BAB I PENDAHULUAN. yang bias meningkatkan kesejahteraan mereka. berbeda. Artinya terjadi kesenjangan harapan (expectation gap) yang bias

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. harta yang berharga bagi perusahaan (Intangible Assets) serta berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak negara maju.

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perbaikan diri secara terus menerus (Continous Improvement).

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh PT BANK LAMPUNG KCU saat ini

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan alat yang disebut pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini mengalami perubahan lingkungan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. yang lainnya menjadi sangat pelik dan kompetitif, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. ekstrim. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan abad

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad informasi saat ini, kita dihadapkan pada semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

ditetapkan sebelumnya agar mencapai tindakan dan hasil yang diinginkan. Penilaian

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. KERETA API INDONESIA DAOP VII MADIUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

BAB I PENDAHULUAN. sosial juga menerapkan prinsip-prinsip ekonomi. Hal itu karena rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bisa menyediakan public goods and services dalam memenuhi hak setiap

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder

BAB I. Pendahuluan Visi, Misi dan Tujuan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu bentuk sektor publik yang merupakan bagian dari perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

Farah Esa B

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan dari kinerjanya. Guna mencapai target tersebut perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan global,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan hasil yang optimal serta mampu menjaga kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Ukuran kinerja tradisional menggunakan kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang sehat. perusahaan yang dimana aktivitas manajemen sangat berperan

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan alat untuk meningkatkan kualitas bangsa

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya perdagangan bebas yaitu : era Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Banyaknya komentar masyarakat tentang keberhasilan dan ketidakberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya, menunjukan harapan dan kepedulian publik yang harus direspon (Mahsun, 2002). Para pengelola pemerintahan sering mempunyai mindset bahwa ukuran keberhasilan suatu instansi pemerintah ditekankan pada kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Sementara masyarakat mengharapkan keberhasilan pemerintah dalam tindakan nyata yang bias meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun antara harapan terhadap kinerja instansi pemerintah dengan apa yang dilakukan oleh para pengelola dan pejabat pemerintah sering berbeda. Artinya terjadi kesenjangan harapan (expectation gap) yang bias menimbulkan ketidak harmonisan antara instansi pemerintah dengan para direct user dari masyarakat. Pengaplikasian akuntansi sektor publik sangat diperlukan dalam mewujudkan akuntabilitas publik untuk mencapai good governance. Orientasi pembangunan sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan good governance antara lain transparency, responsiveness serta accountability. Dari karakteristik tersebut terdapat tiga hal yang dapat diperankan oleh akuntansi 1

2 sektor publik yaitu terwujudnya transparasi, value for money dan akuntabilitas (Mardiasmo, 2006). Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntabilitas publik yang meliputi akuntabilitas program, terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal (Mardiasmo,2002). Salah satu aspek pentingnya alat ukur kinerja perusahaan adalah bahwa alat ukur kinerja perusahaan dipakai oleh pihak manajemen sebagai dasar untuk melakukan pengambilan keputusan dan mengevaluasi kinerja manajemen serta unit-unit terkait di lingkungan organisasi perusahaan. Begitu pula sebaliknya bagi organisasi, alat ukur ini dipakai oleh organisasi untuk melakukan koordinasi antara para manajer dengan tujuan dari masing-masing bagian yang nantinya akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasarannya (Kussetya, 2000). Penerapan Balanced secorecard pada PT. PLN Persero merupakan hal yang penting mengingat selama ini sistem pengukuran kinerja yang diterapkan hanya menghitung pencapaian target yang sudah ditentukan yang tidak relevan lagi untuk abad informasi saat ini. Model akuntansi keuangan ini seharusnya dikembangkan dengan mengikutsertakan penilaian atas aktiva intelektual seperti: produk dan jasa yang bermutu tinggi, para pekerja yang

