PERAN PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATEMATICS EDUCATION (RME)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas belajar merupakan hal penting yang wajib dilakukan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 55 Kota Bima

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2.

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencoba menjawab tingkat pemahaman siswa dalam

JEMBER TAHUN PELAJARAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

PROSIDING ISBN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XIX/November 2015

DAFTAR ISI. A. Kajian Teori... 8

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA MATERI SEGIEMPAT PADA SISWA SMP NEGERI 5 GERUNG

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dugunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

Transkripsi:

Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol. 2 No 04 Juli 2017 PERAN PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATEMATICS EDUCATION (RME) PADA PENINGKATAN AKTIFITAS dan HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAGI SISWA KELAS IX F SMP N 2 TEGOWANU TAHUN PELAJARAN 20152016 Ribut Tri Pujiastuti ABSTRAKSI Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dapat dipecahkan dengan pendekatan realistic mathematics education dengan mengelola proses pembelajaan. Pendekatan pembelajaran ini sangat menarik untuk dikembangkan karena berbasis kerjasama antar individu dalam kelompok dan saling ketergantungan, dapat memberikan pengalaman belajar dan kecakapan hidup, dan mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Pendekatan realistic mathematics education dalam mengelola pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Realistic Mathematics Education (RME), Peningkatan Aktivitas, Hasil Balajar Matematika Bangun Ruang Sisi Lengkung PENDAHULUAN Kondisi awal hasil belajar matematika tentang bangun ruang sisi lengkung siswa kelas XI F SMP Negeri 2 Tegowanu Grobogan Tahun Pelajaran 20152016 masih rendah. Nilai ratarata ulangan harian hanya mencapai di bawah KKM dengan tingkat ketuntasan sebesar 46%. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IX F tersebut dikarenakan dalam mengelola proses pembelajaran di kelas belum menerapkan model pembelajaran yang tepat serta belum melibatkan aktivitas belajar siswa secara maksimal. Perhatian dan hubungan dua arah yang diberikan oleh guru belum mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Kondisi seperti ini menjadikan siswa tidak mampu mengembangkan potensi dirinya dalam belajar matematika. Keadaan seperti ini menjadi permasalahan yang harus dicari cara yang tepat untuk menyelesaikannya. Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dapat dipecahkan dengan pendekatan realistic mathematics education dengan mengelola proses pembelajaan. Pendekatan pembelajaran ini sangat menarik untuk dikembangkan karena berbasis kerjasama antar individu dalam kelompok dan saling ketergantungan, dapat memberikan pengalaman belajar dan kecakapan hidup, dan mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Pendekatan realistic mathematics education dalam mengelola 110

pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rumusan masalah yang diangkat adalah apakah melalui penerapan pendekatan realistic mathematics education (RME) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil balajar matematika bangun ruang sisi lengkung bagi siswa kelas IX F SMP N 2 Tegowanu tahun pelajaran 20152016? Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada siswa kelas IX F SMP N 2 Tegowanu semester ganjil Tahun Pelajaran 2015 2016, dengan Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Tujuan penelitian ini secara adalah : Mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Tegowanu semester ganjil Tahun Pelajaran 2015 2016 pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. Manfaat penelitian ini bagi guru sebagai masukan bahwa pendekatan realistic mathematics education dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika. Bagi siswa memberikan kemampuan untuk berhubungan dengan teman dalam membangun pengetahuan yang dimilikinya melalui pendekatan realistic mathematics education. KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Hakekat Belajar Teori kontruktivisme dalam Sumiati dan Asra (2008:15) mengatakan, Belajar adalah perubahan proses mengkontruksi pengetahuan berdasarkan pengalamannnya sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Bruner dalam Reys dkk, dalam Suryadi (2007:164) berpandangan bahwa belajar merefleksikan suatu proses sosial yang didalamnya anak terlibat dalam dialog dan diskusi baik dengan diri mereka sendiri maupun orang lain termasuk guru sehingga mereka berkembang secara intelektual. Berdasarkan keterangan diatas peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mencapai suatu tujuan sehingga terjadi perubahan tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik.perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan,pemahaman,ketrampilan,sikap yang secara umum terangkum dalam perilaku yang bersifat cenderung menetap. Hasil Belajar Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan hasil kegiatan dari belajar matematika dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perilaku atau pembelajaran yang dilakukan siswa. Hasil belajar siswa diukur mengacu pada tujuan pembelajarannya. Tujuan 111

