BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan dan diuraikan tentang latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unsur kualitas SDM. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Sakit merupakan kondisi yang tidak menyenangkan mengganggu aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa anak dan remaja adalah masa dimana manusia. mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan absorpsi yang diukur dari berat dan

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, dan sekaligus menambah jumlah penduduk usia lanjut. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seorang laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak permulaan kehidupan (Nugroho, 2008). Lansia adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jika dikaitkan dengan produktivitas kerja (Kementerian Kesehatan, 2005). Gigi

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tinggi di dunia, serta tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Kamboja. Dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia (lanjut usia)

BAB I PENDAHULUAN. yakni setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB VI PEMBAHASAN. RSPAD Gatot Soebroto. Cara pengambilan data menggunakan metode Cross

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. angka harapan hidup semakin tinggi, sehingga kebutuhan ini mendesak yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN ACTIVITIES DAILY LIVING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah masa penutup. Masa penutup merupakan masa dimana. penurunan jumlah aktivitas (Hurlock, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari dalam maupun dari luar tubuh. Perubahan tersebut biasanya muncul pada setiap bagian dari tubuh meliputi fisik, mental, sosial dan spiritual. Perubahan terkait usia menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang umumnya terjadi pada lansia. Hal ini meliputi menurunnya daya fikir, berkurangnya rasa, masalah tidur, gemetar, berkurangnya refleks, berkurangnya penglihatan dan pendengaran. Keluhan otot dan tulang merupakan hal yang paling sering dijumpai dan dialami pada sebagian besar lanjut usia, hal ini antara lain disebabkan oleh proses penuaan. Sehingga akan menimbulkan gangguan mobilisasi yang umumnya tidak bersifat fatal tetapi dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan dan menimbulkan kelemahan sehingga lanjut usia tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi tersebut dapat menyebabkan meningkatnya kebutuhan alat bantuan orang lain. Terutama keluarga karena, masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesama anggota keluarga. Selain itu memelihara gizi lansia pun dapat bertujuan untuk mengubah faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko penyakit kronik atau degenerative dan juga dapat membantu para usia lanjut mempertahankan kesehatan, kesejahteraan dan kapasitas fungsionalnya secara optimal. Proses penuaan dapat diperlambat apabila mempunyai tingkat kesegaran jasmani dan asupan gizi yang

2 baik. Lansia yang sehat dan bugar tidak akan menjadi beban bagi orang lain karena masih dapat mengatasi sendiri masalah kehidupannya sehari-hari. Menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan perawatan merupakan kemampuan status kesehatan keluarga dan individu, kemampuan keluarga dalam melaksanakan perawatan dapat dilihat dari tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. Oleh sebab itu pemerintah berharap para lanjut usia berusia 60 tahun ke atas tetap tinggal bersama keluarga dan tidak merasa dikucilkan. Kebijakan pemerintah yang meminta keluarga muda bersedia tinggal bersama orang tua adalah sesuai dengan nilai budaya masyarakat Indonesia yang menghormati orang tua. Dengan demikian keluarga dapat membantu orang tua dan merawat lanjut usia tetap sehat dan penuh produktivitas (Yuwono, 2005 dalam Sinta 2006: 2). Pentingnya keluarga dalam kelangsungan perawatan para lanjut usia maka pengetahuan dan sikap keluarga diperlukan dalam pelaksanaan agar perilaku yang timbul dalam keluarga tersebut dapat memacu lanjut usia tetap sehat. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui inatal (penglihatan) dan telinga (pendengaran). (Notoadmodjo, 2005: 50). Pengetahuan yang harus diketahui keluarga terkait dengan kesehatan lanjut usia meliputi: perubahan yang terjadi pada lanjut usia, gizi pada lansia, serta keluhan mobilisasi (aktivitas) pada lanjut usia, juga perawatan yang dapat dilakukan oleh keluarga, karena pada proses penuaan persentase massa otot menurun, maka terjadi penurunan strength atau kekuatan otot hingga 30-40%.

