BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar yang ada di wilayah Asia Tenggara.

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

I. PENDAHULUAN. yang cukup besar yaitu sektor perikanan. Indonesia merupakan negara maritim yang

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARYA ILMIAH BISNIS DAN BUDIDAYA KEPITING SOKA. Di susun oleh : NAMA :FANNY PRASTIKA A. NIM : KELAS : S1-SI-09

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Negara Kesatuan Republik lndonesia adalah benua kepulauan,

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 4,29 juta ha hutan mangrove. Luas perairan dan hutan mangrove dan ditambah dengan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Dr. Ir. Sri Yanti JS. MPM

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya hutan bakau yang membentang luas di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Poduksi perikanan Indonesia (ribu ton) tahun

PENDAHULUAN. daya alam ini salah satunya menghasilkan ikan dan hasil perikanan lainnya. Oleh

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

14Pengembangan Agribisnis

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan (Ruaw, 2011). Kelapa merupakan komoditi strategis karena perannya yang besar sebagai sumber

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Cooperation (APEC) pada tahun 2010 serta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, manager produksi harus mempunyai

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi dan perdagangan bebas yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

I. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk

4 PEMBANGUNAN PERIKANAN DI WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

Dalam memasuki millennium ke-tiga, bangsa lndonesia dihadapkan. pada tantangan sekaligus peluang untuk menjadi bangsa yang maju,

PERTANIAN.

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi permintaan pelanggan melebihi harapan harapan pelanggan.

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk baru bisa berlangsung dengan cepat. Kompetisi di pasar menjadi sangat ketat dan

PERNYATAAN ORISINALITAS...

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan dan dua pertiga wilayahnya merupakan lautan, karenanya potensi ikan di Indonesia sangat berlimpah. Sumber daya perikanan yang besar ini, menjadikan ikan berpeluang tinggi dalam memberikan kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia, khususnya sumber protein hewani. Hal tersebut menyebabkan Indonesia memiliki potensi perikanan sangat besar, dimana perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang menopang perekonomian Indonesia. Kegiatan yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Perdagangan internasional adalah suatu hubungan kerja sama ekonomi yang di lakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang berkaitan dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa kemakmuran suatu negara. Indonesia pernah mengalami penolakan ekspor pada tahun 2007. Salah satu komoditi perikanan Indonesia pada awal tahun 2007 berjalan jauh dari harapan, karena terjadinya penolakan di beberapa negara terkait dengan kandungan antibiotiknya yang melebihi ambang batas. Peningkatan mutu serta keamanan produk haruslah menjadi prioritas utama perbaikan komoditi sektor ini. Mulai dari

2 pengawasan penggunaan antibiotik, pemeliharaan dan tentu saja dukungan penuh dari pemerintah untuk pengembangan sektor. Pasar mancanegara memiliki beberapa tingkat tantangan yang mengahadang produk perikanan Indonesia. Tantangan itu dapat berupa isu lingkungan, kelestarian sumberdaya ikan, kesejahteraan hewan, sertifikasi, isu keamanan pangan, isu perdagangan dan lainnya. Salah satu tantangan berat dan tidak bisa ditawar adalah aspek keamanan pangan. Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015 nanti, para penyuluh perikanan diharapkan dapat berpartisipasi dalam kompetisi di bidang kelautan dan perikanan. Menjelang diberlakukannya MEA, masyarakat Indonesia akan dihadapkan pada persaingan global serta dituntut untuk memiliki daya saing dan nilai tambah sebagai kunci keberhasilan memenangi persaingan tersebut. Menteri kelautan dan perikanan Susi Pudijiastuti mengatakan Tantangan penyuluh perikanan di daerah harus mampu turut serta memacu persaingan yang akan segera dihadapi oleh bangsa Indonesia di era MEA yang diberlakukan pada akhir tahun 2015 ini. (bisnis.com, kamis 17/9/2015)

3 Sumber: bemfebui.com Gambar 1.1 Hasil Perikanan Indonesia 2009-2014 Sesuai dengan gambar 1.1, maka dapat diketahui bahwa produksi perikanan Indonesia tahun 2014 (angka sementara) mencapai 20,7 juta ton atau meningkat sebesar 6,72 persen dibandingkan tahun 2013, yang terdiri dari produksi perikanan tangkap sebesar 6,72 ton atau meningkat sebesar 1,39 persen dibandingkan tahun 2013 dan produksi perikanan budidaya sebesar 14,5 juta ton atau meningkat sebesar 9,18 persen dibandingkan tahun 2013. (Kementerian Kelautan Perikanan, 2014: 24) Produk perikanan merupakan salah satu andalan ekspor Indonesia. Wilayah laut Indonesia terdiri atas luas perairan Indonesia kurang lebih 3,1 juta (perairan laut teritorial 0,3 juta dan perairan nusantara 2,8 ) dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia seluas lebih kurang 2,7 juta menyimpan banyak

4 jenis ikan dan hasil perairan lainnya yang memiliki nilai ekonomis penting. Pemasaran hasil perikanan Zona Eknomi Eksklusif Indonesia yang diarah kan pada pasar ekspor memiliki produk andalannya udang dan ikan tuna. Tabel 1.1 Volume, Nilai, Trend, dan Kontribusi Ekspor Hasil Perikanan Menurut Komoditi 2013-2014 Sumber: BPS, diolah Ditjen P2HP dalam Kementerian Kelautan Perikanan (2014: 62) *) Sd. September 2014 Total volume ekspor hasil perikanan Indonesia periode Januari-September 2014 tumbuh sebesar 1,61 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dimana volume ekspor hasil perikanan Indonesia periode Januari- September 2013 yaitu sebesar 906 ribu ton meningkat menjadi 921 ribu ton pada periode yang sama tahun 2014. Sedangkan jika dilihat dari segi nilai, ekspor hasil perikanan Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 13,40 persen, yaitu US$ 2,99 milyar pada periode Januari-September 2013 meningkat menjadi US$ 3,39 milyar pada periode yang sama tahun 2014. (Kementerian Kelautan Perikanan, 2014: 60) Tidak dapat dipungkiri bahwa pada era globalisasi saat ini mutu produk merupakan salah satu komponen yang dapat menjadi modal dan alat yang tangguh

5 bagi organisasi manapun agar dapat bertahan dan bahkan menjadi unggul dalam kompetisi pada era apapun. Sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan terdiri dari pengawasan dan pengendalian mutu, pengembangan dan penerapan persyaratan atau standarisasi bahan baku, sanitasi dan teknik penangan serta pengolahan mutu produk, sarana dan prasarana beserta metode pengujiannya. Pemerintah juga mengatur tentang tata cara melakukan proses tata niaga dari mulai produksi, pengolahan hingga distribusi kepada konsumen untuk menjaga keutuhan kualitas mutu dari produkproduk tersebut. Pada pasal 20 UU No. 31 Tahun 2004 Bab IV tentang pengelolaan perikanan menyebutkan bahwa proses pengolahan ikan/produk perikanan wajib memenuhi syarat sebagai berikut: adanya kelayakan pengolahan perikanan, adanya sistem jaminan mutu dan perlindungan keamanan hasil perikanan. (unair.ac.id, Kamis 17 Agustus 2015) Indonesia juga dikenal sebagai salah satu pengekspor perikanan terbesar di dunia, khusus nya udang. Udang adalah salah satu perikanan yang diandalkan oleh Indonesia dalam penyumbang devisa dari komodoti perikanan. Oleh karena itu, pelaku bisnis udang beku harus dapat mencegah terjadinya kemunduran mutu terhadap produk yang dapat diakibatkan oleh aktivitas mikrobiologis, aktivitas enzim, dan oksidasi untuk dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai jual tinggi. Sebagai komoditi ekspor, udang beku memerlukan penangan yang baik agar tidak mengalami penurunan mutu. Hal tersebut disebabkan karena standar mutu yang sudah ditetapkan oleh negara tujuan tinggi dan konsumen sangat memperhatikan

6 keamanan produk pangan yang akan dikonsumsi. Dalam produksi udang beku, teknik pengenalian mutu merupakan usaha untuk mempertahankan dan memperbaiki mutu produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh konsumen dan negara tujuan. Penurunan kualitas tambak juga menjadi salah satu faktor turunnya mutu udang yang dihasilkan. Tercemarnya lingkungan dengan limbah dan akumulasi pakan yang berlebihan memberikan peluang besar bagi pathogen oprotunistik untuk berkembang. Bakteri pathogen oportunistik pada tambak udang ialah bakteri yang secara alamiah bukan berada di perariran tambak, tetapi masuk ke tambak akibat tercernanya lingkungan dengan limbah manusia. Maka dari itu para pelaku usaha harus memperhatikan mutu tambaknya juga, demi menjaga mutu yang baik terhadap produk yang dihasilkan. Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat saat ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian dunia khususnya Indonesia. Teknologi informasi memiliki peran yang penting dalam perekonomian suatu Negara karena dengan berkembangannya teknologi informasi, maka perekonomian suatu negara juga mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat juga sangat memperngaruhi perekonomian dunia dapat kita lihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh dan berkembang yang tidak hanya di Indonesia, tetapi sudah menuju internasional. Dengan banyaknya perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang di dunia khususnya Indonesia, maka persaingan ekonomi di dunia

7 dan antar perusahaan juga semakin ketat dalam mengembangkan usahanya dan mendapatkan perhatian yang lebih dari para konsumen dunia. Karena hal tersebut membuat para pelaku bisnis harus memiliki sebuah strategi baru yang handal dalam meningkatan mutu produknya untuk memiliki keunggulan tersendiri dalam produknya yang berbeda dari perusahaan lainnya. Menjaga mutu produk yang dihasilkan dalam perikanan teknologi juga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan konsumen. Teknologi ini disebut dengan teknologi pangan. Teknologi pangan berperan dalam perancangan produk, pengawasan bahan baku, pengolahan, tindak pengawetan yang diperlukan, pengemasan, penyimpanan, dan distribusi produk sampai ke konsumen. Meningkatnya kesadaran para konsumen dalam menentukan produk yang akan mereka konsumsi, maka dari itu para pelaku bisnis tidak hanya memperhatikan rendah biaya yang dikeluarkan, tetapi juga nilai tambah pada produk juga ditingkatkan melalui peningkatan terhadap kualitas dan pelayanan yang diberikan. Untuk meningkatkan dan menghasilkan mutu yang terbaik kita dapat mengimplementasikan Total Quality Management, kita dapat mengimplementasi Total Quality Management terhadap seluruh aspek operasional perusahaan. Total Quality Management tidak hanya membantu kita dalam meningkatkan mutu produk tetapi juga membantu meningkatkan produktivitaas dan menekan biaya produksi. Total Quality Management mencoba menigkatkan daya saing perusahaan melalui perbaikan secara terus menerus terhadap produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan (Fandy, 2003: 4).

8 Total Quality Management memiliki beberapa unsur pokok, yaitu fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pedekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan, serta adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Kendali mutu tersebut akan melibatkan seluruh aktivitas mutu secara multifungsional di seluruh organisasi. Sebab itu, setiap departemen dalam suatu organisasi akan memiliki kontribusi terhadap pencapaian standar mutu. Pada tahun 2013 provinsi Lampung memberikan kontribusi nilai ekspor hasil perikanan sebesar US$ 299 juta. Komoditi yang menyumbangkan nilai ekspor tertinggi di Provinsi Lampung adalah udang dan lobster dengan nilai sebesar US$ 272 juta. Posisi kedua ditempati oleh komoditi kepiting sebesar US$ 17 juta, kemudian diikuti komoditi cumi-cumi, sotong, dan gurita diurutan ketiga dengan nilai sebesar US$ 1,6juta (Kementerian Kelautan Perikanan, 2014: 72). PT. Indokom Samudra Persada adalah salah satu perusahaan besar yang bergerak dibidang ekspor udang khususnya frozen shrimp di Lampung. Berrdasarkan uraian diatas, penelitian ini akan meneliti adalah tentang penerapan Total Quality Management pada perusahaan industri, khususnya industri udang beku di PT. Indokom Samudra Persada. Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin meneliti lebih lanjut keseluruhan dari konsep Total Quality Management yang diterapkan PT. Indokom Samudra Persada yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul Implementasi Total Quality Management pada bagian produksi pengolahan frozen shrimp di PT. INDOKOM SAMUDRA PERSADA.

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas Indonesia sering mengalami kasus penolakan dan penahan ekspor perikanan khususnya udang. Alasan adanya penolakan tersebut diakibatkan dengan turunnya mutu dan keamanan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standarisasi di negara tujuan. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan Total Quality Management yang diterapkan pada PT. Indokom Samudra Persada? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu : 1. Mengetahui penerapan Total Quality Management di PT. Indokom Samudra Persada sudah. 2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam keberhasilan penerapan Total Quality Management di PT. Indokom Samudra Persada. 3. Mengetahui keterkaitan aplikasi Total Quality Management dalam meningkatkan mutu produk. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terutama bagi : 1. Praktis Diharapkannya dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan pada perusahaan, apakah sudah memadai penerapan Total Quality Management yang sudah diterapkan selama ini dan memberikan

10 masukan kepada pelaku bisnis dalam strategi operasional mereka mengenai kualitas produk yang dihasilkan. 2. Teoritis - Dapat memperoleh pengalaman, wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang penerapan Total Quality Management yang sudah diterapkan oleh perusahaan manufaktur. Dengan menggabungkan teori yang ada dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. - Penelitian ini diharapkan dan membantu para pembaca dalam memahami Total Quality Management yang sudah diterapkan pada perusahaan manufaktur, dan memberikan pengetahuan tentang penerapan Total Quality Management dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.