BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. sudah dimekarkan menjadi 11 kecamatan. Kabupaten Kepulauan Mentawai yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

BAB I PENDAHULUAN. dan 25,14 % penduduk miskin Indonesia adalah nelayan (Ono, 2015:27).

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB I PENDAHULUAN. daratannya. Selain itu, Indonesia juga merupakan Negara dengan garis

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

PENDAPATAN NELAYAN YANG MENGGUNAKAN PERAHU MOTOR DAN PERAHU TANPA MOTOR DI DESA PARANGGI, KECAMATAN AMPIBABO, KABUPATEN PARIGI-MOUTONG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan ini berasal dari kemampuan secara mandiri maupun dari luar. mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ekonomi yang rendah, dan hal ini sangat bertolak belakang dengan peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

BAB I PENDAHULUAN. kedua didunia. Wilayah pesisir Indonesia yang luas memiliki garis pantai

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem desentralisasi bertujuan untuk meningkatkan kemandirian daerah. Salah

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan/bahari. Dua pertiga luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak buah yang dikelilingi oleh garis pantai

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2000

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik lndonesia adalah benua kepulauan,

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km 2 merupakan negara terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi. Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Garis pantainya mencapai kilometer persegi. 1 Dua pertiga wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

ANALISIS EKONOMI PERIKANAN YANG TIDAK DILAPORKAN DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA I. PENDAHULUAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. besar dan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu mereka yang bertempat tinggal

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang...

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki beribu-ribu pulau di mana dua per tiga wilayahnya terdiri dari lautan. Kondisi ini menyediakan potensi sumber perikanan yang sangat besar. Sumber daya kelautan mempunyai potensi besar bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja. Negara Republik Indonesia adalah sebuah Negara Maritim, karena memiliki lautan lebih luas dari daratannya, sehingga biasa juga disebut dengan Benua Maritim Indonesia. Indonesia memiliki panjang pantai, sepanjang 91.181 km, serta memiliki pulau besar dan pulau-pulau kecil sebanyak 17.504 buah pulau. Wilayah peraian laut Indonesia seluas 5,8 juta km 2 yang meliputi perairan kepulauan seluas 2,8 juta km 2 perairan Teritorial seluas 0,3 juta km 2 dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEEI) sebesar 2,7 km 2 dihuni oleh berbagai jenis ikan dan biota perairan lainnya (Sudirman dan Mallawa 2013: 1). Menurut Todaro dan Smith (2006: 50) jelas bahwa luas wilayah, jumlah penduduk, dan tingkat pendapatan per kapita nasional merupakan determinan (faktor penentu) penting atas besar kecilnya potensi ekonomi suatu negara, sekaligus faktor-faktor utama dalam membedakan suatu negara berkembang dengan negara berkembang lainnya. Menurut Apridar (2010: 2) bahwa Potensi Lestari Sumber Daya Ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun atau 7 persen dari total potensi lestari SDI laut dunia, di mana saat ini tingkat 1

pemanfaatannya baru mencapai 4,4 juta ton atau sebesar 69 persen. Oleh karena itu, masih ada peluang untuk mengembangkan usaha perikanan tangkap di daerahdaerah yang SDI-nya masih belum dimanfaatkan secara optimal. Masyarakat nelayan umumnya dapat dogolongkan sebagai masyarakat kelas bawah sosial. Menurut Wisroni (2000 dalam Zamzami, 2007: 2), masyarakat kelas sosial bawah termask golongan ekonomi lemah. Seperti dalam kalangan petani, nelayan bukanlah pemilik lahan pertanian yang memadai, kebanyakan nelayan hanyalah sebagai orang yang bekerja pada sejumlah kecil juragan yang memiliki kapal. Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Padang Pariaman yang terletak di pantai barat Sumatera, didirikan berdasarkan UU Republik Indonesia No. 49 Tahun 1999. Dari total 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, jumlah penduduk terbanyak adalah di Kecamatan Sikakap dengan jumlah penduduk tercatat sekitar 9.644 jiwa atau 12,51 persen dari total jumlah penduduk. Wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar yaitu dengan garis pantai sepanjang 1.402,66 km. Wilayah kelautan yang sedemikian luas, sudah tentu akan dapat memproduksi ikan laut (tangkap) yang cenderung meningkat. Pada umumnya, masyarakat yang tinggal di tepi-tepi pantai bermata pencaharian sebagai nelayan, sebagian besar teknologi penangkapan ikan yang digunakan masih tradisional dan juga masih sebagian kecil nelayan yang memiliki alat penangkapan modern. Sumber daya perikanan sebenarnya secara 2

