1. BAB I PENDAHULUAN. Permintaan akan mendorong pengambilan keputusan dalam kegiatan bisnis.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan persediaan di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk yang mudah rusak atau tidak tahan lama merupakan tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemberian transfusi darah yang aman. tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 83

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. penciptaan barang dan jasa. Manajemen Operasi (operation management--om)

BAB I PENDAHULUAN. dan dipantau dengan peraturan yang ketat (Stranger, et al 2012), selain itu darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

BAB 1 PENDAHULUAN. darah dan kurangnya informasi yang akurat adalah salah satu penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Darah dibutuhkan untuk kondisi darurat tertentu, misal seorang wanita yang

MINIMALISASI TINGKAT PEMBOROSAN PERSEDIAAN TIDAK TAHAN LAMA STUDI PADA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DI YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dengan pemerintah Republik Indonesia dalam kegiatan sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004).

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan (WHO,2009). Terapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ranah kesehatan selalu marak diperbincangkan dimana saja hal tersebut di

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PMI merupakan sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Palang Merah Indonesia merupakan lembaga organisasi kemanusiaan yang

WALIKOTA KEDIRI NOMOR 31 TAHUN 2009 TE N TAN G

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. setiap instansi, baik itu instansi pemerintah ataupun swasta. Informasi tersebut

KEBIJAKAN PENYEDIAAN DARAH PALANG MERAH INDONESIA. Pengurus Pusat PALANG MERAH INDONESIA

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

DRAF PEDOMAN AUDIT KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data dilakukan dengan menulis pada lembar-lembar buku. Jika sistem pencatatan data

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH

LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN

PERENCANAAN PRODUKSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem peredaran darah orang lain. Sebelum ditransfusikan, periksa kembali sifat

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat prediksi tersebut disebut peramalan (Bowerman, 1993).

MINIMALISASI TINGKAT PEMBOROSAN PERSEDIAAN TIDAK TAHAN LAMA STUDI PADA RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sebuah hasil yang optimal, sementara terdapat selang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Pengaruh tersebut dapat memberikan dampak positif maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan media sosial Twitter sebagai media komunikasinya. Melalui

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB I PENDAHULUAN. Statistika inferensial adalah statistika yang dengan segala informasi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. semua keadaan di lingkungan, didapati dalam keadaan yang tidak menentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SALESMANSHIP PELUANG PASAR DAN PERAMALAN PENJUALAN. Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum. dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. Unit Pusat

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah manfaat penelitian serta lingkup penelitian. terhadap permintaan, namun juga dapat mengurangi keuntungan perusahaan

Membuat keputusan yang baik

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Perencanaan Optimasi Distribusi Darah di Kota Makassar

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 10 TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. hendak menjalani tindakan operasi, pasien dengan kelainan darah bawaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Siklus transaksi dibagi menjadi lima bagian, yaitu revenue

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB III METODE DEKOMPOSISI SEASONAL TREND BASED ON LOESS (STL) average sebagai pemulus data untuk mengestimasi komponen musiman dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas

Sistem Reminder Donor Darah dengan Memanfaatkan Teknologi Location Based Service

KALENDER KEGIATAN DIKLAT UNIT TRANSFUSI DARAH PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

OUT LINE. Kontrol Kualitas Komponen darah. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi dari pengirim ke penerima, sehingga informasi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Intensive Care Unit (ICU) dengan rerata lima unit per pasien. Packed red cell

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. stabil merupakan salah satu pendorong berkembangnya pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. konstan, namun ada beberapa periode yang memperlihatkan keadaan yang ekstrim.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN (FORECASTING)

Transkripsi:

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan akan mendorong pengambilan keputusan dalam kegiatan bisnis. Pengambilan keputusan akan didasarkan pada jumlah dan tipe permintaan yang harus dipenuhi, termasuk pada rumah sakit. Rumah sakit sebagai penyedia produk dan layanan kesehatan, harus mampu memenuhi permintaan produk dan layanan kesehatan yang tidak dapat ditunda pemenuhannya, termasuk pada pemenuhan kebutuhan darah dengan segera untuk melakukan transfusi darah. Saxena et al. (1993) mengestimasikan bahwa satu dari tiga pasien yang menjalani perawatan di unit intensif akan menjalani transfusi darah dalam proses perawatannya. Pentingnya untuk segera nemenuhi kebutuhan darah tercermin dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 423/Menkes/SK/IV/2007 tentang kebijakan kualitas dan akses pelayanan darah. Salah satu poin didalamnya adalah mengamanatkan seluruh rumah sakit untuk memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yang mampu menjamin persediaan darah transfusi kepada pasien secara langsung. Peraturan tersebut dibuat terkait kemampuan distribusi darah yang masih belum mencukupi. Hal tersebut tercermin melalui 256 dari 457 kabupaten/ kota di Indonesia masih belum memiliki Unit Transfusi Darah (UTD) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Ketersediaan donor di Indonesia pun masih kurang, dimana penyediaan darah oleh Palang Merah Indonesia (PMI) pada tahun 2008 baru mencapai 0,7 % dari jumlah penduduk, jauh dari target World Health 1

