Jurnal Pesona, Volume 3 No. 1, Januari 2017 Hlm. 43-49 ISSN Cetak : 2356-2080 ISSN Online : 2356-2072 KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, DAN REVIEW (SQ3R) Dwi Fitriyani STKIP Muhammadiyah Pringsewu dwifitriyani2221@gmail.com Abstract This study aims to know students reading comprehension using SQ3R Method for the third semester students of Indonesia Language and literature education major of STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung. The research sample was 40 students. In collecting the data, the researcher used triangulation tehcnique ( observation, interview, and documentation), and test technique. Validity test data used triangulation technique by checking the data in the same resource. In analysing the data, the researcher employed data triangulation (reducing the data, dicplaying the data, and verifying). The research procedure was implemented in four steps: plan, action, reflection,and evaluation. This study was done in two cycles. The result shows that SQ3R method can improve students reading comprehension. In the first cycle, 16 students or 40% students were not pass in reading comprehension. Then students reading comprehension was improved 100% in the second cycle. Keywords: ability, reading, comprehension, SQ3R method. 1. PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa mencakup empat segi yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali hubungannya. Setiap keterampilan berbahasa pada dasarnya merupakan satu kesatuan dan memiliki peranan yang sama penting dalam kegiatan komunikasi, mengingat pada hakikatnya bahasa adalah alat untuk berkomunikasi (I.B Widya Arta Pujana, 2014: 1). Dari empat keterampilan berbahasa, membaca mempunyai peranan sosial yang sangat penting dalam kehidupan karena dengan membaca kita dapat merealisasikan berbagai kebutuhan dan dorongan yang tersembunyi dan secara tidak sengaja telah menghubungkan berbagai pemahaman atau wawasan ke dalam situasi kehidupan nyata (Nur Hidayat, dkk, 2014: 1). Selain itu, bacaan yang dihasilkan dalam setiap kurun waktu dalam sejarah Received 18 October 2016, Published 30 Januari 2017 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Pesona : Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra
Dwi Fitriyani sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakang sosial tempatnya berkembang. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa taraf minat baca para mahasiswa dan siswa turut pula menentukan taraf kemajuan masa depan bangsa dan negara. Dengan kegiatan membaca mahasiswa juga dapat menggali informasi dan membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dalam bentuk lain. Apalagi dalam masyarakat yang berteknologi modern seperti sekarang ini. Seseorang harus banyak membaca agar dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi karena kesulitan dalam membaca merupakan cacat yang serius dalam kehidupan (Rubin dalam Slamet, 2003: 74). Dengan demikian kemampuan membaca sangat penting peranannya dalam membantu mahasiswa mempelajari berbagai hal, salah satunya dengan melakukan membaca pemahaman. Membaca pemahaman berdasarkan pendapat Farida Rahim dalam Raja Usman, bahwa membaca pemahaman seseorang harus mampu menganalisis, mensitesis, mengevaluasi isi bacaan, karena dengan kebiasaan seperti ini siswa akan lebih kreatif, kritis untuk mengetahui isi wacana yang dibacanya. Teori tentang membaca pemahaman di atas menunjukkan bahwa keterampilan membaca mencakup aspek proses yang strategis dan interaktif untuk mengetahui dan mendapatkan pesan atau gagasan yang disampaikan penulis kepada pembaca. selain itu perlunya kegiatan pelatihan keterampilan dengan melatih kecepatan membaca (Raja Usman, 2015:1). Dengan demikian, apabila seseorang setelah melakukan aktivitas membaca dapat mengambil pesan dari bacaan maka proses tersebut dikatakan berhasil. Begitu pula sebaliknya apabila seseorang setelah melakukan kegiatan membaca tetapi belum dapat mengambil pesan yang disampaikan oleh penulis maka proses tersebut belum berhasil. Seperti terlihat pada proses membaca pemahaman yang dilakukan oleh mahasiswa hanya berorientasi pada selesainya pelajaran membaca, belum mengarah pada proses pembelajaran membaca pemahaman. Dalam memahami sebuah bacaan atau karya sastra pun mahasiswa belum dapat melakukan dengan baik. Hal tersebut terlihat pada saat mahasiswa ditanya isi atau makna bacaan yang dibaca dan mahasiswa tidak dapat menjelaskan dengan baik. Pada saat melakukan proses membaca, mahasiswa belum menggunakan metode membaca tapi masih secara konvensional. 44
Kemampuan Membaca Pemahaman Salah satu metode membaca yang efektif yang digunakan untuk membaca pemahaman adalah metode survey, question, read, recite, dan review (SQ3R). Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan rasional. Dengan demikian, yang dimaksud dengan metode SQ3R itu sendiri adalah suatu metode membaca untuk menemukan ide-ide pokok dan pendukungnya serta untuk membantu mengingat agar lebih tahan lama melalui lima langkah kegiatan yaitu survey, question, read, recite, dan review. Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan rendahnya kemampuan mahasiswa dalam memahami sebuah bacaan. Berdasarkan pengamatan peneliti, mahasiswa masih kurang dalam membaca pemahaman untuk memahami sebuah bacaan. Untuk itu, diharapkan dengan menggunakan metode SQ3R yang diterapkan dalam kegiatan membaca pemahaman dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman dengan metode SQ3R pada mahasiswa semester III program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Zainal Aqib, 2006: 13). Penelitian ini dilakukan di STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan subjek penelitian mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Objek penelitian kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dengan metode SQ3R. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik yang berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Selain menggunakan triangulasi, peneliti menggunakan teknik tes untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Peneliti menggunakan uji validitas untuk mengetahui keabsahan data penelitian. Selanjutnya, peneliti menggunakan tringaluasi teknik dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu 45
Dwi Fitriyani data yang diperoleh dari hasil wawancara dicek kembali dengan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data dengan langkah-langkah reduksi data, display data (penyajian data), dan verifikasi (kesimpulan) (Sugiyono, 2009:337). Prosedur penelitian tindakan kelas dilakukan dengan langkah-langkah; perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, oservasi, dan merefleksi atau evaluasi (Zainal Aqib, 2006: 30). Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti dengan membuat skenario pembelajaran dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa menggunakan metode SQ3R. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario tindakan yang sudah direncanakan, selain itu disertai dengan melaksanakan kegiatan observasi dan diikuti dengan kegiatan refleksi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester III prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia terjadi peningkatan dengan menggunakan metode membaca SQ3R. Hasil tersebut tampak setelah melakukan tahapan siklus I dan siklus II, Berikut hasil peningkatan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dengan menggunakan metode SQ3R. Pretes Sebelum peneliti melakukan penelitian atau tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan pretes pada mahasiswa. Pretes yang dilakukan yakni dengan membagikan bahan bacaan kepada mahasiswa kemudian mahasiswa membaca secara konvensional. Setelah membaca, peneliti memberikan tes sesuai dengan bahan bacaan yang dibaca. Tabel 1 Perolehan Nilai Pretes Membaca Pemahaman Mahasiswa. No Nilai Frek. Frek. Ket. Absolut Relatif 1 90 2 5% 2 80 5 12,5% 3 75 10 25% 4 60 21 52,5% 5 40 2 5% Jml 40 100% Berdasarkan tabel I, perolehan nilai membaca pemahaman mahasiswa menunujukkan bahwa kemampuan mahasiswa masih rendah karena 46
Kemampuan Membaca Pemahaman mahasiswa dalam proses membaca tidak menggunakan metode membaca melainkan secara konvensional. Tabel I menujukkan pemerolehan nilai pretes mahasiswa masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah 70. Dari 40 mahasiswa diperoleh nilai 60 sebanyak 21 mahasiswa atau 52,5% dan nilai 40 sebanyak 2 mahasiwa atau 5%. Secara keseluruhan mahasiswa yang tidak tuntas dalam membaca pemahaman sebanyak 23 mahasiswa atau 57,5%. Siklus I Setelah diadakan pretes, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat peneliti pada perencanaan tindakan. Pada siklus I pelaksanaan tindakan dilaksanakan sebanyak dua pertemuan. Tindakan pada siklus I, peneliti membagikan bahan bacaan dan memerintahkan mahasiswa untuk membaca bahan bacaan yang sudah dibagikan dengan menggunakan metode SQ3R. Setelah itu peneliti memberikan pertanyaan sesuai dengan bahan bacaan. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dilihat dalam tebel di bawah ini. Tabel 2 Perolehan Nilai Membaca Pemahaman Mahasiswa Menggunakan Metode SQ3R Siklus I. No Nilai Frek. Frek. Ket. Absolut Relatif 1 95 1 2,5% 2 90 3 7,5% 3 80 7 17,5% 4 75 11 27,5% 5 70 2 5% 6 65 3 7,5% 7 60 11 27,5% 8 50 2 5% Jml 40 100% Perolehan membaca pemahaman setelah menggunakan metode SQ3R pada sikulus I terlihat adanya peningkatan dibanding dengan pemerolehan nilai pada saat dilakukan pretes tanpa menggunakan metode membaca atau secara konvensional. Berdasarkan tabel II, pemerolehan nilai mahasiswa yang tidak tuntas pada saat pretes sebanyak 23 mahasiswa atau 57,5%. Setelah diterapkan metode SQ3R, pemerolehan nilai mahasiswa yang tidak tuntas menurun menjadi 16 mahasiswa atau 40%. Pada siklus I dibandingkan pada saat dilakukan pretes, mahasiswa mengalami peningkatan, yakni dalam hal menemukan ide pokok bacaan yang dibaca, mahasiswa sudah dapat memunculkan 47
Dwi Fitriyani pertanyaan pada saat membaca dan mengetahui hal-hal yang penting dalam bacaan. Setelah peneliti melakukan refleksi, hasil menunjukkan bahwa mahasiswa belum maksimal menggunakan metode SQ3R karena masih ada mahasiswa yang tidak menggunakan metode SQ3R sesuai dengan langkah-langkah metode tersebut, Sebagian mahasiswa tidak memahami isi bacaan dan menarik kesimpulan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan sikulus II untuk memperbaiki siklus I. Siklus II Sklus II dilakukan untuk perbaikanperbaikan kekurangan yang terdapat dalam siklus I. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan pembelajaran yang telah direncanakan. Peneliti membagikan bahan bacaan dan memerintahkan mahasiswa untuk membaca menggunakan metode SQ3R. Setelah itu, tes dilakukan kembali. Hasil pelaksanaan tindakan dalam siklus II dapat dilihat dalam tabel III di bawah ini. Tabel 3 Perolehan Nilai Membaca Pemahaman Mahasiswa Menggunakan Metode SQ3R Siklus II. No Nilai Frek. Frek. Ket. Absolut Relatif 1 95 5 12,5% 2 90 10 25% 3 85 15 37,5% 4 80 11 27,5% 5 75 5 12,5% 6 70 5 12,5% Jml 40 100% Perolehan nilai membaca pemahaman mahasiswa pada table di atas menunjukkan peningkatan dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II ini sudah tidak ditemukan lagi mahasiswa yang tidak tuntas dalam membaca. Dengan peningkatan dari 40% menjadi 0% maka mahasiswa 100% tuntas dalam membaca, dengan pemerolehan nilai 95 sebanyak 5 mahasiswa atau 12,5%, nilai 90 sebanyak 10 mahasiswa atau 25%, nilai 85 sebanyak 15 mahasiswa atau 37,5%, nilai 80 sebanyak 11 mahasiswa atau 27,5%, nilai 75 sebanyak 5 mahasiswa atau 12,5%, dan nilai 70 sebanyak 5 mahasiswa atau 12,5%. Berdasarkan data tersebut, dapat menunjukkan bahwa metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman. Untuk menghasilkan membaca yang baik dengan pemahaman yang baik pula diperlukan sebuah metode membaca yang diterapkan dalam proses membaca bahan bacaaan. 48
Kemampuan Membaca Pemahaman 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan dua siklus, maka dapat disimpulkan bahwa metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman. Dengan peningkatan 57,5% mahasiswa yang tidak tuntas dalam membaca pada saat pretes menjadi 40% pada siklus I. Pada siklus II menjadi 0% tidak tuntas dan 100% mahasiswa tuntas dalam membaca pemhaman menggunakan metode SQ3R. Data tersebut menunjukkan bahwa metode SQ3R dapat diterapkan dalam proses membaca pemahaman sebuah bacaan. 5. DAFTAR PUSTAKA I.B.Widya Arta Pujana, dkk. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV. e-journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol: 2, No: I. Universitas Riau. Volume 4 No 2: 105-114. Slamet. (2003). Kemampuan Membaca Mahasiswa Ditinjau dari Penguasaan Struktur Kalimat dan Pengetahuan Derivasi: Survei di PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Paedogogia. Jurnal Penelitian Pendidikan. Jilid 6 No 1: 73-87. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Zainal Aqib. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Nur Hidayat, dkk. (2014). Penggunaan Metode SQ3R dalam Peningkatan Pemahaman Membaca Cerita Anak Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jati Malang. Jurnal Kalam Cendekia PGSD Kebumen. Vol. 6, No 4. Raja Usman. (2015). Penggunaan Metode SQ3R dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Negeri 12 Pekan Baru. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 49