potensial dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, tetapi pada kenyaataannya masih banyak nelayan yang belum bisa mengoptimalkan hasil tangkapannya, sehingga ini mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan. Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai wilayah kepulauan yang kaya akan potensi semberdaya kelautan dan perikanan. Potensi kelautan dan perikanan menjadi salah satu modal dasar pembangunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sampai saat ini potensi tersebut belum tergarap secara optimal, untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sebagai salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kontribusi subsektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Kepulauan Mentawai cenderung meningkat setiap tahunnya dengan subsektor perikanan yang terbesar yaitu pada tahun 2010, subsektor perikanan telah memberikan kontribusi sebesar Rp70.765,85 juta atau sebesar 13,2 persen. (BPS Kepulauan Mentawai, 2012). Nelayan tradisional pada umumnya hidup di bawah garis kemiskinan. Hal ini disebabkan ciri-ciri yang melekat yaitu suatu kondisi yang subsisten, dengan modal yang kecil, teknologi yang digunakan dan kemampuan/skill serta perilaku yang tradisional baik dari segi keterampilan, psikologi dan mentalitas. Nelayan tradisional menggunakan perahu-perahu layar dalam aktivitasnya di pantai-pantai laut dangkal. Akibatnya, putaran produktivitas dan pendapatannya adalah relatif rendah, di samping penangkapan di laut dangkal sudah berlebihan (Susilowati, 2001). Nelayan Desa Sikakap Kecamatan Sikakap terbagi dalam lima dusun, masing-masing dusun terdiri dari dua kelompok nelayan yang terdaftar di Dinas 3

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dimana pembagian kelompok nelayan adalah sebagai berikut; Dusun Sikakap Barat dengan kelompok Harapan Bersama dan Dua Saudara, Dusun Sikakap Tengah dengan kelompok Purimanuajat dan Langi-langi, Dusun Sikakap Timur dengan kelompok Eruk Koan dan Camar Laut, Dusun Sikakap Berkat Lama dengan kelompok Berkat Ilahi dan Sigeu Geban Koan, dan Dusun Sikakap Sibaibai dengan kelompok Gurukna dan Maju Jaya. Berdasarkan kelompok nelayan tersebut maka data nelayan Desa Sikakap Kecamatan Sikakap dan pendapatan nelayan pada bulan Mei 2014 adalah sebagai berikut. Tabel 1.1 Data Nelayan Sikakap Kepulauan Mentawai, 2014 No Kecamatan Sikakap Nelayan Rata-rata Total Pendapatan Penuh pendapatan Nelayan 1 Dusun Sikakap Barat 30 Rp9.836.666 Rp29.510.000 2 Dusun Sikakap Tengah 20 Rp10.955.000 Rp21.910.000 3 Dusun Sikakap Timur 22 Rp8.854.545 Rp19.480.000 4 Dusun Sikakap Berkat Lama 15 Rp8.826.666 Rp13.240.000 5 Dusun Sikakap Sibaibai 13 Rp10.123.000 Rp13.160.000 Total 100 Rp48.595.877 Rp97.300.000 Sumber: DKP Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2014 (diolah) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah nelayan yang ada di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap sebanyak 100 orang. Total seluruh pendapatan nelayan sebesar Rp97.300.000, yang terbagi atas Dusun Sikakap Barat 30 nelayan dengan total pendapatan Rp29.510.000, Sikakap Tengah 20 nelayan dengan total pendapatan Rp21.910.000, Sikakap Timur 22 nelayan dengan total pendapatan Rp19.480.000, Sikakap Berkat Lama 15 dengan total pendapatan Rp13.240.000, dan Dusun Sikakap Sibaibai 13 nelayan dengan total pendapatan sebesar Rp13.160.000. 4

