BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(http://wikipedia.com/senirupa).

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

BAB 2. TINJAUAN UMUM

11FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... xi BAB I LATAR BELAKANG...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

SENI KRIYA MERANCANG DAN MEMBUAT KARYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

03FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

LEMBARAN SOAL TRYOUT UJIAN SEKOLAH. Hari/Tanggal : Waktu :

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

Aspek-Aspek Karya Seni Rupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

"contoh Proposal Pameran Seni Lukis"

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATA KULIAH

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BERKARYA SENI GRAFIS SEBAGAI ALTERNATIF PENGALAMAN BELAJAR SENI RUPA BAGI ANAK

Bab. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D) Peta Materi. Semester 1. Pengertian. Unsur dan Objek. Berkarya Seni Rupa 2 D. Medium, Bahan, dan Teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bentuk imajinasi dan ide ide kreatif yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

LAMPIRAN. Besaran ruang studio seni murni Lukis. Besaran ruang studio seni murni patung

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama

agar mahasiswa mampu memanfaatkan program computer (core/draw, photoshop, page

MODUL SENI RUPA KELAS X (Semester 1) TAHUN AJARAN BAB 1 BERKARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

PENDAHULUAN Latar belakang masalah

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI

Persepsi Desain Grafis

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

PENDEKATAN TEMATIK DALAM PEMBELAJARAN SENI GRAFIS CETAK TINGGI BAHAN ALAM: UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA SEKOLAH DASAR

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kuliah teori dan praktek. Menurut Kurikulum Program Studi Pendidikan Seni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKARYA SENI GRAFIS CETAK TINGGI TEKNIK HARDBOARDCUT

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB III. A. Implementasi Teoritis

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

A. Implementasi Teoritik

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STRUKTUR KURIKULUM TAHUN 2012 SENI RUPA (KONS. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL) S1

Pendidikan Seni Rupa SD ( Ahmad Bahtiar E1E014002) S1 PGSD UNIVERSITAS MATARAM 1

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari

JENJANG PENDIDIKAN : Kompetensi Utama. Indikator Esensial Memotivasi siswa untuk siap belajar secara fisik maupun mental

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mereka secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi. Seni grafis cetak tinggi tergolong dalam seni murni, hal ini atas dasar karya yang ditujukan untuk ekspresi pribadi(http://wikipedia.com/senirupa). Terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts (http://wikipedia.com/senirupa) Seni rupa murni terbagi dalam 4 bagian yaitu seni patung, seni lukis, seni keramik dan seni grafis. Seni rupa murni lebih mengkhususkan diri pada proses penciptaan karya seninya dilandasi oleh tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan kepuasan batin senimannya. Seni murni diciptakan berdasarkan kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi. Namun dalam hal tertentu, karya seni rupa murni itu dapat pula diperjualbelikan 1

2 atau memiliki fungsi sebagai benda pajangan dalam sebuah ruang. Seni grafis adalah salah satu jenis karya seni rupa murni yang proses penciptaan karyanya dengan teknik cetak. Proses pembuatan karyanya melalui proses cetak sehingga karya seni grafis bisa dicetak dalam jumlah banyak dan uniknya setiap hasil karya tersebut dianggap original. Ciri umum yang membedakan seni grafis dengan cabang seni lainnya adalah sifat produktifnya, selain dari itu seni grafis juga dikenal dengan teknik pembuatan karya yang berbeda-beda. Secara garis bersar teknik-teknik yang digunakan untuk pembuatan karya grafis dibagi menjadi empat cabang yaitu: cetak relief (cetak tinggi). Cetak dalam ( intaglio). Cetak datar ( lithografi) dan cetak saring (serigrafi) (Supriyanto, 2005: 4). Teknik cetak tinggi adalah induk dari teknik-teknik seni grafis lainnya, teknik ini telah dikenal di Eropa sejak abad 14, pada mulanya teknik ini hanya digunakan untuk membuat pola-pola kain dan mencetak gambar untuk kartu permainan. Sedangkan di jepang teknik cukil kayu (cetak tinggi) berkembang pesat pada abad ke 16 dengan sebutan Ukiyo-e. sedangkan di Indonesia teknikteknik seni grafis mulai di jelajahi oleh para seniman di tahun 1960-an(Dwi Marianto. 1988: 17). Karya cetak tinggi dapat dihasilkan dengan mencukil media mengikuti gambar perencanaan sehingga media memiliki sisi yang lebih rendah dan tinggi permukaannya, kemudian permukaan kayu diberi tinta atau dicat lalu menekan media tersebut pada kertas. media yang biasa digunakan untuk mengahasilkan karya cetak tinggi adalah kayu atau triplek.

