BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Metode Pengumpulan Data BAB II

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.2 Flow Diagram PLTP Kamojang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II LANDASAN TEORI

EFEKTIVITAS STEAM EJECTOR TINGKAT PERTAMA DI PLTP LAHENDONG UNIT 2

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].

ANALISA PERFORMANSI POMPA VAKUM DENGAN KAPASITAS 7390 M³/JAM DAN PUTARAN 472 RPM UNIT I PLTP SIBAYAK LAPORAN TUGAS AKHIR

learning, sharing, meaningful

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

Gambar 1.1. Proses kerja dalam PLTU

PENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

Session 11 Steam Turbine Protection

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

BAB III PEMODELAN SIKLUS KALINA DENGAN CYCLE TEMPO 5.0

Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

Tugas khusus Adi Kunchoro

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

Vol 9 No. 2 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Efisiensi Thermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 5 Dan 6 Di Tompaso

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

ANALISA PERFORMANSI KEVAKUMAN KONDENSOR TIPE NX:0,01 DENGAN TEKANAN -74 KPA DI PT DIZAMATRA POWERINDO PLTP SIBAYAK 2 X 5,65 MW

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit listrik yang sedang dikembangkan di Indonesia dikarenakan sumbernya yang

PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52

STUDI VARIASI LAJU PENDINGINAN COOLING TOWER TERHADAP SISTEM ORC (Organic Rankine Cycle) DENGAN FLUIDA KERJA R-123

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada

POMPA TORAK. Oleh : Sidiq Adhi Darmawan. 1. Positif Displacement Pump ( Pompa Perpindahan Positif ) Gambar 1. Pompa Torak ( Reciprocating Pump )

BAB V PENUTUP. Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

Oleh KNIK NEGERI MEDAN MEDAN

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II HUKUM THERMODINAMIKA I

PERPINDAHAN PANASPADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGERDI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangkit tenaga panas bumi (PLTP) setiap komponen berperan penting dalam proses pembangkitan termasuk sistem pendinginan yang memegang peranan vital dalam proses pembangkitan. Sistem pendinginan ini berpengaruh terhadap output pembangakit maka perlu adanya analisa mengenai sistem pendinginan. Proses dari sistem pendinginan ini melibatkan tiga komponen utama yang terdiri dari kondensor, hotwell pump dan cooling tower. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit 4 Kamojang telah beroperasi sejak awal tahun 2008. Setelah beroperasi selama kurang lebih 6 tahun terjadi perubahan performa dari unit operasi PLTP. Perubahan performa secara umum ini dilihat dari konsumsi uap pembangkit yang semakin banyak atau bukaan katup conveyor semakin besar. Sehingga peroses pendinginan pun semakin meningkat dan perlu adanya analisis mengenai sistem pendinginan. Pada laporan ini penulis membahas khusus tentang analisis efisiensi sistem pendinginan. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui performa komponen-komponen sistem pendinginan di PLTP Kamojang Unit IV. 2. Mengetahui pilihan alternatif manajemen energi yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi sistem di PLTP Kamojang Unit IV 1.3 Metode Pengumpulan Data Metode-metode yang di lakukan penulis dalam rangka memperoleh data-data dan informasi yang di perlukan sebagai berikut : a. Metode observasi Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap alat proses yang di jadikan objek pemasalahan. b. Metode studi literatur dan studi pustaka Metode studi pustaka ini penulis lakukan dengan membaca buku-buku manual oprasional dan buku-buku pendukung yang telah tersedia di perusahaan. c. Metode browsing internet Metode ini penulis melakukan pencaraian materi melalui browsing internet. BAB II 1

