I. PENDAHULUAN. Sebagai bangsa yang multikultur Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PERANAN TOKOH ADAT DALAM MELESTARIKAN ADAT MEGO PAK TULANG BAWANG. (Juanda Hadi Saputra, Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa )

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode

I. PENDAHULUAN. salah satu faktor penyebab keinginan manusia untuk hidup. membentuk sebuah komunitas yaitu masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan suku bangsa yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia, setiap kebudayaan adalah hasil

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki keragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. merupakan institusi yang otonom dengan tradisi, adat istiadat dan. Sejalan dengan kehadiran negara modern, kemandirian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG KEBUDAYAAN ACEH BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

I. PENDAHULUAN. Suku Lampung terbagi atas dua golongan besar yaitu Lampung Jurai Saibatin dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

Sambutan Presiden RI pd Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Budaya Banjar tgl. 24 Okt 2013 Kamis, 24 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, yang di

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

I. PENDAHULUAN. Lampung Pepadun yang berdialek nyow dan Lampung Saibatin yang berdialek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN LEMBAGA ADAT

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun

Provinsi Lampung memiliki dua masyarakat adat yaitu Lampung Saibatin (jurai saibatin) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liang Gie dalam Nursid (1981:75) metodologi adalah cara-cara

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis

IDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN HARI JADI KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

BAB I PENDAHULUAN. peninggalan nenek moyang yang sangat berbeda latar belakangnya. Keragaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI KAUR PROPINSI BENGKULU

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. yakni Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu lingkungan, dimana mereka

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia kaya keragaman budaya. Keragaman budaya yang dimiliki

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang multikultur Indonesia tidak dapat dilepaskan dari berbagai macam perbedaan budaya, agama, ras, gender, dan adat istiadat yang lahir dan dianut dalam kehidupan masyarakat. Keberagaman dan kekayaan budaya bangsa itu merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa dan harus disyukuri, dijaga, dan diberdayakan demi kejayaan bangsa Indonesia. Kebudayaan suatu bangsa merupakan indikator dan mencirikan tinggi atau rendahnya martabat dan peradaban suatu bangsa. Kebudayaan tersebut dibangun oleh berbagai unsur seperti bahasa, sastra, dan aksara, kesenian dan berbagai sistem nilai yang tumbuh dan berkembang dari masa ke masa. Kebudayaan Nasional kita dibangun atas berbagai kebudayaan daerah yang beragam warna dan corak, sehingga merupakan satu rangkaian yang harmonis dan dinamis. Oleh karena itu tidak disangkal bahwa, bahasa, sastra, aksara daerah, kesenian dan nilai-nilai budaya daerah merupakan unsur-unsur penting dari kebudayaan yang menjadi rangkaian Kebudayaan Nasional. Nilai-nilai dan ciri kepribadian bangsa merupakan faktor strategis dalam upaya mengisi dan membangun jiwa, wawasan dan membangun bangsa Indonesia sebagaimana tercermin dalam Nilai-Nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

2 Di Indonesia pentingnya adat istiadat diatur di dalam undang-undang dasar 1945 untuk menjamin keberlangsungan dari hukum adat yang berlaku. Pasal 18 B Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Pasal 32 Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Daerah provinsi Lampung ditetapkan sebagai daerah provinsi yang berdiri sendiri adalah berdasarkan undang-undang Nomor 14 Tahun 1964. Sebelumnya merupakan daerah keresidenan yang termasuk dalam wilayah provinsi Sumatera Selatan. Sebagaimana provinsi-provinsi lainnya yang mempunyai Adat Istiadat tersendiri, provinsi Lampung juga mempunyai Adat Istiadat yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain yang menunjukkan identitas asli masyarakat Lampung. Tanggal 22 November 1808 Lampung resmi di bawah kekuasaan pemerintahan Belanda. Kemudian tahun 1864 pemerintahan Belanda melegalkan pemerintahan adat marga, Tulang Bawang dibentuklah adanya : 1. Pasirah Marga Buay Bulan Ilir 2. Pasirah Marga Tegamoan 3. Pasirah Marga Suay Umpu

3 Kemudian tahun 1914 menyusul berdirinya Pasirah Marga Aji maupun berdirinya Pasirah Marga Buay Bulan Udik, sehingga timbul istilah Federasi Mego Pak Tulang Bawang berpusat di kota Menggala, dan terlihat Tulang Bawang empat marga terdiri dari lima Pasirah Marga karena adanya pasirah marga Buay bulan udik dan Buay bulan ilir, pada saat itu pemerintahan marga di Tulang Bawang bekerja berdasarkan undang-undang marga dalam keresidenan Lampung tahun 1939. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh adat bapak Khoiri Rujungan di kediamannya desa Panaragan pada hari Jum at tanggal 24 Oktober 2014 menerangkan bahwa para penyimbang adat Mego Pak Tulang Bawang bekerja berdasarkan peraturan adat istiadat yang ditetapkan di Lingai Menggala tahun 1910 sebelum adanya Marga Aji, peraturan adat 1910 sampai setelah republik (1945) hingga hari ini belum pernah diadakan peninjauan kembali guna diselaraskan dengan kehidupan masyarakat pada abad moderen, aturan adat 1910 Tulang Bawang pelaksanaannya hanya ada di atas pundak masing-masing penyimbang adat pepadun di setiap tiyuh (desa). Sejak hapusnya pemerintahan marga di Lampung tahun 1952, pemerintahan marga beralih menjadi pemerintahan negeri, negeri adalah peristilahan di Minangkabau (penjelasan pasal 18 UUD 1945 Alenia II). Perubahan peristilahan marga menjadi negeri, peranan penyimbang adat membiarkan Lampung kehilangan pemerintahan adat marga atau membiarkan Lampung kehilangan otonomi adat marga, karena pemerintahan adat marga terdiri dari pasirah marga, dewan marga, khas marga, dan tanah marga (UU Marga 1939 dalam Keresidenan Lampung pasal 40 ayat 2) penyimbang adat