Organization (WHO) yaitu 2% dari jumlah penduduk Indonesia (Astuti & Laksono, 2013). Dengan kebutuhan yang sangat besar, produk darah belum substitusi yang mampu menyamai performanya (Olofsson et al., 2006; Northfield Laboratories, 2007; Natanson et al., 2008). Selain itu, produk darah yang digolongkan Nahmias (1982) sebagai persihable product ini memiliki maksimal penyimpanan selama 42 hari (World Health Organization, 2005). Umur darah yang disimpan terlalu lama juga dapat meningkatkan risiko kematian dan cacat pada pasien yang mengalami transfusi (Basran et al., 2006; Koch et al., 2008). Sifat-sifat in imenjadikan darah memiliki karakteristik penanganan yang unik. Dengan karakterstik yang unik, distribusi darah dari donor hingga transfusi kepada pasien memerlukan penanganan yang ekstra sistematis. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011, dijelaskan bahwa rencana kebutuhan darah untuk pelayanan medis disusun oleh UTD dan BDRS. Maka menurut regulasi tersebut BDRS harus melaporkan prediksi kebutuhan darah kepada UTD. UTD harus merencanakan kegiatan penyediaan darah yang tepat agar tidak terjadi kekurangan atau penyimpanan berlebihan. Kelangkaan persediaan darah dapat berimbas pada peningkatan risiko kematian. Di satu sisi, kadaluarsa yang berlebihan tidak dapat diterima dikarenakan darah merupakan aset berharga untuk masyarakat dan tidak mudah diperoleh (Beliën & Forcé, 2012). Ketersediaan dan permintaan darah yang menurut Beliën & Forcé (2012) bersifat stokastik membuat usaha untuk mencocokkan tingkat persediaan dan permintaan tidak mudah. 2

Penelitian yang menyangkut perencanaan persediaan darah pada rumah sakit melalui analisis statistik sudah dilakukan sebelumnya. Brodheim et al. (1976) menentukan tingkat persediaan yang harus ditetapkan oleh BDRS. Dumas dan Rabinowitz (1977) mengusulkan ide kebijakan untuk mengurangi tingkat kadaluarsa pada BDRS. Heddle et al. (2009) menyajikan pendekatan model untuk menganalisis tingkat persediaan optimal darah dengan benchmarking terhadap rumah sakit lain. Frankfuter et al. (1973) serta Pereira (2004) melakukan penelitian tentang estimasi penggunaan darah menggunakan peramalan runtut waktu. Pereira (2004) menemukan hasil positif dengan menganalisis data historikal melalui ARIMA, Holt-Winters, dan jaringan saraf tiruan. Frankfuter et al. (1973) menggunakan penghalusan eksponensial pada data historis penggunaan darah di rumah sakit. Metode runtut waktu merupakan disiplin dalam statistika yang sudah matang dan dipraktikkan di banyak area ekonomi, keuangan, perdagangan, dan disiplin teknik (Shumway & Stoffer, 2014). Peramalan runtut waktu dapat dilakukan dengan model univariat ataupun multivariat. Multivariat dilakukan ketika telah diketahui status hubungan antar variabel yang signifikan mempengaruhi dengan akurat. Apabila tidak diketahui dengan pasti, maka model univariat yang digunakan. Untuk praktik penggunaannya, peramalan dengan multivariat akan membutuhkan usaha ekstra untuk mengumpulkan data eksternal yang terkadang sulit didapatkan. Dibandingkan dengan metode multivariat, metode univariat memiliki keunggulan yaitu tidak memerlukan tambahan data runtut waktu untuk 3

faktor-faktor eksternal yang sulit untuk diidentifikasi dan didapatkan (Abdel-Aal, 2008). Dengan latar belakang ini, penelitian ini disusun untuk mengetahui bagaimana performa peramalan runtut waktu untuk permintaan jangka waktu mingguan pada BDRS. Metode yang digunakan adalah metode peramalan runtut waktu univariat dikarenakan kemudahan penggunaannya untuk praktisi di BDRS serta faktor-faktor eksternal masih belum dapat diidentifikasi. Dengan demikian, hasil yang didapat diharapkan bisa memberikan manfaat kepada BDRS dalam kegiatan penyediaan darah agar dapat dikoordinasikan dengan UTD PMI regional. 1.2 Rumusan Masalah Perencanaan yang tidak tepat dapat mengakibatkan kekurangan atau kelebihan penyimpanan produk darah. Ditambah karena sifat ketersediaan dan permintaannya yang stokastik, dapat terjadi overstock atau understock produk darah ketika musim-musim tertentu. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, kekurangan atau pengumpulan yang berlebih akan menimbulkan kos sosial yang tinggi. Perencanaan yang akurat dan sistematis dibutuhkan untuk meminimalkan risiko tersebut. Untuk mendapatkan perencanaan yang akurat, dibutuhkan model peramalan yang mampu memberikan akurasi yang baik. Model peramalan dengan tingkat akurasi yang baik akan membantu perencanaan untuk meminimalkan bias yang dapat terjadi dalam proses perencanaan persediaan. Dengan meminimalkan bias, 4

