BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-Undang RI Nomor 10, 1998). Berbagai transaksi dilakukan melalui bank, diantaranya tarik uang tunai, setor uang tunai, transfer, melakukan pembayaran, dan transaksi lainnya. Transaksi ini dilakukan melalui ATM, internet banking, sms banking, credit card, atau debit card. Berdasarkan situs www.bi.go.id (Selasa, 20 Januari 2015) mengenai rekapitulasi institusi perbankan di Indonesia, sampai dengan Oktober 2014 di Indonesia terdapat 119 bank umum dan 1798 bank perkreditan rakyat. Perkembangan teknologi dewasa ini telah mencapai tingkat yang sangat mengagumkan. Jarak dan waktu bukan lagi menjadi masalah karena adanya bantuan dari teknologi yang ada. Bank dan bisnis lain sama-sama beralih ke Teknologi Informasi (TI) untuk meningkatkan efisiensi usaha, kualitas layanan dan menarik pelanggan baru (Nath et al., 2001 dan Kannabiran dan Narayan, 2005). Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan jumlah pengguna internet pada tahun 2013 mencapai 71,19 juta, meningkat 13% dibanding tahun 2012 yang mencapai sekitar 63 juta pengguna, dan pada kuartal 1 tahun 2014 naik menjadi 82 juta pengguna. Salah satu media transaksi yang paling mudah karena hadirnya internet adalah internet banking. Shih dan Fang (2006) dalam Santouridis (2014), menyebutkan bahwa internet banking adalah jenis baru dari sistem informasi yang menggunakan sumber daya inovatif dari Internet untuk memungkinkan pelanggan melakukan kegiatan keuangan dalam ruang virtual. 1.2 Latar Belakang Penelitian Di era teknologi yang berkembang pesat, pelayanan perbankan dituntut lebih cepat, mudah, dan fleksibel. Menurut Jun dan Cai (2001) dalam Kerti et al. 1
(2014) mengungkapkan pesatnya pertumbuhan internet merubah cara perusahaan terhubung dengan konsumennya, tidak terkecuali bisnis perbankan. Menurut Manzano et al. (2009) dalam Kerti et al. (2014), keuntungan dari menyediakan layanan internet banking bisa menjadi solusi murah pengembangan infrastruktur dibanding membuka outlet ATM. Bank tidak harus memiliki kantor cabang, menghemat biaya operasi dan biaya tetap dengan menggantikan fungsi karyawan dan fasilitas fisik dengan informasi teknologi. Sedangkan bagi pihak konsumen dapat mengakses layanan tersebut dimana saja dan kapan saja tanpa harus datang ke kantor cabang (counter) maupun ATM, sehingga cost yang ditanggung rendah. Menurut Hamid et al. (2007) dalam Nasri et al. (2012) internet banking merupakan istilah lain yang digunakan untuk online banking. Internet banking atau online banking didefinisikan sebagai penggunaan Internet sebagai saluran pengiriman layanan perbankan melalui World Wide Web. Internet banking memungkinkan pelanggan untuk memiliki akses langsung ke informasi keuangan mereka dan melakukan transaksi keuangan tanpa kesulitan pergi ke bank. Internet banking yang dirasakan oleh nasabah lebih bermanfaat terutama karena menawarkan akses 24 jam ke layanan perbankan, penghematan waktu, akses dari mana saja menggunakan sebuah alat dengan koneksi internet dengan cepat, biaya yang lebih rendah, kenyamanan bertransaksi dapat dilakukan di rumah atau kantor atau tempat yang paling diinginkan, dan kecepatan respon bank dalam bertransaksi (BankAway! 2001; Gurău, 2002; dalam Chavan, 2013). Menurut Makris et al. (2009) dalam Hanafizadeh et al. (2014) internet telah membantu revolusi IT pada jasa keuangan dalam layanan perbankan. Internet banking memungkinkan orang-orang sibuk untuk menyelesaikan kegiatan keuangan mereka dengan cara yang hemat biaya dan efisien pada setiap harinya, terlepas dari lokasi fisik mereka. Perkembangan internet banking di Indonesia diawali pada tahun 1998 dengan Bank International Indonesia (BII) sebagai pelopornya (www.jpnn.com). Tabel 1.1 menunjukkan empat belas bank yang menyediakan layanan internet banking beserta link aksesnya: Tabel 1.1 Bank Penyedia Internet Banking TAHUN BANK LINK AKSES 1988 BII https://www.bankbii.com/ bersambung 2