4 hanya berkiprah dalam persoalan pernikahan maupun pengambilan gelar adat (Suttan) yang sudah kehilangan pembina hukum adat (pesirah marga). Hal ini punyimbang adat belum peduli tentang kepakuman adat istiadat atas dasar belum pernah peraturan adat 1910 dilakukan peninjauan untuk disesuaikan dengan keadaan kemajuan zaman pada dewasa ini. Marga Buay Bulan Udik terdiri dari 4 (empat) desa yaitu : Gunung Katun Tanjungan, Gunung katun Malay, Karta, dan Gedung Ratu. Dan sebagai desa yang termasuk dalam kecamatan Tulang Bawang Udik, desa-desa tersebut di atas termasuk beradat Istiadat pepadun dan berbahasa dialek Nyou. Untuk pelaksanaan adat istiadat yang berupa Gawi termasuk dalam marga Buay Bulan Udik dilaksanakan berdasarkan Piagam Federasi Mego pak. Tabel 1. 1 Jumlah KK yang melaksanakan Gawi Matah dalam pelaksanaan perkawinan Adat Lampung di Desa Gunung Katun Tanjungan Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat provinsi Lampung tahun 2013. Desa /RK Jumlah KK Begawi Cakak Pepadun Begawi Matah Jumlah yang Melaksanakan Gawi Cakak Pepadun Tidak Melaksanakan Gawi Cakak Pepadun 1. 185 150 17 167 18 2. 130 85 15 100 30 3. 95 60 7 67 28 Jumlah 410 295 39 334 76 Sumber : Data Primer, Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kepala keluarga yang melaksanakan Gawi cakak pepadun berjumlah 295 dan Gawi matah berjumlah 39 kemudian yang tidak melaksanakan Gawi berjumlah 76 kepala keluarga.

5 Sampai saat ini masih banyak orang belum mengetahui lebih jelas tentang Adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik provinsi Lampung Khususnya dalam Gawi Tar Padang, Gawi Turun Duwai, dan Gawi Cakak Pepadun. Akibatnya generasi muda yang berada di era teknologi seperti saat ini awam dan tidak paham tentang warisan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang mereka sendiri, untuk itu agar adat dan budaya tidak punah tentunya banyak hal yang harus dipahami oleh masyarakat terutama tentang Adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik provinsi Lampung itu sendiri agar mereka bisa mencintai, menghargai, dan melestarikan budaya sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian guna melestarikan dan menjaga kearifan budaya lokal dengan semboyan Bhinika Tunggal Ika. Penelitian ini berjudul Peranan Tokoh Adat dalam Melestarikan Adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Adat Mego Pak Tulang Bawang Provinsi Lampung sebagai bukti keragaman budaya.

6 2. Peranan Tokoh Adat dalam Melestarikan Adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2014 3. Pemahaman masyarakat terhadap Adat Mego Pak Tulang Bawang Provinsi Lampung. 4. Pelestarian Adat Mego Pak Tulang Bawang Provinsi Lampung sebagai kekayaan bangsa. C. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka fokus masalah dalam penelitian ini yaitu Peranan tokoh adat dalam melestarikan Adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2014 dan sub-fokus penelitian yaitu perkawinan Adat Lampung di desa Gunung Katun Tanjungan. Ada tiga macam pelaksanaan pernikahan adat yaitu : a. Gawi Tar Padang, b. Gawi Turun Duwai dan, c. Gawi Cakak Pepadun. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, fokus penelitian, maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran tokoh adat dalam melestarikan Adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2014.?

7 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran tokoh adat dalam melestarikan adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2014. F. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsepkonsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang mengkaji pendidikan hukum dan masyarakat (pembinaan hukum) serta melestarikan budaya daerah untuk menjaga kebudayaan nasional. Tentang peranan tokoh adat dalam melestarikan adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2014 sebagai kearifan lokal bangsa Indonesia. b. Kegunaan Praktis 1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para tokoh adat dan bagaimana peranannya dalam masyarakat adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2014. 2. Sebagai penambah wawasan bagi pembaca agar lebih mengetahui adat Mego Pak Tulang Bawang sebagai salah satu kearifan lokal yang ada di Lampung dan perlu dijaga dan dilestarikan oleh semua pihak.

8 G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk ruang lingkup ilmu pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, khususnya dimensi pendidikan hukum dan masyarakat (pembinaan hukum). Pokok kajian membahas tentang peranan tokoh adat dalam melestarikan adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2014 untuk menjaga keragaman budaya bangsa Indonesia. 2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah tokoh Adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung. 3. Ruang Lingkup Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian peranan tokoh adat dalam Gawi Tar Padang, Gawi Turun Duwai, Gawi Cakak Pepadun Gunung Katun Tanjungan Adat Mego Pak Tulang Bawang Marga Buay Bulan Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung. 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di desa Gunung Katun Tanjungan kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung.

9 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan pada tanggal 17 Oktober 2014 sampai dengan 4 Maret 2015