yang Diberi Pakan dalam Bentuk Wafer Ransum Komplit Mengandung Limbah Kopi
Karkas Itik Peking yang Diberi Pakan dalam Bentuk Wafer Ransum Komplit Mengandung Limbah Kopi (Carcass percentage of peking duck feed wafer complete ration containing of coffee waste) Muhammad Daud 1,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Hasil analisa proksimat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kualitas nutrien bahan pakan dan dalam menghitung komponen nutrien karena kualitas nutrien bahan
Lebih terperinciTEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KARKAS AYAM PEDAGING
115 Buana Sains Vol 10 No 2: 115-120, 2010 TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KARKAS AYAM PEDAGING Nonok Supartini dan Sumarno PS. Produksi Ternak, Fak. IPSA,
Lebih terperinciPEMANFAATAN BEKICOT SAWAH (TUTUT) SEBAGAI SUPLEMENTASI PAKAN ITIK UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ITIK PETELUR DI DESA SIMOREJO-BOJONEGORO
1 PEMANFAATAN BEKICOT SAWAH (TUTUT) SEBAGAI SUPLEMENTASI PAKAN ITIK UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ITIK PETELUR DI DESA SIMOREJO-BOJONEGORO Nonok Supartini dan Hariadi Darmawan Program Studi Peternakan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki banyak potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan maupun tumbuhan dapat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING
IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING S. SOPIYANA, A.R. SETIOKO, dan M.E. YUSNANDAR Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Performa Itik Alabio Jantan Umur 1-10 Minggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini produktivitas ayam buras masih rendah, untuk meningkatkan produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan kualitas dan kuantitas pakan.
Lebih terperinciRESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien
RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK Muharlien Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas. Pemotongan puyuh dan penelitian persentase karkas dilakukan di Laboratorium Unggas serta uji mutu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking
TINJAUAN PUSTAKA Itik Peking Itik peking adalah itik yang berasal dari daerah China. Setelah mengalami perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking dapat dipelihara
Lebih terperinciPengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)
Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher) The Effect of Continued Substitution of Tofu on Basal Feed (BR-2) on The
Lebih terperinciPertumbuhan dan Komponen Fisik Karkas Domba Ekor Tipis Jantan yang Mendapat Dedak Padi dengan Aras Berbeda
Pertumbuhan dan Komponen Fisik Karkas Domba Ekor Tipis Jantan yang Mendapat Dedak Padi dengan Aras Berbeda (Growth and Carcass Physical Components of Thin Tail Rams Fed on Different Levels of Rice Bran)
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan
PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam kampung merupakan ayam lokal di Indonesia yang kehidupannya sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan ayam buras (bukan ras) atau ayam sayur.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini sudah berjalan dengan cukup baik. Terdapat sedikit hambatan saat akan memulai penelitian untuk mencari ternak percobaan dengan umur
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),
1 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Sejarah Perkembangan Itik Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa), golongan terdahulunya merupakan itik liar bernama Mallard (Anas plathytynchos)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, dan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya gizi bagi kesehatan
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
PENGARUH PROTEIN RANSUM PADA FASE PRODUKSI TELUR II (UMUR 52 64 MINGGU) TERHADAP KUALITAS TELUR TETAS DAN PERTUMBUHAN ANAK ITIK TEGAL SAMPAI UMUR SATU MINGGU (Effects of Protein Ratio a Phase II of Eggs
Lebih terperinciPERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG CACING TANAH SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PENGGANTI ANTIBIOTIK
PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG CACING TANAH SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PENGGANTI ANTIBIOTIK (The Percentages of Broiler Carcas Fed on Earthworm Meal as Feed Supplement for Antibiotic Substitution)
Lebih terperinciIdentifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak
Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton Umaris Santoso, Siti Nurachma dan Andiana Sarwestri Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran umarissantoso@gmail.com
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam hutan merah yang berhasil dijinakkan. Akibat dari proses evolusi dan domestikasi maka terciptalah ayam kampung
Lebih terperinciPengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 41-47 ISSN 2303 1093 Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower F.N.L. Lubis 1*, S. Sandi
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung
Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2011 Vol. 13 (3) ISSN 1907-1760 Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung Effect of Lysine Supplementation
Lebih terperinciKINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta
KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT This research was conducted to investigate the effect
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga membutuhkan ketersediaan pakan yang cukup untuk ternak. Pakan merupakan hal utama dalam tata laksana
Lebih terperinciNILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR
Temu 7eknis Fungsional Non Penelin 200/ NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O.Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN
Lebih terperinciKARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI
KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI AGUS SUPARYANTO Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Itik Peking x Alabio
Lebih terperinciPENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.
PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN Wa Ode Rosmiati 1, Natsir Sandiah 2, dan Rahim Aka 2 1 Mahasiswa Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam Bangkok merupakan jenis ayam lokal yang berasal dari Thailand dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada daya adaptasi tinggi karena
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats) R.
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN
PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN EFFECT OF PROTEIN LEVEL IN THE DIET ON SLAUGHTER WEIGHT, CARCASS AND ABDOMINAL FAT PERCENTAGE OF
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak unggas penghasil telur, daging dan sebagai binatang kesayangan dibedakan menjadi unggas darat dan unggas air. Dari berbagai macam jenis unggas air yang ada di Indonesia,
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Ras Pedaging Menurut Indro (2004), ayam ras pedaging merupakan hasil rekayasa genetik dihasilkan dengan cara menyilangkan sanak saudara. Kebanyakan induknya diambil dari Amerika
Lebih terperinciPerforma Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase
PERFORMA PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica) PETELUR BETINA SILANGAN WARNA BULU COKLAT DAN HITAM DI PUSAT PEMBIBITAN PUYUH UNIVERSITAS PADJADJARAN GROWTH PERFORMANCE (Coturnix coturnix japonica)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian
Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani, terutama daging kambing, menyebabkan
Lebih terperinciEFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.
EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM S.N. Rumerung* Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Persilangan Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami proses persilangan, ayam ini dapat dipanen lebih cepat yaitu 2 bulan (Munandar dan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. Pemeliharaan dan penyembelihan ternak dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan. Pakan merupakan campuran berbagai macam bahan organik
Lebih terperinciSeminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim
POTENSI LIMBAH SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN ALTERNATIF PADA AYAM NUNUKAN PERIODE PRODUKSI IMAM SULISTIYONO dan NUR RIZQI BARIROH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur JI. Pangeran M.
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan terhadap potongan komersial karkas ayam buras super (persilangan ayam Bangkok dengan ayam ras petelur Lohman)
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI SAGU KUKUS DAN TEPUNG KEONG MAS DALAM FORMULASI PAKAN TERHADAP PERFORMANS ITIK JANTAN MA UMUR 1 8 MINGGU
PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI SAGU KUKUS DAN TEPUNG KEONG MAS DALAM FORMULASI PAKAN TERHADAP PERFORMANS ITIK JANTAN MA UMUR 1 8 MINGGU (The Effect of Usage of Combining Steaming Sago and Golden Snail Flour
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Itik Rambon dan Cihateup yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi
Lebih terperinciEndah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL
PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL EFFECT OF SEX AND SLAUGHTER WEIGHT ON THE MEAT PRODUCTION OF LOCAL SHEEP Endah Subekti Staf Pengajar Fakultas Pertanian
Lebih terperinciSKRIPSI BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS, GIBLET
SKRIPSI BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS, GIBLET DAN LEMAK ABDOMINAL ITIK PEDAGING FASE FINISHER YANG DIBERI AMPAS SAGU SEBAGAI PENGGANTI DEDAK HALUS Oleh: Nurhapizoh 10981006626 JURUSAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang penaruh pemberian limbah bandeng terhadap karkas dan kadar lemak ayam pedaging ini merupakan penelitian eksperimental yang
Lebih terperinciBOBOT POTONGAN KARKAS DAN LEMAK ABDOMEN AYAM RAS PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus)
BOBOT POTONGAN KARKAS DAN LEMAK ABDOMEN AYAM RAS PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus) (Carcass Parts and Abdominal Fat of Broiler Fed Diet Containing Lumbricus
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh Puyuh yang digunakan dalam penilitian ini adalah Coturnix-coturnix japonica betina periode bertelur. Konsumsi pakan per hari, bobot
