BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016 BANDUNG SPORTS CLUB


BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap manusia pada hakekatnya memiliki berbagai aktivitas. Dalam satu hari

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas hanya kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) tetapi terdapat

Fasilitas sportainment Di Taman Ria Senayan Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

PENDAHULUAN. Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. memiliki teknologi yang bagus. Jenis mainan di bedakan menjadi 2 yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ( diakses 2 Maret 2015) ( diakses 2 Maret 2015)

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Sekolah Tinggi Musik Bandung 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan permainan berbasis online atau sering di sebut dengan Game Net. Game

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Tabel 1. 1 Pertumbuhan Jumlah Pelajar di Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN TA 29

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

PUSAT KREATIVITAS ANAK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Furnitur dan Aksesoris

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengespresikan kegiatan positifnya. Jumlah pemuda kota medan

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

wine. 2 Tempat seperti ini dapat digolongkan sebagai wine house atau wine lounge. Tempat yang di dalamnya terdapat sarana sarana pendukung yang dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan memiliki tubuh yang sehat, bugar dan penampilan yang semangat tentunya kita akan merasa senang dan lebih percaya diri. Terlebih lagi jika ditunjang oleh pikiran yang tenang dan bebas dari stres. Kini, khususnya dikota-kota, aktivitas berolahraga bukan lagi hanya mengisi waktu senggang, tapi sudah menjadi kebutuhan. Olahraga tidak hanya diperuntukan untuk orang dewasa saja, anak anak pun juga harus memiliki budaya olahraga. Siswa SD identik dengan akhir masa kanak-kanak (late childhood) yang berusia sekitar 6-12 tahun atau masa usia sekolah yang diketahui mempunyai keinginan untuk selalu ingin bergerak. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani makin sempurna dan baik. Anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) yang sudah mulai mempunyai berbagai macam kegiatan baik di sekolah maupun di luar sekolah memerlukan kondisi jasmani yang selalu bugar. Namun di lain sisi pada kenyataannya anak selalu dipadati dengan kegiatan yang sebagian besar berhubungan dengan kognitif maupun afektif, sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan psikomotor diabaikan oleh orang tua. Mereka bahkan cenderungan ada pandangan yang meremehkan pelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Orang tua menganggap pelajaran pendidikan jasmani hanya menyebabkan anak akan menjadi capek sehingga mengakibatkan pelajaran lainnya tidak dapat ditangkap dengan baik. Di kotakota besar hobi baru seperti memainkan game play station, komputer atau penggunaan internet menjadi suatu kebiasaan yang bisa menimbulkan masalah. Akibatnya banyak anak yang kurang bergerak karena hanya duduk diam di depan televisi atau komputer. Sehingga belakangan ini banyak anak yang tidak mempunyai tubuh yang bugar yang disebabkan penyakit kurang gerak atau degeneratif. Oleh karena itu sebagai orang tua yang membimbing anak dirumah maupun guru yang membimbing anak di sekolah harus pandai-pandai mengajarkan proses belajar yang aktif seperti berolahraga. Anak-anak

