BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging yang

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Bakso merupakan produk olahan daging, dimana daging tersebut telah. dihaluskan dan dicampurkan dengan bumbu-bumbu, tepung

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daging dan tepung. Makanan ini biasanya disajikan dengan kuah dan mie.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan

TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang diijinkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan.

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

PENGOLAHAN DAGING BAKSO. Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

Karakteristik mutu daging

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga daging kelinci dapat dikelompokkan ke dalam. sekali untuk menjaga kesehatan jaringan tubuh, membentuk sel-sel dan

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

II. TINJAUAN PUSTAKA. digiling halus ditambah bahan pengisi pati atau tepung topioka dan bumbubumbu.

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Postmortem pada Daging Sapi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu Penelitian. Kg/Kap/Thn, sampai tahun 2013 mencapai angka 35 kg/kap/thn.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi bali dikenal sebagai sapi lokal yang banyak dipelihara di Pulau Bali karena sangat

Pembuatan Sosis Ikan

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

TINJAUAN PUSTAKA Belut ( Monoptherus albus Zuieuw)

TINJAUAN PUSTAKA. Daging domba berdasarkan kualitas dapat dibedakan atas umur domba,

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Syarat Mutu Kerupuk Ikan SNI No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1

MATERI DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Lampiran 1 Lembar penilaian uji organoleptik ikan segar

KAJIAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FILLER TERHADAP SOSIS DAGING BABI

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat Fisik dan Biokimia Daging sebagai Bahan Pembuat Bakso. Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk daging yang dihasilkan dari kelinci ada dua macam yaitu fryer dan roaster. Kelinci

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2014, bertempat di

LOGO BAKING TITIS SARI

I. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. food menurut Food and Agriculture Organization didefinisikan sebagai makanan

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

MODUL 1 BAKSO IKAN. A. Deskripsi Bakso Ikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

Harryara Sitanggang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso Bakso adalah produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging yang dilumatkan, dicampur dengan bahan lainnya, dibentuk bulat-bulatan, dan selanjutnya direbus (Usmiati dan Priyanti, 2006). Bakso adalah produk olahan daging giling yang dicampur dengan tepung dan bumbu-bumbu serta bahan lain yang dihaluskan, kemudian dibentuk bulatan - bulatan dan kemudian direbus hingga matang. Istilah bakso biasanya diikuti dengan nama jenis dagingnya, seperti bakso ikan, bakso udang, bakso ayam, bakso sapi, bakso kelinci, bakso kerbau, dan bakso kambing atau domba (Astawan, 2008). Syarat mutu bakso daging menurut SNI 01-3818-1995 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Syarat Mutu Bakso Daging (SNI 01-3818-1995). Syarat mutu Satuan Persyaratan Bau - Normal, khas daging Rasa - Gurih Warna - Normal Tekstur - Kenyal Air % b/b Maksimal 70,0 Abu % b/b Maksimal 3,0 Protein % b/b Minimal 9,0 Lemak % b/b Maksimal 2,0 Boraks - Tidak boleh ada

2.2. Bahan Penyusun Bakso Bahan yang digunakan dalam pembuatan bakso antara lain terdiri dari daging, tepung tapioka, bumbu-bumbu, es atau air es. 2.2.1. Karkas dan daging kerbau Karkas kerbau adalah tubuh kerbau sehat yang telah disembelih, utuh atau dibelah membujur sepanjang tulang belakangnya, setelah dikuliti, isi perut dikeluarkan tanpa kepala, kaki bagian bawah dan alat kelamin kerbau jantan atau ambing kerbau betina yang telah melahirkan dipisahkan dengan/atau tanpa ekor. Kepala dipotong diantara tulang optical (os occipital) dengan tulang tengkuk kaki pertama (os atlas). Kaki depan dipotong diantara carpus dan metacarpus; kaki belakang dipotong diantara tarsus dan metatarsus. Jika diperlukan untuk memisahkan ekor, maka paling banyak dua ruas tulang belakang coccygeal (os caudalis) terikat pada karkas (Dewan Standardisasi Nasional, 1995). Daging adalah hewan yang telah disembelih dan bagian-bagiannya kecuali kulit, tanduk, dan kuku asal saja hewan atau bagian-bagian tersebut tidak terlebih dahulu mengalami pengawetan atau disiapkan untuk dimakan (Bintoro, 2008). Daging merupakan komponen utama karkas. Karkas juga tersusun dari jaringan lemak adipose, tulang, tulang rawan, jaringan ikat dan tendon. Komponen-komponen tersebut menentukan kualitas dan kuantitas daging (Soeparno, 2005). Daging bagian punuk/leher (blade) merupakan bagian karkas dengan tekstur daging yang tebal, dengan komposisi kurang lebih 55% dari berat karkas.