SISTEM PLTP KAMOJANG UNIT IV 3.1 Skema Sistem Operasi PLTP Kamojang Unit IV PT Pertamina Geothermal Energy Kamojang unit IV merupakan salah satu pembangkit energi tenaga panas bumi yang ada di Indonesia dengan energi yang dihasilkan sebesar 1x60MW. Sistem Geothermal yang ada di PLTP ini pada dasarnya sama seperti sistem energi Geothermal pada umumnya. Gambar 2.1 Skema sistem secara umum PLTP Kamojang unit IV (Sumber : Overview Control Room PLTP Kamojang Unit IV) Tenaga uap yang ada pada reservoir (dalam perut bumi) dengan kondisi uap seperti yang ditentukan (rata-rata aliran, kandungan gas, tekanan dan enthalpy) di produksi di 4 cluster dengan 11 sumur produksi (production well). Dari 11 sumur produksi tesebut dapat dihasilkan suhu kurang lebih 180 o C dan tekanan sekitar 10-11 bar. Pada gambar 3.1 (kotak warna merah) uap yang dikirim dari perut bumi bukan merupakan uap kering yang bersih, sehingga perlu dilakukan pemisahaan antara uap dan air pada separator atau scrubber (SCR). Sebelum masuk separator uap melawati katup dengan bukaan katup sekitar 83%. Dari diagram tersebut, PLTP Kamojang menggunakan siklus separated steam. 2

Setelah kadar air diturunkan maka keluaran dari separator dikirim ke aliran ganda dan aliran ganda tersebut masuk ke turbin dan rock muffler. Pada pada gambar 2.1 rock muffler (kotak warna ungu) berfungsi untuk membuang steam yang melebihi kapasitas yang sudah di tetapkan ke udara. Pada turbin terlihat (kotak warna hijau) uap yang sudah ditetapkan kapasitasnya akan memutar turbin yang porosnya terhubung ke generator yang akan menghasilkan listrik. Uap yang sudah melewati turbin akan dikondensasikan melalui direct contact condenser yaitu Kondensor CND 250 yang berada tepat di bawah turbin. Kondensor ini berfungsi untuk mengkondensasi uap keluaran dari turbin yang bekerja dengan prinsip spray. Selanjutnya kalor yang terdapat dalam kondensat hasil kondensasi akan dilepas ke atmosfir melalui penarikan mekanis (melalui hotwell pump) (kotak warna orange) menuju cooling tower yang terdapat pada kotak warna hitam, sedangkan pada kotak warna biru merupakan sistem ejeksi pada ejector. Ejector tersebut berfungsi untuk menghisap NCG yang terdapat pada main kondensor dan terpompa menuju Inter condenser dan After condenser. Prinsip kerja Inter condenser dan After condenser pun sama seperti Kondensor CND 250. NCG kemudian dibawa ke Cooling tower menggunakan sistem mekanis vacuum pump untuk dibuang ke udara. Cooling tower yang merupakan bak penampungan air dalam jumlah yang sangat besar. Pengisian pertama dari Cooling tower dipenuhi dengan cara pemompaan dari sungai Cikaro terlihat dalam kotak warna kuning. Air dari Cikaro terlebih dahulu masuk ke dalam Raw water yang kemudian akan didistribusikan untuk pelayanan pasokan pemadaman kebakaran dan untuk mengisi Cooling tower. 3.2 Sistem Pendinginan PLTP Kamojang Unit IV Sistem pendinginan dalam pembangkit merupakan suatu rangkaian komponen yang bertugas untuk melakukan pendinginan terhadap komponen kerja lainnya dan fluida kerja. Sistem pendinginan biasanya bekerja dengan memanfaat kan jenis fluida pendingin seperti cairan umumnya air (cooling water). Dalam industry pembangkitan sistem pendinginan melibatkan 3 komponen penting yaitu kondensor yang bekerja secara langsung dengan fluida kerja, lalu cooling tower sebagai pendinginan fluida pendingin yang akan disalurkan ke dalam kondensor dan pompa yang bertugas menyalurkan fluida pendingin ke berbagai komponen pembangkit juga mengembalikan fluida pendingin serta hasil kondensasi ke dalam cooling tower untuk digunakan kembali sebagai fluida pendingin. Berikut ini merupakan skema dari sistem pendinginan di PLTP Unit IV Kamojang : 3