harus dibiasakan aktif ketika di sekolah maupun di luar sekolah khususnya kegiatan kebugaran jasmani. Pada dasarnya anak-anak gemar berolahraga, bermain, bergerak, bernyanyi dan menari, baik dilakukan sendiri maupun berkelompok. Anak yang memiliki kreativitas dan bakat biasanya memiliki ciri-ciri diantaranya punya daya imajinasi yang tinggi, aktif dan punya rasa ingin tahu yang besar. Lain halnya di Indonesia aktivitas perkembangan anak secara fisik masih belum diperhatikan. Banyak sekolah anak-anak yang lebih mementingkan kecerdasan secara intelektual dan tidak menyadari pentingnya sebuah aktivitas fisik untuk membantu perkembangan anak. Memberikan pendidikan secara lengkap dan sempurna merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anakanak. Demikian pula halnya dengan kegiatan bermain dan permainan di sekolah utamanya di sekolah dasar, pemahaman orang tua dan masyarakat masih kurang. Bermain dianggapnya main-main, membuang waktu dan memerlukan biaya, padahal banyak alat permainan yang dapat dipergunakan anak adalah alat permainan dari lingkungan anak itu sendiri, dari alam dan permainan yang sengaja di buat guru, orang tua atau perusahaan yang dirancang untuk pendidikan anak. Alat permainan yang terakhir itu disebut alat permainan edukatif. Sesuai dengan karakteristik anak-anak terdapat enam permainan yang dapat dijadikan alternatif untuk membuat model permainan yang sesuai, sehingga pembelajaran akan semakin kreatif, aktif, efektif dan menyenangkan. Bentuk permainan itu terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu : permainan eksplorasi, permainan energik, permainan kemahiran, permainan sosial, permainan imaginative dan puzzle. Untuk itu, tempat olahraga sekarang sudah didesain semenarik mungkin yang tidak hanya menyediakan suatu lahan untuk berolahraga tetapi dipikirkan juga bagaimana agar orang yang berolahraga di tempat itu merasa nyaman dan terhibur. Hal itu dikarenakan tempat

olahraga bukan hanya dijadikan sekedar tempat untuk berolahraga saja, tetapi juga dapat menjadi tempat untuk berekreasi. Kebiasaan inilah yang mendorong munculnya dibangunnya suatu tempat yang lebih dikenal dengan nama pusat kebugaran. Tempat tersebut menawarkan suatu tempat yang nyaman dengan suasana yang penuh keakraban dan keceriaan untuk berkumpul bersama teman. Akan tetapi beberapa permasalahan yang sering muncul pada pusat-pusat kebugaran yang menjamur di Kota Bekasi umumnya adalah tidak memenuhi persyaratan ruang kebugaran untuk anak anak usia 6 12 tahun. Oleh karena itu tugas akhir ini menarik untuk merancang sebuah pusat kebugaran jasmani untuk anak-anak dengan metode bermain dan belajar bersama. Latar belakang lahirnya ide ini adalah agar anak-anak di Bekasi dapat mendapatkan kebugaran yang sehat baik badan dan pikiran secara seimbang, bukan hanya kepintaran saja yang dapat diolah, tetapi juga dapat berkembang dalam bidang kebugaran jasmani yang dapat membantu anakanak untuk lebih semangat dalam belajar dan juga menerapkan pola hidup sehat sejak saat ini. 1.2 Tahap Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan yang dapat diperoleh, yaitu : a. Bagaimana bentuk penyediaan fasilitas Pusat Kebugaran Jasmani ini dapat menampung semua kegiatan olahraga khususnya utuk anak 6-12 tahun? b. Pusat Kebugaran Jasmani yang ada hanya untuk dewasa dan balita, belum ada pusat kebugaran untuk anak khususnya usia 6-12 tahun. c. Pusat Kebugaran Jasmani untuk anak usia 6 12 tahun yang di sekolah memiliki permasalahan : - fasilitas penyimpanan atau storage dan peralatan olahraga seperti net,bola,dan lainlain di sekolah yang tidak memadai dalam hal area penyimpanan. - Standar peralatan yang ada di sekolah tidak sesuai dengan anak usia anak 6-12 tahun. 1.3 Perumusan Masalah Perumusan masalah yang dapat diperoleh, yaitu :

