BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM. pendukung proses yang terdapat dalam pabrik isopropil asetat adalah: kebutuhan air sebagai berikut:

C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter 2. Bak Pengendap Awal 3. Bak Penggumpal

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

BAB IV UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

25. Neraca panas pada Vaporizer (VP-101) Neraca panas pada Separator Drum (SD-101) Neraca energi pada Kompresor (K-101)

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK MAGNESIUM SULFAT DARI MAGNESIUM KARBONAT DAN ASAM SULFAT

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PABRIK BIO-OIL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES PIROLISIS CEPAT TEKNOLOGI DYNAMOTIVE. Meiga Setyo Winanti Damas Masfuchah H.

4.19 Neraca Energi CO Neraca Energi RE Neraca Energi RE Neraca Energi DC

DAFTAR TABEL. 1.1 Produsen Asam Nitrat dan Sodium Klorida di Indonesia Konsumsi Sodium Nitrat berdasarkan Industri

Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride Kapasitas Ton/ Tahun

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI METANA DAN BELERANG KAPASITAS TON/TAHUN

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL AKRILAT DARI ASAM AKRILAT DAN N-BUTANOL MENGGUNAKAN DISTILASI REAKTIF KAPASITAS 60.

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLONITRILE DENGAN PROSES DEHIDRASI ETHYLENE CYANOHYDRINE KAPASITAS TON/TAHUN

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

CH 3 -O-CH 3. Pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Styrofoam bekas dengan Proses Direct Synthesis. Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Niniek Fajar Puspita, M.

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON / TAHUN

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

PRARANCANGAN PABRIK ANILINE

TUGAS PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES HALDOR TOPSOE KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTIL FTALAT DARI FTALAT ANHIDRIDA DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN TANIN DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN

Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

V. SPESIFIKASI PERALATAN. Peralatan proses Pabrik Kalsium Klorida dengan kapasitas ton/tahun. Tabel 5.1. Tangki Penyimpanan HCl (B-01)

III. METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ALUMINIUM OKSIDA DARI BAUKSIT DENGAN PROSES BAYER KAPASITAS TON/TAHUN

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI BAHAN BAKU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN TUGAS AKHIR

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

PRARANCANGAN PABRIK BUTENA-1 DENGAN PROSES DEHIDROGENASI N-BUTANA KAPASITAS TON/TAHUN

V. SPESIFIKASI PERALATAN

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK METIL KLORIDA PROSES HIDROKLORINASI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan listrik.

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS TON / TAHUN

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PRARANCANGAN PABRIK METIL SALISILAT DARI METANOL DAN ASAM SALISILAT KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES

PRARANCANGAN PABRIK PHENYL ETHYL ALCOHOL DARI BENZENE DAN ETHYLENE OXIDE KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB VI ANALISIS EKONOMI. Pada perancangan pabrik bioetanol ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi

UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. Unit utilitas ( unit pendukung proses) merupakan sarana penunjang proses

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK SIKLOHEKSANA DENGAN PROSES HIDROGENASI BENZENA KAPASITAS TON PER TAHUN

VI. UNIT UTILITAS DAN LABORATORIUM

PRARANCANGAN PABRIK METHACROLEIN DARI PROSES OKSIDASI ISOBUTYLENE DAN UDARA KAPASITAS TON/TAHUN

PRA RANCANGAN UNIT STERILIZER PADA PABRIK KELAPA SAWIT UNTUK KAPASITAS PENGOLAHAN 30 TON/JAM

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS TON / TAHUN

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ISOPROPANOLAMIN DARI PROPILEN OKSIDA DAN AMONIAK KAPASITAS TON/TAHUN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES OKSIDASI TOLUENA DAN KATALIS KOBALT ASETAT KAPASITAS TON/TAHUN

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

V. SPESIFIKASI PERALATAN. Spesifikasi peralatan yang digunakan pada proses pembuatan Precipitated Calcium

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS TON/TAHUN

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit Dengan Modifikasi Proses Bayer dan Giulini

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON AKTIF DARI AMPAS BUAH MANGROVE (RHIZOPHORA MUCRONATA) KAPASITAS TON/TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

V. SPESIFIKASI PERALATAN

Transkripsi:

