PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR PERAWATAN KOPLING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

JURNAL ASIA NPM

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

HUBUNGAN KELENGKAPAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP N 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL Oleh : ANCE EFRIDA NPM. 09020122 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015 1

2

PENDAHULUAN Pendidikan menduduki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) seperti kemampuan sosial, spiritual, intelektual maupun kemampuan profesional, karena manusia yang memiliki kualitas yang baik merupakan kekuatan utama dalam mensukseskan pembangunan. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab. Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, pemerintah telah merencanakan menciptakan sumber daya manusia yang berpendidikan, beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur dan memiliki pengetahuan dan kemampuan. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan kegiatan dibidang pendidikan adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar baik formal maupun non formal. Salah satu bentuk pendidikan formal tersebut adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Sekolah merupakan sarana yang sangat penting dalam pembinaan Sumber Daya Manusia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Proses Belajar Mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Agar tujuan pendidikan dan pengajaran berjalan dengan benar maka perlu pengadministrasian kegiatan belajar mengajar yang lazim disebut administrasi kurikulum. Dalam kaitannya meningkatkan mutu pendidikan, Nana (2009:22) menegaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dan pada hakekatnya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Diantara yang mempengaruhi hasil belajar tersebut adalah guru. Tugas dan peranan guru antara lain menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Didalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru (Slameto, 2010:35). Dalam mengembangkan kemampuan mengajar guru tersebut, seorang guru akan menggunakan metode dalam melakukan pembelajaran dan diantara metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran adalah dengan melakukan pendekatan konvensional. Pendekatan konvensional ditandai dengan guru lebih banyak mengajarkan tentang konsepkonsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai penerima ilmu. Seorang guru dituntut untuk menguasai berbagai model-model pembelajaran, melalui model pembelajaran yang digunakannya akan dapat memberikan nilai tambah bagi anak didiknya. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya dari proses pembelajarannya adalah hasil belajar yang optimal atau maksimal. Memang, model pembelajaran konvensional ini tidak harus kita tinggal, dan guru mesti melakukan model konvensional pada setiap pertemuan, setidaktidaknya pada awal proses pembelajaran dilakukan. Kita memberikan kepada anak didik sebelum kita menggunakan model pembelajaran yang akan dipergunakan. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Nana, 2009:22), sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolahsekolah, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai di sekolah. Kemudian Dimyati dan Mudjiono (2006:200), menjelaskan hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol. Hasil belajar yang ingin dicapai harus tercermin dalam tujuan pengajaran (tujuan instruksional), sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses pembelajaran, dengan kata lain hasil belajar merupakan apa yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran dengan standar ukur sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh masing-masing sekolah. Berdasarkan hasil dari observasi yang peneliti lakukan dalam pembelajaran IPS di SMP N 10 Padang, ternyata pembelajaran IPS disekolah ini masih belum efektif, hal ini terlihat dari hasil belajar IPS siswa kelas VIII di sekolah ini masih tergolong rendah. Beberapa penyebab rendahnya hasil belajar siswa ditinjau dari cara belajar yang dilakukan siswa, diketahui ada beberapa hal penyebab rendahnya hasil belajar siswa. 2

