KEMENTERIAN PERINDUSTRI Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Telepon: 021-525 6548
DAFTAR ISI 1 PENDAHULUAN 3 2 KINERJA SEKTOR INDUSTRI 7 3 PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 13 4 KEBUTUHAN LAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 33 2
I. PENDAHULUAN 3
PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI ( KBI KTI) KAWASAN BARAT INDONESIA LUAS : 32,48 % PENDUDUK : 81,32 % INDUSTRI : 95,56 % KAWASAN TIMUR INDONESIA LUAS : 67,52 % PENDUDUK : 18,68 % INDUSTRI : 4,44 % PULAU JAWA LUAS : 7,0 % PENDUDUK : 60 % INDUSTRI : 90 % REGIONAL INEQUALITY (Ketidakseimbangan pembangunan daerah) 4
SASARAN PEMERATAAN DAN PENYEBARAN INDUSTRI Penyebaran Industri 2013 Penyebaran Industri 2035 Luar Jawa 28% Jawa 72% Luar Jawa 45% Jawa 55% 5
II. KINERJA SEKTOR INDUSTRI 6
PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI S.D. TAHUN 2013 (%) * Sumber: BPS diolah Kemenperin 7
KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS TERHADAP PDB NASIONAL TAHUN 2013 * Sumber: BPS diolah Kemenperin 8
REALISASI INVESTASI TAHUN 2013 MENURUT WILAYAH NO. WILAYAH Nilai Investasi (Rp Miliar) PMDN PMA Total I SUMATERA 22.913,8 32.086,0 54.999,8 II JAWA 66.495,7 163.734,3 230.229,9 III BALI & NUSA TENGGARA 4.400,2 8.399,8 12.800,1 IV KALIMANTAN 28.713,6 26.208,7 54.922,3 V SULAWESI 3.624,2 14.157,6 17.781,8 VI MALUKU 1.114,9 3.035,6 4.150,6 VII PAPUA 888,2 22.813,8 23.702,0 JUMLAH 128.150,6 270.435,8 398.586,4 Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI) Total investasi tahun 2013, lebih banyak didominasi oleh PMA yang mencapai 67,84 persen dari total Rp 398,6 triliun. 9
SEBARAN INVESTASI TAHUN 2013 MENURUT WILAYAH (PERSEN) 13.78 4.46 1.04 5.95 13.80 Sumatera Jawa 3.21 Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi 57.76 Maluku Papua Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI) Pada tahun 2013, Pulau Jawa masih menjadi wilayah yang terbesar dalam menyerap investasi, disusul oleh Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi 10
REALISASI INVESTASI SEKTOR INDUSTRITAHUN 2013 MENURUT WILAYAH NO. WILAYAH Nilai Investasi (Rp Miliar) PMDN PMA Total I SUMATERA 9.149,57 16.428,60 25.578,17 II JAWA 26.552,02 74.233,83 100.785,85 III BALI & NUSA TENGGARA 1.757,04 2.994,20 4.751,24 IV KALIMANTAN 11.465,47 12.056,52 23.522,00 V SULAWESI 1.447,15 7.514,27 8.961,42 VI MALUKU 445,19 1.638,70 2.083,89 VII PAPUA 354,67 11.905,22 12.259,89 JUMLAH 51.171,10 126.771,35 177.942,45 Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI) Investasi sektor industri tahun 2013, lebih banyak didominasi oleh PMA yang mencapai 71,24 persen dari total Rp 177,9 triliun. 11
SEBARAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2013 MENURUT WILAYAH (PERSEN) 13.22 5.04 1.17 6.89 14.37 Sumatera Jawa Bali Nusa Tenggara Kalimantan 2.67 56.64 Sulawesi Maluku Papua Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI) Pada tahun 2013, Pulau Jawa masih menjadi wilayah yang terbesar dalam menyerap investasi sektor industri, disusul oleh Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi 12
III. PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 13
