GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR

PENGEMBANGAN MODUL INFORMASI KARIR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) SMK NEGERI 26 JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

Pengaruh Penggunaan Genogram Dalam Konseling Karir Untuk Meningkatkan...Kelas XII SMA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB III METODE PENELITIAN

KEMATANGAN KARIR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) CIKARANG

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA

Study Deskriptif Mengenai Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Unisba

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Penggunaan Media Komik Dalam Layanan Informasi Karir Untuk Meningkatkan Kematangan...

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua fakta yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA KELAS IX SMP PGRI TAMBUN SELATAN MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa wajib dikembangkan dan dioptimalkan melalui pendidikan dan. atas (SMA) dan menengah kejuruan (SMK), dalam upaya mencerdaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 5 PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2015/2016

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ADAPTASI KARIR MAHASISWA BK FIP UNJ ANGKATAN 2011

DAFTAR ISI. LEMBAR PERNYATAAN... i

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI

ANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Lia Novika ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai

tingkatan kehidupan dan kematangan karir yang meliputi pemahaman peran kehidupan sehari-hari dan peran pekerjaan (Punch, 2008). Super (1980) dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB II LANDASAN TEORITIS

2015 PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK

PERSEPSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGENAI PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara kematangan karir serta pelaksanaan program bimbingan karir di

Lucky Purwantini. Universitas Islam 45 Bekasi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. siswa agar memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Para siswa SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERBEDAAN MINAT KARIR ANTARA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DENGAN SISWA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) Mudhar

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurlela, 2015

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK TARUNA JAYA GRESIK. Atik Anjarwati

UPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI METODE CAREER PORTFOLIO PADA SISWA KELAS X MIA 1 DI SMA N 1 BOYOLALI SKRIPSI

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, persaingan yang sangat ketat terjadi di berbagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

Transkripsi:

Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini 137 GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Vika Rusmania 1 Dra. Indira Chanum Chalik, M.Psi. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empirik mengenai kematangan karir pada siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (survey terhadap siswa SMK Musik Perguruan Cikini kelas XI Boarding School Jakarta Selatan tahun ajaran 2013/2014). Penelitian ini menggunakan jenis survey dengan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI. Sebanyak 67 siswa, yang sekaligus dijadikan sampel oleh peneliti. Adapun sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling sensus, dikarenakan subjek kurang dari 100 orang. Pengumpulan data menggunakan skala kematangan karir dengan berdasarkan konstruk teori kematangan karir Super (1992). Pengujian kualitas alat ukur menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan program SPSS Versi 20. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa dari 98 item skala kematangan karir yang diujicobakan terdapat 85 item yang berkorelasi signifikan atau valid dengan diketahu r hitung > r tabel (r tabel = 0,244) dan reliabilitas sebesar 0.950 dengan menggunakan rumus reliabilitas internal Alpha Cronbach. Hal ini berarti bahwa alat ukur ini memiliki kestabilan dan konsistensi untuk mengumpulkan data mengenai kematangan karir. Hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 45 siswa (67%) berada pada kategori sedang, 12 siswa (18%) berada pada kategori tinggi, dan 10 siswa (15%) berada pada kategori rendah. Kata Kunci : Kematangan Karir. Sekolah Menengah Kejuruan Musik. Pendahuluan Tingkat keberhasilan pembangunan nasional Indonesia tergantung dari kualitas sumber daya manusia. Pada era globalisasi saat ini yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang tidak menentu. Masyarakat saat ini dihadapkan pada persaingan yang ketat dengan negara lain. Hal tersebut telah mengakibatkan hubungan yang tidak sejalan antara pendidikan dan lapangan kerja, karena apa yang terjadi dalam lapang-an kerja tidak diikuti oleh dunia pendidikan, sehingga terjadi kesenjangan. 1 Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, 2 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, 3 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, SMK merupakan sekolah yang berorientasi pada kualitas lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan memiliki kompetensi serta keterampilan yang memadai sesuai dengan jurusan. Proses pembelajaran di SMK memadukan kurikulum pada aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kualitas lulusan yang sesuai dengan perkembangan dunia kerja. Pendidikan di SMK menerapkan pembelajaran secara teori dan praktik, agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampil-