Diantaranya adalah kurangnya motivasi siswa untuk belajar, saat guru menerangkan pelajaran sebagian besar siswa tidak memperhatikan dengan serius dan hanya mencatat, tetapi tidak memahami isi materi pelajaran. Penyebab rendahnya nilai belajar IPS siswa disebabkan oleh, siswa yang merasa takut untuk bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan dalam belajar. Siswa cenderung diam dan tidak mau bertanya kepada guru tentang kesulitan yang dihadapinya. Rasa tidak percaya diri dan rasa takut salah sehingga akan ditertawakan teman-teman satu kelas akan membayangi siswa, sehingga siswa lebih memilih diam dari pada bertanya. Salah satu contohnya ada soal latihan yang sulit, siswa cepat menyerah dan tidak berusaha untuk menyelesaikannya, sehingga dalam menyelesaikan soal latihan selalu menunggu hasil dari temannya yang belum tentu benar jawabannya. Hal ini terlihat dari hasil pekerjaan siswa yang ratarata jawabannya sama persis antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Penyelesaian soal soal latihan biasanya didominasi oleh siswa yang berkemampuan tinggi, sebaliknya siswa yang berkemampuan rendah kurang berperan dalam penyelesaian soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Di samping itu pembelajaran di kelas lebih terpusat pada guru, sehingga kurangnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan akibatnya kurangnya interaksi antara siswa dengan guru dalam setiap pertemuan. Hal-hal inilah yang menjadi indikator atau penyebab dari rendahnya nilai pelajaran IPS siswa pada SMP N 10 Padang. Tabel berikut ini menggambarkan rata-rata ujian MID semester 1 IPS kelas VIII SMPN 10 Padang. Tabel Nilai Rata Rata Ujian mid semester 1 IPS Kelas VIII SMP Negeri 10 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas Rata- Rata Ulang Harian Sejarah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Jumlah Siswa Jumlah Siswa Yang Tuntas Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas VIII A 63 78 32 4 28 VIII B 71 78 31 15 16 VIII C 60 78 32 2 30 VIII D 62 78 32 3 29 VIII E 72 78 30 10 20 VIII F 64 78 31 4 27 VIII G 64 78 32 2 30 VIII H 64 78 32 3 29 Sumber Tata Usaha SMP Negeri 10 Padang, 2014 Dari Tabel dapat dilihat bahwa masih banyak kelompok siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan minimal). KKM yang ditentukan oleh sekolah adalah 78. Dari 8 kelas yang ada, tidak satupun kelas secara keseluruhan yang mencapai mencapai KKM yang ditetapkan sekolah. Di samping permasalahan yang terjadi, dalam proses belajar yaitu siswa yang berprestasi tinggi cendrung membuat kelompok siswa kreatif tersendiri. Sehingga ketika guru menerangkan materi pembelajaran, yang menanggapi hanya siswa yang memiliki prestasi itu saja. Sementara siswa yang lain kurang merespon atau menanggapi sama sekali. Dari beberapa hasil Observasi dengan beberapa siswa kelas VIII yang ada di SMP N 10 Padang bahwa sebagian besar siswa memiliki persepsi yang kurang positif kepada guru, siswa takut pada reaksi guru. Kondisi inilah yang dapat membuat siswa sulit menyerap materi pelajaran karena siswa belajar disertai rasa takut, sungkan kondisi atau suasana belajar terkesan tegang tidak adanya kedekatan emosional antara siswa dengan gurunya, sehingga tercipta adanya suatu jarak. Disinilah salah satu tugas guru yaitu mendidik siswa dalam interaksi proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru ada banyak kiat pembelajarn diantaranya adalah memanfaatkan rekan siswa tersebut, hal ini biasa disebut dengan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya (Suherman, 2003). Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segansegan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya (Sukmadinata, 2007). Tutor sebaya yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif yang memanfaatkan siswa dengan kemampuan akademis yang lebih tinggi di dalam kelas, mempunyai keunggulan tersendiri untuk dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS. Dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam menyelesaikan tugas kelompok. Tiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Selama bekerja dalam satu kelompok, anggota kelompok diharapkan mampu mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan bisa saling membantu teman dalam mencapai ketuntasan materi. Permasalahan inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengamati guru mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya di kelas tersebut. Dimana butuhkan kemampuan siswa menganalisis setiap pokok bahasan, apakah pembelajaran IPS yang menggunakan model pembelajaran langsung atau dengan memberikan model tutor sebaya ini membuat siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan proses pembelajaran, yang nantinya akan berdampak terhadap prestasi siswa itu sendiri. 3

