53 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

dokumen-dokumen yang mirip
201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

Ninda Karunia Rahayu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

166 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesialistik dan mempunyai

I. PENDAHULUAN. rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2002). Oleh karena itu, status. baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

Hakim, et al, Hubungan Bauran Pemasaran dan Faktor Psikologis dengan...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

KUESIONER. Kurang dari 17 tahun. Peserta BPJS Bukan peserta BPJS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kemampuan yang harus dikuasai untuk menentukan keberhasilan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang. meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Pemerintah melalui Jaminan Kesehatan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BALAI PENGOBATAN (BP) UMUM PUSKESMAS DI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2009

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo. 2 orang tenaga medis, 3 orang tenaga paramedik, Higienie

BAB I PENDAHULUAN. konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

KONSEP DEMAND DALAM SEKTOR KESEHATAN. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009

BAB VI LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim. merupakan hasil produksi sendiri bertempat di samping rumah Bapak Salim

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Nasution (2004) berpendapat bahwa mutu mencakup suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Penilaian pasien terhadap mutu pelayanan

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BALAI PENGOBATAN GIGI PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui utilization rate pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62

6 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN PERANAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI PELANGGAN PADA PT. ASKES (PERSERO) KANTOR REGIONAL V JAWA BARAT

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

TESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI BPG PUSKESMAS LOJI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2003

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB 4 METODE PE ELITIA

FAKTOR PSIKOLOGI KLIEN MEMILIH RUMAH SAKIT SARI MULIA SEBAGAI PELAYANAN RAWAT INAP. Abstrak

EQUITY PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDOKAN AYU KOTA SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

77 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SURVEI KEPUASAN PASIEN KLINIK UIN SUNAN AMPEL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta. Pelayanan kesehatan di rumah sakit ataupun di

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Transkripsi:

ANALISIS NEED & DEMAND KESEHATAN GIGI DAN MULUT WARGA PERUMAHAN Widya Hastuti (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya) ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut (gilut) merupakan bagian kesehatan secara keseluruhan. Perumahan x, y dan z yang terletak di area yang sama di Kecamatan x, Kabupaten x belum terdapat tempat praktek dokter gigi serta lokasi puskesmas terdekat sekitar 2 km. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi need & demand kesehatan gilut warga perumahan x dan sekitarnya. Jenis penelitian ini observasional, pendekatan deskriptif cross-sectional. Penelitian dilakukan pada minggu ke II s/d III April 2015 di perumahan x dan sekitarnya. Sampel berjumlah 53 orang dan dipilih melalui metode accidental sampling. Instrumen penelitian adalah kuisioner. Hasil menunjukkan warga memiliki karakteristik berjenis kelamin mayoritas pria (53%), usia terbanyak pada 26 45 tahun (64%), berpendidikan dasar (51%), dan mayoritas tidak memiliki asuransi kesehatan (74%). Need warga terhadap kesehatan gilut meliputi: menginginkan berobat gilut ke puskesmas (49%) dan praktek dokter gigi mandiri (45%) dengan alasan terbesar tarif sesuai fasilitas (43%), berobat gigi dengan sistem pendaftaran langsung (89%) dan menginginkan jam buka pelayanan pada malam (43%) dan pagi hari (30%). Demand warga meliputi: melakukan perawatan perawatan gilut (77%), lokasi di puskesmas (51%) dan praktek dokter gigi mandiri (28%), dengan alasan tarif sesuai fasilitas (43%). Waktu perawatan dilakukan pada pagi (28%) dan malam hari (26%) dengan jenis perawatan gilut paling banyak adalah pencabutan gigi (43%) dan skaling (30%), menggunakan sumber biaya sendiri (79%). Kesimpulan penelitian terdapat kesesuaian antara need & demand warga terhadap kesehatan gilut. Jenis pelayanan yang paling banyak dilakukan adalah pencabutan gigi dan skaling, sistem pendaftaran langsung di tempat. Kata kunci: Need, Demand, Kesehatan Gigi & Mulut PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, karena tanpa kesehatan seseorang tidak akan dapat melakukan aktivitasnya dengan baik. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan diri secara keseluruhan. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, disadari atau tidak merupakan suatu kebutuhan bagi seseorang untuk hidup sehat. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor kebutuhan (need) dan faktor individu terhadap pandangan sehat dan sakit. Faktor kebutuhan ditunjukkan oleh adanya rasa sakit baik secra fisik maupun psikis telah dirasakan dan memerlukan upaya penyembuhan. Faktor individu dipengaruhi oleh variabel pendidikan, pekerjaan, pilihan terhadap pelayanan kesehatan serta kemampuan financial membayar pelayanan kesehatan (Peter & Olson, 2000) Kebutuhan (need) adalah syarat hidup dasar manusia (Kotler & Keller, 2004). Menurut Supriyanto & Ernawaty (2010) kebutuhan atau need adalah sesuatu yang sifatnya mendasar diperlukan untuk memenuhi masalah manusia. Contoh kebutuhan: kebutuhan makanan, minum, kesehatan, pakaian, rekreasi, rumah, pendidikan. Ada dua jenis kebutuhan yaitu kebutuhan yang dirasakan dan kebutuhan yang diinginkan. Permintaan (demand) adalah keinginan akan produk produk tertentu yang didukung oleh kemampuan membayar (Kotler & Keller, 2004). Menurut Fuchs, Dunlop dan Zubkoff dalam Putra (2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap pelayanan kesehatan yaitu: 1. Kebutuhan berbasis fisiologis, faktor ini menekankan pada pentingnya keputusan petugas medis yang menentukan perlu tidaknya seseorang mendapatkan pelayanan medis. 2. Penilaian pribadi akan status kesehatan, faktor ini dipengaruhi oleh kepercayaan, budaya dan norma-norma sosial di masyarakat, faktor ini berakibat pada penggunaan pelayanan kesehatan alternatif seperti tabib atau dukun. 3. Variabel-variabel ekonomi tarif, hubungan tarif dengan demand terhadap pelayanan kesehatan adalah negatif, sangat penting dicatat bahwa hubungan negatif antara tarif dan 53 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf

demand terhadap pelayanan kesehatan secara khusus terlihat pada pasien yang mempunyai pilihan. 4. Penghasilan masyarakat, kenaikan penghasilan keluarga akan meningkatkan demand untuk pelayanan kesehatan yang sebagian besar merupakan barang normal, akan tetapi ada pula sebagian pelayanan kesehatan yang bersifat barang inferior, yaitu kenaikan penghasilan keluarga justru menurunkan konsumsi. 5. Asuransi Kesehatan dan dan Jaminan Kesehatan, adanya asuransi dan jaminan kesehatan dapat meningkatkan demand terhadap pelayanan kesehatan, dengan demikian hubungan dari asuransi kesehatan dan jaminan kesehatan terhadap demand terhadap pelayanan kesehatan adalah bersifat positif. 6. Variabel-variabel demografis dan umur, semakin tua umur seseorang akan sangat berpengaruh terhadap demand terhadap pelayanan kesehatan khusunya yang bersifat kuratif (mengobati). 7. Jenis kelamin, teori menyebutkan bahwa penggunaan pelayanan kesehatan oleh wanita ternyata lebih tinggi dari pada laki-laki karena wanita mempunyai insidensi terhadap penyakit yang lebih besar dan angka kerja wanita lebih kecil dari laki-laki sehingga kesediaan meluangkan waktu untuk pelayanan kesehatan juga lebih besar. Perumahan x,y dan z terletak di satu area di Kecamatan x, Kabupaten Sidoarjo. Di area ini belum terdapat tempat praktek dokter gigi, dan lokasi puskesmas terdekat sekitar 2 km. Adapun puskesmas yang meliputi wilayah perumahan tersebut letaknya lebih jauh lagi, yaitu sekitar 5,5 km. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan gambaran need & demand warga perumahan x dan sekitarnya. Survei need & demand diperlukan dalam rangka penyusunan produk agar lebih mendekati kebutuhan permintaan konsumen. Diharapkan hasil survey ini memberi manfaat untuk perencanaan pendirian tempat praktek dokter gigi di perumahan x dan sekitarnya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan deskriptif crosssectional. Penelitian ini dilakukan pada minggu ke II s/d III April 2015. Penelitian ini dilakukan di perumahan x dan sekitarnya. Populasi penelitian ini adalah warga perumahan x dan sekitarnya. Warga di perumahan x dan sekitarnya dipilih oleh karena lokasinya berada di tengah perumahan x, y dan z. Sampel penelitian ini adalah warga terpilih perumahan x dan sekitarnya yang bersedia mengisi kuisioner. Metode pengambilan sampel secara accidental sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 53 orang yang bersedia mengisi kuisioner. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan kuisioner. Sampel yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian selanjutnya mengisi kuisioner dari peneliti. Data yang diperoleh diolah melalui tahap editing, koding, entry, cleaning. Data selanjutnya dianalisis secara deskriptif berupa distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Karakteristik Warga Perumahan X dan Sekitarnya No Karakteristik n % 1. Jenis kelamin Pria 28 53 Wanita 25 47 2. Usia < 18 tahun 6 11 18-25 tahun 7 13 26-35 tahun 19 36 36-45 tahun 15 28 46-55 tahun 4 8 >55 tahun 2 4 3. Pendidikan Pendidikan dasar 27 51 (SD & SMP) Pendidikan 15 28 menengah (SMA) Pendidikan tinggi 11 21 (Diploma & Sarjana) 4. Kepemilikan asuransi kesehatan Memiliki 14 26 Tidak memiliki 39 74 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa karakteristik warga menurut jenis kelamin mayoritas adalah pria (53%), walaupun perbedaan persentasenya tidak terlalu berbeda jauh dengan wanita yaitu sebesar 54 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf

47%. Warga memiliki karakteristik usia terbanyak pada kisaran 26 45 tahun (64%), memiliki karakteristik pendidikan terbanyak pendidikan dasar (51%) dan banyak yang tidak memiliki asuransi kesehatan (74%). Hasil pengukuran need warga perumahan x dan sekitarnya terhadap kesehatan gigi dan mulut adalah sebagai berikut: Tabel 2. Need Warga Perumahan X dan Sekitarnya Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut No Need n % 1. Fasilitas kesehatan (faskes) Rumah Sakit 2 4 Puskesmas 26 49 Klinik Swasta 1 2 Praktek dokter gigi mandiri 24 45 2. Alasan Pemilihan faskes Petugas ramah 7 13 Alat lengkap 11 21 Tarif sesuai fasilitas 23 43 Tidak terlalu lama 4 8 antri Jarak dekat 8 15 3. Sistem pendaftaran yang diinginkan Daftar di tempat 47 89 Daftar melalui 46 12 telpon/sms 4. Jam buka yang diinginkan Pagi pukul 06.00 16 30 07.00 Siang pukul 13.00 4 8 15.00 Sore pukul 15.00 10 19 17.00 Malam pukul 18.30 20.30 23 43 5. Sistem pembayaran yang diinginkan Tunai 45 85 Asuransi 8 15 Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa terdapat warga yang menginginkan berobat gigi ke puskesmas sebesar 49% dan ke praktek dokter gigi mandiri sebesar 45%. Warga menginginkan berobat gigi dengan alasan terbesar yaitu tarif yang sesuai dengan fasilitas (43%) dan warga menginginkan berobat gigi dengan sistem pendaftaran langsung di tempat (89%). Warga banyak yang menginginkan jam buka pelayanan pada malam (43%) dan pagi hari (30%) dengan sistem pembayaran secara tunai (85%). Hasil pengukuran demand warga perumahan x dan sekitarnya terhadap kesehatan gigi dan mulut adalah sebagai berikut: Tabel 3. Demand Warga Perumahan X dan Sekitarnya Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut No Demand n % 1. Pernah perawatan gigi & mulut Pernah 45 84,91 Tidak 8 15,09 Jumlah 53 100 a. Pilihan faskes pada saat berobat Rumah Sakit 3 6 Puskesmas 27 51 Praktek dokter gigi mandiri 15 28 b. Alasan pemilihan faskes pada saat perawatan Petugas ramah 6 11 Alat lengkap 6 11 Tarif sesuai dengan 23 43 fasilitas Tidak terlalu lama 8 15 antri Lainnya 2 4 c. Jenis perawatan gigi pada saat perawatan Penambalan gigi 6 11 Pencabutan gigi 23 43 Pembersihan karang gigi 16 30 d. Waktu perawatan yang dilakukan Pagi pukul 06.00 14 26 07.00 Siang pukul 13.00 9 17 15.00 Sore pukul 15.00 7 13 17.00 Malam pukul 18.30 20.30 15 28 e. Sumber biaya pada saat perawatan Bayar sendiri 42 79 Asuransi 3 6 Jumlah 45 100 55 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf

Tabel 3 memuat informasi bahwa warga yang pernah melakukan perawatan perawatan gigi dan mulut sebesar adalah sebesar 77% dan fasilitas kesehatan yang paling banyak dikunjungi warga pada saat perawatan gigi dan mulut adalah puskesmas (51%) dan praktek dokter gigi mandiri (28%). Warga melakukan perawatan gigi dan mulut dengan alasan terbanyak yaitu tarif yang sesuai dengan fasilitas (43%) dengan jenis perawatan gigi dan mulut yang paling banyak diterima warga adalah pencabutan gigi (43%) dan skaling (30%). Warga melakukan perawatan gigi dan mulut banyak pada pagi (28%) dan malam hari (26%) dengan sumber biaya membayar sendiri (79%). PEMBAHASAN Karakteristik Warga Variabel demografi popular oleh karena sering terkait erat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dan mudah diukur (Kotler & Keller, 2009). Karakteristik masyarakat berfungsi untuk mengidentifikasi segmen pasar yang ada sebagai dasar untuk menyesuaikan program pemasaran kita agar lebih sesuai dengan calon konsumen. Sebelum melaksanakan usaha bauran pemasaran, perlu diidentifikasi dulu segmen pasar yang ada. Segmentasi diperlukan saat organisasi menghadapi persaingan saat menawarkan produk dan mengkonsentrasikan sumber daya yang ada agar efektif dan efisien (Supriyanto & Ernawaty, 2010). Dari Tabel 1 dapat kita lihat bahwa karakteristik warga menurut jenis kelamin mayoritas adalah pria (53%). Akan tetapi perbedaan persentasenya tidak terlalu berbeda dengan wanita yaitu sebesar 47%. Jenis kelamin mungkin akan menentukan jenis perawatan yang akan banyak dilakukan (dalam hal ini juga berpengaruh pada stok bahan dan jenis pelatihan yang diperlukan dokter gigi dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar), model komunikasi/promosi yang digunakan. Jenis perawatan untuk laki-laki lebih mungkin cenderung praktis, maka penawaran produknya juga mengikuti. Karena kecenderungannya yang praktis maka kemungkinan perawatan yang paling banyak dilakukan adalah medikasi, penambalan, pencabutan gigi gigi dan juga skaling. Dari jenis perawatan itu dapat berpengaruh pada stok bahan dan alat yang harus dimiliki provider atau penyedia layanan mengikuti jenis perawatan yang akan paling banyak digunakan disamping tetap harus menyediakan stok untuk perawatan yang lainnya. Warga memiliki karakteristik usia terbanyak pada kisaran 26 45 tahun (64%). Pada rentang usia dewasa, perawatannya sangat bervariasi oleh karena derajat kerusakan gigi dan mulutnya lebih bervariasi. Perawatan yang diperlukan bervariasi mulai dari medikasi atau pengobatan gigi yang sakit, penambalan gigi, pencabutan gigi maupun pembuatan gigi palsu oleh karena sudah adanya gigi yang telah dilakukan pencabutan. Karakteristik tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam rangka memilih stok alat dan bahan serta training yang diikuti untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan terbanyak dari pasien. Warga memiliki karakteristik pendidikan yang terbanyak pendidikan dasar (51%). Tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang akan suatu informasi. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan lebih mudah untuk diberi informasi dan pengetahuan mengenai perawatan yang diberikan. Tingkat pendidikan berpengaruh pada cara kita berkomunikasi dan saluran komunikasi yang akan kita gunakan. Pada tingkat pendidikan lebih tinggi, mungkin akan lebih mudah menerima penjelasan dan informasi dengan melalui saluran internet, sedangkan pada tingkat pendidikan dibawahnya belum tentu demikian. Pada tingkat pendidikan lebih rendah, dapat dilakukan model komunikasi secara perorangan maupun kelompok atau dapat berupa kegiatan bakti sosial untuk lebih mengenalkan produk. Warga banyak yang tidak memiliki asuransi kesehatan (74%). Cara membayar pelanggan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan dibedakan atas membayar sendiri dan melalui pihak ketiga atau biaya layanan kesehatan ditanggung pihak lain seperti perusahaan, asuransi dan lainnya (Supriyanto & Ernawaty, 2010). Apabila masyarakat memiliki kemampuan membayar sendiri biaya layanan kesehatan, tentu tidak menjadi soal apabila masyarakat tidak memiliki asuransi kesehatan. Need warga Tabel 2 memuat hasil pengukuran need warga meliputi fasilitas kesehatan, alasan 56 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf

pemilihan faskes, sistem pendaftaran, jam buka faskes yang diinginkan dan sistem pembayaran yang diinginkan pada saat perawatan gigi dan mulut. Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa terdapat warga yang menginginkan berobat gigi ke puskesmas sebesar 49% dan ke praktek dokter gigi mandiri sebesar 45%. Keinginan warga untuk berobat ke praktek dokter gigi mandiri memiliki persentase lebih dari 20%. Apabila ditinjau dengan belum adanya tempat praktik dokter gigi mandiri dan sesuai dengan hukum pareto, jumlah ini dapat dipertimbangkan sebagai dasar pendirian tempat praktek dokter gigi mandiri. Warga menginginkan berobat gigi dengan alasan terbesar yaitu tarif yang sesuai dengan fasilitas (43%). Hal ini dimungkinkan oleh karena karakteristik mayoritas warga tidak memiliki asuransi kesehatan, sehingga tarif dan fasilitas yang diperoleh menjadi pertimbangan utama pada saat perawatan. Tarif yang sesuai fasilitas dapat dihasilkan oleh provider melalui upaya penghitungan biaya satuan (unit cost) tindakan perawatan gigi dan mulut. Penghitungan biaya satuan tindakan perawatan gigi dan mulut sangat diperlukan agar provider dapat menghasilkan perawatan dengan tarif yang terjangkau dengan tetap menjaga kualitas perawatan. Tabel 2 juga memuat informasi bahwa warga menginginkan berobat gigi dengan sistem pendaftaran langsung di tempat (89%). Sistem mendaftar langsung telah umum dilakukan di tempat praktek pelayanan kesehatan. Sistem pendaftaran langsung dapat diatur dengan menggunakan sistem antrian, dimana pasien yang datang lebih dulu akan lebih dulu dilayani kecuali terdapat kasus kegawatdaruratan. Warga banyak yang menginginkan jam buka pelayanan pada malam (43%) dan pagi hari (30%). Hal ini dimungkinkan pada pagi dan siang hari terdapat aktivitas yang harus dilakukan baik sekolah maupun bekerja sehingga banyak yang menginginkan jam pelayanan pada malam hari. Warga juga banyak yang menginginkan jam buka layanan pada pagi hari dimungkinkan apabila terdapat keadaan sakit yang mendadak dan perlu segera dilakukan penanganan. Mayoritas warga menginginkan sistem pembayaran dengan cara tunai (85%). Hal ini dimungkinkan karena mayoritas warga pada saat penelitian berlangsung banyak yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Berkaitan dengan sistem pembayaran yang diinginkan dan alasan pemilihan faskes terbanyak yaitu tarif yang sesuai fasilitas, maka provider dapat melakukan upaya penghitungan biaya satuan agar dapat menghasilkan tarif yang sesuai. Demand warga Tabel 3 memuat informasi mengenai demand warga antara lain pernah tidaknya melakukan perawatan gigi dan mulut, pilihan faskes, alasan pemilihan faskes, jenis perawatan, waktu dan sumber biaya perawatan gigi dan mulut. Warga yang pernah melakukan perawatan perawatan gigi dan mulut sebesar adalah sebesar 77%. Demand & need warga sama-sama tinggi walaupun agak berbeda besaran persentasinya. Apabila ditinjau dari belum adanya tempat praktek dokter gigi mandiri, perencanaan pendiriannya di wilayah ini sangat potensial sekali. Fasilitas kesehatan yang paling banyak dikunjungi warga pada saat perawatan gigi dan mulut adalah puskesmas (51%). Akan tetapi jumlah warga yang melakukan perawatan gigi dan mulut di praktek dokter gigi mandiri juga cukup besar yaitu sebesar 28%. Persentase warga yang melakukan perawatan gigi dan mulut di praktek dokter gigi mandiri melebihi 20%. Warga melakukan perawatan gigi dan mulut dengan alasan terbanyak yaitu tarif yang sesuai dengan fasilitas (43%). Need & demand warga sama yaitu melakukan perawatan gigi dan mulut dengan alasan tarif yang sesuai dengan fasilitas. Hal ini dimungkinkan karena mayoritas warga tidak memiliki asuransi kesehatan pada saat penelitian berlangsung. Untuk dapat menghasilkan tarif yang sesuai fasilitas, provider dapat melakukan upaya penghitungan biaya satuan tindakan perawatan gigi dan mulut. Penghitungan biaya satuan tindakan perawatan gigi dan mulut sangat diperlukan agar provider dapat menghasilkan perawatan dengan tarif yang terjangkau dan tentunya dengan tetap menjaga kualitas perawatan. Jenis perawatan gigi dan mulut yang paling banyak diterima warga adalah pencabutan gigi (43%) dan skaling (30%). Jenis perawatan dapat berpengaruh pada stok bahan dan alat yang harus kita miliki mengikuti jenis perawatan yang akan paling banyak digunakan disamping tetap harus 57 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf

menyediakan stok untuk perawatan yang lainnya. Stok alat dan bahan akan diperbanyak pada perawatan yang lebih sering dilakukan. Hal ini terkait dengan efisiensi biaya sehingga dapat dihasilkan tarif yang bersaing. Warga melakukan perawatan gigi dan mulut banyak pada pagi (28%) dan malam hari (26%). Terdapat kesesuaian antara need % demand warga pada variabel waktu perawatan yaitu pada waktu pagi dan malam hari. Hal ini mungkin berkaitan dengan aktivitas atau pekerjaan warga. Pada saat pagi hari sebelum melakukan aktivitas baik bekerja maupun sekolah, apabila terdapat keluhan pada gigi dan rongga mulutnya yang bersifat mendesak tentunya warga akan segera mencari upaya pemenuhan kesehatan gigi dan mulutnya. Warga lebih banyak melakukan perawatan gigi dan mulut dengan sumber biaya membayar sendiri yaitu sebesar 79%. Hal ini dikarenakan mayoritas warga tidak memiliki asuransi kesehatan pada saat penelitian berlangsung. Berkaitan dengan sistem pembayaran yang diinginkan dan alasan pemilihan faskes terbanyak yaitu tarif yang sesuai fasilitas, maka provider dapat melakukan upaya penghitungan biaya satuan agar dapat menghasilkan tarif yang sesuai. Sumber biaya perawatan yang berasal dari diri sendiri cukup menguntungkan provider oleh karena uang tunai akan dapat langsung diterima dan dapat dimanfaatkan untuk operasional. Selain itu dipertimbangkan nilai uang pada saat ini yang lebih tinggi daripada beberapa waktu selanjutnya. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: karakteristik warga terdistribusi hampir sama antara lakilaki dan perempuan, dengan kisaran umur 18-45 tahun, berpendidikan dasar dan banyak yang tidak memiliki asuransi. Terdapat kesesuaian antara need & demand warga terhadap kesehatan gigi dan mulut yaitu memilih periksa ke puskesmas dan dokter gigi praktek dengan alasan tarif terjangkau, jam buka pelayanan di pagi dan malam hari, sistem pembayaran secara tunai/biaya sendiri. Jenis pelayanan yang paling banyak dilakukan adalah pencabutan gigi dan skaling/pembersihan gigi dan sistem pendaftaran yang diinginkan adalah pendaftaran langsung di tempat, Dari pembahasan dan kesimpulan di atas dapat disarankan didirikannya tempat praktek dokter gigi mandiri di wilayah perumahan x dan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan warga. Pendirian tempat praktek dapat dilakukan dengan memperhatikan hal sebagai berikut: membuka praktek di pagi dan malam hari dengan sistem pendaftaran langsung serta menetapkan tarif yang sesuai didasari penghitungan biaya satuan. DAFTAR PUSTAKA Kotler, P & Keller K.L. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas. Jakarta: Penerbit Erlangga. Peter, P & Olson, J.C. 2000. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Putra, A.W. 2010. Skripsi : Analisis Permintaan Penggunaan Layanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Umum Milik Pemerintah di Kabupaten Semarang. Semarang: FE UNDIP. Mareta, R. 2016. Analisis Kebutuhan (Need) Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Mulyorejo Kota Surabaya. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Vol VII. No 4. 180-182. Schiffman, L & Kanuk, L.L. 2008. Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh. PT. Indeks. Supriyanto, S & Ernawaty. 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi Offset. 58 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/sf