Prosiding Teknik Industri ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Teknik Industri ISSN:

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb Assesment

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Perbaikan Fasilitas Kerja pada Stasiun Kerja Jahit di Home Industry Konveksi Permata

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis pada Stasiun Kerja Proses Som Kaos Kaki (Studi Kasus : CV. Surya Jaya)

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN KURSI TUNGGU UNTUK IBU HAMIL DAN LANSIA PADA STASIUN KERETA SECARA ERGONOMIS

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

Perancangan Meja Kerja Ergonomis pada Stasiun Kerja Penghalusan dengan Menggunakan Metode Antropometri (Studi Kasus : PT. Optima Cihampelas Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

Prosiding Teknik Industri ISSN:

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

Identifikasi Keluhan Biomekanik dan Kebutuhan Operator Proses Packing di PT X

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

ANALISIS RANCANGAN KERJA YANG ERGONOMIS UNTUK MENGURANGI KELELAHAN OTOT DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA PADA CV. SINAR PERSADA KARYATAMA

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

KAJIAN POSTUR KERJA PADA PENGRAJIN TENUN SONGKET PANDAI SIKEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Prosiding Teknik Industri ISSN:

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Meja Pencekam dan Kursi Guna Memperbaiki Postur Kerja berdasarkan Pendekatan Anthropometri di Lathan Furniture

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

USULAN PERANCANGAN ALAT BANTU YANG ERGONOMIS UNTUK MENGEFISIENSIKAN PENGGANTIAN BATERAI FORKLIFT DI PT LINFOX LOGISTICS INDONESIA BEKASI

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

PERBAIKAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT: CV GERUND)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS)

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

Performa (2013) Vol. 12, No.1: 9-18

Perancangan Ulang Fasilitas Fisik Kerja Operator di Stasiun Penjilidan pada Industri Percetakan Berdasarkan Prinsip Ergonomi

Transkripsi:

Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Fasilitas Stasiun Kerja Finishing di CV. Planet Production Bandung Finishing Work Station Design of Facilities in CV. Planet Production Bandung 1 Ready Pratama Wiguna, 2 Eri Achiraeniwati, 3 Nur Rahman As ad 1,2,3 Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email: 1 Readypratama86@gmail.com, 2 Eriachiraeniwati@yahoo.com, 3 Nurrahmanasad@yahoo.com Abstract. CV. Planet Productions is a commercial company in Indonesia which has been active in the development of business in Indonesia. CV. Planet Productions is a manufacturing company in the field of industrial convection, using production activities make to order production of the type that produce based on orders from the customer. The products are produced, namely T-shirts, shirts, pants, and jackets. Process activities ranging from drawing the pattern, cut the material, penyablonan, sewing, buttoning, obras, and packing of finished goods (Finishing). Based on initial observations interviews and questionnaires known to workers often feel the complaint during the process of packing finished goods (Finishing) caused by the working position and the facilities are not good. Workers at the finishing doing his job sitting on the floor. Identification of the complaints made by distributing questionnaires Nordic Body Map. The results of questionnaires showed parts of the body most grievances felt by all workers are sore / stiff in the upper neck, pain in the left shoulder, pain in the right shoulder, back pain, pain in hip, pain in the buttocks and pain in the butt. These complaints are caused by the position of the body that are not good. Rating position work done using methods Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Rula identification results obtained a score of 11 working positions working elements are finishing section 6 to the left and right, who are at risk level 3, which means a change in the working position as soon as possible. Facility design work using anthropometry methods by measuring the dimensions of the body of all workers, in order to obtain high facility in accordance with the workers. Facility design work created in the form of a table finishing work station ergonomics. It aims to create a better working position and minimize or even eliminate the risk of poor working against workers. Keywords: Ergonomics, Rapid Upper Limb Assessment (Rula), open Questionnaire, Questionnaire Nordic Body Map, anthropometry, work facilities. Abstrak. CV. Planet Production adalah salah satu perusahaan komersil di Indonesia yang telah berperan aktif dalam perkembangan dunia bisnis di Indonesia. CV. Planet Production merupakan perusahaan manufaktur di bidang industri konveksi, kegiatan produksinya menggunakan tipe produksi make to order yang memproduksi berdasarkan pesanan dari pelanggan. Produk yang di hasilkan yaitu kaos, baju, celana, dan jaket. Proses kegiatan mulai dari menggambar pola, memotong bahan, penyablonan, penjahitan, memasang kancing, obras, dan pengepakan barang jadi (Finishing). Berdasarkan pengamatan awal wawancara dan penyebaran kuesioner diketahui pekerja sering merasakan keluhan pada saat proses pengepakan barang jadi (Finishing) yang disebabkan oleh posisi kerja dan fasilitas yang tidak baik. Pekerja di bagian finishing melakukan pekerjaannya duduk di lantai. Identifikasi keluhan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner Nordic Body Map. Hasil penyebaran kuesioner menunjukan bagian tubuh yang paling banyak keluhannya yang dirasakan oleh seluruh pekerja adalah sakit/kaku di leher bagian atas, sakit di bahu kiri, sakit di bahu kanan, sakit di punggung, sakit pada pinggang, sakit pada bokong dan sakit pada pantat. Keluhan ini disebabkan oleh posisi tubuh yang tidak baik. Penilaian posisi kerja dilakukan dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Hasil identifikasi RULA didapatkan nilai skor posisi kerja dari 11 elemen kerja bagian finishing adalah 6 untuk bagian kiri dan kanan, yang berada pada level resiko 3, yang berarti perlu adanya perubahan posisi kerja secepatnya. Perancangan fasilitas kerja dengan menggunakan metode antropometri dengan cara pengukuran dimensi tubuh semua pekerja, agar didapat fasilitas yang sesuai dengan tinggi pekerja. Perancangan fasilitas kerja yang di buat pada stasiun kerja finishing berupa meja yang ergonomis. Hal ini bertujuan untuk membuat posisi kerja lebih baik dan meminimasi bahkan menghilangkan resiko kerja yang kurang baik terhadap pekerja. Kata Kunci: Ergonomis, Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Kuesioner terbuka, Kuesioner Nordic Body Map, Antropometri, Fasilitas kerja. 83