lanjutan 2000 CIMB NIAGA https://ibank.cimbniaga.com/ 2001 Bank Bukopin https://secure.bank2home.com/appbukopin/ 2001 BCA https://ibank.klikbca.com/ 2003 Bank Mandiri https://ib.bankmandiri.co.id/ 2004 HSBC Indonesia http://www.hsbc.co.id 2005 Bank Permata https://www.permatanet.com/ 2006 Bank Panin https://www.bankpanin.com/ 2007 BNI https://ibank.bni.co.id/ 2008 Bank Mega https://ibank.bankmega.com/ 2008 OCBC NISP https://ibank.ocbcnisp.com/ 2009 Bank Danamon https://www.danamonline.com/ 2009 BRI https://ib.bri.co.id/ 2009 Bank Commonwealth https://commaccess.commbank.co.id/ Sumber: Diolah dari berbagai sumber Tabel 1.1 menunjukkan bank-bank yang menyediakan layanan internet banking, serta link yang disediakan bank untuk diakses. Konsumen lebih memilih layanan internet karena mereka tidak perlu bertemu langsung dengan penyedia layanan secara personal dan berhadapan dengan perilaku dari konsumen lainnya (Mitic dan Kapuolas, 2012 dalam Kerti et al., 2014). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jean-Pierre Lévy Mangin, Ph.D. (2011) di Kanada, menyebutkan bahwa rata-rata orang Kanada menggunakan internet banking karena aman, mudah dan dapat dilakukan sendiri. Internet banking menawarkan kemudahan dalam melakukan pengecekan saldo rekening terakhir (account in quiry), pembukaan rekening baru (account opening), pengiriman uang (transfer), pembayaran tagihan (payment), informasi suku bunga dan nilai tukar mata uang, mengubah nomor PIN dan simulasi perhitungan kredit (Prihiyani, 2012). Tabel 1.2 menunjukkan sepuluh bank terbesar berdasarkan total aset pada tahun 2013. Tabel 1.2 10 Bank Terbesar Berdasarkan Total Aset 2013 No. Bank Total Aset per Tri Wulan III 1. Bank Mandiri 733.099.762 2. Bank Rakyat Indonesia (BRI) 626.182.926 3. Bank Central Asia (BCA) 496.304.573 4. Bank Negara Indonesia (BNI) 386,654,815 5. CIMB Niaga 218,866,409 6. Bank Danamon 184.237.348 7. Bank Permata 165.833.922 8. Bank Panin 164,055,578 bersambung 3
lanjutan 9. Bank Internasional Indonesia (BII) 140.546.751 10. Bank Tabungan Negara (BTN) 131.169.730 (dalam jutaan rupiah) Sumber: Laporan Keuangan & Tahunan Masing-Masing Bank Tabel 1.2 diatas menunjukan 10 bank terbesar berdasarkan total aset yang diperoleh dari laporan tahunan setiap bank tahun 2013. Sepuluh bank terbesar yang telah dipilih mewakili sejumlah bank di Indonesia untuk diteliti dengan menggunakan konsep Pareto Chart. Konsep ini digunakan untuk memilih bank yang akan digunakan untuk penelitian, sehingga tidak perlu semua bank yang ada di Indonesia untuk diteliti tetapi cukup bank terwakil saja yang akan diteliti. Bank diurutkan berdasarkan aset yang paling besar hingga yang terkecil. Berdasarkan konsep Pareto Chart maka diperoleh hasil seperti pada gambar 1.1. Gambar 1.1 Diagram Pareto Total Aset Bank di Indonesia 2013 (dalam jutaan rupiah) Sumber: Laporan Keuangan & Tahunan Masing-Masing Bank Analisis Pareto menggunakan Prinsip Pareto, juga dikenal dengan sebagai 80-20 yang menyatakan bahwa, untuk berbagai kejadian, sekitar 80% dari efek disebabkan oleh 20% faktor penyebab (www.excel-easy.com). Tujuan dari pareto chart adalah untuk memperjelas faktor yang paling penting (atau yang paling besar) dari beberapa faktor yang ada. Dikutip dari www.ibm.com, prinsip 80/20 4
