Daya Hambat Ekstrak Etanol Aloe Vera L. terhadap Proliferasi Sel Kanker Rongga Mulut (Sp-C1) secara In Vitro

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%

ABSTRAK. UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam) TERHADAP KARSINOMA SKUAMOSA EPITEL RONGGA MULUT PADA KULTUR SEL KB

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN. diderita. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat penuaan, dan

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

Potensi Ekstrak Etanol Daun Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) Sebagai Induktor Apoptosis Sel Kanker Lidah Manusia (SP-C1)

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan suatu diskontinuitas dari suatu jaringan. Luka merupakan

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan

BAB I PENDAHULUAN. tahapan dalam siklus sel. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat an Nuh :

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Potensi Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap Proliferasi Sel Kanker Lidah Manusia (SP-C1) In Vitro

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus

TIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kafein adalah kristal putih, alkaloid pahit, dengan rumus kimia C 8 H 10 N 4 O 2

Effects of Ethanol Extracts of Leaves Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) on Human Tongue Cancer Cell Invasion (SP-C1) in vitro

ABSTRAK. POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PEMERANGKAP DPPH DAN ANTIKANKER TERHADAP KULTUR SEL HeLa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

BAB 5 HASIL PENELITIAN

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan daerah pedesaan, DM menduduki ranking keenam yaitu 5,8%. 2

ABSTRAK. UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) TERHADAP KULTUR SEL RAJI

Kata kunci: salep ekstrak herba meniran, triamcinolone acetonide, penyembuhan luka

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ayunda Prameswari, 2016, Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hj. Sri Utami, Dra., M.Kes., PA(K)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. seperti pada lingkungan, tubuh, serta pada rongga mulut (Amaliah, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis,

BAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian Posttest Only Control Design ( Gliner,2000 ) dengan kultur in

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Insidensi diperkirakan

UJI SITOTOKSI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI EKSTRAK MISELIUM Ganoderma sp. ISOLAT BANYUMAS 1 TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (MCF-7) PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides terhadap Sel Kanker Kolon Widr secara In Vitro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

ABSTRAK. EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL TANAMAN SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans Merr & Perry) TERHADAP KARSINOMA KOLON PADA KULTUR SEL WiDr

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kulit merupakan organ tubuh tunggal yang terbesar, yaitu persen dari total

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

E. Keaslian Penelitian (Tabel.1) No Penulis Judul Hasil

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kanker paru memiliki prevalensi tertinggi di dunia. mencapai 18 % dari total kanker (World Health

BAB I PENDAHULUAN. berbeda memiliki jenis histopatologi berbeda dan karsinoma sel skuamosa paling

Uji Proliverasi dan Uji Apotoksis Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst sebagai Antikanker Serviks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif golongan

PERBANDINGAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA INSISI DENGAN PEMBERIAN VITAMIN C DAN EKSTRAK BUAH MORINDA CITRIFOLIA

Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional (>25,9%) dan sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

BAB I PENDAHULUAN. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, didukung oleh gusi yang kuat dan

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FARMASI UGM

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) PADA ACNE VULGARIS YANG TERINFEKSI Staphylococcus sp.

Transkripsi:

ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Daya Hambat Ekstrak Etanol Aloe Vera L. terhadap Proliferasi Sel Kanker Rongga Mulut (Sp-C1) secara In Vitro Suppression of OTSCC (SP-C1) Cell Growth Using Etanolic Extract of Aloe vera l. in Vitro Abstrak Gina Arfianti Putri 1, Supriatno 2, Ana Medawati 3 1 Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Bagian Oral Medicine, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta 3 Bagian Biomedis Kedokteran Gigi, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email: Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainya, Pada penelitian ini menggunakan Lidah Buaya (Aloe vera L) yang memiliki banyak khasiat sebagai anti kanker, anti bakteri, anti jamur, anti inflamasi, dan memiliki efek analgesik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji daya hambat proliferasi sel kanker rongga mulut (SP-C1) menggunakan ekstrak etanol Lidah buaya. Desain penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. Subjek penelitian pada penelitian ini menggunakan kultur sel kanker lidah (SP-C1) yang dibiakan dalam media Dubelcco s modified eagle medium (DMEM) yang diberi foetal Bovine Serum 10% (FBS). JenisLidah buaya yang digunakan pada penelitian ini adalah Aloe vera L arborescens. Sel SP-C1 yang tumbuh sub-confluent dipanen menggunakan Tripsin-EDTA 0,25%. Sel sebanyak 1x 10 4 sel/sumur dimasukkkan cawan petri 24 sumur, sesuai jumlah dengan konsentrasi ekstrak etanol Lidah buaya yang digunakan. Sel di inkubasi selama 24 jam. Setelah inkubasi, semua media dibuang dan diganti dengan media baru yang mengandung berbagai konsentrasi ekstrak Lidah buaya. Sel di inkubasi selama 0, 24, 48 dan 72 jam. Hasil Penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol Lidah buaya pada konsentrasi 75 mg/ml dan 100 ml/mg cenderung menurunkan jumlah proliferasi sel SP-C1 dibandingkan dengan konsentrasi 0 mg/ml, 25 mg/ml, dan 50 mg/ml dengan signifikansi p<0.05. Kesimpulan: Ekstrak etanol Lidah buaya efektif menghambat proliferasi sel kanker rongga mulut SP-C1 secara In Vitro. Kata kunci: Aloe vera, proliferasi, kanker lidah, SP-C1, In Vitro Abstract Cancer is a desease that have characterized uncontrolled mitosis and invasion to the other organs. In this researched used Aloe vera as alternative herbal to cure cancer. Aloe vera contains are anticancer, antifungi, antiinflamation and analgesic. The aim of this research is to know the effect of etanolic extract of Aloe vera in inhihibit proliferation of SP-C1. Design research is pure laboratory experimental. Subject is a culture SP-C1 cells in Dubelcco s modified eagle medium (DMEM) and foetal Bovine Serum 10% (FBS). The kind of Aloe vera is Aloe vera L arborescens. The Fluectuent SP-C1 cell collect by Tripsin-EDTA 0,25%. Cell put in cawan petri 24 cell/well with etanolic extract of Aloe vera, incubation 24 hours and replace with new media, incubation in 24, 48 and 72 hours. Each group add with MTT solution and counted by ELISA. The result of this research shows that concentration 75 mg/ml and 100 mg/ml effective inhibit proliferation of SP-C1 cell compared with 0 mg/ml, 25 mg/ml and 50 mg/ml with the value of significant level 0.05. Key words: Aloe vera, proliferation, oral tongue carcinoma, SP-C1, In Vitro 19