3 Pada Kurikulum Sekolah Menengah Pertama, Cetak tinggi adalah salah satu materi pada mata pelajaran Seni Budaya, proses pembuatan karya biasanya dilakukan dengan menggunakan media dengan bahan yang lebih sederhana dan mudah di dapati. Berdasarkan pengamatan penulis tentang hasil karya cetak tinggi selama masa PPL hasil dari karya cetak tinggi dengan media-media sederhana menghasilkan karya yang kualitasnya berbeda-beda. Ada karya yang menghasilkan bentuk desain yang tidak jelas karena perbedaan tekstur, kadar air dan susahnya media dibentuk, ada juga karya dengan warna meluber dan warna yang menumpuk-numpuk karena kandungan air pada media. Hal-hal tersebut tentu saja sangat mempengaruhi kualitas karya siswa tentang cetak tinggi sederhana. Kesesuaian hasil karya dengan desain awal yang dibuat dan kemerataan warna pada hasil karya siswa adalah permasalahan yang sangat banyak dijumpai pada karya cetak tinggi sederhana yang dibuat oleh siswa,oleh sebab itu masalah tersebut akan menjadi poin utama dari penelitian yang akan dilakukan penulis. SMP IT Al-hijrah Lau Dendang adalah salah satu sekolah yang mempraktekkan pembuatan karya cetak tinggi sederhana pada mata pelajaran seni budaya, hasil karya dengan menggunakan bahan-bahan sederhana tersebut tentu menampilkan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian di SMP IT AL-hijrah Lau Dendang dengan judul penelitian Anasis Hasil Karya Cetak Tinggi Dengan Berbagai Macam Media di Kelas IX SMP IT Alhijrah Lau Dendang Tahun 2017

4 untuk lebih mengetahui apa perbedaan hasil karya cetak tinggi dengan berbagai macam media. B. Identifikasi Masalah Dari uraian tersebut di atas terdapat beberapa permasalahan diantaranya: 1. Apa perbedaan hasil karya cetak tinggi dengan berbagai macam media 2. Kenapa hasil karya cetak tinggi dengan berbagai macam media menunjukkan hasil yang berbeda. 3. Kebanyakan hasil cetak tinggi dengan media sederhana tidak menciptakan karya maksimal 4. Medium yang menghasilkan warna menumpuk 5. Bahan yang paling cocok untuk menghasilkan warna yang merata pada karya cetak tinggi sederhana. 6. Media sederhana yang dapat menghsilkan karya cetak tinggi dengan desain yang terlihat jelas C. Batasan Masalah Agar pembahasan masalah menjadi fokus, maka permasalah di batasi pada: 1. Media yang menghasilkan warna paling merata atau padat. 2. Media yang dapat menghasilkan desain yang terlihat jelas pada karya.

5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah hasil karya cetak tinggi dengan berbagai macam media ditinjau dari segi bentuk dan warna? 2. Media manakah yang paling baik diterapkan oleh siswa untuk menghasilkan karya cetak tinggi sederhana? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui media hasil karya cetak tinggi dengan berbagai macam media ditinjau dari segi bentuk dan warna 2. Untuk mengetahui media media mana yang paling baik diterapkan oleh siswa untuk menghasilkan karya cetak tinggi sederhana F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain, yaitu: 1. Sebagai referensi baru bagi guru, siswa, mahasiswa atau masyarakat umum untuk lebih mengetahui kelebihan hasil karya cetak tinggi dengan media-media tertentu 2. Sebagai referensi baru bagi guru, siswa, mahasiswa atau masyarakat umum untuk lebih mengetahui kekurangan hasil karya cetak tinggi dengan media-media tertentu

6 3. Memudahkan guru di bidang seni rupa untuk mengarahkan peserta didik menggunakan bahan apa pada materi pelajaran cetak tinggi. 4. Sebagai refensi untuk masyarakat umum tentang cetak tinggi