Gambar 2.2 Skema sistem pendinginan PLTP Unit IV Kamojang 2.2.1 Hotwell Pump Pompa adalah salah satu peralatan mekanis yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain atau mensirkulasikan cairan pada suatu sistem. Prinsip kerja pompa adalah menyediakan tekanan sehingga cairan dapat mengalir. Pada dasarnya pompa dibutuhkan karena tidak adanya energi yang dapat mengalirkan cairan dengan sendirinya. Jika dibandingkan dengan sumur gas dan minyak, energi pengaliran berasal dari tekanan reservoir yang lebih besar dari tekanan di permukaan. Jika energi tersebut tidak tersedia maka dibutuhkan energi dari luar yang bisa dihasilkan oleh sebuah pompa. POMPA Perpindahan Gambar Positif 2.9 Hotwell PumpDinamik (Sumber : PLTP Kamojang Unit IV) Jenis pompa dapat dibagi berdasarkan prinsip operasinya antara lain : Reciprocating Rotary Sentrifugal Plunger Vane Aliran Aksial Piston Screw Aliran Radial 4 Diafragma Gear Peripheral

Gambar 2.10 Klasifikasi Pompa Pompa perpindahan positif bekerja dengan cara cairan diambil pada salah satu ujung dan dialirkan melalui ujung lainnya. Pompa perpindahan positif biasanya digunakan untuk mengalirkan fluida yang kental karena kemampuannya menghasilkan tekanan yang tinggi. Selanjutnya pompa perpindahan positif dapat dibagi 2 golongan berdasarkan cara perpindahannya : a. Pompa Reciprocating : jika perpindahan cairan dilakukan oleh pergerakan piston yang maju mundur. b. Pompa Rotary : jika perpindahan dilakukan oleh gaya putar gir atau baling baling didalam ruang bersekat pada casing yang tetap. Untuk semua jenis pompa perpindahan positif sudah ada tetapan debit cairan untuk tiap putarannya sehingga jika pipa dischargenya terhambat akan tekanan bertambah terus menerus yang bisa merusak pompa. Pompa dinamik beroperasi dengan menggunakan impeler yang berputar sehingga dapat mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk mengalirkan cairan. Pompa dinamik yang lebih dikenal adalah pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal merupakan pompa yang sangat umum digunakan dalam berbagai industri karena daerah operasinya yang luas dari tekanan rendah sampai tekanan tinggi, 5

dari kapasitas rendah sampai kapasitas tinggi. Selain itu pompa sentrifugal mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang relatif murah. Gambar 2.11 Klasifikasi Pompa 3.3 Efisiensi Sistem PLTP Kamojang Unit IV Untuk kerja dari pembangkit ini dapat ditunjukan oleh efisiensi sistem dari PLTP, yaitu antara daya output trafo utama dengan daya uap utama. Dapat dilihat pada persamaan berikut ini untuk mencari efisiensi sistem dari PLTP Kamojang Unit IV : ŋ = Pout Pin x100 6

ŋ = Daya Output TrafoUtama Daya UapUtama x100 Untuk mengetahui besar efisiensi sistem dari PLTP Kamojang Unit IV ini digunakan data rata-rata bulan Juli 2014 setiap pukul 00.00 dengan data sebagai berikut : Tabel 2.1 Data rata-rata bulan Juli 2014 Mass flow inlet (kg/s) 122.282 41 Steam to Turbine Temperatu re inlet ( o C) 183.2034 Pressu re inlet (bar) 10.051 8 Entalph y (kj/kg) 2785.6 3 Steam to Condenser Temperatu re ( o C) Pressu re (bar) Entalp hy (kj/kg) Power Output Generator (MW) 51.8679 0.1375 217.15 63.3683 Dari data-data diatas dapat dimasukan pada persamaan untuk dapat mencari besar efisiensi sistem dari PLTP Kamojang Unit IV. Dapat dilihat pada perhitungan berikut ini : Pout generator = 63.3683 MW Pout generator Pout turbin = eff.generator = 63.3683 MW 0.98 = 64.6614 MW Q uap = ṁuap x (H uap utama H condenser ) = 122.28241 kg/s x (2785.63 kj/kg 217.15 kj/kg) = 314.0799 MJ/s = 314.08 MW Daya Output TrafoUtama x100 ŋ = Daya UapUtama ŋ = 64.6614 MW 314.08 MJ /s x 100% = 20.587 % Dari data perhitungan diatas dapat dicari besar biaya pengeluaran uap yang dapat dihitung dari tiap kwh-nya, dimana besar biaya untuk uap adalah sebesar Rp. 700,00. Untuk besar pendapatan yang didapat dari penjualan listrik ke PLN dapat dihitung dari biaya listrik tiap kwh nya yaitu sebesar Rp.900,00. Besar biayanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Waktu Tabel 2.2 Tabel besar biaya pengeluaran uap per kwh Daya Output Generator (kwh) Biaya Uap ( Juta Rp./jam) Daya Out Trafo (kwh) Penjualan Listrik ( Juta Rp./jam) Juli 2014 228125734.7 159688,00 232781361.9 209500,00 7