52 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik PEA adalah unit pengadaan air, unit pengadaan listrik, unit pengadaan udara tekan, unit pengadaan refrigerant, dan unit pengadaan bahan bakar. 1. Unit pengadaan air Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk pemenuhan kebutuhan air yang meliputi : air proses, air pendingin,air umpan boiler, air konsumsi serta sanitasi. 2. Unit pengadaan listrik Unit ini bertugas menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses, keperluan pengolahan air, peralatan elektronik atau AC, laboratorium dan instrumentasi, maupun untuk penerangan. 3. Unit pengadaan udara tekan Unit ini bertugas menyediakan udara tekan untuk instrumentasi alat kontrol. 4. Unit pengadaan steam dan bahan bakar Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan boiler dan generator. 5. Unit pengadaan refrigerasi Unit ini bertugas untuk memenuhi kebutuhan pendingin berupa chiller water yang digunakan untuk Heat Exchanger, koil reaktor. 52

53 4.1 Unit Pengadaan Air Sumber air yang digunakan dalam pabrik diperoleh dari Sungai Cisadane yang tidak jauh dari lokasi pabrik. Air ini digunakan sebagai air proses, air pendingin, air umpan boiler, air sanitasi. Tahapan pengolahan air sungai adalah sebagai berikut : 1. Pengendapan awal; 2. Pengendapan dengan cara koagulasi; 3. Pemisahan dengan clarifier; 4. Pemisahan dengan sand filter. Untuk menghasilkan air umpan boiler diperlukan pengolahan lebih lanjut di alat kation exchanger, anion exchanger, dan deaerator. Kebutuhan air proses disajikan dalam tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Kebutuhan Air Proses No. Kode Alat Kebutuhan (L/jam) 1. M-01 308,62 Total 308,62 Sedangkan, kebutuhan air pendingin disajikan dalam tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Kebutuhan Air Pendingin No. Kode Alat Kebutuhan (L/jam) 1. CD-01 9.921,62 3. HE-03 1.052,85 Total 10.974,47 Make Up10% 1.097.45 Air Pendingin & Make Up total 12.071,93

54 berikut. Kebutuhan air umpan boiler disajikan dalam tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Kebutuhan Air Umpan Boiler No. Kode Alat Kebutuhan (L/jam) 1. RB-01 144,48 2. EV-01 11.926 Total 12.070,88 Make up air umpan boiler(20%) 2.414,2 Kebutuhan air konsumsi umum dan sanitasi disajikan dalam tabel 4.5 Tabel 4.4 Kebutuhan Air Konsumsi Umum dan Sanitasi No. Keterangan Kebutuhan (L/jam) 1. Perkantoran 2,93 2. Laboratorium 2,93 3. Kantin 2,93 4. Air hidran/taman 2 5. Air poliklinik 1,25 Total 12,05 Total kebutuhan make up air sungai yang harus disediakan disajikan dalam tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Kebutuhan Air Sungai No Keterangan Kebutuhan (L/jam) Persentase 1 Air proses 308,62 2,08% 2 Air pendingin 12.071,93 81,53% 3 Make up air umpan boiler 2.414,18 16,30% 4 Air konsumsi dan sanitasi 12,05 0,08% Total Kebutuhan 14.806,77 100% Dengan demikian, kebutuhan spesifik air adalah 6,07 liter/kg produk.

55 Skema pengolahan air sungai disajikan pada gambar IV.1. Air sungai Screening Bak pengendap Koagulan Lar. Kapur Lar. Tawas Flokulator Clarifier Sand Filter Kalsium hipoklorit Klorinasi Sludge Bak Penampung Air Bersih Air Sanitasi Cooling Tower Alat Proses Air proses Kation Exchanger Boiler Tangki Umpan Boiler Deaerator Air Umpan Boiler Demin Water Anion Exchanger Gambar 4.1 Skema Pengolahan Air Sungai 4.2 Unit Pengadaan Steam dan Bahan Bakar Pemenuhan kebutuhan steam yaitu dengan menggunakan 1 buah boiler. Bahan bakar boiler adalah batubara. Steam yang dihasilkan adalah superheated steam dengan suhu 200 o C dan tekanan 14,692 psi. Kebutuhan steam total adalah 10.176,94 kg/jam. Kebutuhan spesifik steam sebesar 1,92kg/kg produk. Spesifikasi boiler tercantum pada Tabel 4.6 berikut.