138 Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini an. Kompetensi siswa SMK tergantung dari jurusan yang ditekuni oleh siswa dan diselenggarakan oleh sekolah yang bersangkutan. Fenomena yang terlihat di sekolah adalah siswa SMK Musik Perguruan Cikini yang belum mengetahui bidang pekerjaan yang akan dijalaninya sebagai karir terkait dengan pendidikan yang ditempuhnya pada saat ini. Menjadi pemain musik (player) menjadi pilihan yang sering dinyatakan oleh para siswa tersebut. Mereka sendiri belum memahami mengenai bidang-bidang pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Bahkan ketika pertama kali memutuskan untuk memilih jenis alat musik yang menjadi mayor (jurusan) di SMK musik ini pun, tanpa disadari oleh pertrimbangan yang matang mengenai prospek dan bidang-bidang pekerjaan yang mungkin akan dijalaninya sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ditempuh. Rumusan masalah Bagaimana gambaran kematangan karir pada siswa kelas XI di SMK Musik Perguruan Cikini Boarding School Jakarta Selatan tahun ajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik mengenai kematangan karir pada siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (survey terhadap siswa kelas XI SMK Musik Perguruan Cikini Boarding School tahun ajaran 2013/2014). Kajian Teori Kematangan Karir Menurut Donald E. Super, kematangan karir merupakan keberhasilan dan kesiapan remaja untuk memenuhi tugas-tugas yang terorganisir yang terdapat dalam setiap tahap perkembangan karir. Indikasi relevan bagi kematangan karir adalah kemampuan membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan. Kematangan karir yang dimaksud disini adalah keberhasilan menguasai tugas perkembangan sesuai dengan tahapannya yang mengarah kepada membuat rencana, menerima tanggung jawab dan membuat keputusan. Kematangan karir yang secara positif ditandai oleh suatu urutan proses dalam kehidupan, meliputi (a) meningkatnya kesadaran diri, (b) meningkatnya pengetahuan akan pilihan-pilihan karir yang sesuai, (c) meningkatnya kesesuaian antara gambaran diri (kemampuan,minat, nilai dan kepribadian) dengan karir yang diinginkan, (d) meningkatnya kesadar-an akan karir yang diinginkan, (e) meningkatnya kemampuan perencanaan dan kesuksesan karir, (f) meningkatnya sikap yang berhubungan dengan karir (orientasi berprestasi, kemandirian, perencanaan, komitmen, motivasi, self efficacy), dan (g) meningkatnya kepuasan dan kesuksesan dalam perkembangan karirnya. Berdasarkan teori kematangan karir yang dijelaskan oleh Donald E. Super, terdapat aspek-aspek mengenai kematangan karir, yaitu: 1. Perencanaan karir (career planning) Pada aspek perencanaan ini mengukur pemikiran individu untuk mencari dan merasakan tentang berbagai aspek dunia kerja. Aspek ini juga mengungkapkan aktivitas individu dalam pencarian informasi dan seberapa besar keterlibatan individu dalam proses tersebut. Aktivitas yang termasuk di dalamnya adalah mempelajari informasi karir, membicarakan karir dengan orang dewasa, mengikuti pendidikan tambahan (kursus) untuk menambah pengetahuan tentang keputusan karir, berpartisispasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan yang diinginkan, mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan, mengetahui persyaratan pendidikan untuk pekerjaan yang diinginkan, mampu merencanakan sesuatu yang harus dilakukan setelah tamat sekolah, mengetahui cara dan kesempatan memasuki dunia kerja yang diinginkan, dan mampu mengatur waktu luang secara efektif. 2. Eksplorasi karir (career exploration) Keinginan untuk mengeksplorasi atau melakukan perencanaan informasi terhadap sumbersumber informasi atau referensi karir. Eksplorasi karir merupakan saat individu mengupayakan agar dirinya memiliki pemahaman yang lebih terutama tentang informasi pekerjaan alternatif dan pilihan karir. Pada aspek ini individu cenderung berusaha menggali dan mencari informasi karir dari berbagai sumber. Sumber tersebut yang digunakan untuk mendapatkan informasi pekerjaan yaitu guru bimbingan dan konseling (BK),

Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini 139 orangtua, dan orang-orang yang sukses dalam karirnya. Selain itu, individu juga memiliki pengetahuan tentang potensi diri (bakat, minat, intelegensi, kepribadian, nilai-nilai dan prestasi), serta memiliki cukup banyak informasi karir. 3. Pengetahuan tentang membuat keputusan karir (decision making) Konsep pengetahuan tentang membuat keputusan karir menekankan pada kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan pemikiran untuk membuat perencanaan karir. Dalam skala ini, individu diberikan kondisi atau situasi yang menuntutnya untuk membuat keputusan karir dan diminta untuk memutuskan dengan keputusan terbaik. Asumsinya adalah jika individu mengetahui cara individu lain mengambil keputusan, maka ia akan mampu untk membuat keputusan karir terbaik bagi dirinya sendiri, Aspek ini juga menjelaskan kemmapuan individu dalam mengetahui cara-cara membuat keputusan karir, mengetahui langkah-langkah dalam membuat keputusan karir, mempelajari cara orang membuat keputusan karir, serta menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir. 4. Pengetahuan tentang informasi dunia kerja (world of work information) Konsep tentang pengetahuan informasi dunia kerja terdiri atas dua komponen dasar. Pertama, berhubungan dengan tugas perkembangan pada saat individu harus mengetahui minat dan kemampuan dirinya, mengetahui cara orang lain yang berganti pekerjaan. Kedua, konsep yang berkaitan dengan pengetahuan tentang tugas-tugas pekerjaan dalam suatu jabatan dan perilakuperilaku dalam bekerja. 5. Pengetahuan tentang pengelompokkan pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group) Dalam Career Development Inventory (CDI), individu diminta untuk memilih pekerjaan dari 20 kelompok pekerjaan yang diinginkan. Setelah mereka diberi pertanyaan tentang persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui sarana yang dibutuhkan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui persyaratan fisik dan psikologis dari pekerjaan yang diinginkan, dan mengetahui minat-minat dan alasan-alasan yang tepat dalam memilih pekerjaan. Selain itu, mereka juga diminta untuk menilai kemampuannya sendiri dari sembilan bidang kemampuan, yaitu: kemampuan verbal, kemampuan penalaran verbal, kemampuan penalaran non verbal, kemampuan numerik, kemampuan klerikal, kemampuan mekanik, kemampuan spasial, kemampuan motorik, kemampuan bahasa, dan kemampuan membaca. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Musik Perguruan Cikini Jakarta Selatan. penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dimulai dari bulan Februari sampai dengan Mei 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan jenis survey menggunakan angket. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluru siswa kelas XI SMK Musik Perguruan Cikini sebanyak 67 siswa menggunakan teknik sampling sensus, yaitu seluruh populasi digunakan sebagai sampel. Instrumen pengumpulan data menggunakan skala kematangan karir dengan berdasarkan konstruk teori kematangan karir Super. Sebelum instrumen digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu terhadap 67 siswa untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil pengujian validitas yaitu sebanyak 85 item valid dari 98 item. Hasil perhitungan reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach diperoleh sebesar 0,950. Hasil dan Pembahasan Jumlah responden yang mengikuti survey ini adalah sebanyak 67 siswa dari 3 kelas XI. Dari 67 responden, sebanyak 20 siswa (30%) berasal dari kelas XI A, 22 siswa (33%) berasal dari kelas XI B, dan 25 siswa (37%) berasal dari kelas XI C. Adapun jenis kelamin yang tertera dari data di atas adalah sebanyak 28 siswa (41,8%) dengan jenis kelamin laki-laki dan 39 siswa (58,2%) dengan jenis kelamin perempuan. Berdasarkan pengambilan dan pengolahan data survey mengenai kematangan karir pada 67 siswa kelas XI SMK Musik perguruan Cikini Boarding School tahun ajaran 2013/2014 Jakarta Selatan, maka hasilnya adalah sebagai berikut:

140 Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini Tabel 4.5 Gambaran Kematangan Karir Grafik 4.1 Kematangan Karir Dari pengkategorian di atas dapat diketahui bahwa 45 responden dengan persentase 67% berada pada kategori sedang, 12 responden dengan persentase 18% berada padakategori tinggi, sedangkan 10 responden dengan persentase 15% berada pada kategori rendah. hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas XI SMK Musik Perguruan Cikini masih belum siap sepenuhnya untuk menentukan karirnya dengan berdasarkan kemampuannya untuk membuat perencanaan karir, melakukan eksplorasi karir, mengambil keputusan, dan juga wawasannya mengenai informasi dunia kerja serta kelompok pekerjaan yang disukai. Kematangan karir, secara konseptual terdiri dari 5 hal yang membangunnya, yaitu perencanaan karir, eksplorasi karir, pengetahuan tentang membuat keputusan, pengetahuan (informasi) dunia kerja, dan pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai. Adapun hasil survey mengenai aspek-aspek yang ada adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Karir Berdasarkan hasil survey, didapatkan bahwa 87% berada pada kategori sedang dan 13% berada pada kategori rendah dalam aspek perencanaan karir. Hal ini menunjukan bahwa para siswa masih merasa bahwa aktivitas yang dilakukannya untuk mendapatkan sumber informasi masih dirasakan kurang guna menunjang perencanaan karirnya. Hal tersebut pun terlihat dari persentase pada tabel 4.7 yang menunjukan bahwa meski jumlah responden yang termasuk dalam kategori rendah hanya 13%, namun dalam hal perencanaan karir masih kurang optimal dalam penerapannya. Kondisi ini menunjukan bahwa perlunya sumber-sumber pengetahuan yang lebih bervariatif sehingga dapat mencukupi kebutuhan siswa akan sumber-sumber pengetahuan guna menunjang bagi perencanaan karirnya ke depan. b. Eksplorasi Karir Pada aspek ini individu cenderung untuk berusaha menggali dan mencari informasi karir dari berbagai sumber. Sumber tersebut yang digunakan untuk mendapatkan informasi pekerjaan yaitu guru bimbingan dan konseling (bk), orangtua, dan orangorang yang sukses dalam karirnya. Selain itu, individu juga memiliki pengetahuan tentang potensi diri (bakat, minat, intelegensi, kepribadian, nilai-nilai, dan prestasi), serta memiliki cukup banyak informasi karir. Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan terhadap 67 responden pada siswa SMK Musik Perguruan Cikini menunjukkan bahwa keinginan maupun kebutuhan untuk memanfaatkan sumber-sumber informasi tentang karir tergolong dalam kategori sedang. Tercatat 67% responden memiliki cukup banyak informasi karir, hanya saja masih kurang optimal dalam menggali dan mengetahui tentang potensi diri yang termasuk di dalamnya minta, bakat, intelegensi, kepribadian, nilai-nilai dan prestasi. Dengan kata lain, responden masih belum memanfaatkan sumber-sumber informasi yang ada secara optimal. Sementara itu, berdasarkan hasil survey didapatkan bahwa 18% responden termasuk dalam kategori ekplorasi karir yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebagian kecil siswa sudah memiliki cukup banyak informasi mengenai karir yang akan dipilihnya dan juga memiliki kemampuan mengetahui karir yang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sedangkan 15 % responden masuk ke dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum memaksimalkan sumber-sumber informasi utama mengenai karir.

Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini 141 c. Pengetahuan tentang membuat keputusan Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, sebanyak 78% responden berada pada kategori sedang, 12% berada pada kategori rendah, dan 10% berada pada kategori tinggi. Hal demikian menunjukkan bahwa pada aspek ini sebagian besar responden berada pada kategori sedang. Hal ini mendefinisikan bahwa sebagaian besar responden sudah memiliki kemampuan untuk mengetahui cara-cara mengambil keputusan karir hanya saja masih enggan untuk bertanya kepada orangtua dan enggan mempelajari cara orang lain dalam membuat keputusan karir. Sedangkan 12% yang berada pada kategori rendah, pada aspek pegetahuan tentang membuat keputusan menunjukkan bahwa siswa belum memiliki kemampuan untuk membuat langkah-langkah dalam membuat keputusan karir yang diinginkannya. Dari hasil survey ini, hanya 10% responden yang termasuk ke dalam kategori tinggi dalam aspek membuat keputusan karir. hal tersebut menunjukan bahwa siswa sudah memiliki kemampuan dalam mengetahui cara-cara membuat keputusan karir dan mampu menggunakan pengetahuan dan pemikirannya dalam membuat keputusan. d. Pengetahuan tentang (informasi) dunia kerja Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, didapatkan data bahwa hanya sekitar 15% dari responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang informasi dunia kerja yang tinggi. Sedangkan 395 berada pada kategori sedang dan 46% berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukan bahwa masih sedikit pengetahuan dan wawasan siswa baik mengenai tahapan perkembangan karir maupun mengenai pengetahuan akan tugas-tugas yang harus dilakukan atau peran-peran yang harus dijalankan terkait pada saat bekerja nanti. Kondisi ini tampaknya harus disikapi oleh pihak sekolah untuk memberikan lebih banyak sosialisasi mengenai berbagai pengetahuan, wawasan maupun tuntutan yang harus dihadapi ketika para siswa telah lulus dan akan terjun ke dunia kerja. Baik melalui berbagai pelatihan maupun sharing dengan memanfaatkan alumni yang telah terjun di dunia kerja. e. pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai Dalam Career Development Inventory (CDI), individu diminta untuk memilih pekerjaan dari 20 kelompok pekerjaan yang diinginkan. Setelah mereka diberi pertanyaan tentang persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui sarana yang dibutuhkan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui persyaratan fisik dan psikologis dari pekerjaan yang diinginkan, dan mengetahui minat-minat dan alasan-alasan yang tepat dalam memilih pekerjaan. Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada aspek kelima ini yaitu pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai terdapat 48% pada kategori rendah, 32% berada pada kategori sedang, dan 20% berada pada kategori tinggi. dari hasil survey tersebut diperoleh bahwa kategori dengan nilai tertinggi adalah kategori rendah yaitu sebesar 48%. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam memahami tugas pekerjaan yang diinginkan masih rendah. Siswa juga belum mampu mengetahui sarana yang dibutuhkan dari pekerjaan yang diinginkan, belum mampu mengetahui persyaratan fisik dan psikologis dari pekerjaan yang diinginkan, serta belum mampu mengetahui minat-minat dan alasan yang tepat dalam memilih pekerjaan. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 67 responden mengenai gambaran kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Musik Perguruan Cikini Boarding School Jakarta Selatan tahun ajaran 2013/2014, maka dapat disimpulkan bahwa: Gambaran kematangan karir pada siswa yang menjadi responden di SMK Perguruan Cikini sebagian besar berada pada kategori sedang, yaitu seba nyak 45 dari 67 siswa atau 67%, 12 siswa atau 18% pada kategori tinggi dan 10 siswa atau 15% berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan dan keinginan dalam merencanakan karir; memperoleh informasi dan wawasan mengenai dunia kerja; serta kemampuannya dalam pengambilan keputusan secara umum sudah ada hanya saja belum optimal guna menentukan