pembelajarannya dikembangkan dan disusun berdasarkan ranah kognitif Bloom yang meliputi (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Analisis, (5) Sintesis, dan (6) Evaluasi. Hasil belajar mencerminkan tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Hasil belajar menurut Wingo dalam Sumiati dan Asra (2007:41) Realistic Mathematics Education Matematika realistik yang dimaksudkan dalam hal ini adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalahmasalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsepkonsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Pembelajaran matematika realistik di kelas berorientasi pada karakteristik RME, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menemukan kembali konsepkonsep matematika. Dan siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan konsepkonsep matematika untuk memecahkan masalah seharihari. Karakteristik RME menggunakan: konteks dunia nyata, modelmodel, produksi dan kontruksi siswa, interaktif dan keterkaitan. (Trevers dan Van HeuvelPanhuizen dalam Suryadi 2007:177). Menggunakan konteks dunia nyata yang tidak hanya sebagai sumber matematisasi tetapi juga sebagai tempat untuk mengaplikasikan kembali matematika. Pembelajaran matematika realistik diawali dengan masalahmasalah yang nyata, sehingga siswa dapat menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung. Proses pencarian (inti) dari proses yang sesuai dari situasi nyata yang dinyatakan oleh De Lange dalam Krismanto 2003:12 sebagai matematisasi konseptual. Dengan pembelajaran matematika realistik siswa dapat mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian siswa juga dapat mengaplikasikan konsepkonsep matematika ke bidang baru dan dunia nyata. Oleh karena itu untuk membatasi konsepkonsep matematika dengan pengalaman seharihari perlu diperhatikan matematisasi pengalaman seharihari dan penerapan matematika dalam seharihari. Kerangka Berfikir Pada peneltian ini menggunakan 2 siklus, dalam setiap siklus terdapat empat komponen yaitu perencanaaan,tindakan,pengamatan dan refleksi.siklus pertama siswa dibagi untuk beberapa kelompok. Pada tahap ini perencanaan guru membangun pengetahuan awal dengan cara mengingat 112

kembali materi bangun ruang sisi lengkung dengan pendekatan RME. Tahap tindakan dengan menggunakan media LKS siswa melakukan kegiatan secara aktif bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah dengan caranya masingmasing sesuai dengan kemampuan awal dan hasil eksplorasi yang mereka lakukan. Tahap pengamatan siswa mempresentasikan hasil kerja dan kelompok lain menanggapi, guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tentang luas permukaan dan volume tabung,kerucut dan bola. Tahap refleksi guru memberikan penjelasan mengenai luas permukaan tabung,kerucut dan bola yang bertujuan untuk memberikan penguatan kepada siswa mengenai konsep yang dipelajari. Selanjutnya guru memberikan soal aplikasi yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume tabung, kerucut dan bola. Dengan pembelajaran metode RME diharapkan memiliki beberapa kelebihan antara lain:1) Meningkatkan kemampuan berfikir siswa; 2) Meningkatkan komunikasi siswa; 3) Meningkatkan rasa percaya diri siswa; 4) Meningkatkan kebersamaan antar siswa; 5) Meningkatkan kompetisi antar siswa. Pada siklus 2 dilakukan perbaikan dan penyempurnaan tindakan. Sehingga diharapkan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, peneliti menduga bahwa pemanfaatan pendekatan RME dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar Bangun Ruang Sisi Lengkung pada siswa kelas IXF SMP Negeri 2 Tegowanu semester ganjil. Pemanfaatan pendekatan RME dapat meningkatkan Hasil Belajar Bangun Ruang Sisi Lengkung pada siswa kelas IXF SMP Negeri 2 Tegowanu semester ganjil tahun pelajaran 20152016. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tegowanu. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXF SMP Negeri 2 Tegowanu Tahun Pelajaran 2015 2016 yang berjumlah 33 orang. Karakteristik kelas tersebut kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran yang ditandai dengan sedikitnya siswa untuk berinisiatif untuk mengajukan ide, pertanyaan, tanggapan maupun jawaban selama proses belajar mengajar berlangsung. Waktu penelitian dimulai bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan Desember 2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam 113

sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2008:3) Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil dengan bahasan Bangun ruang sisi lengkung. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I terdiri dari 4 pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit untuk tiap pertemuan.siklus II terdiri dari 5 pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Proses pembelajaran menggunakan pengembangan konsep dan ide matematika yang dimulai dari dunia nyata disebut Matematisasi Konsep dan memiliki model skematis. Proses pembelajarannya adalah sebagai berikut (De Lange,1996): (a) Dunia Nyata,(b) Matematisasi dan Refleksi,(c)Abstraksi dan Formalisasi, (d) Matematisasi dalam Aplikasi. Sedangkan rancangan tindakan mengacu pada tahapan yang lazim yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)Pengamatan dan (4) Refleksi. Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, peneliti menggunakan tiga macam instrumen, masingmasing dirinci sesuai dengan tujuan dan prosedurnya1).tes hasil belajar yang diberikan berupa tes hasil evaluasi belajar dengan bentuk soal uraian, diberikan di setiap akhir siklus. Tes ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.2). Pedoman observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama dilakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan RME.3). Angket siswa digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan RME. Teknik analisis data yang telah terkumpul dari hasil observasi, tes tertulis dan angket diolah dan dihitung berdasarkan persentase. Sikap dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dengan pendekatan RME dapat diketahui dengan angket yang diisi siswa setelah dilaksanakan proses pembelajaran siklus I dan siklus II. Pengolahan data hasil observasi dilakukan dengan cara menghitung persentase komponen yang diobservasi. Data tentang sikap dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dengan pendekatan RME dapat diketahui dengan hasil angket yang diisi siswa setelah dilaksanakan proses pembelajaran siklus I dan siklus II yang diprosentase. 114

Tabel 1. Hasil Pengamatan terhadap Kemampuan Guru dalam Pembelajaran NO ASPEK PENGAMATAN SKOR SIKLUS 1 SIKLUS 2 RATARATA 1 Kesesuaian dengan skenario pembelajaran 3,5 3,5 3,5 2 Membimbing dan mengarahkan siswa untuk 3 3.5 3,25 berpartisiapasi aktif dalam pembelajaran 3 Pemantapan materi setelah presentasi siswa 3,5 4 3,75 4 Kemampuan mengevaluasi 4 4 4 5 Pemberian Penghargaan 3 3,5 3,25 Ratarata 3,4 3,7 3,55 Keterangan Skor : 1 = Kurang 2= Sedang 3=Baik 4=Baik Sekali Data Angket yang diperoleh dari hasil isian siswa, dihitung dengan tabulasi dan alternatif jawaban yang diberikan dalam tabel berikut : Tabel 2. Rekapitulasi Jawaban pertanyaan: NO URAIAN JAWABAN SS S TS STS Persenta se 1 Saya selalu mempelajari matematika sebelum dipelajari 20 7 3 3 81% di kelas 2 Saya berusaha berada dikelas beberapa menit sebelum 21 3 9 75% pembelajaran matematika dimulai 3 Saya merasa senamg belajar matematika 20 5 8 76% 4 Saya merasa waktu begitu cepat bila sedang mengikuti 19 3 10 1 69% pembelajaran matematika 5 Karena matematika mata pelajaran wajib maka terpaksa 23 2 8 76% saya mengikutinya 6 Saya sering mencari alasan agar diijinkan untuk tidak 23 1 8 1 73% mengikuti pelajaran matematika 7 Saya merasa senang mengerjakan LKS yang berkaitan 21 2 10 71% dengan pengalaman seharihari 8 Dengan pembelajaran seperti ini, saya berani 25 1 7 80% mengemukakan pendapat 9 Dengan pembelajaran seperti ini,saya lebih mudah 25 2 6 82% mengerti konsep matematika 10 Dengan pembelajaran seperti ini, saya dapat 24 1 8 78% menyelesaikan masalah matematika dengan mudah 11 Saya merasa senang dan tertantang untuk mengerjakan 24 9 75% soal latihan guru 12 Saya merasa terpaksa mengerjakan soal latihan,karena 24 9 74% selalu diperhatikan guru 13 Jika proses pembelajaran matematika seperti ini terus 25 2 6 83% dilakukan, saya merasa ingin terus belajar matematika dengan baik 14 Saya merasa senang jika setiap akhir pelajaran 24 9 75% matematika diberikan tugas rumah 15 Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran seperti ini untuk bahasan matematika yang lainnya 26 7 79% Hasil Angket diinterpretasikan berdasarkan pendapat Kuntjaraningrat dalam Suherman (2008:6) sebagai berikut: 115