a. Bagaimana bentuk penyediaan fasilitas Pusat Kebugaran Jasmani ini dapat menampung semua kegiatan olahraga? b. Bagaimana merancang pusat kebugaran aktifitas olahraga untuk anak usia 6-12 tahun? c. Bagaimana merancang pusat kebugaran dengan storage untuk menyimpan peralatan olahraga dekat dengan area olahraga? d. Bagaimana merancang pusat kebugaran dengan standar yang sesuai dengan anak usia 6-12 tahun? 1.4 Tujuan Perancangan Tujuan yang dapat diperoleh, yaitu : Tujuan Umum - Merancang pusat kebugaran yang terpadu untuk dapat mewadahi anak anak usia 6 12 tahun Tujuan Khusus - Menentukan kebutuhan ruang dan besarannya yang dapat menampung semua aktifitas yang ada sesuai dengan fungsinya. - Mendesain standar Pusat Kebugaran untuk anak usia 6 12 tahun sesuai dengan standart rekreasi yang ada. - Merancang Pusat Kebugaran ini agar dapat digunakan kapanpun dengan rutin dan sesuai dengan jadwal olahraga. - Menetapkan luasan dan sirkulasi ruang yang dapat menampung kebutuhan kebugaran jasmani anak usia 6 12 tahun. - Merancang keamanan dalam hal material, bentuk maupun warna disesuaikan dengan anak usia 6 12 tahun.

1.5 Manfaat Perancangan Manfaat yang dapat diperoleh, yaitu : Bagi Masyarakat - Menjadikan salah satu alternatif Pusat Kebugaran Jasmani Anak yang rekreatif khususnya di daerah Bekasi. - Menjadikan bibit-bibit unggul yang memiliki badan yang sehat dan pikiran yang kuat melalui aktivitas Kebugaran Jasmani. Bagi Desainer - Menambah wawasan tentang desain interior Pusat Kebugaran Jasmani Anak. 1.6 Pendekatan Perancangan Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan Pusat Kebugaran Jasmani Anak ini adalah melakukan studi pustaka, untuk pengembangan lebih lanjut analisa dan konsep perancangan sebagai pemecahan dari masalah yang ada dan kriteria kriteria umum maupun khusus bagi proses perancangan. Pendekatan ini mempertajam tentang hal-hal berikut : 1. pengertian dan konsep Pusat Kebugaran Jasmani. 2. Fungsi dan manfaat bangunan ini terhadap lingkungan. 3. Studi banding kasus yang berhubungan dengan perancangan Pusat Kebugaran Jasmani dan tema yang diambil. 1.7 Batasan Perancangan 1.7.1 Definisi Olahraga,Kebugaran Jasmani dan Anak Olahraga Secara umum,olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Ruang Lingkup Olahraga Di bawah ini merupakan pembagian ruang lingkup olahraga : 1. Olahraga Pendidikan Olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan teratur dan berkelanjutan, untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, ketrampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani. 2. Olahraga Rekreasi Olahraga yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berexplorasi sesuai dengan kondisi dan budaya sekelompok orang setempat untuk kesehatan, kebugaran dan kegembiraan. 3. Olahraga Prestasi Olahraga yang membina dan mengembangkan olahraga (atlet) secara terencana,berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Dengan pembagian ruang lingkup olahraga diatas,maka ruang lingkup olahraga yang berkaitan langsung dengan perancangan ini adalah Olahraga Rekreasi. Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan berlebihan yang berarti. Anak anak Kusmara (1995) : anak anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap ransangan ransangan yang berasal dari lingkungan.

1.7.2 Perancangan Ruangan yang terpilih dalam perancangan diharapkan dapat mewakili dan mencerminkan desain interior secara keseluruhan. Adapun ruangan yang minimal harus dimiliki sebuah Pusat Kebugaran Jasmani Anak adalah sebagai berikut: Fasilitas Utama Lapangan Indoor Suatu fasilitas area yang menjadi pusat kebugaran untuk anak anak dengan olahraga dalam ruangan dan sebagainya untuk setiap anak-anak yang datang ke Pusat Kebugaran Jasmani Anak ini. Ruang senam Suatu area yang berada dekat dengan lapangan indoor, dimana area ini untuk melatih anak anak dalam melatih menggerakkan badan. Jogging Track Suatu area yang terdapat dalam larea olahraga untuk anak-anak lebih afektif untuk anak dalam bergerak dan lebih lincah. Ruang Edukasi Suatu ruangan yang membantu pemahaman anak-anak tentang jenis maupun manfaat olahraga.dalam ruangan ini anak diajarkan untuk berxplorasi dan membantu mengasah otak anak dengan berbagai jenis permainan edukasi olahraga yang ada. Sport Shop Suatu fasilitas yang terdapat didalam area Pusat Kebugaran Jasmani Anak ini untuk memilih dan mempermudah pengunjung membeli segala jenis kebutuhan alat alat olahraganya.