84 Ready Pratama Wiguna, et al. A. Pendahuluan Ergonomi merupakan suatu aktivitas multidisiplin yang diarahkan untuk mengumpulkan informasi tentang kapasitas dan kemampuan manusia, dan memanfaatkannya dalam merancang pekerjaan, produk, tempat kerja, dan peralatan kerja. (changalur et al., 2004) Manusia dan fasilitas merupakan dua dari beberapa faktor penting bagi perusahaan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas produk. Sedangkan fasilitas kerja merupakan alat atau sarana untuk membantu pekerja agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaannya dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Fasilitas kerja yang baik dan ergonomis akan membuat pekerja merasa nyaman dalam bekerja dan memberikan semangat kerja untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh perusahaan. Kurangnya fasilitas yang tersedia dan keadaan pekerja yang tidak nyaman sangat mempengaruhi pekerjaannya. Pada postur kerja misalnya, postur kerja yang selalu duduk, bediri, jongkok, membungkuk, memutar badan, mengangkat, dan mengangkut dalam waktu yang lama bila dibiarkan secara terus-menerus dapat menyebabkan mudah lelah, cedera atau rasa nyeri pada salah satu anggota tubuh pekerja dalam jangka waktu yang panjang. Kelelahan pada pekerja juga dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat bahkan kematian. (Tarwaka, 2004). CV. Planet Production bertempat di jalan Surapati No.92 Bandung, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konveksi yang menghasilkan produk seperti baju, celana dan jaket. Proses kegiatan produksi diawali dengan menggambar pola dan pemotongan bahan, penyablonan, penjahitan, memasang kancing, obras dan pengepakan barang jadi (finishing). CV. Planet Production mempunyai 30 pekerja di bagian produksi yang terdiri dari tiga (3) orang di stasiun kerja potong dan pola, tiga (3) orang di stasiun kerja sablon, tujuh (7) orang di stasiun kerja penjahit, tiga (3) orang di stasiun kerja kancing, tujuh (7) orang di stasiun kerja obras, tiga (3) orang di stasiun kerja pengepakan barang jadi (finishing) dan mempunyai empat (4) orang pekerja non produksi terdiri dari dua (2) pekerja dibagian sekertaris, satu (1) orang dibagian administrasi, dan satu (1) orang dibagian bendahara. Jam kerja dimulai dari jam 08.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB, dengan 1,5 jam istirahat. Selain itu diberlakukan jam lembur apabila terdapat pesanan produksi belum tercapai. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat pekerjaan yang dapat menimbulkan cidera yaitu pengepakan barang jadi stasiun kerja (finishing), terdapat tiga (3) orang pekerja melakukan pekerjaan melipat baju dengan duduk dilantai. Hasil wawancara dan penyebaran kuesioner terbuka, diketahui adanya keluhan yang dirasakan pekerja selama melakukan pekerjaannya diakibatkan karena tidak adanya fasilitas seperti meja dan kursi, sehingga pekerja kurang nyaman. Keterbatasan yang dimiliki oleh perusahaan seperti kurangnya fasilitas yang tersedia membuat pekerja melakukan pekerjaan melipat baju sambil duduk di lantai dengan paha tanpa megunakan meja. Stasiun kerja finishing yang paling banyak terdapat keluhan pekerja seperti rasa sakit pada bagian pinggang, pegal lengan, pegal leher, keram kaki, pegal punggung, sakit kepala, sakit bahu kanan, dan kaki kesemutan, untuk mengurangi potensi cidera dan bahaya yang terjadi maka penulis melakukan penelitian untuk memperbaiki rancangan fasilitas stasiun kerja finishing di CV. Planet Production agar didapatkan fasilitas kerja yang ergonomi. Berdasarkan pendahuluan diatas berikut ini adalah tujuan penelitian sebagai berikut: Volume 3, No.1, Tahun 2017

Perancangan Fasilitas Stasiun Kerja Finishing 85 1. Mengetahui proses kerja yang ada di CV. Planet Production khususnya di stasiun kerja finishing. 2. Mengetahui keluhan yang diderita pekerja atau rasa sakit anggota badan pada saat jam kerja. 3. Identifikasi resiko fisik kerja pada stasiun kerja finishing. 4. Merancang fasilitas kerja yang diinginkan pada stasiun kerja finising. B. Landasan Teori Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Di Amerika Serikat, ergonomi disebut sebagai human factor engineering. Ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan (Nurmianto, 1996). Peranan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bagun (design) maupun rancangan ulang (re-design). Hal ini meliputi perangkat keras seperti perkakas kerja (tools), baku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), system pengendali (control), alat peraga (displays), jalan/lorong (acces ways), pintu (door), jendela (windows), dan lain-lain (Nurmianto, 1996). Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah penting adalah untuk desain dan evaluasi produk (Nurminto, 1996). Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan (dimengerti digunakan) pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan bahaya/resiko dalam pengunaannya. Secara umum tujuan ergonomi, (Tarwaka dkk., 2004). yaitu: 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu produktif maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. Pengukuran kelelahan pada sistem otot rangka dalam bidang ergonomi mengalami satu kesulitan dalam satu kendala yang cukup serius yang sampai saat ini tidak ada cara pengukuran langsung terhadap luasnya aspek kelelahan. Tidak ada pengukuran yang bersifat mutlak terhadap kelelahan (Tarwaka, 2004). Menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) dalam buku Nurmianto (1996) berpendapat bahwa : Antropometri adalah satu kumpulan dan numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) nya dari suatu distribusi normal. Menurut Kroemer (2001), kuesioner nordic merupakan kuisioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan atau kesakitan pada tubuh. Kuesioner ini sudah cukup terstandarisasi dan tersusun rapi. Kuesioner ini dikembangkan oleh Kourinka (1987) dan dimodifikasi oleh Dickinson (1992). Teknik Industri, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017