Daging has luar (sirloin) merupakan daging yang memiliki tekstur yang empuk. Komposisi daging has luar hanya 4,4% dari berat karkas. Daging paha depan (chuck) memiliki tekstur lebih alot bila dibanding dengan punuk/leher (blade). Daging paha sering digunakan untuk aktivitas ternak, seperti berjalan, maka bagian ini dapat digunakan untuk membuat olahan daging yang memerlukan urat atau kekenyalan. Daging bagian penutup (topside) memiliki tekstur yang tebal dan padat, dan tanjung (rump) memiliki tekstur yang empuk. Komposisi daging penutup dan tanjung sekitar 6,2% dari berat karkas (Bahar, 2003). Anatomi karkas diperlihatkan pada Ilustrasi 1. Daging yang digunakan untuk membuat bakso sebaiknya daging segar. Daging yang telah dilayukan bila digunakan untuk membuat bakso akan menghasilkan tekstur bakso yang kurang kenyal. Daging yang digunakan sebaiknya berasal dari bagian paha belakang, paha depan, daging penutup, tanjung, pendasar, gandik, atau bagian-bagian lain yang berserat halus (Astawan, 2008). Ilustrasi 1. Anatomi Karkas Sapi (Bahar, 2003)

2.2.2. Tepung tapioka Tepung tapioka adalah pati dari umbi singkong yang dikeringkan dan dihaluskan. Tepung tapioka dibuat secara langsung dari singkong segar. Tepung tapioka yang dibuat dari singkong akan menghasilkan tepung berwarna putih lembut dan licin. Tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku ataupun campuran pada berbagai macam produk antara lain kerupuk, kue kering, jajanan atau kue tradisional; misalnya cenil, klanthing, opak, dan ladu; bahan baku produk biji mutiara, sirup cair, dekstrin, alkohol, dan lem. Selain itu, tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental (thickener), bahan pemadat dan pengisi, serta pengikat pada industri makanan olahan (Suprapti, 2005). Gelatinisasi merupakan fenomena pembentukan gel yang diawali dengan pembengkakan granula pati akibat penyerapan air. Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula pati akan menyerap air dan mulai bengkak namun terbatas, sekitar 30% dari berat tepung. Proses pemanasan adonan tepung akan menyebabkan granula semakin membengkak karena penyerapan air semakin banyak. Selanjutnya pengembangan granula pati juga disebabkan masuknya air ke dalam granula dan terperangkap pada susunan molekul-molekul penyusun pati. Mekanisme pengembangan tersebut disebabkan karena molekul-molekul amilosa dan amilopektin secara fisik hanya dipertahankan oleh adanya ikatan hidrogen lemah. Atom hidrogen dari gugus hidroksil akan tertarik pada muatan negatif atom oksigen dari gugus hidroksil yang lain. Bila suhu suspensi naik, maka ikatan hidrogen makin lemah, sedangkan energi kinetik molekul-molekul air meningkat, memperlemah ikatan hidrogen antar molekul air. Pada proses perebusan bakso,