Kids Cafe Merupakan area untuk menarik konsumen sekaligus area penunjang untuk pengunjung yang akan berolahraga dan bersantai di Pusat Kebugaran Jasmani Anak. 1.7.3 Fisik Lokasi Bekasi merupakan wilayah sub-urban, dan merupakan kota satelit penopang sebuah kota besar yaitu Jakarta. Bekasi berkembang berkembang menjadi sebuah kota industry barang dan jasa. Bekasi memeliki Banyak juga Sekolah Dasar dengan fasilitas olahraga yang minim. Begitu juga dengan berkembangnya pusat industry di Bekasi,minimnya sarana dan prasarana Pusat kebugaran Jasmani di Bekasi tepatnya di daerah Bekasi Timur. Luasan Bangunan Bangunan untuk perancangan ini terdiri dari 2 lantai dan yang dibutuhkan dalam Perancangan pusat kebugaran jasmani anak di Bekasi ini yaitu min. 2000 m2. 1.8 Metodologi Perancangan Metode Penelitian secara langsung Survei Lapangan Melakukan survey ke Pandu Jaya Sport Center sebagai studi kasus, kemudian melakukan survey ke SD Al-Azhar, SD Strada Bekasi sebagai studi banding terhadap Pusat Kebugan ini. Survey lapangan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk perancangan interior Pusat Kebugaran Jasmani Anak. Data survey yang dibutuhkan mencakup foto interior ruang, aktifitas dalam area olahraga, fasilitas yang terdapat di Sport center dan flow activity dalam sebuah Sport center. Wawancara Melakukan wawancara dengan berbagai pihak terkait yang memiliki potensi di bidangnya masing-masing. Wawancara perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi

mengenai Sport center yang disurvei, informasi seperti jumlah banyaknya ruang, informasi mengenai fasilitas olahraga, informasi mengenai sarana dan prasarana yang ada di Sport center. Observasi Lapangan Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung tentang aktifitas yang biasa dilakukan pengunjung dan mengamati kondisi ruang yang disurvei. Metode Penelitian secara tidak langsung Studi Literatur Studi literatur merupakan bentuk pencarian data-data yang berhubungan dengan Pusat Kebugaran Jasmani, mulai dari fungsi, jenis, sistem, fasilitas umum dan semua yang berhubungan dengan Pusat Kebugaran Jasmani sehingga dapat membantu dalam perancangan interior Pusat Kebugaran Jasmani. Informasi juga dapat diperoleh dari sumber-sumber yang ada seperti buku referensi, koran, website dan brosur yang membahas tentang Pusat Kebugaran Jasmani. 1.8.1. Tahap Analisa Pada tahap analisa ini akan diuraikan permasalahan melalui gambaran obyek desain. Pada tahap analisa diperlukan sebuah ketelitian dalam mengamati dan membandingkan antara data satu dengan yang lain mengenai ciri suasana, bentukan(style) pada interior Pusat Kebugaran Jasmani Anak. Oleh karena itu dilakukan analisa terhadap premis-premis yang mempengaruhi sebuah desain, yaitu : - Analisa fungsi Yaitu analisa tentang kegiatan dan kebutuhan pengguna dan penghuni dimana studi aktifitas, sirkulasi ruang, hubungan antar ruang, fungsi ruang dan kebutuhan ruang serta fungsi furnitur dilakukan untuk menentukan desain pada elemen interior yang sesuai dengan kebutuhan pencapaian nuansa Playfull Nature. Sehingga menghasilkan suasana yang flexibel, inovasi bentukan dan fungsi ruang yang lebih optimal.