86 Ready Pratama Wiguna, et al. Survei ini menggunakan banyak pilihan jawaban yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian umum dan terperinci. Bagian umum menggunakan gambar dari tubuh yaitu dilihat dari bagian depan dan belakang, kemudian dibagi menjadi 9 area utama. Responden yang mengisi kuesioner diminta untuk memberikan tanda ada tidaknya gangguan pada bagian area tubuh tersebut (Kroemer, 2001). Suatu bagian yang spesifik dalam daftar pertanyaan nordic terpusat pada area tubuh dimana gejala gangguan bagian area tubuh tersebut paling umum dijumpai seperti leher atau punggung. Pertanyaan lain yang biasa ditanyakan adalah sifat alamiah keluhan, jangka waktu dan kebiasaan manusia (Kroemer, 2001). Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus dalam memberikan pengukuran posisi leher, punggung, dan tubuh bagian atas sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh. Penilaian dengan menggunakan metode RULA membutuhkan waktu sedikit untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktifitas yang mengidinkasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan pengangkatan fisik yang dilakukan operator. RULA diperuntungkan dan dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas (McAtamney dan Corlett, 1993). Penilaian menggunakan RULA merupakan metode yang telah dilakukan oleh Mc Atamney dan Corlett (1993). Tahap-tahap menggunakan metode RULA adalah sebagai berikut : Untuk menghasilkan suatu metode yang cepat digunakan, tubuh dibagi menjadi dua bagian, yaitu group A dan group B. Group A meliputi lengan atas dan lengan bawah serta pergelangan tangan. Sementara group B meliputi leher, badan dan kaki. Hal ini memastikan bahwa seluruh posisi tubuh dicatat sehingga posisi kaki, badan dan leher yang terbatas yang mungkin mempengaruhi posisi tubuh bagian atas dapat masuk dalam pemeriksaan. Pemeriksaan atau pengukuran dimulai dengan mengamati operator selama beberapa siklus kerja untuk menentukan tugas dan posisi pengukuran. Pemilihan mungkin dilakukan pada posisi denagn siklus kerja terlama dimana beban terbesar terjadi. Karena RULA dapat dilakukan dengan cepat, maka pengukuran dapat dilakukan pada setiap posisi pada siklus kerja. Kelompok A memperlihatkan posisi tubuh bagian lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan. Kelompok B memperlihatkan posisi tubuh bagian punggung, leher dan kaki. Dalam pengukuran tersebut menggunakan sistem skor dengan melihat posisi tubuh untuk setiap gerakannya. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berikut ini adalah hasil rekapitulasi dari kuesioner Nordic Body Map, data kuesioner Nordic Body Map diisi oleh tiga orang pekerja pada stasiun kerja finishing. Volume 3, No.1, Tahun 2017

