1 Universitas Kristen Maranatha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksius. yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina.

ABSTRAK. PENGARUH FRAKSI AIR KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana) DAN ARTEMISININ TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei

I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 mencapai 1,85% per 1000 penduduk. Penyebab malaria yang tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian menyatakan bahwa malaria merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang. masih menjadi masalah di negara tropis dan subtropis

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. Malaria adalah penyakit yang disebabkan infeksi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan telepon seluler atau biasa disebut handphone hampir

PENGEMBANGAN EKSTRAK RIMPANG BANGLE

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

ABSTRAK. EFEKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT KULIT MANGGIS TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DINOKULASI Plasmodium berghei

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Filariasis limfatik atau Elephantiasis adalah. penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit di mana

THE EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT AND ASETIC ETHYL FRACTION OF MANGOSTEEN PERICARPS TOWARD ICAM-1SERUM LEVEL IN Plasmodium berghei-inoculated DDY MICE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiki 2 sistem imun yaitu sistem imun bawaan. (innate immunity) dan sistem imun adaptif (adaptive

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP KADAR TUMOUR NECROSIS FACTOR-ALPHA PADA MENCIT YANG DIINFEKSI Plasmodium berghei

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFEK EKSTRAK BIJI Momordica charantia L TERHADAP LEVEL GAMMA GLUTAMYL TRANSFERASE SERUM MENCIT SWISS YANG DIINFEKSI Plasmodium berghei SKRIPSI

UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) SECARA IN VIVO SKRIPSI. oleh. Cita Budiarti NIM

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi perhatian masyarakat dunia termasuk didalamnya negara Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I PENDAHULUAN. hanya dari segi medis namun juga psikososial, sedangkan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) termasuk salah satu penyakit. tidak menular yang sering terjadi di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nitric oxide (NO) adalah molekul radikal yang sangat reaktif, memainkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT JANTAN STRAIN BALB/c YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PERAN TROMBOSIT DALAM PATOGENESIS MALARIA SEREBRAL (STUDI PUSTAKA)

BAB I PENDAHULUAN. Sel Leydig merupakan sel berbentuk poligonal dan. berukuran besar, terletak di interstisial testis (Ross

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Kejadian ulkus lambung berkisar antara 5% - 10% dari total populasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di beberapa Negara tropis dan subtropis saat

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. Ar11l ELVIEN LAHARSYAH

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk.

BAB I. PENDAHULUAN. orang pada tahun 2030 (Patel et al., 2012). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penularan malaria masih ditemukan di 97 negara dan wilayah. Saat ini sekitar 3,3

AKTIVITAS DAN POTENSI ANTIMALARIA SENYAWA SANTON TEROKSIGENASI DAN TERPRENILASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Reaksi alergi dapat menyerang beberapa organ dan pada setiap kelompok usia.

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. LAIs. Golongan antipsikotik tipikal adalah antidopaminergik yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sudah banyak pemanfaatan tanaman obat Indonesia untuk menanggulangi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit intraseluler Protozoa, yaitu genus Plasmodium, menginfeksi 500 juta dan membunuh lebih dari 1 juta jiwa setiap tahun. Menurut WHO, 90% kematian terjadi di sub-saharan Afrika, yang mana malaria menjadi penyebab nomor satu kematian anak dibawah 5 tahun (Kumar et al., 2009). Menurut data WHO terjadi peningkatan kasus malaria di Indonesia dari 229.819 kasus pada tahun 2010 menjadi 256.592 kasus pada tahun 2011, sedangkan kejadian meninggal yang dilaporkan mencapai 388 jiwa pada tahun 2011 (WHO, 2012). Manusia dapat terinfeksi oleh protozoa Plasmodium melalui cucukan nyamuk Anopheles betina. Terdapat empat spesies yang dapat menyebabkan malaria pada manusia, dan yang paling berbahaya Plasmodium falciparum (Kumar et al., 2009). Salah satu hal yang berperan penting dalam patogenesis adalah radikal bebas (Wiser, 2008). Hal ini terjadi karena parasit ini hidup dalam lingkungan prooksidan yang mengandung besi dan oksigen yang merupakan suatu keadaan yang memungkinkan terbentuknya ROS melalui reaksi Fenton. Radikal bebas juga diproduksi dalam proses inflamasi, merupakan senyawa yang dapat menimbulkan stress oksidatif sehingga memperparah reaksi inflamasi itu sendiri. Sebenarnya tubuh dapat menghasilkan antioksidan endogen secara alamiah, tetapi jumlahnya sangat terbatas. Bila radikal bebas dalam tubuh berlebihan maka dibutuhkan senyawa antioksidan eksogen (Khie Khiong, 2008). Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi parasit malaria namun prevalensi tetap tinggi. Hal ini dikarenakan adanya resistensi plasmodium terhadap obat antimalaria (Sungkar, 1992). 1 Universitas Kristen Maranatha

