BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi Angka Kematian Ibu (AKI) di wilayah Kecamatan Tebet pada tahun 2016 tercatat 84 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat jauh dibandingkan dengan data 2015 yang tercatat 0 per 100.000 kelahiran hidup. AKI pada tahun 2016 ini jauh di atas target Renstra DKI tahun 2016 yakni 35 per 100.000 kelahiran hidup. Pada Kelurahan Kebon Baru terdapat 2 kematian ibu dan pada Kelurahan Tebet Barat 1 kematian ibu dimana kelompok umur kematian ibu pada rentang usia 20 34 tahun. Penyebab utama kematian berdasarkan penyelidikan petugas disebabkan oleh perdarahan pascasalin. Masalah AKI ini menjadi masalah utama dalam program kesehatan tahun 2017. 20 P r o f i l T a h u n a n
3.1.1.Tabel Angka Kematian Ibu (AKI) KEMATIAN IBU PUSKESMAS LAHIR HIDUP KEMATIAN IBU HAMIL KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS KEMATIAN IBU TEBET TIMUR 135 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TEBET BARAT 381 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 BUKIT DURI 395 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 KEBON BARU 1.035 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 2 0 2 MENTENG DALAM MANGGARAI SELATAN 664 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 416 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 MANGGARAI 539 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 (KAB/KOTA) 3.565 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 0 2 0 3 0 3 ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP 84 21 P r o f i l T a h u n a n
Sementara itu, Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2016 tercatat 1,2 untuk neonatal; 0,4 untuk bayi; 2 untuk anak balita; dan 2 untuk balita per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih di bawah target Renstra DKI Jakarta tahun 2016 yakni 7,2 per 1000 kelahiran hidup. AKB tertinggi pada wilayah kelurahan Manggarai. 3.1.2. Tabel Angka Kematian Bayi (AKB) JUMLAH KEMATIAN PUSKESMAS LAKI - LAKI + PEREMPUAN PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN NEONATAL BAYI a ANAK BALITA BALITA NEONATAL BAYI a ANAK BALITA BALITA NEONATAL BAYI a ANAK BALITA BALITA TEBET TIMUR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TEBET BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 BUKIT DURI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 KEBON BARU 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 MENTENG DALAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 MANGGARAI SELATAN 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 2 2 MANGGARAI 1 1 2 3 0 0 0 0 1 1 2 3 JUMLAH (KAB/KOTA) 3 1 4 5 0 0 0 0 3 1 4 5 ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 1,2 0,4 2 2 0 0 0 0 1 0 1 1 22 P r o f i l T a h u n a n
3.2. Jumlah Kunjungan Puskesmas Kecamatan Tebet Tabel 3.2.1. Jumlah Kunjungan Puskesmas Tebet NO PUSKESMAS JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN BPU BPG KIA KB LAINNYA 1 PKC TEBET 181.476 23.469 7.624 5.085 2.390 142.908 2 PKM KEL. MENTENG DALAM 27.621 20.206 2.347 2.518 2.282 268 3 PKM KEL. TEBET BARAT 17.549 12.341 2.441 1.169 1.086 512 4 PKM KEL. KEBON BARU 21.405 16.515 1.981 1.499 1.117 293 5 PKM KEL. BUKIT DURI 32.471 23.994 3.121 3.001 2.224 131 6 PKM KEL. MANGARAI SELATAN 22.015 18.246 1.200 1.410 916 243 7 PKM KEL. MANGGARAI 27.097 20.463 1.455 2.778 1.509 892 TOTAL 329.634 135.234 20.169 17.460 11.524 145.247 23 P r o f i l T a h u n a n
24 P r o f i l T a h u n a n
3.3. Gizi Masyarakat Identifikasi masalah dalam program Gizi Masyarakat dilakukan dengan membandingkan antara cakupan dan indikator kinerja. Berdasarkan identifikasi masalah, cakupan ASI Eksklusif yang cukup rendah menjadi masalah utama Gizi Masyarakat tahun 2016. No Kegiatan Capaian Target Konversi Sesuai Indikator Deviasi / Besaran Masalah Peringkat Masalah Penderita Gizi Buruk 1 yang mendapatkan 100,00 100 100 0,00 III perawatan 2 Cakupan ASI eksklusif 40,1 50 80,2-19,80 I 3 Cakupan Fe3 pada ibu hamil 81,12 98 82,7755102-17,22 II Rendahnya cakupan ASI Eksklusif yang menjadi prioritas masalah yang kemudian dibuat RCA dengan metode fishbone. Akar penyebab masalah kemudian disusun alternatif pemecahan masalah melalui brainstorming yang selanjutnya dibuat rencana kerja program Gizi Masyarakat. Penguatan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk mencapai pemberian ASI Eksklusif Tingkat pengetahuan tentang pentingnya ASI Eksklusif masih rendah Manusia Nakes masih banyak yang belum pelatihan ASI Tidak dilakukan Pemantauan terhadap Busuiyang sudah melakukan IMD Metode Masih adanya mitos negatif di masyarakat tentang ASI Eksklusif Kunjungan rumah Bufas belum optimal Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif Alat & Bahan Biaya Lingkungan 25 P r o f i l T a h u n a n
Penyebab Masalah Tingkat pengetahuan tentang pentingnya ASI Eksklusif masih rendah Pemantauan terhdap Busui yang sudah melakukan IMD Penguatan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk mencapai pemberian ASI Eksklusif masih rendah Masih adanya mitos negatif di masyarakat tentang ASI Eksklusif Nakes masih banyak yang belum pelatihan ASI Eksklusif Kunjungan rumah Bufas belum optimal Altenatif Pemecahan Masalah Memperbanyak media promosi kesehatan tentang ASI Eksklusif (leaflet, poster, dll) Melakukan pemantauan melalui monitoring Posyandu setiap minggu hari Kamis Refresi kader Posyandu terkait program HONEY sehingga bisa meningkatkan IMD dan ASI Eksklusif Penyuluhan tentang ASI Eksklusif bekerja sama dengan Kesehatan Ibu melalui Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melatih petugas untuk menjadi konselor ASI Mengoptimalkan peran petugas dan kader dalam kunjungan rumah Bufas No 1 2 3 4 5 6 Rencana Kerja Memperbanyak media promosi kesehatan tentang ASI Eksklusif (leaflet, poster, dll) Melakukan pemantauan melalui monitoring Posyandu setiap minggu hari Kamis Refresi kader Posyandu terkait program HONEY sehingga bisa meningkatkan IMD dan ASI Eksklusif Penyuluhan tentang ASI Eksklusif bekerja sama dengan Kesehatan Ibu melalui Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melatih petugas untuk menjadi konselor ASI Mengoptimalkan peran petugas dan kader dalam kunjungan rumah Bufas Tahun 2017 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 26 P r o f i l T a h u n a n