pada dasarnya empiris dan tidak mutlak. Angka-angka 20 dan 80 tidak penting; kadang-kadang mungkin 10 dan 90 atau 30 dan 70 bisa digunakan selama itu membantu peneliti untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci. Oleh karena itu, konsep pareto yang digunakan dalam penelitian ini adalah 70:30. Garis horizontal mewakili kategori, yaitu nama-nama 10 bank terbesar di Indonesia dan garis vertikal mewakili total aset untuk setiap bank. Garis melengkung keatas merupakan presentase kumulatif untuk setiap bank yang dinamakan sebagai Pareto. Tabel 1.3 menunjukkan presentase kumulatif dari total aset sepuluh bank terbesar di Indonesia. Presentase 70% dari total aset berada di CIMB Niaga, maka bank yang akan dijadikan objek dalam penelitian internet banking ini adalah bank yang berada diurutan pertama hingga urutan kelima, yaitu Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, dan CIMB Niaga. Tabel 1.3 Persen Accumulative Diagram Pareto 10 Bank Terbesar Berdasarkan Total Aset (dalam jutaan rupiah) Nama Bank Total Aset % Accumulative Bank Mandiri 733.099.762 22,58% Bank Rakyat Indonesia (BRI) 626.182.926 41,86% Bank Central Asia (BCA) 496.304.573 57,15% Bank Negara Indonesia (BNI) 386,654,815 69,06% CIMB Niaga 218,866,409 75,80% Bank Danamon 184.237.348 81,47% Bank Permata 165.833.922 86,58% Bank Panin 164,055,578 91,63% Bank Internasional Indonesia (BII) 140.546.751 95,96 Bank Tabungan Negara 131.169.730 100,00% Sumber: Hasil olah peneliti Tabel 1.4 dibawah ini menunjukkan daftar lima bank berdasarkan jumlah nasabah bank tahun 2013. Pada peringkat pertama Bank Rakyat Indonesia (BRI) memiliki jumlah nasabah 48 juta orang. Pada peringkat kedua Bank Negara Indonesia (BNI) dengan jumlah nasabah sebanyak 13,7 juta orang, disusul Bank Mandiri dengan jumlah nasabah sebanyak 13 juta orang. Kemudian Bank Central Asia (BCA) memiliki jumlah nasabah sebanyak 12 juta orang, dan terakhir CIMB Niaga yang memiliki jumlah nasabah sebanyak 2,8 juta orang. 5
Tabel 1.4 Daftar 5 Bank Terbesar Berdasarkan Jumlah Nasabah Tahun 2013 No. Nama Bank Jumlah Nasabah 1. Bank Rakyat Indonesia (BRI) 48 juta 2. Bank Negara Indonesia (BNI) 13,7 juta 3. Bank Mandiri 13 juta 4. Bank Central Asia (BCA) 12 juta 5. CIMB Niaga 2,8 juta Sumber: Rekapitulasi laporan keuangan setiap bank tahun 2013 Transaksi e-channel bank diantaranya mobile banking dan internet banking. Gambar 1.2 menggambarkan perbandingan jumlah pengguna mobile banking dan internet banking dari total nasabah lima bank besar yang sudah disebutkan pada tabel 1.4. Gambar 1.2 Perbandingan Jumlah Nasabah dengan Pengguna Internet Banking dan Mobile Banking 2013 Sumber: Laporan Tahunan Masing-masing Bank 2013 Gambar 1.2 menunjukkan perbandingan antara total nasabah bank dengan jumlah pengguna internet banking dan mobile banking pada tahun 2013. Pengguna internet banking pada BRI sebanyak 1,64 juta pengguna sedangkan pengguna mobile banking sebanyak 5,1 juta pengguna, kemudian pada BNI sebanyak 618.000 pengguna internet banking dan pengguna mobile banking 6
