GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL DI RUANGAN RAWAT INAP JIWA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN HALUSINASI DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN HALUSINASI

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG CARA MERAWAT PASIEN HALUSINASI DI RUMAH

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

KEPUASAN PASIEN DENGAN TEKNIK PERAWATAN LUKA MODERN DI ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN HALUSINASI DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN HALUSINASI DI RSJD SURAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) sejaterah seseorang secara fisik, mental maupun sosial.

GAMBARAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DAN MANAJEMEN KONFLIK YANG DIPERSEPSIKAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RINDU A RSUP H

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

Hubungan Peran Perawat dengan Kemampuan Bersosialisasi pada Pasien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Daerah Prov. Sumatera Utara Medan

GAMBARAN STRES KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVSU MEDAN

NASKAH PUBLIKASI GUSRINI RUBIYANTI NIM I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

Description of Nurses s Knowledge about Nursing Intervention of Patients with Aggressive Behavior in Mental Inpatient Room and the Emergency Unit

PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan besar karena komunikasi 1. Oleh sebab itu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KEMOTERAPI DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN KLIEN HALUSINASI DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

STIGMA MASYARAKAT TERHADAP ORANG SAKIT JIWA (SUATU STUDI DI DESA TRUCUK KECAMATANTRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2014)

Etlidawati 1, Salmiwati 2.

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN. Oleh VITOE FUSANTO

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

Koping individu tidak efektif

GAMBARAN PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KORBAN PASUNG DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI

Peran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. T. Mansyur Tanjungbalai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

PENGARUH HOME VISIT TERHADAP KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN POST OPERATIF TERHADAP PELAYANAN PERAWAT DI RUANGAN RECOVERY ROOM. hp

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

GAMBARAN PRAKTIK KOLABORATIF ANTARA PERAWAT DAN DOKTER DI RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG UNIVERSAL PRECAUTIONS DENGAN PENERAPAN UNIVERSAL PRECAUTIONS PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN

Penelitian Keperawatan Jiwa

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Syarniah 1, Akhmad Rizani 2, Elprida Sirait 3 ABSTRAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SIDIKALANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN RESPON CEMAS ANAK USIA SEKOLAH YANG AKAN MENJALANI PEMBEDAHAN DI RUANG IX RSUD dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Transkripsi:

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL DI RUANGAN RAWAT INAP JIWA Muhammad Afdol 1, Venny Elita 2, Reni Zulfitri 3 afdhol.muhammad@gmail.com, Hp 085265620529 Abstract The aim of this study was to describe the level of knowledge of nurses about nursing care for patients with mental health problems of social isolation in the hospital. This study used descriptive quantitative method. This study was conducted on 30 nurse practition and used purposive sampling technique. The instrument in this study used 15 questionnaire which were created by researchet. Analysis was univariate analysis. The results of this study was indicate that the level of knowledge of nurses about nursing care for patients with mental health problems of social isolation is quite as many as 27 people (50%). The study provides an overview to the relevant agencies in order to improve the quality of nursing care to all patients especially in patients with social isolation. Keys word : Knowledge, nurse, nursing intervention, social isolation Reference : 25 (1999-2011) PENDAHULUAN Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern dan industri. Keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan (Mardjono 1992, dalam Hawari, 2007). Meskipun gangguan jiwa tidak dianggap sebagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian secara langsung, beratnya gangguan yang dapat menyebabkan ketidakmampuan secara invaliditas individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Setyonegoro, 1992, dalam Hawari, 2007). Data statistik yang dikemukakan oleh WHO atau World Health Organization (2002) menyebutkan bahwa prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, dan 1% diantaranya adalah gangguan jiwa berat. Potensi seseorang mudah terserang gangguan jiwa memang tinggi. Setiap saat, 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa, saraf, maupun perilaku. Berdasarkan data Akuntabilitas Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Tahun 2011 jumlah pasien rawat Inap sebanyak 1.162 orang (pasien baru 153 dan lama 1009 orang) dan angka kunjungan rawat inap tiap tahunnya naik

