BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang atau jasa yang memuaskan bagi konsumen mereka. Salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk lebih dari 242 juta jiwa dan usia produktif sekitar 65%

Konsumsi Consumption

BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office 491

Comsumption and Cost

Konsumsi/ Consumption

Comsumption and Cost

Comsumption and Cost

x Comsumption and Cost

Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer

Konsumsi/ Consumption SEKAT

Konsumsi/ Consumption

KONSUMSI CONSUMPTION

CONSUMPTION AND COST

CONSUMPTION AND COST

Konsumsi/ Consumption

10. PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK/Expenditure and Consumptions of People

CONSUMPTION AND COST

Konsumsi/ Consumption

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mudah. Hal ini didukung oleh Kepala Instalasi Gizi, RS Awal Bros,

BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND POPULATION EXPENDITURE Pengeluaran dan Konsumsi

I. PENDAHULUAN. (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB XI PENGELUARAN & KONSUMSI

Konsumsi dan Kemiskinan/ Consumption and Proverty

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

I. PENDAHULUAN. dan gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang. menginginkan kepraktisan dalam mengonsumsi makanan dan minuman

I. PENDAHULUAN. Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala. yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini, fenomena pemasaran telah mengalami banyak perubahan mulai

BAB I PENDAHULUAN. yang lain (Kotler dan Amstrong, 2008:5). Dalam definisi manajerial, banyak

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

I. PENDAHULUAN. kebijakan sudah dikeluarkan pemerintah untuk mendorong perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 prevalensi merokok

BAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak.

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghasilkan variasi pangan yang dapat di konsumsi. Dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET GALAXY DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. setiap saat. Kebutuhan makanan sangat penting bagi masyarakat karena makanan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha ritel dapat kita pahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini fungsi pemasaran yang merupakan alah satu unsur penting. perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Konsumen biasanya membeli suatu produk karena alasan. kebutuhan. Namun ada alasan atau faktor- faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pokok sehari hari kepada para konsumen. Retail adalah salah satu cara pemasaran produk

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN. smartphone telah menjadi kebutuhan gaya hidup yang dianggap penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, menimbulkan berbagai macam usaha bisnis dengan tujuan utamanya adalah memberikan atau menghasilkan barang atau jasa yang memuaskan bagi konsumen mereka. Salah satu usaha bisnis yang sekarang sedang berkembang yaitu bisnis retail. Perkembangan jumlah bisnis ritel atau pasar modern dari tahun 2004 2008 semakin meningkat, ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 di mana bisnis ritel di Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu minimarket, supermarket dan hypermarket yang memiliki kesamaan yaitu menjual jenis produk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari konsumen khususnya produk makanan. Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Gerai Pasar Modern Berdasarkan Jenisnya (Tahun 2004-2008) 10289 8889 5604 6485 7356 minimarket supermarket hypermarket 956 1141 1311 1379 1447 34 50 83 99 130 1 2 3 4 5 Sumber : Pandin (2009, p.6) 1

2 Semakin meningkatnya jumlah penduduk juga menjadi penyebab meningkatnya usaha bisnis khususnya retail, karena semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi dan bisnis ritel adalah sebagai tempat untuk memperoleh kebutuhan sehari-hari konsumen. Kebutuhan sehari-hari konsumen dapat dipenuhi melalui produk yang dihasilkan oleh produsen. Produk dapat diartikan sebagai barang nyata, jasa, ide, tempat atau kombinasi dari beberapa untuk memenuhi kepuasan atau kebutuhan pelanggan, jika di dalam dunia bisnis produk dapat diartikan sebagai suatu paket atribut yang meliputi fitur, fungsi, manfaat, dan kegunaan (Solomon, et al., 2008). Ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih produk manakah yang akan dibeli yaitu: konsumen akan melihat apakah standar kualitas minimum produk sudah terpenuhi atau belum, apakah produk tersebut sudah memenuhi standar kualitas, apakah produk tersebut dapat melindungi konsumen dengan meyakinkan konsumen akan kebenaran informasi yang diberikan dalam iklan atau label nutrisi yang tercantum di dalam kemasan produk, dan apakah produk tersebut dapat memberikan informasi yang memungkinkan konsumen untuk menemukan produk yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan mereka (Caswell, 2009). Kebutuhan konsumen dibagi menjadi dua yaitu kebutuhan akan makanan dan kebutuhan non makanan, kebutuhan akan makanan memiliki peran yang kuat di dalam pengeluaran rata-rata perkapita yang dapat dilihat pada Gambar 1.2 di mana menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2005, 2007 dan 2008 jumlah