Lebih terperinciLINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK Nama : Wahid Muhammad N Nim : 10.01.2733 Kelas : D3 TI 2A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA I ABSTRAK Pengembangan usaha ternak
Lebih terperinciPENGARUH PRODUKSI KARKAS AYAM BROLILER YANG DIBERI PAKAN SUPLEMENTASI LIMBAH RESTO MASAKAN PADANG DENGAN KANDUNGAN PROTEIN YANG BERBEDA
PENGARUH PRODUKSI KARKAS AYAM BROLILER YANG DIBERI PAKAN SUPLEMENTASI LIMBAH RESTO MASAKAN PADANG DENGAN KANDUNGAN PROTEIN YANG BERBEDA Maria Herlinata Dama Mahasiswa Program Studi Peternakan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahuwata ala berfirman dalam Al-Qur an. ayat 21 yang menjelaskan tentang penciptaan berbagai jenis hewan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Allah Subhanahuwata ala berfirman dalam Al-Qur an surat Almu minum ayat 21 yang menjelaskan tentang penciptaan berbagai jenis hewan ternak yang dapat dimanfaatkan untuk
Lebih terperinciTHE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD
THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD Danang A. Y 1), E. Sudjarwo 2), and Achmanu 2) 1) Student of Animal Husbandry Faculty, University of Brawijaya
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGGUNAAN BUNGKIL INTI SAWIT YANG DIBERI HEMICELL DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS DAN PANJANG SALURAN PENCERNAAN ITIK RAJA (MOJOSARI ALABIO) UMUR 1-7 MINGGU SKRIPSI Oleh: AFFAN LUBIS 060306028/Peternakan
Lebih terperinciKususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Pengaruh Penggunaan Talas (Colocasia esculenta) Terhadap Kualitas Telur Itik Talang Benih The Effect of Taro (Colocasia esculenta) in Feed on Talang Benih Duck Egg Quality Kususiyah, Urip Santoso, dan
Lebih terperinciPerformans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting
Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting Egg Production Performance of talang Benih Ducks on Second Production Period After Force Moulting. Kususiyah,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Broiler Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan spesies Gallusdomesticus. Ayam broiler merupakan ayam tipe pedaging yang lebih muda dan
Lebih terperinciRasio Otot-Tulang Pectoralis Berbagai Jenis Itik Lokal di Jawa Tengah
BIOMA, Desember 2016 ISSN: 1410-8801 Vol. 18, No. 2, Hal. 151-156 Rasio Otot-Tulang Pectoralis Berbagai Jenis Itik Lokal di Jawa Tengah Ajeng Fatria Savitri, Enny Yusuf Wachidah Yuniwarti dan Sri Isdadiyanto
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR
EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) PADA RANSUM AYAM BROILER RENDAH ENERGI DAN PROTEIN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER, KADAR KOLESTROL, PERSENTASE HATI DAN BURSA FABRISIUS SKRIPSI
Lebih terperinciKARAKTERISTIK UKURAN KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI
KARAKTERISTIK UKURAN KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI AGUS SUPARYANTO Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221, Bogor 16002 ABSTRAK Persilangan itik Peking dengan lokal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterakan kehidupan makhluknya termasuk manusia agar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan salah satu jenis ternak unggas yang diciptakan Allah SWT untuk mensejahterakan kehidupan makhluknya termasuk manusia agar dapat dimanfaatkan baik dari
Lebih terperinciPENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU
PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU oleh Syzka Mita Gultom, Rd. Hery Supratman, Abun Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sub sektor peternakan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat merupakan fungsi integral dalam pembangunan sektor pertanian secara keseluruhan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing, menyebabkan ketersediaan produk hewani yang harus ditingkatkan baik dari segi
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM BROILER (Effect of fermented
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pemberian pakan menggunakan bahan pakan sumber protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai
Lebih terperinciBobot Potong, Edible dan Non Edible Itik PMp... Sarito Simanullang
BOBOT POTONG, EDIBLE DAN NON EDIBLE ITIK PEKING MOJOSARI PUTIH (PMp) PADA PEMBERIAN PAKAN SISA RUMAH MAKAN DAN KOMERSIAL SLAUGHTER WEIGHT, EDIBLE AND NON DIBLE WHITE MOJOSARI PEKING DUCK (PMp) ON UTILIZATION
Lebih terperinci