3 Kekuatan otot pada lansia juga berhubungan dengan masalah terjadinya keseimbangan yang mempunyai resiko mudah terjatuh (injury). Pengetahuan juga dapat mempengaruhi sikap keluarga terhadap lanjut usia. Sikap merupakan respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi emosional terhadap stimulus sosial. (Notoatmodjo, 2005: 52). Dengan adanya pengetahuan yang baik maka sikap yang timbul dalam keluarga juga diharapkan baik pula dan ini sangat berpengaruh terhadap perilaku keluarga pada lanjut usia yang tinggal bersama, karena perilaku ini merupakan bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan. Diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perawatan keluarga pada lanjut usia. Perbaikan kwalitas hidup dan pelayanan kesehatan secara umum berdampak pada peningkatan umur harapan hidup dan jumlah usia lanjut di Indonesia, sehingga Indonesia termasuk kedalam salah satu negara yang struktur penduduknya tergolong penduduk struktur tua (jumlah penduduk lanjut usia lebih dari 7%) disamping Jepang, Rep. Korea, dan Singapura. Secara demografi berdasarkan sensus penduduk tahun 1980 penduduk berusia 60 tahun ke atas sebesar 8 juta atau 5,5% dari jumlah penduduk dan 11,3 juta atau 6,4% pada tahun 1990. Indonesia memasuki era penduduk berstruktur tua pada tahun 2000 dengan proporsi usia lanjut mencapai 14,4 juta jiwa atau 7,18% dari total jumlah penduduk (BPS, Sensus Penduduk Indonesia 2000). Pada tahun 2005 diperkirakan menjadi 19,9 juta jiwa atau 8,48% dan meningkat lagi menjadi 24 juta jiwa atau 9,77% dari total penduduk pada tahun 2010.

4 Berdasarkan data Susenas tahun 2003, jumlah penduduk usia lanjut mencapai 16.172.835 (7,54%) dari 214.374.096 jiwa penduduk Indonesia. Sedangkan untuk tahun 2000, beberapa propinsi di Indonesia memiliki persentase jumlah usia lanjut yang melebihi angka nasional (7,17%), seperti di Yogyakarta (12,48%), Jawa Timur (9,3%), Jawa Tengah (9,26%), Bali (8,77%), Sumatera Barat (8,08%) dan Sulawesi Utara (7,64%). Jumlah usia lanjut yang sangat besar membawa konsekuensi terhadap aspek kehidupannya baik fisik, mental, psikososial dan ekonomi. Berdasarkan hasil survey pendahuluan di Kelurahan Leuwigajah pada April 2009 ditemukan bahwa rata-rata lanjut usia di atas usia 60 tahun tinggal bersama anaknya (keluarga muda) dengan lanjut usia yang masih produktif relatif kecil, sebanyak 89 orang (25,2%), yang tidak produktif relatif besar, sebanyak 261 orang (74,8%) jadi jumlah keseluruhannya 350 orang. Dari banyaknya jumlah lanjut usia yang tinggal bersama keluarga muda di wilayah Kelurahan Leuwigajah, maka perlu diketahui seberapa tinggi tingkat pengetahuan gizi keluarga dan bagai mana cara perawatan terhadap usia lanjut yang tinggal bersama keluarga muda. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dilakukan kegiatan penelitian untuk mengetahui hubungan dan gambaran pengetahuan gizi dan perilaku keluarga dalam perawatan lanjut usia. Dengan judul penelitian Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Perilaku Keluarga Dengan Perawatan Usia Lanjut Di Wilayah Kelurahan Leuwigajah.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka perlu diadakan perumusan masalah agar penelitian ini dapat dilakukan sebaik-baiknya. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat pengetahuan gizi keluarga di wilayah Kelurahan Leuwigajah? 2. Bagaimanakah perilaku keluarga terhadap lansia di wilayah Kelurahan Leuwigajah? 3. Adakah hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan perawatan usia lanjut di wilayah Kelurahan Leuwigajah? 4. Adakah hubungan yang signifikan antara perilaku keluarga dengan perawatan usia lanjut di wilayah Kelurahan Leuwigajah? C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang kita lakukan haruslah mempunyai tujuan yang terarah dan terukur serta mengandung maksud-maksud tertentu, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi keluarga di wilayah Kelurahan Leuwigajah. 2. Untuk mengetahui perilaku keluarga terhadap lansia di wilayah Kelurahan Leuwigajah. 3. Mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi terhadap perawatan usia lanjut di wilayah Kelurahan Leuwigajah.

6 4. Mengetahui hubungan antara perilaku keluarga terhadap perawatan usia lanjut di wilayah Kelurahan Leuwigajah. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan adanya manfaat baik bagi penulis sendiri, pembaca, bidang keilmuan terutama untuk jurusan Ilmu Keolahragaan dan masyarakat pada umumnya. Karena suatu penelitian yang tidak memiliki manfaat akan menjadi sia-sia. Untuk itu harapan manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi peneliti : 1. Mengetahui tentang gizi yang baik untuk usia lanjut. 2. Mengetahui bagaimana cara berperilaku dalam perawatan pada usia lanjut. b. Bagi institusi : 1. Dapat mengetahui tingkat pengetahuan gizi dan perilaku keluarga terhadap perawatan usia lanjut di wilayah Kelurahan Leuwigajah. 2. Meningkatkan hubungan dan sikap keluarga terhadap perawatan usia lanjut. c. Bagi keilmuan : 1. Sebagai bahan tambahan dan referensi keilmuan khususnya untuk program studi Ilmu Keolahragaan yang memberikan ilmu tentang lansia. 2. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. d. Bagi sampel/pembaca/masyarakat : 1. Meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat usia lanjut yang kurang gizi dan kurang aktivitas. 2. Pengetahuan bagi masyarakat bagaimana cara pengembangan asuhan perawatan keluarga dengan masalah usia lanjut.