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Pelajaran IPS Terpadu di SMP N 10 Padang. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII IPS SMP N 10 Padang yang terdaftar pada semester I tahun ajaran 2014/2015 Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pelajaran IPS Terpadu di SMP N 10 Padang. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 10 Padang pada bulan Januari tahun 2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan Quasi Experimental Designs yakni eksperimen yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Pada penelitian ini perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran dengan Model Pembelajaraan kooperatif Teknik Tutor Sebaya, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan Pembelajaran konvensional. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah soal tes. Model analisis data penelitian ini adalah analisis dua rata-rata. Dengan rumus : Keterangan : X 1 X t = s X 1 X 2 1 1 + n n : rata- rata nilai kelas eksperimen 2 : rata-rata nilai kelas kontrol s 1 : Standar Deviasi nilai siswa kelas eksperimen s 2 : Standar Deviasi nilai siswa kelas kontrol N 1 : Jumlah siswa kelas Eksperimen : Jumlah siswa kelas kontrol N 2 HASIL PENELITIAN Dari data penelitian yang telah dilakukan, untuk menguji hipotesis dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diajukan diterima pada taraf nyata 95% atau dengan kata lain penggunaan 1 2 pembelajaran kooperatif tutor sebaya signifikan. Hasil pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tutor sebaya lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dari hasil tes akhir kedua kelas diperoleh distribusi nilai yang bervariasi, yaitu untuk nilai rata-rata kelas eksperimen diperoleh 77,09 dan untuk kelas kontrol diperoleh rata-rata nilai 69,45. Distribusi data tes akhir dianalisis untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah diketahui data berdistribusi normal dan kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen maka pengujian hipotesis dapat dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kedua kelas bertolak pada titik awal yang sama, yakni hampir sama dalam jumlah hasil belajar yang berada di bawah KKM yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk kegiatan penelitian selanjutnya kedua kelas dapat diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan pembelajaran kooperatif tutor sebaya, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensiona;. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas sampel maka dilakukan tes akhir belajar (posttest). Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2010), dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika. Menemukakan bahwa adanya bahwa adanya perbedaan hasil belajar matematika pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya dibandingkan dengan kelas yang di ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah Faktor eksternal diantaranya kemampuan guru untuk memilih metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar tidak semua peserta didik dapat menangkap apa yang disampaikan guru dengan baik. Untuk itu diperlukan suatu metode yang digunakan sebagai cara untuk memperlancar proses belajar mengajar. Selain itu fenomena yang terlihat dilapangan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tutor sebaya mampu memberi perhatian dan rasa ingin tahu siswa untuk belajar memahami pelajaran IPS terpadu. Hal ini dapat dilihat dari semangat dan antusias mereka menjawab pertanyaan yang di ajukan. Sedangkan pada kelas kontrol guru hanya menggunakan pembelajarn konvensional dalam model konvensional, pengajar memegang peranan utama dalam menentukan isi dan urutan langkah dalam menyampaikan materi tersebut kepada peserta didik. Sementara peserta didik mendengarkan secara teliti serta mencatat pokok- 4

. pokok penting yang dikemukakan pengajar sehingga pada pembelajaran ini kegiatan proses belajar mengajar didominasi oleh pengajar. Hal ini mengakibatkan peserta bersifat pasif, karena peserta didik hanya menerima apa yang disampaikan oleh pengajar, akibatnya peserta didik mudah jenuh, kurang inisiatif, dan bergantung pada pengajar. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pengggunaan pembelajaran kooperatif tutor sebaya dan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS terpadu pada kelas yang berbeda, yakni kelas VIII G (pembelajaran kooperatif tutor sebaya atau kelas eksperimen) dan kelas VIII F (pembelajaran konvensional atau kelas kontrol) didapat rata-rata belajar siswa kelas eksperimen 77,09 sedangkan kelas kontrol 69,45. Perhitungan uji t menunjukan bahwa t hitung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan dengan t tabel maka hipotesis nol ditolak sedangkan hipotesis alternatif diterima. Hal ini membuktikan adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Pelajaran IPS Terpadu di SMP N 10 Padang. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka dapat disarankan sebagai berikut : PENUTUP Jurnal ini diolah dari skripsi dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pelajaran IPS terpadu di SMP N 10 Padang. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Azizah. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika. Skripsi. Depdikbud. 2003. Undang-undang RI NO.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Lemhanas Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suherman, E dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung. UPI. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bandung cetakan ketiga. PT. Remaja Rosdakarya Offset 1. Agar guru melihat kembali metode pembelajaran yang sekarang digunakan di sekolah masing-masing sesuai atau tidaknya untuk siswa. 2. Agar siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama, mau mendengarkan dan saling menghargai pendapat orang lain serta dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami perbedaan-perbedaan yang tumbuh dalam kelas sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak. 3. Hendaknya pembelajaran kooperatif Tutor Sebaya menjadi bahan perbandingan untuk para guru dalam hal memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk siswa. 4. Hendaknya pembelajaran kooperatif tutor sebaya menjadi bahan perbandingan untuk Sekolah dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing mata pelajaran yang ada disekolah. 5. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian pada hal-hal yang belum diamati pada penelitian ini. 5