Pengembangan sektor kelautan dan perikanan berjalan lambat, karena kebijakan pembangunan lebih berorientasi kepada pengembangan kegiatan di daratan dibandingkan di kawasan pesisir dan lautan. Sehingga eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya pesisir dan kelautan terabaikan, dan sebagian besar masyarakat pesisir yang bekerja sebagai nelayan masih hidup di bawah garis kemiskinan (Serdiati, 2009). Nelayan yang berada di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai pada umumnya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari memilih melaut selain pekerjaan-pekerjaan sampingan lainnya. Potensi sumber daya ikan di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap masih besar dan sampai saat ini tingkat produksi ikan selalu meningkat setiap tahunnya, tetapi tingkat pendapatan nelayan masih tetap atau tidak berubah. Nelayan di Desa Sikakap terbagi atas nelayan penuh dan nelayan sambilan yang terdaftar di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Berdasarkan data yang ada, jumlah tangkapan ikan di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Nelayan di Desa Sikakap tingkat kehidupannya masih belum meningkat, ini tentunya sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan nelayan tersebut. Nelayan di Desa Sikakap peralatan melaut yang digunakan seperti alat tangkap ikan laut kebanyakan masih menggunakan alat tangkap yang tradisional seperti jaring, pancing, dan untuk armada tangkap baru pula didukung oleh beberapa perahu mesin dan tanpa mesin, sehingga daya jangkau penangkapan masih terbatas. 5

1.2 Keaslian Penelitian Tabel 1.2 Keaslian Penelitian Peneliti dan tahun Lokasi Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian Krisdiana (2008) Basuki Rahardjo (2008) Serdiati (2009) Pratama,dkk (2012) Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur Pangkalan pendaratan ikan klidang Lor kabupaten batang Desa Paranggi, Kecamatan Ampibabo, KabupatenParigi- Moutong Kecamatan Manggar Kabupaten Belitung Timur Analisis SWOT Analisis SWOT Regresi Regresi Hasil penelitian ternyata membuktikan fungsi dan fasilitas PPI masih memiliki berbagai macam kelemahan yang mengakibatkan rendahnya tingkat produksi PPI Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas pokok, seperti : Panjang dermaga hasil pengukuran 174 m, sedangkan yang dibutuhkan (hasil perhitungan) 168,62 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan nelayan yang menggunakan perahu motor adalah Rp11.833.619 per tahun, sedangkan nelayan yang menggunakan perahu tanpa motor sebesar Rp12.943.063 per tahun. Kedua nilai tersebut tidak berbeda secara statitistik Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan nelayan pancing ulur berdasarkan ukuran armada yang berbeda-beda. Lamia (2013) Primyastanto (2014) Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan Madura Regresi Regresi Hasil ini menunjukkan modal, tenaga kerja, pengalaman berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan, sedangkan untuk lama pendidikan tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Hasil penelitian adalah pendidikan, pengalaman melaut dan sumber daya laut, faktor-faktor tersebut akan meningkatkan pendapatan nelayan Berdasarkan tabel 1.2 matriks hasil keaslian penelitian, maka penelitian ini memiliki beberapa persamaan seperti alat analisis yang digunakan berupa analisis SWOT dan metoda pengumpulan data menggunakan kuesioner. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel penelitian, lokasi penelitian yaitu di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai dan tahun penelitian yaitu tahun 2014. 6

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut. Rumusan masalah adalah jumlah tangkapan ikan dan peralatan melaut nelayan di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap belum optimal. 1.4 Pertanyaan Penelitian 1. Mengapa jumlah tangkapan ikan nelayan di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap belum optimal? 2. Mengapa penggunanaan peralatan melaut nelayan di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap belum optimal? 3. Upaya-upaya apa yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan jumlah tangkapan ikan dan peralatan melaut nelayan di Desa Sikakap? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. menganalisis jumlah tangkapan ikan nelayan di Desa Sikakap; 2. menganalisis peralatan melaut nelayan di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap; 3. mencari upaya untuk mengoptimalkan jumlah tangkapan ikan dan peralatan melaut nelayan di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi nelayan Untuk membantu meningkatkan taraf hidup nelayan agar tingkat produksi ikan lebih tinggi. 7

2. Bagi peneliti lainnya Agar dapat menjadi referensi sumbangan ilmiah dan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak pemerintah dalam membuat kebijakan terutama yang berhubungan dengan pendapatan nelayan, terkhusus di Desa Sikakap Kecamatan Sikakap. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini mencakup: Bab I Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, menjelaskan tentang landasan teori, kajian terhadap peneliti terdahulu, kerangka penelitian. Bab III Metoda Penelitian, menjelaskan tentang desain penelitian, metoda pengumpulan data, metoda penyampelan, definisi operasional, instrumen penelitian dan metoda analisis data. Bab IV Analisis, menjelaskan tentang deskripsi data, dan pembahasan. Bab V Simpulan, menjelaskan tentang simpulan, implikasi, dan keterbatasan penelitian. 8