sebanyak 3,25 juta pengguna, disusul dengan Bank Mandiri sebanyak 783.356 pengguna internet banking dan pengguna mobile banking sebanyak 3,2 juta pengguna, kemudian pada BCA pengguna internet banking sebanyak 2,8 juta dan pengguna mobile banking sebanyak 4,8 juta, dan pada CIMB Niaga pengguna internet banking sebanyak 888.000 pengguna dan pengguna mobile banking sebanyak 684.000. Gambar 1.3 Jumlah transaksi e-channel Bank di Indonesia Tahun 2011-2013 (dalam jutaan) (Sumber: Laporan Tahunan Masing-Masing Bank) Gambar 1.3 menunjukkan jumlah transaksi e-channel pada Bank di Indonesia tahun 2011 sampai tahun 2013. Transaksi e-channel terbanyak adalah melalui ATM yang terus meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2012 transaksi melalui ATM meningkat sebesar 18,44% dari 2573 juta transaksi menjadi 3047,5 juta transaksi. Kemudian pada tahun 2013 meningkat sebesar 23,71% menjadi 3770,1 juta transaksi. Sedangkan transaksi melalui mobile banking tidak sebanyak melalui ATM, namun mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 39,51% dari 390,3 juta transaksi menjadi 544,5 juta transaksi dan pada tahun 2013 7
meningkat sebesar 36,44% menjadi 742,9 juta transaksi. Pada internet banking jumlah transaksi pada tahun 2011 sebanyak 816,3 juta transaksi, meningkat pada tahun 2012 sebesar 49,25% menjadi 1218,3 juta transaksi, kemudian pada tahun 2013 meningkat sebesar 1,10% menjadi 1231,7 juta transaksi. Menurut gambar 1.3 jumlah transaksi e-channel diatas dapat simpulkan bahwa ATM masih banyak diminati para nasabah dalam melakukan transaksi, berbeda dengan internet banking yang peminatnya masih sedikit. Padahal internet banking memberikan manfaat terutama karena menawarkan akses 24 jam ke layanan perbankan, penghematan waktu, akses dari mana saja menggunakan sebuah alat dengan koneksi internet dengan cepat, biaya yang lebih rendah, kenyaman bertransaksi dapat dilakukan di rumah atau kantor atau tempat yang paling diinginkan, dan kecepatan respon bank dalam bertransaksi (BankAway! 2001; Gurău, 2002). Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan jumlah pengguna internet pada tahun 2013 mencapai 71,19 juta, meningkat 13% dibanding tahun 2012 yang mencapai sekitar 63 juta pengguna. Disusul dengan pengguna telepon seluler (ponsel) yang mencapai 297 juta orang pada akhir tahun 2013 (id-sirti/cc). Berdasarkan hasil survei MARS, pada tahun 2013 menjelaskan bahwa dari 1.710 nasabah di 5 kota (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan) yang disurvei, sebanyak 34,7% menyatakan aware atau melek internet banking. Nasabah di Bandung merupakan nasabah yang paling aware terhadap internet banking dibandingkan kota-kota lainnya, dengan porsi 39,3% dengan jumlah pengguna internet banking dengan porsi 7,2%. Maka dari itu, penelitian ini akan dilakukan di Bandung. Salah satu model yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat penggunaan teknologi informasi yaitu Technology Acceptance Model (TAM) oleh Davis (1989). Technology Acceptance Model (TAM) menawarkan suatu penjelasan yang kuat dan sederhana untuk penerimaan teknologi dan perilaku para penggunanya (Davis, 1989). Menurut Davis (1993) Technology Acceptance Model didefinisikan sebagai salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan 8
teknologi komputer. TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu teknologi dalam suatu organisasi. Gu et al., 2009 melakukan penelitian di Korea untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi seseorang sehingga mau menggunakan mobile banking. Pada penelitian tersebut menjelaskan bahwa mobile banking memudahkan penggunanya untuk melakukan layanan perbankan dimana pun dan kapan saja dengan menghubungkan layanan perbankan secara mudah dan cepat dengan perangkat mobile. Pada jurnal Gu et al., 2009, penelitian menggunakan model TAM untuk menjelaskan penerimaan teknologi informasi dan membuktikan bahwa penerimaan individu berdasarkan