3 pengeluaran rata-rata perkapita penduduk Indonesia mengalami kenaikan pada kebutuhan makanan dari tahun 2005, 2007 dan 2008. Gambar 1.2 Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (Tahun 2005, 2007, 2008) (rupiah) Kelompok Barang 2005 2007 2008 A. Makanan/Food 147,311 174,028 193,828 1 Padi-padian/Cereals 24,483 35,874 36,970 2 Umbi-umbian/Tubers 1,664 1,991 2,040 3 Ikan/Fish 13,374 13,822 15,315 4 Daging/Meat 6,984 6,898 7,104 5 Telur dan susu/eggs and milk 8,946 10,497 12,048 6 Sayur-sayuran/Vegetables 11,607 13,690 15,539 7 Kacang-kacangan/Legumes 4,887 5,207 5,978 8 Buah-buahan/Fruits 6,203 9,055 8,779 9 Minyak dan lemak/oil and fats 5,540 5,959 8,336 10 Bahan minuman/beverage stuff 6,384 7,799 8,221 11 Bumbu-bumbuan/Spices 3,819 3,900 4,312 12 Konsumsi lainnya/ Miscellaneous food items 13 Makanan dan minuman jadi/ Prepared food and beverages 14 Tembakau dan sirih/ Tobacco and betel 3,843 4,735 5,356 31,847 37,030 44,193 17,729 17,570 19,636 B. Bukan Makanan/Non Food 139,430 179,393 192,542 1 Perumahan dan fasilitas rumah 64,601 73,450 78,083

4 Kelompok Barang 2005 2007 2008 tangga/housing and household facility 2 Barang dan jasa/goods and services 3 Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala/ Clothing, footwear and headgear 4 Barang-barang tahan lama/ Durable goods 5 Pajak dan asuransi/taxes and insurance 6 Keperluan pesta dan upacara/ Parties and ceremonies 44,213 60,125 66,141 10,951 11,783 13,014 12,963 22,873 24,627 3,508 4,486 4,839 3,195 6,674 5,838 C. Jumlah/Total 286,741 353,421 386,370 Commodity Group 2005 2007 2008 Sumber: Badan Pusat Statistik (2009, p.54) Menurut Teratanavat (2005), makanan sangat berhubungan erat dengan masalah kesehatan karena salah satu fungsi dari makanan adalah memberikan kesehatan bagi tubuh konsumen, dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan maka fungsi dari makanan telah mendapat perhatian dari konsumen dan produsen. Peran konsumen sangat penting pada sistem pangan karena mereka menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu produk makanan. Konsumen akan bersedia untuk membayar lebih untuk produk makanan jika produk makanan tersebut dirasa akan memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen. Keputusan berapa banyaknya yang akan dikonsumsi dipengaruhi oleh persepsi manfaat akan kesehatan dan kenyamanan

5 akan persiapan makanan. Dalam memilih produk makanan mana yang akan dipilih, biasanya konsumen akan memberi nilai pada masing-masing produk lalu menjumlah nilai tersebut dan pada akhirnya memilih produk yang memiliki total nilai tertinggi. Perbedaan karakteristik konsumen juga cenderung mempengaruhi persepsi konsumen tentang pemilihan makanan yang sehat. Kebutuhan akan makanan sangat penting bagi konsumen karena makanan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap konsumen untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Konsumen cenderung memiliki keinginan dan kebutuhan yang berubah-ubah, maka unit bisnis juga berusaha untuk melakukan inovasi mulai dari inovasi rasa, kemasan, kandungan nutrisi yang ada dalam produk, harga yang bervariasi dan kemudahan dalam mempersiapkan makanan tersebut atau semakin praktis. Dalam memenuhi kebutuhan makanan, konsumen harus berhati-hati akan keamanan makanan karena makanan dikonsumsi untuk tubuh maka secara langsung akan menimbulkan efek samping pada tubuh. Menurut Roosen (2003), keamanan produk makanan dapat tercermin dari sebagian bahkan seluruh atribut produk karena beberapa atribut produk dapat berfungsi sebagai sinyal keamanan produk makanan sehingga atribut dapat mencerminkan kualitas produk. Tetapi sinyal keamanan produk makanan akan gagal jika konsumen kurang peka terhadap sinyal tersebut seperti konsumen kurang mencari informasi akan produk makanan tersebut, sinyal keamanan produk makanan dapat berupa label informasi tanggal kadaluarsa pada kemasan, label informasi nutrisi yang ada pada kemasan yang berisikan