TUJUAN PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI a. Mengendalikan pemanfaatan ruang; b. Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan; c. Mempercepat pertumbuhan industri di daerah; d. Meningkatkan daya saing industri; e. Meningkatkan daya saing investasi; dan f. Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur, yang terkoordinasi antar sektor terkait. 14
Daya Saing Kawasan Industri Kawasan Industri (KI) di Indonesia relatif kurang memiliki daya saing dibandingkan dengan KI di negara-negara pesaing ditinjau dari harga lahan KI dan biaya logistik. 15
Upaya Peningkatan Daya Saing Kawasan Industri 1. Meningkatkan peran pemerintah/bumn dalam pengembangan kawasan industri. 2. Membangun kawasan industri yang terintegrasi dengan sektor lain seperti perhubungan, pekerjaan umum, perumahan, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan keamanan. 3. Membangun kawasan industri yang fokus pada komoditi atau klaster industri tertentu. 4. Membangun Pusat Inovasi di setiap KI sebagai sarana untuk R&D dan peningkatan kompetensi SDM 16
PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DAN KI (UU NO 3/2014) Pengaturan: (Pasal 62-Pasal 63) 1. Menteri Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin tersedianya infrastruktur Industri. 2. Infrastruktur Industri paling sedikit meliputi: a. lahan Industri berupa Kawasan Industri dan/atau kawasan peruntukan Industri; b. fasilitas jaringan energi dan kelistrikan; c. fasilitas jaringan telekomunikasi; d. fasilitas jaringan sumber daya air; e. fasilitas sanitasi; dan f. fasilitas jaringan transportasi. 3. Penyediaan infrastruktur Industri dilakukan melalui: a. pengadaan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. pola kerja sama antara Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dengan swasta, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dan swasta; atau c. pengadaan yang dibiayai sepenuhnya oleh swasta. 4. Untuk mendukung kegiatan Industri yang efisien dan efektif di wilayah pusat pertumbuhan Industri dibangun Kawasan Industri sebagai infrastruktur Industri yang harus berada pada kawasan peruntukan Industri sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. 5. Pembangunan Kawasan Industri dilakukan oleh badan usaha swasta, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau koperasi. 6. Dalam hal tertentu, Pemerintah memprakarsai pembangunan Kawasan Industri. 17
PENJELASAN (PASAL 63 AYAT 4) 1. Hal tertentu : kondisi pada saat pihak swasta tidak berminat atau belum mampu membangun kawasan industri, sementara Pemerintah perlu mempercepat industrialisasi di wilayah pusat pertumbuhan industri dengan mempertimbangkan geoekonomi, geopolitik dan geostrategis 2. Memprakarsai : melakukan investasi langsung untuk membangun kawasan industri 18
APA YANG HARUS DILAKUKAN? 1. Peran Pemerintah Indonesia dalam menyediakan lahan kawasan industri akan ditingkatkan kembali. 2. Pemerintah terus mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri yang baru. 3. Pemerintah harus melakukan intervensi dengan cara menambah pasokan lahan kawasan industri melalui program fasilitasi pembangunan kawasan industri. 4. Bentuk intervensi pemerintah dengan cara melakukan pembangunan kawasan industri. 5. Pemerintah berperan aktif dalam pengembangan kawasan industri melalui mekanisme hibah dan pinjaman luar negeri. Beberapa bentuk hibah yang diperlukan antara lain: hibah bantuan teknik; hibah bantuan proyek; kerjasama teknik; dan kerjasama keuangan. 19