0% : tidak ada 1% 25% : sebagian kecil 26% 49% : hampir setengahnya 50% : setengahnya 51% 75% : sebagian besar 76% 99% : pada umumnya 100% : seluruhnya Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penilaian dengan tes (data hasil belajar siswa). Dalam penelitian ini yang dapat dijadikan tolok ukur adalah apabila terjadi peningkatan nilai ratarata kelas dari setiap siklus, atau hasil belajar matematika secara klasikal siswa yang memperoleh nilai 6,50 minimal 85% dari jumlah siswa. Penilaian non tes. Penilaian non tes ini untuk memantau aktivitas siswa dan guru, mengetahui sikap dan tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan pendekatan RME. Siswa dan guru dikatakan aktif apabila aktivitas siswa dan dalam pembelajaran 75% yang diukur dengan melihat lembar observasi siswa dan guru. Sikap siswa dikatakan baik jika hasil interprestasi angket siswa 75%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I Pada tahap perencaaan (fase dunia nyata) dilakukan kegiatan apersepsi, guru membangun pengetahuan awal dengan cara mengingat kembali materi bangun ruang sisi lengkung yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian guru memberikan gambaran bahwa dengan pendekatan RME akan membawa siswa pada pembelajaran yang mudah dan mengasyikkan. Kemudian guru membagikan LKS yang berisi masalah nyata yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Tahap berikutnya adalah penerapan (fase matematisasi) yaitu dengan menggunakan media LKS, siswa melakukan secara aktif bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah dengan caranya masingmasing sesuai dengan kemampuan awal dan hasil eksplorasi yang mereka lakukan. Sedangkan guru mengamati, memotivasi, memfasilitasi kerja siswa dan kadang membantu seperlunya kepada siswa yag mengalami kesulitan. Kegiatan selanjutnya adalah tahap observasi dan evaluasi (fase abstraksi dan formalisasi) yaitu guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, sementara siswa lainnya menanggapi hasil presentasi temannya tersebut.setelah presentasi disajikan, guru bersama siswa mengkaji dan mengklarifikasi penyelesaian masalah 116

hasil presentasi di depan kelas. Dengan mempertimbangkan beberapa variasi jawaban siswa, guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tetang luas permukaan tabung,kerucut dan bola. Tahap refleksi (fase matematisasi dalam aplikasi) yaitu guru memberikan penjelasan mengenai luas permukaan tabung, kerucut dan bola, yang bertujuan untuk memberikan penguatan kepada siswa mengenai konsep yang dipelajari. Selanjutnya guru memberikan soal aplikasi yang berkaitan dengan luas permukaan tabung, kerucut dan bola. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Hasil Penelitian Siklus II Pada tahap ini dilakukan kegiatan identifikasi masalah dan analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat pada proses pembelajaran siklus I. Berdasarkan identifikasi masalah pada proses pembelajaran siklus I, hasil refleksi pada siklus I dipakai untuk pijakan dalam merencanakan tindakan siklus II Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Setelah diadakan penelitian dari siklus ke siklus didapat data hasil pengamatan aktivitas siswa dari masingmasing siklus sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa NO FASE BANYAK SIKLUS I BANYAK SIKLUS II SISWA SISWA 1 Dunia Nyata 24 72% 26 79% 2 Matematisasi dan refleksi 22 65% 25 75% 3 Abstraksi dan formalisasi 20 61% 24 72% 4 Matematisasi dalam aplikasi 21 63% 26 78% Ratarata 65% 76% Perbaikan yang dilakukan pada siklus 1 : 1) Memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan, menanggapi dan mengajukan pertanyaan kepada guru.2) Memberikan dukungan dan kesempatan lebih banyak kepada siswa yang tampak masih pasif. 3). Pada fase matematisasi dan refleksi, guru memberikan perhatian dan bimbingan lebih pada siswa belum kooperatif dalam berpendapat, saling bertanya dan menjelaskan dan dalam menanggapi pendapat temannya.4). Menciptakan kondisi yang nyaman dan aman bagi siswa yang tidak responsif terhadap tawaran guru untuk tampil di depan kelas. 5).Guru lebih 117