6 kandungan nutrisi yang dimiliki oleh produk makanan tersebut, rasa makanan, dan nama merek produk makanan. Masalah tentang penjaminan kehalalan makanan/keamanan makanan telah diatur oleh pemerintah. Kehalalan makanan telah diatur dalam UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan, di dalam Undang-Undang ini membahas bahwa pentingnya penggunaan label, terutama label kehalalan makanan. Selain adanya aturan Undang- Undang tentang pangan, pemerintah juga membentuk suatu badan yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Fungsi dan tugas badan ini menyerupai fungsi dan tugas dari Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat dan badan ini sering disebut sebagai Badan POM /Badan pengawas Obat dan Makanan (http://id.wikipedia.org/wiki/badan_pengawas_obat_dan_maka nan) Dalam memilih produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, diperlukan keterlibatan konsumen dalam pemilihan produk makanan. Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya suatu kejadian/objek, keterlibatan dapat terjadi pada waktu penggunaan produk dan pengevaluasian produk. Keterlibatan adalah psikososial yang dialami oleh konsumen hanya pada situasi dan waktu tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan yang dapat dilihat pada Gambar 1.2, tingkat keterlibatan dipengaruhi oleh dua sumber yaitu relevansi pribadi intrinsik dan relevansi pribadi situasional, di mana relevansi pribadi intrinsik mengacu pada pengetahuan arti-akhir (pengetahuan ciri produk sampai pada nilai yang relevan secara pribadi) yang tersimpan dalam

7 ingatan konsumen baik melalui pengalaman, memperhatikan orang lain maupun dari pembelajaran, misalkan seorang konsumen dapat belajar bahwa berbagai ciri radio tape dapat membuat konsumen menjadi senang atau tidak dan ingatan yang tersimpan oleh konsumen tentang radio tape dapat menjadi sumber intrinsik yang potensial bagi keterlibatan. Relevansi pribadi sosial mengacu pada aspek lingkungan dan sosial, misalkan jika berbelanja dengan orang lain maka dapat membuat seseorang sadar diri daripada berbelanja sendirian (Setiadi, 2003). Gambar 1.3. Model Dasar Keterlibatan Konsumen Ciri Konsumen - Konsep pribadi nilai dasar, tujuan, kebutuhan. - Kepribadian - Keahlian Ciri Produk - Komitmen waktu - Harga - Arti simbolis - Tingkat bahaya - Kemungkinan kerja tidak maksimal Relevansi pribadi intrinsik Keterlibatan Tanggapan pengaruh dan pengetahuan tentang ciri, konsekuensi, dan nilai yang diaktifkan Proses interpretasi dan integrasi Konteks Situasional - Situasi pembelian - Situasi penggunaan yang diinginkan - Tekanan waktu - Lingkungan social - Lingkungan fisik Relevansi pribadi sosial Sumber : Setiadi (2003, p.119)

8 Penelitian ini membahas tentang bagaimana pengaruh faktor karakteristik individu, faktor sikap dan situasional, pengetahuan tentang nutrisi dan pencarian informasi terhadap tingkat keterlibatan kelas produk dalam membeli produk makanan, tingkat keterlibatan kelas produk dapat dilihat dari kelima kelas atribut khusus produk yaitu harga, rasa, nutrisi, kemudahan persiapan, dan nama merek, dalam penjabaran yang luas penelitian ini ingin membahas ketika konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk makanan, faktor-faktor apa saja yang lebih mempengaruhi konsumen dalam mengevaluasi berbagai macam produk makanan sehingga konsumen tersebut memutuskan untuk membeli produk makanan tersebut. Menurut Lamb, et al. (2001), keterlibatan dapat diartikan sebagai jumlah waktu dan upaya yang diperlukan oleh konsumen dalam mengevaluasi dan mencari informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan tidak dapat terjadi dengan sendirinya, banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor individu, faktor sosial, faktor psikologi dan faktor budaya dan faktor apa sajakah yang lebih berpengaruh akan dibahas pada penelitian ini. Atribut produk digunakan untuk membangun ukuran tingkat keterlibatan kelas produk. Dalam penelitian ini atribut produk meliputi harga, rasa, nutrisi, kemudahan persiapan, dan nama merek, dan dari kelima atribut khusus tersebut dapat digunakan untuk mengukur tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk dengan cara melihat seberapa penting kelima atribut tersebut bagi konsumen (Drichoutis, et al., 2007). Keterlibatan aktif akan terjadi ketika objek seperti barang atau jasa dirasa akan