BAB III PROFIL ENERGI 3.1 Perhitungan Hotwell Pump Metode Perhitungan Berikut adalah neraca masa dan energi dari hotwellpump PLTP Kamojang Unit IV: Gambar 3.2 Neraca masa dan energi hotwell pump Intensitas pompa = Q debit Daya motor = Q debit V I 3 PF Dengan: Q V I PF = Debit air (m 3 /h) = Tegangan (Volt) = Arus ( Ampere) = Power Factor 4 Perhitungan Nilai efisiensi pompa A dan pompa B Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus kalkulasi dari pompa yang sudah dijelaskan pada bab 2 sebelumnya didapat nilai efisiensi pompa pada tabel berikut: 8

Pompa A dan B Head Waktu 1 Juli (Meter Debit (m3/h) 2014 ) Commissioni ng Tabel 3.4 Tabel data pengamatan pompa A Arus (ampere) Pompa A Tegangan (volt) Power Factor 19.340 4283.500 45.790 6.031 0.820 0:00 19.340 4145.128 45.789 6.277 0.818 1:00 19.340 4367.338 45.775 6.278 0.818 2:00 19.340 4332.846 45.864 6.276 0.818 3:00 19.340 4329.053 45.834 6.276 0.818 4:00 19.340 4335.060 45.847 6.265 0.818 5:00 19.340 4312.692 45.734 6.273 0.818 6:00 19.340 4296.345 45.746 6.274 0.818 7:00 19.340 4303.771 45.827 6.234 0.818 8:00 19.340 4284.314 45.786 6.238 0.818 9:00 19.340 4246.534 45.725 6.254 0.818 10:00 19.340 4226.278 45.720 6.252 0.818 11:00 19.340 4294.510 45.758 6.266 0.818 12:00 19.340 4327.025 45.771 6.269 0.818 Head (Meter) Pompa A dan B Debit (m 3 /h) Tabel 3.5 Tabel data pengamatan pompa B Arus (ampere) Pompa B Tegangan (volt) Power Factor 19.340 4283.500 45.790 6.031 0.820 19.340 4145.128 45.716 6.237 0.818 19.340 4367.338 45.688 6.238 0.818 19.340 4332.846 45.797 6.236 0.818 19.340 4329.053 45.790 6.236 0.818 19.340 4335.060 45.796 6.225 0.818 19.340 4312.692 45.667 6.233 0.818 19.340 4296.345 45.681 6.234 0.818 19.340 4303.771 45.770 6.194 0.818 19.340 4284.314 45.720 6.198 0.818 19.340 4246.534 45.641 6.214 0.818 19.340 4226.278 45.673 6.212 0.818 9