meningkatkan bimbingan dan bantuan terhadap aktivitas siswa dalam proses abstraksi dan formalisasi. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep bangun ruang sisi lengkung. Dari data hasil tes formatif yang dilakukan pada setiap akhir siklus, dilakukan analisis deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun klasikal. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tabel 4. Ketuntasan Belajar Siswa Setelah dilakukan Tindakan Kelas NILAI SIKLUS I SIKLUS II JUMLAH % JUMLAH % 3140 4150 5160 6170 7180 8190 91100 4 6 7 16 12 18 22 48 4 2 10 1 16 12 6 30 4 48 Jml nilai 2540 100 2679 100 Rataan 76,96 81,18 Ketuntasan Belajar Hasil evaluasi Siklus I dan II Individual : Dari peserta tes yang jumlahnya 33 siswa, 23 siswa dinyatakan tuntas belajar dan 28 siswa tuntas pada siklus 2 Klasikal : Persentase jumlah siswa yang tuntas belajar 70% dan 85% pada siklus 2 Data hasil tanggapan siswa setelah pembelajaran dan pemberian tes selesai dilaksanakan, siswa diberi angket untuk mengetahui tanggapan siswa setelah penerapan model pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan memberikan tanda Chek List pada kolom yang tersedia. Subyek penelitian sebanyak 33 orang siswa yang mengisi angket. Berdasarkan tabel 4 dapat didiskripsikan sebagai berikut: 118

Tabel 5. Persentase Motivasi Belajar Siswa NO PERTANYAAN PERSENTASE 1 Saya selalu mempelajari matematika sebelum dipelajari di kelas 81 2 Saya berusaha berada di kelas beberapa menit sebelum pembelajaran 75 matematika dimulai 3 Saya merasa senang belajar matematika 76 4 Saya merasa waktu begitu cepat bila sedang mengikuti pembelajaran 69 matematika 5 Karena matematika mata pelajaran wajib, maka sya terpaksa mengikutinya 76 6 Saya sering mencari alasan agar diijinkan untuk tidak mengikuti pelajaran 73 matematika 7 Saya merasa senang mengerjakan LKS yang berkaitan dengan pengalaman 71 seharihari 8 Dengan pembelajaran seperti ini,saya berani mengemukakan pendapat 80 9 Dengan pembelajaran seperti ini, saya lebih mudah mengerti konsep 82 matematika 10 Dengan pembelajaran seperti ini, saya dapat menyelesaikan masalah 78 matematika dengan mudah 11 Saya merasa senang dan tertantang untuk mengerjakan soal latihan dari 75 guru 12 Saya merasa terpaksa mengerjakan soal latihan, karena selalu diperhatikan 74 guru 13 Jika proses pembelajaran matematika seperti ini terus dilakukan, saya 83 merasa ingin terus belajar matematika 14 Saya merasa senang jika setiap akhir pelajaran matematika diberikan tugas 75 rumah 15 Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran seperti ini untuk 79 bahasan matematika yang lainnya Jumlah 1147 Ratarata 76,46 Kriteria Pada umumnya Pembahasan Aktivitas Guru dan Siswa Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan RME, menunjukkan bahwa aktivitas mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus II secara berurutan sebesar 65% dan 76%. Aktivitas siswa pada penelitian tindakan kelas ini ditetapkan sebesar 75%. Berdasarkan indikator kinerja tersebut, maka aktivitas siswa tercapai pada siklus II. Grafik 1. Peningkatan Aktivitas Siswa Tiap Siklus GRAFIK PERSENTASE AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I SIKLUS II 72 79 65 75 61 72 63 78 Dunia Nyata Matematisasi dan refleksi Abstraksi dan formalisasi Matematisasi dan aplikasi 1 2 3 4 119

Data hasil belajar siswa menunjukkan bahwa hasil analisis belajar siswa yang disajikan pada tabel 4.8 tampak bahwa nilai ratarata jumlah siswa yang tuntas dan ketuntasan belajar secara klasikal dari hasil evaluasi siklus I dan hasil evaluasi siklus II mengalami peningkatan. Grafik 2. Ketuntasan Belajar Klasikal tiap siklus GRAFIK KETUNTASAN BELAJAR Jumlah siswa yang tuntas 70 Prosenatase Ketuntasan Klasikal 85 23 28 siklus 1 siklus 2 Pada siklus I, nilai ratrata mencapai 77 dengan ketuntasan secara klasikal 70%.Pada siklus II nilai ratarata kelas mencapai 81 dengan jumlah siswa yang tuntas mengikuti pembelajaran sebanyak 26 orang, maka ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah mencapai 85%.Jadi pada siklus II ketuntasan belajar telah mencapai indikator keberhasilan yang mengharapkan secara klasikal nilai 65 mencapai 85%. Tanggapan siswa didapat berdasarkan angket yang disebar kepada siswa diakhir penelitian. Hasil jawaban angket yang diberikan keseluruh siswa kelas IXF dapat diperoleh ratarata 76,46 dengan kriteria pada umumnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan pada hasil penelitian dan pembahasan didapat simpulan sebagai berikut: Pembelajaran dengan pendekatan RME dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini ditunjukkan dari hasil observasi tindakan ratarata aktivitas siswa berurutan dari siklus I dan siklus II adalah 65% dan 76%. Pembelajaran dengan pendekatan RME dapat meningkatkan hasil belajar 120

siswa, hal ini tampak dari nilai hasil evaluasi siklus I ratarata adalah 77 dan prosentase ketuntasan belajar sebesar 70 %, nilai ratasata siklus II 81 dan persentase ketuntasan belajar 85%. Pembelajaran dengan pendekatan RME pada umumnya mendapat tanggapan positif dari siswa, dapat ditunjukkan dengan ratarata persentase angket tanggapan siswa sebesar 76,46% Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyampaikan beberapa saran agar pembelajaran dengan pendekatan RME dapat berhasil, yaitu:1). Guru hendaknya dapat mengajukan masalah nyata yang sesuai dengan lingkungan sekitar sekolah berada sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa. 2).Guru disarankan untuk memperhatikan alokasi waktu untuk tiaptiap fase, disesuaikan dengan tingkat materi yang akan disampaikan.3) Guru hendaknya memberikan perhatian yang menyebar dalam memfasilitasi, membimbing, membantu dan memberikan perhatian kepada siswa. DAFTAR PUSTAKA Asra,Sumiati,2007 Metode Pembelajaran Pendekatan Individual,Rancaekek Kencana: Bandung Abba, Nurhayati, 2000 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berorientasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Surabaya: PPS Universitas Negeri Surabaya Amin,Moh,2011,Panduan Praktis Penelitian Tindakan Kelas,Inspirasi Grobogan Aqib,Zaenal dkk, 2008,Penelitian Tindakan Kelas,CV Yrama Widya.Jakarta Beaulieu, Danie, 2008 TeknikTeknik yang Berpengaruh di Ruang Kelas, PT Indeks,Jakarta Hamdani,2011,Strategi Belajar Mengajar,CV Pustaka Setia, Bandung Ibrahim, Muslimin, Rachmadiarti, Fida,Nur, Muhammad,Ismono. 2000 Pembelajaran Kooperatif.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Lie,Anita,2010, Cooperative Learning,PT Grasindo Jakarta Lusita,A,2012,Jurus Sukses menjadi Guru Kreatif,Inspiratif dan Inovatif,Araska,Jogjakarta Saragih,2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi melalui Pendekatan Matematika Realistik pada siswa SMP Kelas VII Langsa,Paradikma Jurnal Pendidikan Matematika Pascasarjana Unversitas Negeri Medan,Medan Shadiq,Fadjar,2010,Pembelajaran Matematika dengan pendekatan Realistik SMP,PPPPTK Matematika,Jogjakarta Silberman,Mel,2009 Active Learning,Insan Madani,Jogjakarta,Jakarta Slametto,2003,Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya,Rineka Cipta,Jakarta Suryabrata,Suryadi, 2006,Metodologi Penelitian,Raja Grafindo Persada,Jakarta Suryadi,2003,Inovasi Pembelajaran Menggunakan Metode CTL,Rineka Cipta,Jakarta 121