Apa yang harus dilakukan Pemerintah? Mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri yang baru. Melakukan intervensi agar terjadi penambahan pasokan lahan kawasan industri melalui program revitalisasi dan perluasan kawasan industri yang ada. Meningkatkan investasi Pemerintah/BUMN dalam usaha kawasan industri. 20
SPESIFIKASI DAN FASILITASI KAWASAN INDUSTRI a. Luas lahan kawasan industri paling rendah 50 (lima puluh) hektar dalam satu hamparan; b. Luas lahan kawasan industri tertentu untuk usaha mikro, kecil, dan menengah paling rendah 5 (lima) hektar dalam satu hamparan; c. Perusahaan di dalam kawasan Industri dapat diberikan fasilitas kepabeanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan; d. Fasilitas perpajakan terhadap kawasan industri dan perusahaan industri di dalam kawasan industri diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan. 21
Peran Pemerintah dan Swasta dalam Pengembangan Kawasan Industri di Beberapa Negara Asia Negara Pemerintah Swasta Malaysia, 285 KI 78 % (Pusat dan Lokal) 22 % Jepang 85 % 15 % Korea Selatan, 300 KI 70 % (Pusat dan Lokal) 30 % Taiwan 90 % 10 % Singapura 85 % 15 % Thailand, 27 KI 48 % 52 % (kerjasama Pemerintah dan Swasta) Pilipina, 20 KI 30 % (Pusat dan Lokal) 70 % Indonesia 6 % 94 % Sumber : ULI (1975) dan Dirdjojuwono (2004) Catatan : Persentase menyatakan kontribusi dalam bentuk penanaman modal 22
Tantangan Kawasan Industri Tantangan di Pulau Jawa Tantangan di Luar Pulau Jawa Keterbatasan lahan untuk pembangunan dan pengembanganan Infrastruktur pendukung seperti jalan raya, kereta api, pelabuhan dan sebagainya kurang memadai Daya dukung yang terbatas (sumber daya air) Kompetensi tenaga kerja dan SDM industrial yang terlatih di daerah kurang memadai Belum semua Kabupaten/Kota telah menetapkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) khususnya kawasan peruntukan industri Masalah Lingkungan dan Sosial Minat swasta nasional untuk melakukan usaha kawasan industri masih rendah 23
Arah Pengembangan Kawasan Industri Kawasan Industri di Pulau Jawa Pengembangan kawasan-kawasan industri yang sudah ada, dan mendorong pembangunan kawasan industri yang baru diarahkan pada industri-industri berbasis teknologi tinggi Kawasan industri yang saat ini menampung perusahaan yang beraneka ragam diarahkan untuk fokus pada pengembangan jenis industri tertentu. Kawasan industri di Jawa Barat: fokus pada industri permesinan dan teknologi tinggi. Kawasan industri di Banten: fokus pada industri kimia dan besi baja Kawasan industri di Jawa timur: fokus pada pengembangan industri petrokimia dan industri penunjang migas. Kawasan industri di Jawa Tengah: fokus pada pengembangan industri padat karya seperti tekstil dan sepatu. 24
Arah Pengembangan Kawasan Industri Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa Pengembangan kawasan-kawasan industri baru yang diarahkan pada industri-industri berbasis sumberdaya alam dan pengolahan mineral serta memanfaatkan lokasi geografi yang strategis Mensinergikan pengembangan kawasan industri dengan program MP3EI untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru 25