konstruk perceived usefulness dan perceived ease-of-use, serta mengadopsi trust (kepercayaan) sebagai kunci konstruk lainnya yang mempengaruhi behavioural intention (niat perilaku), karena transaksi e-commerce dapat dilakukan tanpa perlu bertatap muka (Gefen et al., 2003 dalam Gu et al., 2009). Secara khusus, penelitian yang dilakukan oleh Gu et al., 2009 menambahkan self-efficacy, facilitating condition, social influence, dan system quality sebagai penentu kunci konstruk (perceived usefulness dan perceived ease-of-use) dan familiarity with bank, situational normality, structural assurances, dan calculative-based trust sebagai penentu dari trust. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka judul pada penelitian ini, yaitu Analisis Penggunaan Internet Banking dengan Mengadopsi Technology Acceptance Model (TAM) di Bandung 1.3 Perumusan Masalah a. Apakah social influence, system quality, perceived ease-of-use dan trust berpengaruh terhadap perceived usefulness? b. Apakah self-efficacy, facilitating condition, familiarity with bank, dan situational normality berpengaruh terhadap perceived ease-of-use? c. Apakah perceived ease-of-use, familiarity with bank, situational normality, structural asssurances dan calculative-based trust berpengaruh terhadap trust? 9
d. Apakah perceived usefulness, perceived ease-of-use dan trust berpengaruh terhadap behavioural intention? 1.4 Tujuan Penelitian a. Mengetahui pengaruh social influence, system quality, perceived ease-ofuse dan trust terhadap perceived usefulness b. Mengetahui pengaruh self-efficacy, facilitating condition, familiarity with bank, dan situational normality terhadap perceived ease-of-use c. Mengetahui pengaruh perceived ease-of-use, familiarity with bank, situational normality, structural asssurances dan calculative-based trust terhadap trust d. Mengetahui pengaruh perceived usefulness, perceived ease-of-use dan trust terhadap behavioural intention 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis a. Mendapatkan gambaran menyeluruh tentang keterkaitan variabel perceived usefulness, perceived ease of use, trust terhadap behavioral intention internet banking. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya dalam perbankan. 1.5.2 Aspek Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi industri perbankan untuk mengetahui alasan nasabah menggunakan fasilitas internet banking. b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu gambaran tentang layanan internet banking, serta memberikan masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penggunaan layanan tersebut, sesuai dengan kebutuhan nasabah. 10
1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Adanya sistematika penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan. Gambaran tersebut berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjelasan secara umum mengenai objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Bab ini meliputi uraian tentang tinjauan pustaka penelitian yang digunakan sebagai dasar dari analisis penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian serta ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan uraian tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, serta teknik analisis data dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, hasil analisis dan pengolahan data beserta pembahasannya, yang disajikan secara sistematis sesuai dengan lingkup penelitian serta sesuai dengan tujuan penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan disertai dengan rekomendasi atau saran. 11