56 Spesifikasi Tabel 4.6 Spesifikasi Boiler Keterangan Tipe Fired tube boiler Jumlah 1 Tekanan, kpa 101,325 Suhu, o C 200 Kapasitas, kg/jam 10.176,94 Heating surface (m 2 ) 7.847,74 Kebutuhan bahan bakar, kg/jam 1.214,08 4.3 Unit Pengadaan Udara Tekan Udara tekan digunakan untuk pengendalian proses pada kran 31 buah control valve dengan kebutuhan udara tekan per valve 1,6990 Nm 3 /jam (www.epa.gov). Total kebutuhan udara tekan sebesar 63,2 Nm 3 /jam (tekanan 405 kpa dan temperatur 30 0 C) dengan kebutuhan spesifik 0,1 Nm 3 /kg produk. Spesifikasi kompresor yang digunakan untuk menghasilkan udara tekan adalah sebagai berikut. Spesifikasi Tabel 4.7 Spesifikasi Kompresor Keterangan Jenis Single Stage Reciprocating Compressor Jumlah 1 buah Kapasitas, m 3 /jam 63,2 Suction pressure, kpa 101 Discharge pressure, kpa 405 Efisiensi, % 80 Daya, HP 5 4.4 Unit Pengadaan Listrik Kebutuhan tenaga listrik di pabrik ini dipenuhi dari PLN dan diesel generator sebagai cadangan. Kebutuhan listrik pabrik ini meliputi keperluan

57 proses dan utilitas, laboratorium dan instrumentasi, penerangan, dan AC dengan daya total listrik pabrik sebesar 385 kw. Energi listrik yang dibutuhkan sebesar 0,45 kwh/kg produk. Kebutuhan listrik unit proses dan utilitas ditampilkan pada Tabel 4.8 dan kebutuhan pabrik total dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Utilitas Nama Alat Jumlah Total Daya (kw) PU-01 1 0,56 PU-02 1 1,21 PU-03 1 0,37 PU-04 1 0,56 PU-05 1 0,37 PU-06 1 0,56 PWT-01 1 0,37 PWT-02 1 0,37 PWT-03 1 1,12 PWT-04 1 0,37 PWT-05 1 0,37 PWT-06 1 0,75 PWT-07 1 0,75 PWT-08 1 0,37 PWT-09 1 0,75 PWT-10 1 0,37 PWT-11 1 0,37 PWT-12 1 1,12 Fan CT 1 8,95 Flokulator 1 0,37 Compressor Udara Tekan 1 3,73 Total 23,77

58 Tabel 4.9 Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Proses Nama Alat Jumlah Total Daya (kw) P-01 1 0,56 P-02 1 0,56 P-03 1 0,56 P-05 1 0,56 P-06 1 0,56 P-07 1 0,56 P-08 1 0,56 P-09 1 0,56 P-10 1 0,37 P-11 1 1,12 P-12 1 0,56 Bucket elevator 1 0,37 Belt conveyor 1 3,73 Reaktor 9 13,42 Mixer 1 7,46 Total 138,39 Diperkirakan kebutuhan listrik alat-alat tidak terdeskripsikan dan antisipasi kejadian tak terduga adalah 10% dari kebutuhan total. Maka kebutuhan daya listrik alat proses total adalah 178,92 kw. Tabel 4.10 Kebutuhan Listrik Total Pabrik No. Kebutuhan Daya (kw) Presentase (%) 1 Listrik proses dan utilitas 178,92 46,47 % 2 Listrik penerangan 186,12 48,34 % 3 Listrik AC 10,00 2,60 % 4 Listrik laboratorium dan instrumentasi 10,00 2,60 % Total 277,77 100,00 %

59 Spesifikasi generator yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Spesifikasi Generator Spesifikasi Keterangan Jenis AC Generator Daya/Tegangan, kw/volt 200; 400/230 Efisiensi, % 80 Bahan Bakar IDO Kebutuhan, L/jam 6,94 4.5 Unit Refrigerasi Unit ini bertugas untuk memenuhi kebutuhan chiller water yang akan digunakan untuk pendiginan di heat exchanger dan pendingin koil di reaktor. Jumlah Chiller Water yang dibutuhkan sebesar 261,98 kg/jam. Refrigerant yang digunakan adalah ammonia sebesar 18,14 kg/jam. 4.6 Unit Pengolahan Limbah 4.6.1 Limbah cair Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik ini antara lain limbah buangan sanitasi dan air berminyak dari alat-alat proses. Gambar 4.2 Diagram Alir Pengolahan Limbah Cair

60 1. Proses Equalisasi Pada proses ini limbah berupa air dan Phenyl Ethyl Alcohol dari semua kegiatan produksi ditampung dalam suatu bak dan didiamkan selama beberapa hari. Selama waktu pendiaman ini akan terjadi kenaikan ph dan timbul bau yang menyengat. Hal ini menandakan bahwa mikroorganisme telah melakukan aktifitasnya karena limbah ini kaya zat organik. 2. Proses Pengendapan Limbah cair yang berada dalam bak Equalisai dialirkan ke bak Pengendapan. Di sini padatan yang tidak larut diendapkan dan disaring melalui tumpukan pasir. Sebelum limbah dialirkan ke bak anaerob, air limbah ditambahkan kapur hingga phnya netral. 3. Bak Penampungan. Air limbah selanjutnya ditampung terlebih dahulu dan dibiarkan selama beberapa hari dan kemuidan dites kadar COD dan BODnya. Jika semua standar baku air limbah telah diketahui dan ada pada batas aman, air limbah ini akan dipompa keluar menuju sungai. 4. Proses Anaerob Dalam tahap ini polutan-polutan yang ada dalam limbah akan diuraikan mikroorganisme yang terdapat dalam lumpur dengan limbah dan didiamkan selama tiga bulan agar mikroorganisme dapat beradaptasi dengan kondisi limbah. Air limbah ini akan berada dalam bak anaerob selama tujuh hari.