19.340 4294.510 45.760 6.226 0.818 19.340 4327.025 45.774 6.229 0.818 Dengan menggunakan persamaan pada sub bab 3.2.1 maka didapat hasil perhitungan sebagai berikut: Tabel 3.6 Tabel hasil perhitungan intensitas pompa Data Intensitas ( m3/h kwh ) Pompa A Pompa B Comissioning 10.921 10.921 Aktual 10.589 10.664 Baseline 10.626 Grafik perbandingan intensitas pompa A dan B terhadap waktu Intensitas ((m3/h)/kwh) 12 10 8 6 4 2 0 Intensitas Pompa A Intensitas Pompa B commissioning baseline Waktu (Jam) Analisa Grafik 3.2 : Grafik 3.2 Grafik perbandingan intensitas pompa terhadap waktu Berdasarkan grafik 3.2 didapat bahwa nilai intensitas dari pompa A dan B berkisar 10,626 m3/h kwh sesuai dengan nilai baselinenya, sedangkan nilai commosioningnya yaitu 10

sebesar 10,921 m3/h kwh. Dari nilai intensitas tersebut dapat dilihat perbedaan antara intensitas saat commosioning dan saat aktual sebesar 0,295 m3/h kwh. BAB IV PELUANG PENGHEMATAN ENERGI 4.1 Peluang Penghematan Energi pada Komponen 4.1.1 Hotwell Pump Hotwell pump berperan penting dalam proses pembangkitan listrik panas bumi karena jika kinerja pompa ini terganggu akan menyebabkan proses kondensasi di kondenser pun terganggu. Hal ini disebabkan karena level air di kondenser cepat mencapai batas maksimal dan mengakibatkan tekanan vakum menurun. Sehingga turbin terpaksa trip yang berarti kerugian bagi perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu adanya maintenance yaitu penggantian oli secara berkala pada equipment yang berhubungan dengan pompa seperti pada bearing, poros pompa dan pada mesin motor. Karena dapat mempengaruhi terhadap : 1. Mengurangi gesekan pada bagian-bagian mensin yang bekerja sehingga putaran poros meningkat. 2. Debit air meningkat karena berbanding lurus dengan peningkatan putaran poros pompa (rpm) sesuai pada grafik 4.3. 3. Menstabilkan kondisi vakum pada kondensor karena karena level air kondensat pada kondensor tidak cepat mencapai maksimal. Mengontrol daya input motor agar tetap terjaga pada set pointnya dan juga dapat menambah umur motor serta pompanya. 11

Debit (m3/h) 4380 4360 4340 4320 4300 4280 4260 4240 4220 4200 Daya motor (kw) Grafik 4.3 Grafik Daya Motor terhadap Debit Mengurangi viskositas pada fluida yang dialirkan (kondensat) dengan meningkatkan temperatur pada kondensat. 4.2 Peluang Penghematan Energi pada Sistem Peluang untuk meningkatkan efisiensi sistem pada PLTP Kamojang Unit IV dapat dilakukan dengan cara : 4.2.1 Mengatur daya motor pada Hotwell Pump Mengatur daya motor pada hotwell pump pada kondisi maksimal sesuai pada grafik 4.3 yaitu pada debit air maksimal sebesar 4367.33 m 3 /h = 2426.3 kg/s. Perhitungan yang digunakan menggunakan data pada tanggal 1 Juli 2014 pukul 00.00. Data di ambil dari hasil Kerja Praktik di Pertamina Geothermal ε = Qudara Qair = 76138.28 kj /s 2426.3 kg/s x 4.186 kj kg ocx (47.7 T out )oc = 0.317 = 76138.28 kj /s 10156.492 x(47.7 T out ) = 0.317 = 76138.28 kj /s 484464.668 (10156.492Tout ) = 0.317 T out = 24.05 o C temperatur cooling water yang masuk kondenser. 12