Ciri - Ciri Kawasan Industri Generasi Ketiga 1. Mengarah pada pengembangan kota baru 2. Infrastruktur sudah terintegrasi dengan sistem logistik 3. Berorientasi pada pelayanan jasa 4. Memiliki fasilitas pendidikan industrial 5. Memiliki fasilitas R & D 6. Memperhatikan lingkungan, dan 7. Memiliki sistem manajemen pengelolaan yang efisien dan efektif 26
Karakter Kawasan Industri Modern Generasi III 27
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU JAWA Semarang : Industri Tekstil Gresik: Industri Petrokimia Lamongan: Industri Perkapalan Jabodetabek (termasuk Subang, Karawang, Purwakarta): Industri Permesinan dan Alat Transportasi Majalengka: Industri Tekstil Bandung: Industri Telematika Kulon Progo: Industri Besi Baja Boyolali: Industri Tekstil 28
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU SUMATERA Kuala Tanjung: Industri Alumina Sei Mangkei : Industri Turunan CPO Dumai: Industri Turunan CPO Bangka: Industri Timah Muara Enim: Gasifikasi Batu Bara Cilegon: Industri Besi Baja Bojonegara: Industri Kimia Tanggamus: Industri Maritim 29
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU KALIMANTAN Landak: Industri Berbasis Agro Mempawah dan Tayan : Industri Smelter/ Chemical Grade Alumina Puruk Cahu: Industri Berbasis Batubara Maloy: Industri Turunan CPO Kariangau: Industri Turunan CPO Ketapang: Industri Berbasis Agro Batu Licin: Industri Besi Baja 30
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU SULAWESI Bantaeng : Ferronikel Palu: Agroindustri Morowali: Industri Ferronikel Bitung : Logistik Soroako: Industri Ferronikel Gowa: Agroindustri Takalar: Industri Minyak dan Gas 31
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU MALUKU DAN PAPUA Halmahera Timur (Buli) : Industri Ferronikel Halmahera Tengah (Wade Bay) : Industri Ferronikel Sorong : Industri Petrokimia Bintuni: Industri Petrokimia dan Pupuk 32
IV. KEBUTUHAN LAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 33
Kebutuhan PENGEMBANGAN Lahan KAWASAN Pengembangan INDUSTRI Kawasan (KEK) TAHUN Industri 2011 No Kawasan Industri Klaster Industri Kebutuhan Lahan (Ha) Penetapan RTRW Perda No Wilayah I Sumatra 1 Sei Mangkei Kelapa Sawit 2.002,00 Kab. Simalungun 10 TAHUN 2012 2 Kuala Tanjung Aluminium 2.000,00 Kab. Batubara 10 TAHUN 2013 3 Sei Bamban Agro (Sawit dan Karet) 112,50 Kab. Serdang Bedagai 12 TAHUN 2013 4 Tanjung Buton Aneka Industri dan penunjang industri migas 5.000,00 - - 5 Tanjung Api-Api Sawit,Karet dan Petrokimia 4.044,00 Kab. Banyuasin 28 TAHUN 2012 6 Belitung Pengolahan Timah dan Industri Agro 229.369,00 - - 7 Tanjung Ular Timah 765,40 Kab. Bangka Barat 1 TAHUN 2014 8 Semende Agro (Padi, Kopi, dan buah) 150,80 Kab. Muara Enim 13 TAHUN 2012 9 Tanggamus Maritim 3.500,00 Kab. Tanggamus 16 TAHUN 2010 Kalimantan 10 Batu Licin Besi Baja 530,00 - - 11 Landak Agro (Karet) 306,00 - - 12 Tayan Sawit 103,56 - - 13 Kariangau Minyak dan Gas 2.198,00 Kota Balikpapan 4 TAHUN 2012 Luas Total 250.081,26 34