61 5. Deodorisasi Proses selanjutnya adalah penghilangan bau air limbah dengan melewatkan pada bak yang berisi karbon aktif selama waktu tertentu. 6. Proses Aerob Air limbah yang ada dalam bak ini selanjutnya dilakukan aerasi untuk menambah kadar O2 dalam air limbah yang dimaksudkan untuk membunuh bakteri anaerob dan mengaktifkan bakteri-bakteri aerob. 4.6.2 Limbah gas Limbah gas berasal dari gas hasil pembakaran bahan bakar boiler berupa CO2 dan N2. Gas tersebut langsung dibuang ke lingkungan. 4.7 Laboratorium Laboratorium memiliki peranan sangat besar di dalam suatu pabrik untuk memperoleh data data yang diperlukan. Data data tersebut digunakan untuk evaluasi unit-unit yang ada, menentukan tingkat efisiensi, dan untuk pengendalian mutu. Pengendalian mutu atau pengawasan mutu di dalam suatu pabrik pada hakekatnya dilakukan dengan tujuan mengendalikan mutu produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar yang ditentukan. Pengendalian mutu dilakukan mulai bahan baku, saat proses berlangsung, dan juga pada hasil atau produk. Dengan pemeriksaan secara rutin juga dapat diketahui apakah proses berjalan normal atau

62 menyimpang. Jika produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka dengan mudah dapat diketahui atau diatasi. Laboratorium berada di bawah bidang teknik dan perekayasaan yang mempunyai tugas pokok antara lain : a. Sebagai pengontrol kualitas bahan baku dan produk b. Sebagai pengontrol terhadap proses produksi c. Sebagai pengontrol terhadap mutu air pendingin, air umpan boiler, dan lain lain yang berkaitan langsung dengan proses produksi Laboratorium melaksanakan kerja 24 jam sehari dalam kelompok kerja shift dan non-shift. 1. Kelompok shift Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisa analisa rutin terhadap proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya, kelompok ini menggunakan sistem bergilir, yaitu sistem kerja shift selama 24 jam yang dibagi menjadi 3 shift. Masing masing shift bekerja selama 8 jam. 2. Kelompok non-shift Kelompok ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang diperlukan di laboratorium. Dalam rangka membantu kelancaran pekerjaan kelompok shift, kelompok ini melaksanakan tugasnya di laboratorium utama dengan tugas antara lain : a. Menyediakan reagen kimia untuk analisa laboratorium b. Melakukan analisa bahan pembuangan penyebab polusi

63 c. Melakukan penelitian atau percobaan untuk membantu kelancaran produksi Dalam menjalankan tugasnya, bagian laboratorium dibagi menjadi : 1. Laboratorium fisik. 2. Laboratorium analitik. 3. Laboratorium penelitian dan pengembangan. 4.7.1 Laboratorium Fisik Bagian ini bertugas mengadakan pemeriksaan atau pengamatan terhadap sifat sifat bahan baku dan produk. Pengamatan yang dilakukan yaitu antara lain : Specific gravity Viskositas Kandungan bahan 4.7.2 Laboratorium Analitik Bagian ini mengadakan pemeriksaan terhadap bahan baku dan produk mengenai sifat sifat kimianya. Analisa yang dilakukan antara lain : Analisa komposisi produk utama Analisa komposisi bahan baku 4.7.3 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Bagian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian, misalnya diversifikasi produk, perlindungan terhadap lingkungan, pengolahan produk samping bila ada.

64 Di samping mengadakan penelitian rutin, laboratorium ini juga mengadakan penelitian yang sifatnya non rutin, misalnya penelitian terhadap produk di unit tertentu yang tidak biasanya dilakukan penelitian guna mendapatkan alternatif lain terhadap penggunaan bahan baku. Alat analisa penting yang digunakan antara lain : 1. Water content tester, untuk menganalisa kadar air. 2. Hidrometer, untuk mengukur specific gravity. 3. Viscometer, untuk mengukur viskositas produk.