3 memiliki motivasi dan kemampuan tinggi, proses internal dan responsif dan dapat diprediksi serta pelanggan yang puas dan loyal. Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1990) memperkenalkan suatu metode sistam penilaian kinerja yang dikenal dengan Balanced Secorecard. Balanced Scorecard merupakan sistem pengukuran kinerja yang tetap menitik beratkan ukuran keuangan sebagai pengukur terhadap keberhasilan tindakan manajemen masa lalu dan menambahkan ukuran ukuran dalam perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang merupakan pemicu kerja dimasa yang akan datang. Dengan keempat perspektif tersebut diharapkan perusahaan dapat menentukan dan menterjemahkan visi, misi dan setrategi perusahaan kedalam pelaksanaan operasional. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard yang memadukan pengukuran finansial dan pengukuran non finansial sangat cocok untuk mengukur kinerja lembaga atau organisasi sektor publik. Balanced scorecard terdiri empat perspektif yaitu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan & Norton, 1996). Balanced scorecard juga sebagai metode pendekatan manajemen strategi yang digunakan untuk memantau perkembangan kinerja perusahaan yang ingin survive dalam lingkungan bisnis yang semakin komplek yang tidak hanya memfokuskan ukuran keuangan saja, tatapi juga ukuran yang terintegrasi, sehingga dapat mengkaitkan dengan perspektif pelanggan saat ini,

4 proses bisnis internal dan pembelajaran untuk pencapaian keuangan dalam jangka panjang (Rachmawati, 2004). Penelitian yang dilakukan Hesti (2005) pada PT Telkom Kandatel Purwokerto, dengan menggunakan sampel 100 orang responden (pelanggan) dan 47 orang responden karyawan. Penelitian tersebut menemukan bukti bahwa kinerja PT Telkom Kandatel Purwokerto dinilai dari perspektif keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal sudah baik, sedangkan untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran kinerja PT Telkom Kandatel Purwokwrto belum baik. Penelitian Silvianingrum (2007) pada PT KAI Purwokerto, dengan metode pengukuran yang sama, menyimpulkan bahwa kinerja PT. KAI Purwokerto pada perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dinilai sudah baik. Sedangkan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menemukan bukti bahwa produktifitas karyawan mengalami peningkatan yang berarti produktifitas karyawan baik walaupun dengan dukungan sistem informasi manajemen (komputerisasi) yang belum efektif. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian oky silvianingrum (2007). Perbedaan penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian sebelumnya yaitu pada obyek penelitian. Penelitian terdahulu mengambil obyek pada PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (DAOP) V Purwokwrto, sedangkan pada penelitian ini mengambil obyek pada PT PLN (persero) UPT Purwokerto.

5 Penggunaan listrik saat ini sudah hampir menjadi keharusan, masalahnya jalur tenaga listrik tidaklah bersih namun banyak gangguan seperti fluktuasi tegangan atau bahkan terputusnya tenaga listrik serta pemadaman bergilir yang akhir-akhir ini terjadi. Di rektur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi DESDM, J Purwono mengatakan dalam Koran Tempo (2009) masalah yang dihadapi PLN bukanlah keterbatasan investasi, melainkan kesulitan arus kas. Masalah ini merupakan persoalan kemampuan manajemen mengelola keuangan. Tarif Solusi merupakan program Penyambungan Pola Solusi yang coba diberikan PLN kepada pelanggan dengan membebankan biaya penyambungan baru dan penambahan daya sampai 100 persen. Biaya pemasangan baru dan penambahan daya tersebut naik dari sekitar di bawah Rp 1 juta menjadi Rp 2,6-2,8 juta. Kebijakan tersebut diberlakukan sejak awal 2009. Dengan adanya masalah-masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja PT PLN (Persero) UPT Purwokerto dengan metode Balanced Scorecard.