Nilai T out diatas digunakan sebagai temperature cooling water yang masuk ke dalam kondensor dengan asumsi efektivitas yaitu efektivitas baseline sebesar 0.888. Dengan besar efektifitas kondensor sesuai dengan baselinenya maka perhitungannya sebagai berikut : ε = Qout Qin = m3 x(h3 h 2) ( m1 m 4 ) x (h1 h3)+m 4Cp(T 1 T 4) = 0.888 0.888 = 7702664.69 h 3 776428600.8 950011094.8430393.139h3-7320475.583 h 3 = -1620038453 h 3 = 221.3 kj/kg Nilai h 3 diatas digunakan sebagai nilai entalpi pada data tabel steam to condenser penghematan yang kemudian dibandingkan dengan h 3 saat keadaan actual pada tanggal 1 Juli 2014 pukul 00.00. Untuk datanya yaitu sebagai berikut : Tabel 4.1 Data pengamatan perbandingan actual dan penghematan Ket. Aktual Penghema tan Mass flow inlet (kg/s) 121.621 21 121.828 61 Steam to Turbine Press Temperat ure ure inlet inlet (oc) (bar) 10.128 183.5827 9 10.100 183.4809 0 Entalp hy (kj/kg) 2786.0 9 2786.0 9 Steam to Condenser Temperat ure (oc) Press ure (bar) Entalp hy (kj/kg ) 53.7730 0.1350 199.84 53.7730 0.1350 221.30 Dari data diatas maka bisa didapatkan besar daya output turbin dan efisiensi sistemnya sebagai berikut : Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Power Output Ket. Generator Turbine (MW) (MW) Aktual 63.3650 64.65816 327 Efisiensi Sistem ( %) 20.55 13

Penghema tan 63.3800 64.67346 939 20.70 Dari perbandingan efisiensi sistem diatas dapat dicari besar dari biaya penghematan yang dimiliki oleh sistem PLTP Kamojang Unit IV yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Tabel Penghematan Biaya Ket. Daya Output Generator (kwh) Biaya Uap (Rp Juta/jam) Aktual 228114000 159679.8 Penghema tan 228168000 159717.6 Daya Out Trafo (kwh) 23276938 7.8 23282448 9.8 Penjualan Listrik (Rp Juta/jam) 209492.44 9 209542.04 1 Biaya Penghem atan (Rp Juta/jam) 49.81265 49.82444 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengaturan daya motor dari hotwell pump dapat berpengaruh terhadap besar efisiensi sistem PLTP dan biaya penghematannya. Dengan pengaturan daya motor hotwell pump pada keadaan maksimal maka besar efisiensi sistem naik dari 20.55% menjadi 20.70%, kenaikan sebesar 0.15%. Dari kenaikan efisiensi sistem ini terjadi penghematan biaya energy yang awalnya sebesar Rp 49.812.650/jam menjadi Rp 49.824.440/jam. Lebih hemat Rp 1.179.180/jam. 14

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari analisis kinerja pada system pendingin di PLTP Kamojang Unit 4 dapat disimpulkak bahwa : Komponen Hot Well Pump Usaha Mengatur daya Meningkatkan motor pada hotwell efisiensi system pump. Efisiensi System 20.70 % Dampak Terhadap Lebih hemat Cost Rp 1.179.180/jam 5.2 Rekomendasi Dilihat dari besarnya efisiensi system dan dampak terhadap cost, maka disarankan untuk meningkatkan efisiensi system dari PLTP adalah dengan mengatur tekanan pada kondensor dengan cara mengatur bukaan katup sebelum turbin sehingga tekanan dapat mendekati setpointnya (0,16 bar). Meskipun besar efisiensi system yang di dapat dari pengaturan kondensor ini sama dengan pengaturan pada cooling tower, dampak dari cost dengan pengaturan kondensor dapat menghemat lebih banyak uang ketimbang dengan pengaturan pada cooling tower. 15

DAFTAR PUSTAKA. 2006. Hotwell Pump Vendor s Document. Torishima. Bejan, A., Moran, M dan Tsatsaronis, G. 1995. Thermal Design and Optimization. Amerika Serikat: John Wilwy & Sons, Inc. Hewitt, G.F, G.L Shires and T.R Bott.1994. Process Heat Transfer, CRC Press, Florida Maridjo, M.T. 2010. Buku Ajar Pembangkit Listrik Tenaga Thermal. Teknik Konversi Energi: POLBAN. Moran, M. J. dan Shapiro, H. N. 2007. Fundamentals of Eengineering Thermodynamics edisi ke-6. Amerika Serikat : John Wiley & Sons, Inc. Perkins, H.C dan Reynolds, W.C. 1996. Termodinamika Teknik Edisi Dua. Jakarta : Erlangga Wuryanti, M.Si, Sri. 2007. Neraca Masa dan Energi. Teknik Konversi Energi: Politeknik Negeri Bandung. 16