7 E. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang telah di ungkapkan di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut : H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi keluarga dengan perawatan usia lanjut di wilayah Kelurahan Leuwigajah. H 2 : Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku keluarga dengan perawatan usia lanjur di wilayah Kelurahan Leuwigajah. F. Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi salah penafsiran atau pengertian terhadap judul, maka pembahasan ini diharapkan dapat mengarah kepada penelitian yang efektif dan efisien. Untuk itu penulis memaparkannya sebagai berikut : 1. Menurut Notoadmojo, (2005: 50) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran). Yang dimaksud pengetahuan dalam penelitian ini adalah pengetahuan gizi keluarga terhadap perawatan usia lanjut di wilayah Kelurahan Leuwigajah. 2. Menurut Skiner (1938), seorang ahli psikoligi (dalam Notoadmojo, 2005: 43), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses: Stimulus..> Organisme..> Respons.

8 Yang dimaksud perilaku dalam penelitian ini adalah perilaku keluarga muda dalam hal perawatan usia lanjut di wilayah Kelurahan Leuwigajah. 3. Menurut UU No. 13 tahun 1998 keluarga adalah unit terkecil dalam kelompok masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anaknya atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya beserta kakek dan atau nenek. Yang dimaksud keluarga dalam penelitian ini adalah keluarga muda yang tinggal bersama orang tua yang sudah lanjut usia baik itu ibu, bapak, ataupun sanak saudara yang lain yang berusia di atas 50 tahun yang berdomisili di wilayah Kelurahan Leuwigajah. 4. Menurut Maryam, R. et al. (2008: 73), asuhan keperawatan lansia adalah suatu rangkaian kegiatan dari proses keperawatan yang ditujukan kepada lansia. Kegiatan tersebut meliputi pengkajian kepada lansia dengan memperhatikan kebutuhan biofisik, psikologis, kultural, dan spiritual. Keperawatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagai mana cara perawatan terhadap para usia lanjut yang tinggal bersama keluarga muda di wilayah Kelurahan Leuwigajah. 5. Menurut undang-undang RI no. 31 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, pasal 1, lanjut usia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Sedangkan menurut undang undang no. 23 tahun 1992 pasal 19 yaitu manusia usia lanjut adalah seseorang yang karena usianya menyamai perubahan biologi, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh kepada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Yang

9 dimaksud dalam penelitian ini adalah lanjut usia tidak produktif yang tinggal bersama keluarga muda di wilayah Kelurahan Leuwigajah. 6. Kelurahan Leuwigajah merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Kelurahan Leuwigajah ini merupakan tempat mengambil sampel untuk penelitian. G. Batasan Masalah Dalam melakukan penelitian penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian agar cakupan bahasan penelitian tidak terlalu luas dan lebih terarah pada tujuan yang ingin di capai. Adapun ruang lingkup penelitian ini di batasi pada hal-hal sebagai berikut : 1. Penelitian ini terbatas pada tingkat pengetahuan gizi dan perilaku keluarga terhadap perawatan usia lanjut. 2. Penelitian ini hanya menguji hubungan pengetahuan gizi dan perilaku keluarga terhadap perawatan usia lanjut. 3. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Leuwigajah. Pengambilan data melalui kuesioner atau data angket. 4. Subjek penelitian yaitu 35 keluarga yang memiliki lanjut usia. H. Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah pengetahuan yang baik, baik dari pengetahuan gizi ataupun pengetahuan yang lainnya karena bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang

10 dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia, maka sikap yang timbul dalam keluarga juga diharapkan baik pula karena ini sangat berpengaruh terhadap perilaku keluarga pada lanjut usia yang tinggal bersama. Karena perilaku merupakan bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan. Perilaku keluarga terhadap perawatan usia lanjut yang diaplikasikan kepada perilaku keluarga produktif dalam merawat usia lanjut sehingga dapat memandirikan para usia lanjut dalam menjalani hidup. Menurut Akhmadi (2005) dalam artikelnya yang berjudul Permasalahan Lanjut Usia menjelaskan bahwa : Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan. Adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang diberikan berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.