Artemisinin telah ditetapkan sebagai agen antimalaria dengan keamanan yang sangat baik. Artemisinin merupakan kombinasi yang direkomendasikan oleh WHO sebagai pengobatan lini pertama malaria falciparum tanpa komplikasi di semua daerah endemik malaria (WHO, 2006). Tetapi efek obat artemisinin telah mengalami penurunan bahkan resistensi terutama di perbatasan Thailand- Kamboja. Resistensi ditandai dengan pengurangan jumlah parasit in vivo tanpa pengurangan konvensional yang sesuai dalam pengujian kerentanan in vitro (Pilai et al., 2012). Manggis (Garcinia Mangostana L.) merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Tanaman manggis berasal dari hutan tropis di kawasan Asia Tenggara. Buah manggis merupakan salah satu buah unggulan Indonesia yang memiliki peluang ekspor yang cukup menjanjikan (ICUC, 2003), sedangkan kulit buah manggis merupakan salah satu sumber antioksidan eksogen. Di dalam kulit buah manggis kaya akan antioksidan seperti xanton dan antosianin (Weecharangsan et al., 2006 dan Hartanto, 2011). Menurut Penelitian, kulit manggis mengandung 50 senyawa xanton, dan dari 50 senyawa tersebut yang paling banyak dilaporkan memiliki efek farmakologis adalah alfamangostin, gammamangostin, dan garsinon-e. (Nugroho, 2011). Menurut Penelitian penggunaan ekstrak kulit manggis dalam pelarut, ditemukan bahwa xanthone yang berkhasiat di dalam kulit buah manggis efektif diekstrak dengan pelarut etanol dan etil asetat (Nugroho, 2011). Pada penelitian ini menggunakan mencit (Mus musculus) sebagai hewan percobaan, tetapi karena Plasmodium falciparum tidak menginfeksi ordo rodentia, maka digunakan analog Plasmodium falciparum pada ordo rodentia, yaitu Plasmodium berghei (Sinden, 1996). Berdasarkan hal-hal diatas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui peranan antioksidan dalam kulit manggis dengan fraksi etil asetat kulit manggis terhadap parasitemia pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei. 2 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah Apakah fraksi etil asetat kulit manggis menurunkan parasitemia pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penelitian adalah untuk mengetahui potensi fraksi etil asetat kulit manggis untuk terapi antimalaria. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peranan fraksi etil asetat kulit manggis dalam menurunkan parasitemia pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat akademis adalah untuk memperluas wawasan pembaca mengenai fungsi tanaman obat asli indonesia, khususnya manggis dalam menghambat parasitemia malaria berghei pada mencit. Manfaat praktis adalah mengeksplorasi potensi kulit manggis dalam menurunkan parasitemia malaria berghei pada mencit. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Plasmodium dalam bentuk gametosit dapat menginokulasi nyamuk Anopheles betina ketika mencucuk darah penderita malaria. Parasit berkembang membentuk sporozoit yang akan terdapat pada kelenjar ludah nyamuk Anopheles kemudian akan dilepaskan ke darah manusia, parasit malaria bermultiplikasi dengan cepat di hati kemudain dilepaskan dalam bentuk merozoit yang menginokulasi sel darah merah (Kumar et al., 2009). 3 Universitas Kristen Maranatha

Parasitized red blood cell (prbc) atau sel darah merah yang terinfeksi akan menstimulasi respons imun tubuh manusia sehingga sel T helper 1 (Th1) memproduksi Interferon- dalam jumlah tinggi. IFN- akan mestimulasi makrofag untuk menghasilkan Interleukin 6 (IL-6) dan Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α) (Wiser, 2008). Berbagai sitokin tersebut juga menghambat produksi sel darah merah, menyebabkan demam, dan meningkatkan pembentukan nitric oxide (NO) dengan bantuan enzim inducible nitric oxide synthase (inos) (Kumar et al., 2009). Selain itu peningkatan radikal bebas disebabkan parasit hidup dalam lingkungan prooksidan yang mengandung besi dan oksigen yang merupakan suatu keadaan yang memungkinkan terbentuknya ROS melalui reaksi Fenton. Radikal bebas juga diproduksi dalam proses inflamasi, merupakan senyawa yang dapat menimbulkan stres oskidatif sehingga memperparah reaksi inflamasi itu sendiri (Khie Khiong, 2008). Mekanisme obat antimalaria artemisinin adalah melalui pembentukan radikal bebas yang dapat memodifikasi dan merusak membran parasit sehingga membunuh parasit tersebut (Syarif, 2007). Kulit manggis kaya akan antioksidan seperti xanthone dan antosianin (Weecharangsan et al., 2006 dan Hartanto, 2011). Pada senyawa xanton terdapat senyawa alpha mangostin, gamma mangostin, garcinon C, garcinon D yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dan antimalaria (Susy Tjahyani & Wahyu, 2013). Kandungan dalam kulit mangis tersebut dapat berperan sebagai senyawa anti radikal bebas eksogen yang baik. Oleh karena itu fraksi etil asetat kulit manggis sebagai anti radikal bebas eksogen akan menghambat progresivitas patogenesis malaria (Syarif, 2007). 4 Universitas Kristen Maranatha

Parasit Malaria Menginoklusi eritrosit Xanton memiliki efek antimalaria Kulit manggis Mengandung xanton Menghasilkan radikal bebas difraksi dengan etil asetat Efek samping pengobatan artemisinin Tubuh manusia menghasilkan antioksidan endogen Radikal bebas menumpuk Antioksidan sebagai penangkal radikal bebas Senyawa alpha mangostin, gamma mangostin, garcinone C, garcinone D aktif Antioksidan eksogen Efek antimalaria dengan menurunkan parasitemia Gambar 1.1 Kerangka pemikiran fraksi etil asetat kulit manggis terhadap parasitemia Malaria Berghei 1.5.2 Hipotesis Penelitian Fraksi etil asetat kulit manggis menurunkan parasitemia pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei. 5 Universitas Kristen Maranatha