dimana tepung tapioka menjadi salah satu penyusun adonan bakso. Terjadi gelatinisasi sebagian molekul pati dan koagulasi gluten, sehingga bakso menjadi lebih kenyal (Winarno, 1992). 2.2.3. Bumbu-bumbu Bumbu yang digunakan pada pembuatan bakso kerbau terdiri dari garam dapur halus, penyedap, merica, dan bawang putih. Bawang putih mengandung senyawa allicin. Senyawa allicin pada bawang putih ini merupakan penyebab timbulnya bau yang sangat tajam (Wirakusumah, 2000). Garam berfungsi untuk memperbaiki citarasa, melarutkan protein, dan pengawet. Konsentrasi garam yang digunakan mempunyai batasan yang pasti. Hal ini tergantung pada faktor-faktor luar, dalam lingkungan, ph, dan suhu. Garam menjadi efektif pada pada suhu rendah dan kondisi yang lebih asam (Buckle, et al., 1987). Garam dapur yang digunakan biasanya 2,5% dari berat daging, sedangkan bumbu penyedap sekitar 2% dari berat daging (Wibowo, 2006). 2.2.4. Es Penggunaan es atau air es sangat penting dalam pembentukan tekstur bakso. Dengan adanya es ini, suhu dapat dipertahankan tetap rendah sehingga protein daging tidak terdenaturasi akibat gerakan mesin pengiling dan ekstraksi protein berjalan dengan baik. Penggunaan es juga berfungsi menambahkan air kedalam adonan sehingga adonan tidak kering selama pembentukan adonan maupun selama perebusan. Penambahan es juga dapat meningkatkan rendemen

adonan. Pengunaan es dapat digunakan sebanyak 10-15% dari berat daging atau bahkan 30% dari berat daging (Wibowo, 2006). Es batu dicampur pada saat penggilingan. Hal ini dimaksudkan agar selama penggilingan daya elastisitas daging tetap terjaga sehingga bakso yang dihasilkan akan lebih kenyal (Widyaningsih dan Murtini, 2006). 2.3. Pembuatan Bakso Proses pembuatan bakso menurut Astawan (2008), dapat dilihat pada diagram alir pembuatan bakso pada Ilustrasi 2. Daging Kerbau Es Penggilingan Pencampuran dan penggilingan Tepung + Bumbu Pencetakan Perebusan Bakso Ilustrasi 2. Diagram Alir Pembuatan Bakso (Astawan, 2008)

2.3.1. Penghancuran dan pelumatan daging Penghancuran daging dilakukan dengan cara mencacah (mincing), menggiling (grinding), atau mencincang sampai halus/lumat (chopping) pada proses penggilingan, daging perlu ditambah es. Tujuannya adalah untuk mempertahankan suhu akibat gesekan mesin giling (chopper) serta untuk menghasilkan emulsi yang baik (Astawan, 2008). 2.3.2. Pembuatan adonan Menurut Astawan (2008), Proses pembentukan adonan dapat dilakukan dengan mencampur seluruh bahan kemudian menhancurkannya (mixing and chopping). Dapat juga dengan cara menghancurkan daging, kemudian mencampurkannya dengan seluruh bahan lainnya (mincing, grinding and mixing). Bintoro (2008), menambahkan bahwa pembuatan adonan dilakukan dengan cara mencampurkan semua bahan yang terdiri dari daging giling, tepung tapioka serta bumbu-bumbu sambil diaduk sampai tercampur rata sehingga bahan tersebut menjadi adonan yang kental. 2.3.3. Pencetakan bakso Pencetakan bakso dilakukan dengan menggunakan alat pencetak bakso atau dengan tangan (Astawan, 2008). Pembuatan bakso dilakukan dengan tangan dengan cara sebagai berikut: adonan diambil dengan menggunakan tangan kiri, kemudian tangan kiri tersebut menggenggam dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk lingkaran sebesar bakso yang diinginkan, lalu tiga jari yang lain