- Analisa estetika Dilakukan dengan mempelajari pencahayaan, warna, dan gaya estetika, dengan bentuk dan material elemen-elemen interior yang akan digunakan agar menghasilkan nilai estetis sesuai dengan kebutuhan desain yang sesuai. Dan tidak kurangnya menambah tanaman sebagai media pelengkap, baik untuk memperindah interior juga tidak menutup kemungkinan berfungsi untuk vegetasi buatan pada interior, yaitu yang berfungsi mengatur sirkulasi udara bersih kedalam ruang. 1.8.2. Study Image Dibawah ini merupakan gambar yang merupakan studi image bagian dari objek perancangan. Dalam gambar ini menjelaskan beberapa Furniture maupun material, selain itu penerapan warna yang berkaitan dengan konsep yang akan diterapkan dalam perancangan ini. Gambar ini merupakan acuan furniture yang berkaitan langsung baik bentuk atau warnannya yang memiliki konsep dengan nature. gambar 1 Study Image furniture dan material

1.9. Skema/Kerangka berpikir Setelah melalui tahap - tahap metodologi perancangan. Adapun skema/kerangka berpikir yang dapat diperoleh, yaitu : LATAR BELAKANG TIDAK LANGSUNG PENGUMPULAN DATA LANGSUNG STUDI LITERATUR SURVEY LAP WAWANCARA OBSERVASI LAP ANALISA SIRKULASI ERGONOMI FUNGSI ESTETIKA TEMA KONSEP DESAIN PENGEMBANGAN DESAIN GAYA DESAIN AKHIR Gambar 1.2 Kerangka Berpikir Sumber : data pibadi, 2015

1.10. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Mengungkapkan latar belakang masalah yaitu agar anak-anak di Bekasi dapat mendapatkan kebugaran.rumusan masalah, tujuan merancang pusat kebugaran yang terpadu untuk dapat mewadahi anak anak usia 6 12 tahun dan Menentukan kebutuhan ruang dan besarannya yang dapat menampung semua aktifitas yang ada sesuai dengan fungsinya,sasaran yaitu anak usia 6-12 tahun, lingkup pembahasan, metode, dan sistematika penulisan dari bab I sampai dengan bab V BAB II TINJAUAN TEORITIS Pusat Kebugaran Jasmani Mengungkapkan tentang tentang tinjauan perkembangan olahraga dan pengertian tempat Pusat Kebugaran Jasmani. BAB III PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Mengungkapkan tentang pendekatan konsep perencanaan ruang yang terdiri dari analisis kebutuhan ruang, pengelompokan ruang, diantaranya lobby, kids café, ruang edukasi, area olahraga, ruang senam dan storage. Besaran ruang, dan hubungan ruang. Kemudian mengungkapkan tentang pendekatan konsep perencanaan bangunan melalui metode tertentu yang diaplikasikan pada site/lokasi tertentu. Contoh: pemilihan site (orientasi, view, vegetasi, penampilan bangunan, struktur dan utilitas). BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Mengungkapkan tentang konsep-konsep yang akan ditransformasikan kedalam rancangan fisik arsitektural. Contoh: mewujudkan ruang yang dapat mendukung konsentrasi pemain dengan penyelesaian pada interior bangunan khususnya area lapangan, storage, tribune area yang mengacu pada pusat kebugaran jasmani anak dengan aktivitas fisik yang kreatif di Bekasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Memberikan rangkuman singkat dalam perancangan dan juga berisi saran -saran yang ditujukan untuk pembaca agar dapat mengetahui dan menerapkan desain interior yang telah disesuaikan pada pusat kebugaran jasmani anak ini.