maka akan terdapat tingkat kesalahan yang lebih kecil sehingga persediaan yang kurang atau terlalu berlebih dapat diminimalisir. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sudah didiskusikan sebelumnya, terdapat tiga pertanyaan utama yang dapat disimpulkan untuk studi ini. Tiga pertanyaan tersebut adalah: 1. Metode peramalan runtut waktu apakah yang efektif digunakan pada peramalan permintaan Packed Red Blood Cell (PRC)? 2. Bagaimanakah sistematika penggunaan metode runtut waktu untuk merencanakan persediaan darah pada Bank Darah Rumah Sakit? 3. Bagaimana metode peramalan runtut waktu dapat membantu perencanaan persediaan darah pada Bank Darah Rumah Sakit? 1.4 Tujuan Penelitian Merujuk pada pertanyaan penelitian yang sudah ditetapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji metode peramalan runtut waktu untuk permintaan Packed Red Blood Cell (PRC) pada Bank Darah Rumah Sakit. 2. Menentukan langkah awal metode sistematis yang aplikatif dalam perencanaan persediaan darah pada Bank Darah Rumah Sakit. 3. Memberikan rekomendasi untuk melakukan perencanaan kebutuhan darah pada Bank Darah Rumah Sakit. 5

1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan penelitian dan memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sarana untuk mempraktikkan teori dan ilmu mengenai metode peramalan yang didapatkan melalui literatur untuk diterapkan dalam pengambilan keputusan di dunia bisnis. 2. Bagi pihak rumah sakit, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk melakukan perencanaan persediaan darah di BDRS. Produk darah memiliki nilai ekonomis, sosial, dan kegunaan yang sangat tinggi, sehingga dibutuhkan perencanaan yang sistematis. 3. Bagi pengumpul donor, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk memperlihatkan pola-pola yang terjadi di tingkat rumah sakit, untuk diagregasi kedalam kesatuan yang lebih besar untuk menambah optimalisasi pengumpulan donor. 1.6 Batasan Penelitian Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka peneliti menetapkan batasan-batasan dalam penelitian ini. Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan dengan data permintaan produk darah pada BDRS Panti Rapih Yogyakarta dengan jangka waktu April 2010 April 2014. 6

2. Objek penelitian adalah produk darah Packed Red Blood Cell (PRC), dikarenakan kebutuhan produk PRC paling dominan, yaitu 78% dari total penggunaan darah di BDRS Panti Rapih (data sekunder, 2014). 3. Produk darah rhesus negatif (Rh -) tidak dijadikan cakupan penelitian dikarenakan penggunaannya sangat jarang. Pada BDRS Panti Rapih, hanya terjadi 1 2 kali dalam setahun (data sekunder, 2014). 4. Metode peramalan yang digunakan difokuskan untuk mampu memperlihatkan performa peramalan runtut waktu pada jangka pendek dikarenakan data belum mampu menunjukan siklus jangka panjang permintaan darah. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam studi ini dibagi kedalam lima bab yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan literatur, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan terakhir berupa kesimpulan, keterbatasan dan saran. Bab I menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian ini. Bab II menguraikan teori dan konsep yang relevan dengan tujuan penelitian. Teori dan konsep yang dibahas antara lain; konsep BDRS, dilema persediaan produk darah, studi riset pada produk darah, peramalan bisnis, tujuan peramalan, proses peramalan, hubungan peramalan dengan rantai pasokan, jenis metode peramalan, data runtut waktu dan komponennya, metode peramalan runtut waktu, serta alat pengukur derajat kesalahan peramalan. 7

Bab III menguraikan tentang jenis penelitian, objek penelitian, jenis dan metode pengumpulan data, alat analisis data yang digunakan, dan alat pengukur kesalahan peramalan yang tepat untuk digunakan pada penelitian ini. Bab IV yang berisi hasil dan pembahasan membahas tentang data, analisisnya, pengolahan data, serta pembahasan yang dapat menjawab pertanyaan penelitian ini. Terakhir, Bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dari penelitian ini, dan saran yang dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya. 8