mengeratkan genggaman sehingga adonan keluar melalui lubang yang terbentuk antara jari telunjuk dan ibu jari tersebut. Kemudian tangan kanan dengan menggunakan sendok memotong adonan yang keluar tersebut (Bintoro, 2008). 2.3.4. Perebusan Astawan (2008), menyatakan bahwa pemasakan bakso dilakukan pada suhu 70-80 0 C. Agar bakso tidak saling lengket atau menempel satu sama lainnya, ke dalam air perebus ditambahkan beberapa sendok minyak goreng. Bakso yang matang akan mengapung ke permukaan. Bintoro (2008), menambahkan perebusan dihentikan bila bakso yang tadinya tenggelam itu muncul diatas permukaan. Perebusan kedua diperlukan bila bakso yang terbentuk kurang matang. 2.4. Kadar Lemak Bakso Lemak merupakan zat makanan yang berfungsi sebagai sumber energi, sumbe asam lemak esensial, alat pengangkut vitamin yang dapat larut dalam lemak, menghemat protein dalam proses metabolisme, sebagai pelumas, memlihara suhu tubuh dan sebagai pelindung. Lemak pada makanan berfungsi sebagai pemberi rasa kenyang dan kelezatan (Almatsier, 2003). Lemak pada daging lazim disebut marbling (intramuskular) karena letaknya yang berada didalam jaringan dan serabut-serabut otot. Lemak pada daging segar berbeda dengan lemak pada daging olahan. Daging olahan mengandung lebih sedikit protein dan air dan lebih banyak lemak dan mineral. Kenaikan mineral daging olahan disebabkan oleh karena penambahan bumbu-

bumbu dan garam, sedangkan kenaikan nilai kalori disebabkan karena penambahan karbohidrat dan protein dari biji-bijian, tepung dan susu skim (Soeparno, 2005). 2.5. Warna Bakso Kualitas bakso ditentukan dengan warna bakso yang dihasilkan. Penentu warna daging adalah konsentrasi pigmen. Zat warna atau pigmen yang terdapat pada daging adalah mioglobin. Konsentrasi mioglobin daging dipengaruhi oleh spesies, bangsa, umur, jenis kelamin, dan jenis urat daging. Selain faktor-faktor tesebut, kadar mioglobin pada daging juga dipengaruhi oleh aktivitas urat daging. Aktivitas urat daging yang tinggi menyebabkan terbentuknya mioglobin yang lebih banyak. Kerbau yang lebih banyak dimanfaatkan sebagai ternak kerja, memiliki mioglobin daging lebih banyak daripada hewan yang dipelihara dalam kandang (Lawrie, 1995). Suhu pemasakan adalah faktor yang mempengaruhi perubahan warna daging masak. Pada suhu pemasakan antara 80-85 0 C mioglobin mengalami denaturasi sehingga terjadi perubahan warna daging. Sebagai contoh, warna interior daging sapi yang dimasak pada temperatur 60 0 C adalah merah terang dan pada temperatur 70-80 0 C atau lebih tinggi berwarna coklat abu-abu (Soeparno, 2005).

2.6. Kekenyalan Bakso Salah satu penentu kualitas dari bakso adalah tingkat kekenyalan. Kekenyalan adalah kemampuan produk pangan untuk kembali kebentuk asalnya setelah diberi gaya (Soekarto, 1990). Tekstur kenyal pada bakso ditentukan oleh daging yang digunakan sebagai bahan utam dalam pembuatan bakso. Kandungan kolagen pada daging yang digunakan inilah yang mempengaruhi tingkat kekenyalan bakso yang dihasilkan. Kolagen adalah protein struktural utama pada jaringan ikat dan berpengaruh terhadap kealotan daging. Kadar kolagen daging dipengaruhi oleh aktivitas ternak. Kolagen akan meningkat seiring dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh ternak, sehingga karkas dari ternak yang sering digunakan untuk melakukan gerak atau bekerja cenderung kaya akan kolagen dan bersifat alot (Soeparno, 2005). Ternak yang melakukan aktivitas secara konstan dan sistematis seperti kerbau yang lebih banyak dimanfaatkan sebagai ternak kerja, memiliki perkembangan urat daging yang lebih baik bila dibandingkan dengan ternak yang tidak melakukan aktivitas secara konstan. Pergerakan secara konstan berguna dalam perkembangan urat daging. Kondisi urat daging yang lebih berkembang ini akan menyebabkan kandungan kolagen pada ternak akan meningkat (Lawrie, 1995). Daging kerbau memiliki serat yang lebih besar dan kasar. Oleh karena itu, daging kerbau cenderung memiliki sifat alot. Kealotan daging kerbau juga disebabkan karena kerbau umumnya dimanfaatkan sebagai tenaga kerja bukan

sebagai penghasil daging. Kerbau baru akan dipotong bila sudah tidak produktif sebagai ternak kerja, kira-kira berumur lebih dari 6 tahun (Rukmana, 2003).