142 Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini karir yang akan dijalaninya kelak. Pada 12 dari 67 siswa sudah memiliki kematangan karir yang baik sehingga memiliki kemampuan dan mempelajari informasi karir, menggali dan mencari informasi karir dari berbagai sumber dan mampu merencanakan sesuatu yang harus dilakukan setelah tamat sekolah. Sedangkan 10 dari 67 siswa masih memiliki kematangan karir yang rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa pemikiran tentang pilihan karir belum matang atau masih berubah-ubah, pilihan karir yang tidak realistis dan belum memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan karir sehingga masih ragu-ragu dalam mengambil keputusan karir. Saran Saran yang dapat dipertimbangkan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1. Siswa Diharapkan dapat mengetahui kualitas kematangan karirnya sehingga siswa mampu merencanakan langkah-langkah yang akan diambilnya dalam menentukan karir yang dicita-citakan. Selain itu siswa diharapkan aktif dalam menggali informasi karir yang dapat bersumber dari guru BK di sekolah, orangtua, atau orangorang yang sudah memiliki karir, belajar merencanakan karir, dan belajar dalam membuat keputusan mengenai karir yang dicita-citakan. Daftar Pustaka Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan: Isti Widayanti. Jakarta; Erlangga, 2002. Levinson, Edward M. Six Approaches to The Assesment of Career Maturity. Indiana: Journal of Counseling & Development V, 2001. Menhiru, M.T. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Bumi Aksara, 1992. Olayinka Salami, Samuel. Gender, Identity Status and Career Maturity Of Adolescents in South West Nigeria. Nigeria: Journal Social Science 16, 2008. Patton, Wendy & Lokan, Jan. Perspectives on Donald Super s Construct of Career Maturity. Netherland: Journals For Educational and Vocational Guidance, 2001 Seligman, Linda. Development Career Counseling And Assesment. Thousand Oaks: Sage Publication, 1994. Sharf, Richard S. Applying Development Theory to Counseling.California Brooks/Cole Publishing Company, 1992. Wingkel, W.S., dan Sri Hastuti, M.M. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi, 2006. Yusuf, Syamsu L.N. Program Bimbingan dan Konseling. Bandung;Rizqi Press, 2009. 2. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Dengan diketahuinya gambaran kematangan karir siswa di sekolah ini, diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan program Bimbingan dan Konseling (karir khususnya) untuk mendukung program peminatan pada kurikulum 2013. 3. Peneliti Selanjutnya Membuat penelitian lanjutan yang lebih mendalam tentang kematangan karir dengan meneliti variabel-variabel lain dalam kematangan karir, seperti faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir, hubungan sosial/ekonomi dan atau budaya terhadap kematangan karir.