Kebutuhan PENGEMBANGAN Lahan KAWASAN Pengembangan INDUSTRI Kawasan (KEK) TAHUN Industri 2011 No Kawasan Industri Klaster Industri Kebutuhan Lahan Penetapan RTRW Perda No (Ha) Wilayah II Jawa Barat 1 Majalengka Tekstil 342,02 - - 2 Cilamaya, Karawang Otomotif 3.100,00 Kab. Karawang 2 TAHUN 2013 3 Subang Otomotif, Permesinan, dan Elektronika 888,11 Kab. Subang 11 TAHUN 2011 Jawa Tengah 4 Bawen Tekstil, Perakitan, dan Pengolahan Kayu 182,5 Kab. Semarang 6 TAHUN 2011 Tekstil, Pengolahan, Telematika, Agro, 5 Pringapus dan Alat Angkut 257,00 Kab. Semarang 6 TAHUN 2011 6 Tenggaran Tekstil, Perakitan, dan Pengolahan Kayu 119,7 Kab. Semarang 6 TAHUN 2011 7 Boyolali Tekstil 280,48 Kab. Boyolali 20 TAHUN 2011 Tekstil, Produk Tekstil, dan Logistik 8 Demak Pergudangan 300,00 Kab. Demak 6 TAHUN 2011 9 KEK Kendal Tekstil 812,36 Kab. Kendal 20 TAHUN 2011 DI. Yogyakarta 10 Kulonprogo Besi Baja 2.646,00 Kab. Kulon Progo 1 TAHUN 2012 11 Tangguh Minyak dan Gas 2.152,00 Kab. Kulon Progo 1 TAHUN 2012 Sentolo Dry Port dan Landing Port Destination 951,4 Kab. Kulon Progo 12 Logistic Center 1 TAHUN 2012 Jawa Timur 13 Jombang Manufaktur 818,2 Kab. Jombang 21 TAHUN 2009 14 Salt Lake Gresik Manufaktur 285,00 Kab. Gresik 8 TAHUN 2011 Sidayu Gresik Industri dengan bahan baku Dolomit, Kab. Gresik 15 Krisalin, dan Sentra Industri Agro 3820,06 8 TAHUN 2011 16 Tuban Gresik Industri Berat, Kimia, Mesin dan Logam 227,53 Kab. Tuban 9 TAHUN 2012 17 Lamongan Manufaktur dan Maritim (Perkapalan) 950,00 Kab. Lamongan 15 TAHUN 2011 Luas Total 16437,32 35
Kebutuhan PENGEMBANGAN Lahan KAWASAN Pengembangan INDUSTRI Kawasan (KEK) TAHUN Industri 2011 No Kawasan Industri Klaster Industri Kebutuhan Lahan (Ha) Penetapan RTRW Perda No Wilayah III Sulawesi 1 Bitung pusat logistik 534,00 Kota Bitung 40 TAHUN 2011 2 Morowali Nikel 1.200,00 Kab. Morowali 2 TAHUN 2012 3 Palu Rotan 1.500,00 Kota Palu 16 TAHUN 2011 4 Kendari Mebel Rotan 200,00 Kota Kendari 1 TAHUN 2012 5 Bantaeng Nikel 2.000,00 Kab. Bantaeng 2 TAHUN 2012 6 Gowa Mamintem 600,00 Kab. Gowa 25 TAHUN 2012 7 Takalar Nikel 2.139,00 Kab. Takalar 6 TAHUN 2012 Maluku 8 Halmahera Timur Feronikel 393,31 Kab. Halmahera Timur 11 TAHUN 2012 9 Seram Bagian Barat Ikan hasil laut) 200,00 Kab. Seram Bagian 3 TAHUN 2014 Barat Papua 10 Bintuni Petrokimia 2.339,73 Kab. Teluk Bintuni 4 TAHUN 2012 11 Sorong kayu dan ikan laut 4.125,00 - - Nusa Tenggara 12 Kupang Garam 5.072,26 Kota Kupang 11 TAHUN 2011 Luas Total 20.303,30 36
KAWASAN INDUSTRI BERBASIS HASIL TAMBANG Di samping memanfaatkan potensi sumber daya alam yang terbarukan dan posisi lokasi geografis yang strategis, juga dalam rangka mempersiapkan diberlakukannya larangan ekspor bahan-bahan tambang mentah pada tahun 2014 mendatang. Melalui pengembangan kawasan industri berbasis hasil tambang, diharapkan kebijakan Kementerian Perindustrian dalam rangka hilirisasi hasil tambang dapat berjalan sesuai dengan UU No.4/2009 tentang Mineral dan Batubara. Untuk itu, dibutuhkan dukungan dan kerjasama yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kabupaten serta kalangan dunia usaha dalam mendorong pembangunan kawasan industri berbasis hasil tambang. 37
TERIMA KASIH Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri http://www.kemenperin.go.id