Perancangan Fasilitas Stasiun Kerja Finishing 87 4 Grafik Data Kuesioner Nordic Body Map Tingkat Keluhan 3 2 1 0 Sakit/kaku di leher bagian atas Sakit/kaku di leher bagian bawah Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit pada lengan atas kiri Sakit di punggung Sakit pada lengan atas kanan Sakit pada pinggang Sakit pada bokong Sakit pada pantat Sakit pada siku kiri Sakit pada siku kanan Sakit pada lengan bawah kiri Sakit pada lengan bawah kanan Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada pergelangan tangan kanan Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada paha kiri Sakit pada paha kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3 Gambar 1. Grafik Data Kuesioner Nordik Body Map Dari rekapitulasi data kuesioner Nordic Body Map tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa anggota tubuh pekerja yang merasakan keluhan. Terdapat 10 jenis keluhan yang dirasakan oleh ketiga pekerja, yaitu sakit/kaku di leher bagian atas, sakit/kaku di leher bagian bawah, sakit di bahu kiri, sakit di bahu kanan, sakit di punggung, sakit pada pinggang, sakit pada bokong, sakit pada pantat, sakit pada pergelangan kaki kiri, dan sakit pada pergelangan kaki kanan. Keluhan terbanyak yang dirasakan pekerja ada pada sakit/kaku di leher bagian atas, sakit di bahu kiri, sakit di bahu kanan, sakit di punggung, sakit pada pinggang, sakit pada bokong dan sakit pada pantat memiliki persentase rasa sakit yang sama, ke 3 pekerja masing-masing merasakan keluhan yang sama pada bagian tersebut, dengan tingkat keluhan mencapai level tiga (3) yaitu (sakit) Kemudian keluhan lainnya yaitu sakit/kaku di leher bagian bawah, sakit pada pergelangan kaki kiri dan sakit pada pergelangan kaki kanan yang di rasakan oleh 2 pekerja, pekerja 1 dan 2 masing-masing memiliki keluhan berbeda, dengan tingkat keluhan mencapai level tiga (3) yaitu (sakit). Selanjutnya keluhan lainnya yaitu sakit/kaku di leher bagian bawah, sakit pergelangan kaki kiri dan sakit pergelangan kaki kanan, yang di rasakan oleh 2 pekerja, pekerja 1 dan 3 masing-masing memiliki keluhan berbeda, dengan tingkat keluhan mencapai level dua (2) yaitu (agak sakit). Oleh karena itu setelah mengidentifikasi rasa sakit dan ketidak nyamanan pekerja pada saat bekerja maka perlu segera dilakukan pengidentifikasian pada postur tubuh pekerja saat melakukan Teknik Industri, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017

88 Ready Pratama Wiguna, et al. pekerjaannya. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil identifikasi level resiko pekerja dengan Rapid Upper Limb Assessment (RULA) pada setiap aktivitas kerja di stasiun kerja finishing pada Tebel 1 Tabel 1. Rekapitulasi Level Resiko Pekerja dengan Rapid Entire Body Asessment (REBA) No Elemen Kerja 1 pengambilan baju 2 pengambilan gunting 3 Memotong benang sisa jahit 4 membuang benang sisa potong 5 menaruh gunting 6 melipat baju sebelah kanan 7 melipat baju sebelah kiri 8 melipat baju bagian badan 9 pengambilan plastik 10 memasukan baju ke plastik 11 penaruhan barang jadi Skor RULA Bagian Tubuh 1 2 3 Kanan 7 6 6 Kiri 7 6 5 Kanan 7 5 6 Kiri 7 4 6 Kanan 7 7 7 Kiri 7 7 7 Kanan 7 5 6 Kiri 7 6 6 Kanan 7 5 6 Kiri 7 6 6 Kanan 6 6 5 Kiri 6 5 5 Kanan 7 5 7 Kiri 7 6 6 Kanan 7 6 6 Kiri 7 6 6 Kanan 4 6 6 Kiri 6 6 7 Kanan 6 6 6 Kiri 5 6 6 Kanan 5 6 7 Kiri 6 6 6 Berdasarkan hasil perhitungan pengunaan metode RULA aktivitas pengepakan barang jadi pada stasiun kerja finishing yang dilakukan di lantai menyatakan bahwa skor yang paling mendominasi adalah 6. Dengan demikian aktivitas pengepakan barang jadi yang dilakukan pada stasiun kerja finishing memiliki Action Level 3, yang artinya perlu diadakan perubahan postur kerja secepatnya salah satunya dengan melakukan perancangan fasilitas kerja finishing guna mengurangi resiko fisik saat pengepakan barang jadi pada stasiun kerja finishing. Volume 3, No.1, Tahun 2017

Perancangan Fasilitas Stasiun Kerja Finishing 89 Gambar 2. Rancangan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Kerja Finishing D. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan di CV. Planet Production adalah sebagai berikut: Proses kerja pada pengepakan barang jadi stasiun kerja (finishing) ada 11 proses kerja yang dilakukan pekerja yaitu sebagai berikut: 1. Pengambilan baju. 2. Pengambilan gunting. 3. Memotong benang sisa jahit. 4. Membuang benang. 5. Menaruh gunting 6. Melipat baju sebelah kanan 7. Melipat baju sebelah kiri 8. Melipat baju sebelah kanan 9. Mengambil plastik 10. Memasukan baju kedalam plastik 11. Menyimpan baju yang sudah jadi Terdapat 10 jenis keluhan yang dirasakan oleh ketiga pekerja, yaitu sakit/kaku di leher bagian atas, sakit/kaku di leher bagian bawah, sakit di bahu kiri, sakit di bahu kanan, sakit di punggung, sakit pada pinggang, sakit pada bokong, sakit pada pantat, sakit pada pergelangan kaki kiri, dan sakit pada pergelangan kaki kanan. Keluhan terbanyak yang dirasakan pekerja ada pada sakit/kaku di leher bagian atas, sakit di bahu kiri, sakit di bahu kanan, sakit di punggung, sakit pada pinggang, sakit pada bokong dan sakit pada pantat, ke 3 pekerja masing-masing merasakan keluhan yang sama pada bagian tersebut, dengan tingkat keluhan mencapai level tiga (3) yaitun pekerja merasakan (sakit). Selanjutnya keluhan lainnya yaitu sakit/kaku di leher bagian bawah, sakit pergelangan kaki kiri dan sakit pergelangan kaki kanan, yang di rasakan oleh 2 pekerja, pekerja 1 dan 3 masing-masing memiliki keluhan berbeda, dengan tingkat keluhan mencapai level dua (2) yaitu pekerja merasa (agak sakit). Teknik Industri, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017

90 Ready Pratama Wiguna, et al. Resiko pekerja pada saat proses kerja di stasiun kerja finishing sebagai berikut: Setelah dilakukan analisis dengan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) aktivitas pengepakan barang jadi pada stasiun kerja finishing yang dilakukan di lantai mempunyai nilai level resiko 6. Dengan demikian aktivitas pengepakan barang jadi yang dilakukan pada stasiun kerja finishing memiliki Action Level 3, yang artinya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan pada postur kerja salah satunya dengan melakukan perancangan fasilitas kerja finishing. Perancangan fasilitas kerja baru berupa meja yang ergonomis agar mengurangi level resiko kerja pekerja di stasiun kerja finishing. E. Saran Dari hasil penelitian tersebut terdapat beberapa saran untuk CV. Planet Production adalah sebagai berikut: 1. Agar memperhatikan keluhan kesehatan kerja para pekerja, karena jika CV.Planet Production mengabaikan keluhan kesehatan kerja pekerja akan membahayakan kesehatan para pekerja. 2. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini, dikarenakan masih terdapat beberapa masalah yang harus diperbaiki seperti pengendalian produksi dan perancangan tataletak fasilitas. Daftar Pustaka McAtamney and Corlett.,1993. RULA : A Survey Based Method for the investigation of Work Related Upper Lim Disorders,Applied Ergonomics, 24(2).91-99. Nurmianto, Eko., 1996.Ergonomic Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya: PT. Guna Widya. Roebuck, J. A., 1995. Anthropometric methods : Designing to Fit the Human Body, Human Factors and Ergonomics Society. USA Santoso, Gempur., 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan, Dan Lingkungan. Sidoarjo: Prestasi Pustaka Piblisher Sutalaksana, Iftikar Z., 2006. Teknik Perancangan System Kerja. Bandung: ITB Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press. Wignjosoebroto, Sritomo., 2003. Ergonomi Studi Gerakan Waktu, Cetakan Ketiga. Jakarta: Guna Widya. Volume 3, No.1, Tahun 2017