6 1.2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah kinerja PT PLN (persero) UPT Purwokerto dinilai sudah baik dilihat dari perspektif keuangan? 2. Apakah kinerja PT PLN (persero) UPT Purwokerto dinilai sudah baik dilihat dari perspektif pelanggan? 3. Apakah kinerja PT PLN (persero) UPT Purwokerto dinilai sudah baik dilihat dari perspektif bisnis internal? 4. Apakah kinerja PT PLN (persero) UPT Purwokerto dinilai sudah baik dilihat dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran? 1.3. PEMBATASAN MASALAH Untuk membatasi pembahasan dalam penelitian ini dapat sesuai dengan yang diharapkan, maka peneliti membatasi permasalahan pada beberapa hal yang termasuk pada perspektif yang terdapat pada konsep Balanced Secorecard, yaitu ; perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. 1.4. TUJUAN PENELITIAN Adapun penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk menganalisisi kinerja pada PT PLN (persero) UPT Purwokerto yang diukur dengan perspektif keuangan.

7 2. Untuk menganalisis kinerja pada PT PLN (persero) UPT Purwokerto yang diukur dengan perspektif pelanggan. 3. Untuk menganalisis kinerja pada PT PLN (persero) UPT Purwokerto yang diukur dengan perspektif bisnis internal. 4. Untuk menganalisis kinerja pada PT PLN ( persero) UPT Purwokerto yang diukur dengan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. 1.5. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu pedoman atau pengetahuan mengenai sistem penilaian kinerja dengan mengunakan perspektif yang ada didalam konsep Balanced Secorecard, yaitu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sehingga dapat mendorong dalam pencapaian keunggulan kompetitif jangka panjang. 1.6. KERANGKA PEMIKIRAN PT PLN (Persero) merupakan suatu yang memberikan pelayanan penerangan bagi masyarakat. Kinerja manajemen PT PLN (Persero) memperhatikan ukuran keuangan dan non keuangan. Balanced Secorecard memberikan konsep pengukuran kinerja yang komperhensif untuk mengambarkan visi dan misi perusahaan, dimana semua ukuran keuangan dan non keuangan harus menjadi bagian sarana komunikasi, informasi, dan proses

8 belajar untuk memotivasi semua pegawai dalam mengimplementasikan secara baik strategi unit bisnis (Purnomo & Nursiam, 2003). Penelitian yang dilakukan Hesti (2005) pada PT Telkom Kandatel Purwokerto, dengan menggunakan sampel 100 orang responden (pelanggan) dan 47 orang responden karyawan. Penelitian tersebut menemukan bukti bahwa kinerja PT Telkom Kandatel Purwokerto dinilai dari perspektif keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal sudah baik, sedangkan untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran kinerja PT Telkom Kandatel Purwokwrto belum baik. Penelitian Silvianingrum (2007) pada PT KAI Purwokerto, dengan metode pengukuran yang sama, menyimpulkan bahwa kinerja PT. KAI Purwokerto pada perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dinilai sudah baik. Sedangkan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menemukan bukti bahwa produktifitas karyawan mengalami peningkatan yang berarti produktifitas karyawan baik walaupun dengan dukungan sistem informasi manajemen (komputerisasi) yang belum efektif. Dengan menggunakan Balanced Secorecard yang menerjemahan misi dan strategi ke dalam empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, sehingga kinerja yang dihasilkan dapat memberikan keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, sehingga diperoleh keunggulan kompetitif.

9 Kinerja PT PLN (persero) UPT Purwokerto Perspektif keuangan Perspektif pelanggan Perspektif bisnis internal Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Hasil peniliaian kinerja Dengan Balance Scorecard Gambar 1.1 kerangka Pemikiran 1.7. HIPOTESIS Berdasarkan uraian pemikiran diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H 1 H 2 H 3 : Kinerja PT PLN (persero) UPT Purwokerto dinilai sudah baik dilihat dari perspektif keuangan. : Kinerja PT PLN (persero) UPT Purwokerto dinilai sudah baik dilihat dari perspektif pelanggan. : Kinerja PT PLN (persero) UPT Purwokerto dinilai sudah baik dilihat dari perspektif bisnis internal. H 4 : Kinerja PT PLN (persero) UPT Purwokerto dinilai sudah baik dilihat dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.