Gina Arfianti Putri, Daya Hambat Ekstrak Etanol Lidah Buaya... PENDAHULUAN Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh. 1 Penyakit kanker sesudah Perang Dunia II sampai menjelang berakhirnya abad ke 20 masih tetap menempati urutan tertinggi dari berbagai macam penyakit karena sangat ditakuti. Kanker dianggap sebagai pembunuh dingin yang dapat mengakhiri kehidupan seseorang secara perlahan-lahan namun pasti. 2 Sifat umum dari kanker adalah adanya kecenderungan dari selsel untuk berkembang mengalahkan mekanisme pengawasan dari tubuh normal. Gen abnormal disebut onkogen. 3 Kanker rongga mulut (karsinoma sel skuamosa) merupakan kanker terbanyak dari seluruh kanker leher dan kepala, dan termasuk 10 besar dari semua jenis kanker. Umumnya kanker rongga mulut mempunyai prognosis yang buruk dan belum ada perubahan yang berarti selama 10 tahun terakhir. 4 Kanker rongga mulut pada lidah (OTSCC) mempunyai invasi lokal dan metastasis regional yang tinggi ke limfonodi servikal, dan sering menyebabkan rekurensi lokal setelah pembedahan radikal akibat terjadinya invasi dan metastasis mikro sel kanker dari lokasi primer. 5 Saat ini perawatan kanker rongga mulut masih menggunakan cara yang konvensional, seperti kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, pembedahan dan terapi kombinasi. Meskipun demikian belum menunjukan peningkatan lamanya hidup penderita secara signifikan, oleh sebab itu diperlukan strategi terapi baru untuk menghambat pertumbuhan sel kanker secara efektif dan efisien tanpa efek samping yang besar. 6 Sebagai alternatif dapat dikembangkan obat dari tumbuhan herbal. Sesuai dengan anjuran dari Departemen Kesehatan yang menganjurkan penggunaan dan pengembangan penelitian tanaman herbal (PP RI No.8/1999). Salah satu tanaman herbal yang menarik untuk diteliti adalah Lidah Buaya (Aloe vera L) yang memiliki banyak khasiat sebagai anti kanker, anti bakteri, anti jamur, anti inflamasi, memiliki efek analgesik, meningkatkan aliran darah ke daerah yang terluka, dan menstimulasi fibroblast yang bertanggung jawab untuk penyembuhan luka. 7 Dari laporan sebelumya dikatakan bahwa lendir atau gel Lidah buaya mengandung berbagai macam zat mineral, misalnya zat organik, seperti kalsium, potassium, sodium, choline, magnesium, zinc, copper, chromium, ferrum dan beberapa vitamin seperti A, B1, B2, B12, B6, vitamin C, vitamin E, niasin, asam folat, inositol, kholin dan lain-lain. Zat aktif dalam Lidah buaya yang dapat menghambat kanker adalah aloesin, aloeresin, dan aloeemodin. Aloemodin dapat menghambat proliferasi dan menginduksi terjadinya apoptosis dari sel kanker. Acemannan yang merupakan fraksi terbesar dari karbohidrat, memiliki efek antineoplastik dan efek antivirus. Pada penelitian sebelumya ekstrak Lidah buaya digunakan untuk terapi kanker tenggorokan, ulcer di lambung dan AIDS. 8 Berdasarkan uraian di atas diketahui ekstrak etanol Lidah buaya mempunyai kandungan yang mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Diharapkan tanaman lidah buaya dapat menjadi obat alternatif yang lebih aman dan lebih murah untuk menyembuhkan kanker di rongga mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji daya 20

Mutiara Medika hambat proliferasi sel kanker rongga mulut (SP- C1) menggunakan ekstrak etanol Lidah buaya. BAHAN DAN CARA Desain penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. Subjek penelitian pada penelitian ini menggunakan kultur sel kanker lidah (SP-C1) yang dibiakan dalam media Dubelcco s modified eagle medium (DMEM) yang diberi foetal Bovine Serum 10% (FBS). Sel SP-C1 di biakkkan dengan larutan DMEM 10% FBS dalam cawan Petri. Sel di inkubasi pada suhu 37 o C dengan kelembaban udara 95 % dan CO 2 5 %. Selanjutnya pembuatan konsentrasi ekstrak etanol Lidah buaya dengan konsentrasi 25, 50, 75 dan 100 mg/ml. Pengujian hambatan proliferasi sel SP-C1. Sel SP-C1 yang tumbuh sub-confluent dipanen meng- HASIL Hasil penelitian mengenai daya hambat ekstrak etanol Lidah buaya (Aloe vera) terhadap proliferasi sel kanker rongga mulut (Sp-C1) menunjukan hasil morfologi antara sel kanker SP-C1 yang hidup dan yang mati terdapat perbedaan jika dilihat di bawah mikroskop cahaya. Pada kelompok kontrol menunjukkkan bentuk sel kanker yang masih hidup dengan sitoplasma berwarna terang, bentuk bulat atau oval seperti terlihat pada Gambar 1.(A). Sedangkan Gambar 1.(B) menunjukan bahwa bentuk sel oval tidak beraturan, sel membran membesar, kromatin hilang dan terlihat apoptotic body yang banyak. Gambar 1(A) gunakan Tripsin-EDTA 0,25%. Sel sebanyak 1x 10 4 sel/sumur dimasukkkan cawan Petri 24 sumur, sesuai jumlah konsentrasi ekstrak etanol Lidah buaya yang digunakan. Sel di inkubasi selama 24 jam. Setelah inkubasi, semua media dibuang dan diganti dengan media baru yang mengandung berbagai konsentrasi ekstrak Lidah buaya. Sel di inkubasi selama 0, 24, 48 dan 72 jam. Gambar 1(B) Gambar 1. (A) Morfologi Sel SP-C1. (B) Perubahan Morfologi Sel SP-C1 Setelah di Inkubasi dengan Ekstrak Lidah Buaya Konsentrasi 100 mg/ml Pemberian ekstrak etanol Lidah buaya pada konsentrasi 75 mg/ml dan 100 ml/mg cenderung menurunkan jumlah sel SP-C1 dibandingkan dengan konsentrasi 0 mg/ml, 25 mg/ml, dan 50 mg/ ml, seperti terlihat pada Gambar 2. Hambatan proliferasi sel SP-C1 mulai terlihat sejak hari ke-1. Pada hari ke-1 sampai hari ke-3 21

Gina Arfianti Putri, Daya Hambat Ekstrak Etanol Lidah Buaya... jumlah rerata proliferasi sel SP-C1 2.5 2 1.5 1 0.5 0 diketahui bahwa konsentrasi 25 mg/ml dan 50 mg/ ml tidak menunjukan hambatan pertumbuhan sel SP-C1. Dari hasil tersebut, kemungkinan konsentrasi ekstrak etanol Lidah buaya tidak berpengaruh di dalam media pertumbuhan sel (DMEM) atau pemberian konsentrasi tersebut dapat memacu pertumbuhan sel kanker. Sedangkan konsentrasi 75 mg/ml dan 100 mg/ml efektif menghambat sel SP-C1 sejak hari ke-1 sampai dengan hari ke-3. Pada hari ke-1 besar hambatan proliferasi sel kanker rongga mulut (SP-C1) pada konsentrasi 75 mg/ ml dan 100 mg/ml sebesar 2% dan 14%. Pada hari ke-2 diketahui hambatan proliferasi sel SP-C1 pada konsentrasi 75 mg/ml dan 100 mg/ml sebesar 22% dan 56%. Sedangkan hari ke-3 diketahui hambatan proliferasi sel SP-C1 pada konsentrasi 75 mg/ml dan 100 mg/ml sebesar 80% dan 90,3%. DISKUSI MTT assay 1 2 3 hari ke- Lidah buaya telah dilaporkan mempunyai efek menghambat pertumbuhan kanker sel merkel, kanker hepar, leukemia, tumor antineuroektodermal, 0 25 50 75 100 mg/ml Gambar 2. Rerata Proliferasi Sel SP-C1 Setelah Perlakuan dengan Ekstrak Etanol Lidah Buaya pada Berbagai Konsentrasi pada Hari ke-1, 2 dan 3 dan menginduksi apoptosis kanker paru. 8 Kandungan Lidah buaya yang mempunyai efek terhadap sel kanker adalah aloesin, aloeresin, dan aloeemodin. 8 Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Lidah buaya efektif menghambat pertumbuhan sel SP- C1 yang merupakan kanker solid di rongga mulut. Konsentrasi yang paling efektif menghambat proliferasi sel SP-C1 adalah 75 mg/ml dan 100 mg/ml. Aloe emodin dapat menghambat sel kanker rongga mulut dengan dosis tertentu. Perlakuan dengan aloe emodin pada dosis 10 sampai 40 µm menghasilkan hambatan pada fase G2/M berhenti atau istirahat. Alkaline phosphatase (ALP) pada sel KB dapat meningkat setelah pemberian Aloe emodin dibandingkan dengan kelompok control. 9 Aloe emodin yang terdapat dalam Lidah buaya dapat menghambat pertumbuhan sel kanker merkel secara signifikan. Signifikan hambatan proliferasi dapat dilihat pada konsentrasi 10 µm aloe emodin. Pada pembelahan sel normal terdapat pengontrol siklus sel yaitu cyclin dependent kinase (CDK) yang berperan mengendalikan progresi siklus sel melewati fosforilasi dari protein. CDK diaktifkan oleh pengikatan protein yang lain disebut siklin. Transisi dari G-1 ke S merupakan tahap yang sangat penting dalam siklus sel. Apabila sel menemukan sinyal yang mendorong pertumbuhan, maka siklin D meningkat, dan CDK4 dan CDK 6 menjadi aktif. Tahap transisi G-1 ke S dijaga oleh produk protein retinoblastoma(prb). Pada awal tahap G- 2, siklin B mengalihkan kontrol siklus sel dengan membentuk kompleks dengan siklin CDK1, siklin B membantu mendorong sel masuk dari tahap G- 2 menuju ke tahap M. 10 Pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut terdeteksi siklin D1 yang berlebihan. Mekanisme dasar ekspresi berlebihan dari siklin D1 yaitu terja- 22

Mutiara Medika dinya ampilifikasi gen, translokasi kromosom, dan rangsangan terhadap mitogen dari transkripsi gen. Ekspresi berlebihan siklin D1 pada siklus sel menyebabkan EGFr dan protein 53(P53) menjadi abnormal serta tahap G1 pada siklus sel menjadi cepat. 11 Karsinoma sel skuamosa rongga mulut juga menyebabkan meningkatkan aktivitas pengontrol siklus sel lainnya, yaitu CDK6 (cyclin dependent kinase 6) yang meningkatkan terjadinya proliferasi sel. 11 Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Aloe vera dapat menghambat proliferasi sel Sp-C1 yang merupakan sel kanker lidah yang mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat. Dilaporkan bahwa hambatan siklus sel kanker manusia menggunakan Lidah buaya terjadi pada fase G2 siklus sel. 9 Sehingga dapat dikatakan bahwa Lidah buaya pada penelitian ini menghambat pertumbuhan sel SP- C1 dengan menghambat siklus sel di fase G2. Sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan bahwa ekstrak etanol Lidah buaya dapat menghambat proliferasi sel kanker rongga mulut (SP- C1), maka hasil penelitian ini telah menjawab hipotesis tersebut. SIMPULAN Pada penelitian ini Ekstrak etanol Lidah buaya efektif menghambat proliferasi sel kanker rongga mulut SP-C1. Daya hambat ekstrak etanol Lidah buaya terhadap pertumbuhan sel kanker rongga mulut SP-C1 yang paling poten terdapat pada konsentrasi 75 mg/ml dan 100 mg/ml DAFTAR PUSTAKA 1. Wikipedia. The Free Encyclopedia. 2007 Cancer [internet]. Tersedia dalam: http://en. wikipedia.org/wiki/cancer [diakses 17 April 2008] 2. Suryo. Genetika Manusia. Cet. Ke-8. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2005. 3. Guyton, Arthur C., Hall, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta : EGC. 1997. h. 49-50 4. Lynch, A. Ilmu penyakit mulut diagnosa dan terapi. Ed. 8. jilid 1. Jakarta: Binarupa aksara. 1992. 5. Supriatno, & Yuletnawati, S. Aktivitas antikanker cepharantine pada kanker lidah manusia in vitro (tinjauan proliferasi, invasi dan metastasis sel). Maj. Ked. Gi; 2006. 13 (2): 141-145. 6. Supriatno. Oligonukleotid s-phase kinase associated protein-2 (SKP2) antisense menginduksi hambatan proliferasi dan peningkatan aktivitas apoptosis pada sel kanker leher dan kepala. Majalah Kemajuan Terkini Riset UGM; 2007: 28-35. 7. Agarry, O.O., Olaleye, M.T., Bello-Michael, C.O. Comparative antimicrobial activities of Aloe vera gel and leaf. African Journal of Biotechnology; 2005. 4 (12): 1413-1414. 8. Kemper, K., & Chiou, V. The longwood herbal task force Aloe vera. 1999. http://www.mcp. edu/herbal/default.htm. 9. Xiao, B. Aloe-emodin induces in vitro G2/M arrest and alkaline phosphatase activation in human oral cancer KB cells. Oral Oncol; 2007. 43 (9): 905-10. 10. Robbins, kumar, cotran. Buku ajar patologi edisi 7(terj). EGC. Jakarta. 2003. h. 201-226. 11. Todd, R. Cell cycle dysregulation in oral cancer. Crit Rev Oral Biol Med; 2002. 13:53. 23