9 membantu untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan yang sesuai dengan situasi (Setiadi, 2003). Adanya hubungan antara keterlibatan kelas produk makanan dengan motivasi untuk mencari informasi tentang produk makanan yang akan dibeli yaitu jika konsumen ingin membeli suatu produk makanan dan ingin tahu lebih dalam tentang produk yang akan dibeli maka konsumen tersebut akan lebih terlibat dalam pencarian informasi (Brennan dan Mavondo (2000) yang dikutip dalam Drichoutis, et al., 2007). Semakin konsumen terlibat lebih jauh dalam pencarian informasi maka dalam pengambilan keputusannya semakin lebih luas dan lebih dapat dirasakan adanya perbedaan antara produk satu dengan produk yang lain sehingga kemungkinan lebih mudah membangun preferensi merek (Zaichkowsky (1985) yang dikutip dalam Drichoutis, et al., 2007). Jadi keterlibatan kelas produk juga dapat dilihat dari seberapa besar upaya yang dilakukan konsumen tersebut untuk mencari informasi akan suatu produk makanan yang akan dibeli. Upaya pencarian informasi dapat meliputi informasi tentang kandungan nutrisi produk makanan tersebut, harga produk, rasa yang dimiliki produk tersebut, kepraktisan dalam mempersiapkan atau cara penyajian, dan nama merek produk makanan tersebut. Pencarian informasi dianggap sebagai salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian, jika biaya dalam melakukan pencarian informasi dirasa kurang menguntungkan dari pada manfaat yang akan diperoleh maka konsumen akan berhenti untuk mencari informasi tentang produk yang akan dibeli, hal ini juga akan berlaku jika pengetahuan konsumen terbatas dan tidak dapat memproses informasi yang telah dicari (Uniyal dan Sinha, 2009). Menurut Setiadi (2003), informasi tentang produk makanan dapat

10 diperoleh dengan 3 cara, yaitu konsumen mendapatkan informasi melalui pengalaman pribadi, konsumen biasanya mendapatkan informasi dari sampel dan informasi diperoleh melalui pengamatan terhadap orang lain yang telah menggunakan produk tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh karakteristik individu, faktor sikap dan situasional, pengetahuan produk dan pencarian informasi produk terhadap tingkat keterlibatan kelas produk (harga, nutrisi, rasa, kemudahan persiapan dan nama merek)? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pada penelitian ini data diperoleh dengan menyebar kuesioner di Supermarket Hero, sehingga penelitian ini membahas tentang tingkat keterlibatan kelas produk dalam perilaku pembelian konsumen di Supermarket Hero yang ada di Yogyakarta. 2. Penelitian ini akan meneliti pengaruh empat faktor terhadap tingkat keterlibatan kelas produk, keempat faktor tersebut adalah faktor sikap dan situasional, faktor

11 karakteristik individu, pengetahuan produk dan pencarian informasi, sehingga dari hasil penelitian ini hanya menunjukkan bagaimana pengaruh keempat faktor tersebut terhadap tingkat keterlibatan kelas produk dan tidak membahas faktor lain di luar empat faktor tersebut. 3. Penelitian ini akan membahas tingkat keterlibatan kelas produk berdasarkan atribut khusus yang ada di dalam produk makanan, yaitu: harga, nutrisi, rasa, kemudahan persiapan dan nama merek, sehingga dalam penelitian ini akan dihasilkan pengaruh tingkat keterlibatan kelas produk yang hanya dilihat dari tingkat kepentingan kelima atribut produk. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Dalam melakukan pembelian suatu produk, para konsumen kebanyakan membeli produk bukan hanya untuk dikonsumsi atau membeli hanya sekedar kegunaannya tetapi konsumen membeli produk juga sekaligus dengan mempertimbangkan atribut produknya, maka peran atribut sangat penting pada produk sehingga dapat dikatakan bahwa suatu atribut produk dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengidentifikasi pengaruh dari faktor karakteristik individu, faktor sikap dan situasional, pengetahuan produk dan pencarian informasi produk terhadap tingkat keterlibatan kelas produk.

12 1.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat akademis dari penelitian ini untuk menghasilkan pengetahuan tentang atribut-atribut produk yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian produk khususnya produk makanan, sebagai bahan pembanding untuk memberikan gambaran, wawasan dan pemahaman yang luas bagi mahasiswa yang akan datang, sebagai referensi atau masukan bagi para peneliti lain dengan topik yang sama serta sebagai pelengkap kepustakaan bagi perpustakaan. 2. Manfaat manajerial dari penelitian ini adalah untuk melakukan keputusan bauran pemasaran karena dapat digunakan sebagai alat ukur untuk melakukan segmentasi konsumen, strategi promosi dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi pemasaran, dan menyediakan profil konsumen yang lebih mungkin untuk terlibat atau tidak terlibat dalam makanan yang didasarkan pada atribut khusus seperti harga, rasa, nutrisi, kemudahan persiapan, dan nama merek. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

13 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini berisi teori-teori yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian dan pengembangan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari konteks riset, metode riset, metode sampling, metode pengumpulan data, definisi operasional, tehnik pengukuran variabel dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini data telah dikumpulkan, kemudian dianalisis sesuai dengan alat analisis yang telah ditentukan. BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL Bab ini merupakan penutup yang memuat kesimpulan dari hasil, kelemahan penelitian dan implikasi manajerial yang diharapkan dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan.