Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KETEPATAN DOSIS ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG BULAN AGUSTUS- DESEMBER TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tahun 2006, World Health Organization melaporkan lebih dari seperempat

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENDERITA DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R.D

KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DALAM TERAPI DEMAM TYPHOID PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RSUD Dr. M.M DUNDA LIMBOTO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIKA PENGOBATAN DEMAM TIFOID ANAK DI RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurunkan tingkat kesadaran (Rahmatillah et al., 2015). Demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian penyakit Tifoid (Thypus) di masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. WHO memperkirakan jumlah kasus demam thypoid di seluruh dunia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan nasional dapat

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SOEWONDO PATI PERIODE JANUARI-JUNI 2016 ARTIKEL

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah biaya kesehatan sejak beberapa tahun ini telah banyak menarik

Analisis Efektivitas Seftriakson dan Sefotaksim pada Pasien Rawat Inap Demam Tifoid Anak di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. kuman Salmonella Typhi (Zulkoni, 2011). Demam tifoid banyak ditemukan. mendukung untuk hidup sehat (Nani dan Muzakir, 2014).

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam tifoid merupakan suatu infeksi tropis yang masih menjadi

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN Penelitian Tugas Akhir

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Kloramefenikol Cost Effectiveness Analisys And Seftriakson In The Treatment Of Typhoid Fever Patients In Inpatient RSUD.Abdul Moeloek In 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perbandingan Kloramfenikol dengan Seftriakson terhadap Lama Hari Turun Demam pada Anak Demam Tifoid

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT DIARE PADA PASIEN BALITA DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 ARTIKEL.

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella typhi, suatu bakteri gram-negative. Demam tifoid (typhoid fever atau

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM TYPOID PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TMC TASIKMALAYA TAHUN Heti Damayanti 1) Nur Lina dan Sri Maywati 2)

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

BAB I PENDAHULUAN. subtropis terutama di negara berkembang dengan kualitas sumber air yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian demam tifoid (Ma rufi, 2015). Demam Tifoid atau

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

ANALISIS RESIKO INTERAKSI OBAT PADA PENGOBATAN PASIEN DEWASA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 TUGAS AKHIR

PEMODELAN LAJU KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP TYPHUS ABDOMINALIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan antibiotik pada saat dirawat di rumah sakit. Dari jumlah rekam medik

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi dan Salmonella para thypi. Demam

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI RSUD X 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM TIFOID ANAK DI RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA SERUKAM BENGKAYANG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2015

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid pada Anak di RSUD Tugurejo Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM TIFOID PADA MAHASISWA PREVENTION BEHAVIOR IN STUDENTS TYHPOID FEVER

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

GAMBARAN PENURUNAN DEMAM PADA PASIEN DEMAM TIFOID DEWASA SETELAH PEMBERIAN FLUOROQUINOLONE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE

* Dosen FK UNIMUS. 82

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

EVALUASI TERAPI DIARE PADA PASIEN ANAK DI PUSKESMAS NGUTER KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan metode survei

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGOBATAN DEMAM TIFOID ANAK MENGGUNAKAN KLORAMFENIKOL DAN SEFTRIAKSON DI RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

BAB I PENDAHULUAN. rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka

GAMBARAN KLINIS PENDERITA DEMAM TIFOID DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTABARU. Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN DEMAM TIFOID DI KELAS III DAN NON KELAS III JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010

ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD PEKANBARU PADA TAHUN 2010 SKRIPSI

Transkripsi:

THE EVALUATION OF THE ACCURACY OF THE DOSE OF ANTIBIOTICS IN CHILDREN WITH TYPHOID FEVER IN INPATIENT INSTALLATION AT SULTAN AGUNG HOSPITAL SEMARANG AND AT NU ISLAMIC HOSPITAL DEMAK IN 2015 Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma ABSTRACT Typhoid fever is an acute infectious disease of the small intestine caused by the bacteria Salmonella thypi and Salmonella parathypi. Typhoid fever is endemic and is one of the infectious diseases that spreads in developing countries, including Indonesia. Antibiotics are the main drugs used to treat typhoid fever. According to Health Research in 2007 the prevalence of typhoid fever is found in many school age group (5-14 years) of 1.9%, the lowest in babies of 0.8%. This study aims to determine the accuracy of antibiotics dose in children with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang and NU Islamic Hospital at Demak in 2015. This study was a non-experimental study using a retrospective approach. Accuracy data of the dose was adjusted to the standard guidelines of Drug Information Handbook (DIH) 20th edition in 2011-2012 and analysis used univariate analysis. The result showed that the most type of antibiotic given to treat children with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was ceftriaxone 46.50 % and NU Islamic Hospital at Demak was ceftriaxone 51,72 %. From the evaluation known that the right dose in Sultan Agung Hospital at Semarang was 39.50% and NU Islamic Hospital at Demak was 50,00%. Keywords: Accuracy of doses, typhoid fever, antibiotics 30

Evaluasi Ketepatan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Anak di Instalasi Rawat Inap RSI Sultan Agung Semarang dan RSI NU Demak Tahun 2015 Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma INTISARI Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi dan Salmonella parathypi. Penyakit demam tifoid bersifat endemik dan merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar di negara berkembang termasuk Indonesia. Antibiotik merupakan obat utama yang digunakan untuk mengobati penyakit demam tifoid. Menurut Riset Kesehatan Dasar 2007 prevalensi penyakit demam tifoid banyak ditemukan pada kelompok umur sekolah (5-14 tahun) yaitu 1,9%, terendah pada bayi 0,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan dosis antibiotik pada pasien demam tifoid anak di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang dan RSI NU Demak pada tahun 2015. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan pendekatan retrospektif. Data ketepatan dosis disesuaikan dengan pedoman standar Drug Information Handbook (DIH) dan dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis antibiotik terbanyak yang digunakan pada pasien demam tifoid anak di RSI Sultan Agung Semarang adalah seftriakson sebanyak 46,50% dan di RSI NU Demak seftriakson sebanyak 51,72 %. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa ketepatan dosis antibiotik di RSI Sultan Agung Semarang adalah tepat dosis 39,50% dan di RSI NU Demak adalah tepat dosis 50,00%. Kata kunci : Ketepatan dosis, demam tifoid, antibiotik PENDAHULUAN Demam tifoid merupakan penyakit yang dijumpai secara luas di daerah tropis dan sub tropis terutama di daerah dengan sumber air yang tidak memadai dengan standar higienis dan sanitasi yang rendah (Depkes RI, 2006). Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama tipus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut typhoid fever atau thyphus abdominalis. Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak atau orang muda (Simanjutak dkk., 2007). Penularan penyakit ini biasanya dihubungkan dengan faktor kebiasaan makan, kebiasaan jajan, kebersihan lingkungan, keadaan fisik anak, daya tahan tubuh dan derajat kekebalan anak. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan terjadi 17 juta kasus per tahun dan 600 ribudiantaranya berakhir dengan kematian. Sekitar 70 % dari seluruh kasus kematianitu menimpa penderita demam tifoid di Asia. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2009, demam tifoid menempati urutanke-3 dari 10 penyakit pasien terbanyak rawat inap 31

di rumah sakit tahun 2009 yaitu sebanyak 80.850 kasus, yang meninggal 1.747 orang. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2010 demam tifoid juga menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit pada tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081 kasus, yang meninggal 274 orang (Depkes RI, 2010). Demam tifoid termasuk ke dalam 10 besar penyakit yang sering terjadi. Mengingat cukup banyaknya kasus demam tifoid yang terjadi pada anak-anak serta kurangnya penelitian tentang penggunaan obat pada anakanak maka perlu dilakukan evaluasi ketepatan dosis antibiotik pada pasien demam tifoid anak di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang dan RSI NU Demak tahun 2015. METODE PENELITIAN Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah Lembar Pengumpul Data (LPD). Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan pendekatan retrospektif. Data ketepatan dosis disesuaikan dengan pedoman standar Drug Information Handbook (DIH) edisi 24 dan dianalisis menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Data diambil melalui rekam medik pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang pada dan RSI NU Demak tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien anak yang menderita demam tifoid yang tercatat pada rekam medik di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang dan RSI NU Demak pada tahun 2015. Sebanyak 77 pasien anak yang menderita demam tifoid di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang dan 58 pasien anak di RSI NU Demak. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berikut kriteria inklusi dan eksklusi : 1. Kriteria Inklusi a. Pasien anak dengan diagnosis utama demam tifoid. b. Pasien anak dengan diagnosis demam tifoid tanpa ada penyakit infeksi lain. 2. Kriteria Eksklusi a. Pasien yang meninggal saat pengobatan. b. Pasien dengan pulang paksa. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Pasien Tabel I. Karakteristik Pasien di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang Keterangan Persentase (%) Jenis Kelamin Umur Laki-Laki 51,2 Perempuan 48,8 Total 100,0 (2-6 tahun) 69,8 (6-12 tahun) 30,2 Total 100,0 Tabel II. Karakteristik Pasien di instalasi rawat inap RSI NU Demak Keterangan Persentase (%) Laki-Laki 51,72 32

Jenis Kelamin Umur Perempuan 48,28 Total 100,0 (6-8 tahun) 69,8 (9-12 tahun) 30,2 2. Gambaran Penggunaan Antibiotik di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang Tabel III.PenggunaanAntibiotik Antibiotik Persentase (%) Kloramfenikol 9.3 Total 100,.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien demam tifoid pada anak-anak terbanyak di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang adalah laki-laki sebanyak 51,2% (tabel I) dan di RSI NU Demak juga laki-laki sebanyak 51,72% (tabel II). Dari distribusi jenis kelamin ini terlihat bahwa anak laki-laki lebih banyak menderita demam tifoid dibandingan dengan anak perempuan, karena anak lakilaki lebih sering melakukan aktivitas di luar rumah seperti bermain di luar rumah kemudian tidak mencuci tangan sebelum makan, jajan sembarangan dan kurang memperhatikan higienitas dari makanan. Hal ini memungkinkan anak laki-laki mendapatkan resiko lebih besar terkena penyakit demam tifoid dibandingkan dengan anak perempuan (Hook, 1984). Anak usia di bawah 12 tahun rentan menderita demam tifoid. Usia tersebut rawan terjangkitnya demam tifoid karena pada usia tersebut merupakan usia sekolah dasar dan biasanya mereka masih menyukai membeli jajanan yang sembarangan tanpa memperhatikan kebersihan dari makanan atau minuman yang akan dibeli tersebut sehingga penyebaran bakteri Salmonella typhi lebih besar (Musnelina dkk., 2004). Seftriakson 46.5 Sefotaksim 44.2 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan RSI Sultan Agung Semarang adalah seftriakson sebanyak 46,5%. Tabel IV. Penggunaan Antibiotik berdasarkan Jenis Antibiotik di instalasi rawat inap RSI NU Demak Antibiotik Persentase (%) Sefotaksim 48,28 Seftriakson 51,72 Total 100 Antibiotik yang paling banyak digunakan di RSI NU Demak adalah juga seftriakson sebanyak 51,72 % (table IV). Penggunaan antibiotik seftriakson memiliki beberapa keunggulan diantaranya angka resistensi terhadap seftriakson yang rendah, efek samping lebih rendah, demam turun lebih cepat yaitu turun pada hari ke 4 begitu juga hasil kultur akan menjadi negatif pada hari ke 4 sehingga durasi terapi lebih pendek, pemberian seftriakson untuk anak dinyatakan aman dengan dosis 75-80 mg/kgbb/hari sekali sehari. Harga seftriakson lebih mahal dibandingkan dengan kloramfenikol namun karena durasi terapi yang lebih singkat jadi biaya terapi demam tifoid dengan menggunakan 33

seftriakson lebih rendah (Sidabutar, 2010). Sedangkan pada penggunaan antibiotik kloramfenikol lama demam turun berkisar 4,1 hari, efek sampingnya berupa mual dan muntah terjadi pada 5 % pasien. Kekambuhan timbul 9-12 hari setelah obat dihentikan pada 6 % dari kasus, hal ini berhubungan dengan lama terapi yang <14 hari (Price and Anderson, 2003). Tabel V. Penggunaan antibiotik menurut dosis di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang Persentase Antibiotik Keterangan (%) Kloramfenikol Seftriakson Sefotaksim Underdose - 9.3 Overdose - Underdose 16.3 30.2 Overdose - Underdose 44.2 Overdose - Tabel VI. Ketepatan dosis antibiotic di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang Persentase (%) 39.5 Tidak 60.5 - Berdasarkan tabel di atas (table V dan VI) dapat di ketahui bahwa dalam pengobatan demam tifoid pada pasien anak di RSI Sultan Agung Semarang, dosis antibiotik yang digunakan tepat dosis sebanyak 39,5%. Tabel VII. Penggunaan Antibiotik berdasarkan Antibiotik di instalasi rawat inap RSI NU Demak Antibiotik Persentase (%) Underdose 22,41 Sefotaksim 25,86 Underdose 27,59 Seftriakson 24,14 Total 100 Tabel VIII. Ketepatan dosis antibiotic di instalasi rawat inap RSI NU Demak Persentase (%) 50,0 Tidak 50,0 Berdasarkan tabel di atas (table VII dan VIII) dapat di ketahui bahwa bahwa dalam pengobatan demam tifoid pada anak-anak di RSI NU Demak, dosis antibiotik yang digunakan tepat dosis sebanyak 50,0%. Menurut Drug Information Handbook edisi 24, dosis kloramfenikol 50-100 mg/kgbb/hari terbagi dalam 4 dosis maksimum 4 g/hari, dosis sefotaksim 150-200 mg/kg/hari terbagi dalam 3-4 dosis maksimum 12 g/hari, dan dosis seftriakson 75-80 mg/kgbb/hari sekali sehari. dosis dilihat dari parameter takaran dosis pemberian antibiotik yang dihitung dalam sehari 34

berdasarkan Drug Information Handbook edisi 24. Peningkatan besaran dosis yang digunakan memungkinkan terjadinya efek toksik. Jika dosis yang diberikan kurang dari standarnya, pengobatan menjadi tidak optimal dan kurang tercapainya efek yang diharapkan. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketepatan dosis antibiotik pada pasien demam tifoid anak di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang adalah tepat dosis sebanyak 39,5% pasien, sedangkan di RSI NU Demak tepat dosis sebanyak 50,0%. Hook EW. 1984. Typoid Fever Today. New England Journ of Med: 16-118. Musnelina, L,. Afdhal.A,F,. Gani. A, dan Andayani. P,. 2004. Pola Pemberian Antibiotika Pengobatan Demam Tifoid Anak di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001-2002. Makara Kesehatan, 8(1), 27 31. APhA, Corbett, A.H., Dana, W.J., Fuller, M.A., Gallagher, J.C., Golembiewski, J.A., dkk., 2015. Drug Information Handbook, 24th ed. Wolter Kluwer, USA. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Departeman Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Simanjutak, C.H; Hoffman, S.L; Punjabi, N.H; Edman, D.C; Hasibun, M.A; dan Sumarmo, W. 2007. Epidemiologi demam tifoid di suatu daerah pedesaan di Paseh, 6:16-18. CDK. Jawa Barat. WHO. 2012. The Diagnosis, Treatment And Prevention Of Typhoid Fever. Geneva: Department of Vaccines and Biologicals. Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 35