sekitar 21,79 % dari tahun-tahun sebelumnya. Berbagai manifestasi klinis gangguan jiwa mendapat perhatian serius dalam perawatan klien gangguan jiwa, diantaranya isolasi sosial. Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk, 2008 dalam Fitria, 2009). Menurut Dalami, dkk. (2009), isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan linkungan. Jumlah pasien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Tampan dari bulan September sampai bulan Oktober 2012 sebanyak 17 orang. Keperawatan jiwa adalah proses perawat membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang positif, meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis agar dapat berperan lebih produktif di masyarakat (Yosep, 2007). Keperawatan jiwa menghadapi dua tantangan dalam upaya memberikan perawatan yang berkualitas dalam sistem pelayanan kesehatan. Pertama, para pelaksana perawatan saat ini merawat pasien dengan masalah yang majemuk dari pada sebelumnya. Kedua, para pelaksana keperawatan mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda dan juga kesempurnaan dan kemampuan pengetahuan yang berbeda. Untuk itulah, pelaksana asuhan keperawatan jiwa haruslah didesain untuk memenuhi tantangan ini dengan menyediakan pendekatan yang sistematik dalam pelaksanaan proses keperawatan secara profesional (Yosep, 2007). Pelaksanaan intervensi pada pasien dengan isolasi sosial tidak hanya dilakukan oleh perawat namun memerlukan partisipasi dari keluarga. Keberhasilan intervensi bergantung pada tepatnya pelaksanaan intervensi dan kemauan untuk sembuh dari pasien (Burn & Baumann, 2008). Dari hasil wawancara yang dilkakukan terhadap perawat di beberapa Ruangan seperti Ruangan Kampar, Kuantan, Indragiri Dan Siak didapatkan bahwa seluruh perawat ruangan telah mendapatkan pelatihan MPKP kecuali perawat yang bekerja sebagai tenaga sukarela atau TKS, selain itu perawat telah melakukan starategi pelaksanaan atau SP terhadap pasien isoslasi sosial setiap hari, namun pada kenyataan tingkat keberhasilan intervensi yang dilakukan belum tercapai dengan baik. Pemberian intervensi keperawatan yang tepat pada klien dengan masalah gangguan jiwa isolasi sosial sangat diperlukan untuk menghindari dampak yang muncul yang dapat membahayakan kondisi klien, seperti harga diri rendah, perubahan persepsi sensori: halusinasi, dan resiko tinggi mencederai diri, orang lain, serta lingkungan (Stuart dan Sundeen,1998, dalam Fitria 2009). Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Masalah Isolasi Sosial Di Ruangan Rawat Inap Jiwa?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan

perawat tentang asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan masalah isolasi sosial di ruangan rawat inap jiwa. METODELOGI PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantititatif dengan menggunakan pendekatan purposive sampling. purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memlilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Notoadmojo, 2007). Penelitian dilaksanakan di RSJ Tampan pada Ruangan Kampar, Kuantan, sebayang, Indragiri Dan Siak, Rumah Sakit Jiwa Tampan dari bulan Agustus 2012 sampai Desember 2012. Sampel yang dijadikan subjek penelitian adalah perawat di 5 ruangan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner uji validitas dterhadap 20 responden. Analisa data yang digunakan adalah secara univariat. Analisa ini digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi yang meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, pelatihan, ruangan dan tingkat pengetahuan yang diolah. HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 berdasarkan Umur No Umur Frekuensi 1. <25 7 13 tahun 2. 25-30 11 20 tahun 3 >30 36 67 tahun Berdasarkan tabel 4.1 mayoritas responden berumur >30 sebanyak 36 orang (67%). Tabel 4.2 berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi 1. Laki-Laki 11 20 2. Perempuan 43 80 Berdasarkan tabel 4.2 mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 43 orang (80%). Tabel 4.3 berdasarkan pendidikan No Pendidikan Frekuensi 1. Diploma 39 72 III 2. S1 15 28 Berdasarkan tabel 4.3 mayoritas responden berpendidikan D3 sebanyak 39 orang (72%). Tabel 4.4 berdasarkan pelatihan No Pelatihan Frekuensi 1. Pernah 17 31 2. Tidak 37 69 pernah Berdasarkan tabel 4.4 mayoritas responden tidak pernah mendapatkan pelatihan sebanyak 37 orang (69%). Tabel 4.10 berdasarkan tingkat pengetahuan tentang intervensi isolasi sosial di seluruh ruangan

No Tingkat pengetahuan Frekuensi 1. Baik 25 46 2. Cukup 27 50 3. Kurang 2 4 Berdasarkan tabel 4.10 mayoritas responden memiliki pengetahuan tentang intervensi keperawatan isolasi sosial adalah cukup sebanyak 27 orang (50%). PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden berdasarkan umur terhadap 54 orang responden didapatkan hasil bahwa mayoritas responden berusia >30 tahun sebanyak 36 orang (67%) yang berarti bahwa sebagian besar Perawat RSJ Tampan berada pada tahap usia dewasa menengah. 1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin responden mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan sebanyak 43 orang (80%) dan minoritasnya ialah laki-laki sebanyak 11 orang (20%). 2. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan responden diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan Diploma III atau D3 39 orang (72%) dan minoritasnya berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 15 orang (28%) 3. Pelatihan responden bahwa mayoritas responden belum mendapatkan pelatihan sebanyak 37 orang (69%) dan minoritas responden memiliki pelatihan sebanyak 17 orang (31%) 4. Tingkat Pengetahuan responden terhadap intervensi atau asuhan keperawatan isolasi sosial di seluruh ruangan rawat inap responden, didapat hasil bahwa tingkat pengetahuan responden tentang intervensi atau asuhan keperawatan isolasi sosial di seluruh ruangan rawat inap RSJ Tampan adalah cukup sebanyak 27 orang (50%), sedangkan yang berada pada kategori kurang adalah sebanyak 2 orang (4%). KESIMPULAN yang tentang telah dilakukan tentang Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Masalah Isolasi Sosial Di Ruangan Rawat Inap Jiwa ditarik kesimpulan sebagai berikut : Dari 54 orang responden, mayoritas responden berusia >30 tahun sebanyak 36 orang (67%), Jenis kelamin mayoritas

perempuan 43 orang (80%), dan pada pendidikan mayoritas responden lulusan D3 sebanyak 39 orang (72%), kemudian mayoritas responden tidak memiliki pelatihan sebanyak 37 orang (69%). Tingkat pengetahuan responden tentang asuhan keperawatan isolasi sosial pada seluruh ruangan didapatkan mayoritas adalah cukup sebanyak 27 orang (50%). SARAN 1. Bagi instansi terkait Diharapkan instansi terkait dapat meningkatkan kepuasan pasien melalui penerapan mutu pelayanan pada asuhan keperawatan yang baik kepada setiap pasien khususnya pada pasien isolasi sosial. 2. Bagi tenaga kesehatan Diharapkan kepada perawat khususnya perawat ruangan agar dapat menerapkan intervensi pada pasien dengan masalah isolasi sosial 3. Bagi peneliti lain Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dan informasi dasar untuk mengembangkan dan melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang tingkat pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan masalah isolasi sosial diruangan rawat inap maupun rawat jalan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada beberapa yang telah banyak memberi bimbingan, arahan dan inspirasi kepada penulis. Ibu Venny Elita, MN, Ibu Reni Zulfitri, S.Kep, Sp.Kom dan Ns. Fathra Annis Nauli, M.Kep, Sp.Kep.J. Direktur Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru, atas izin yang telah diberikan kepada peneliti. Ayahanda Abdullah Ali, ibunda Halimatun dan kakak Rahmi Hidayat, SH, abang Khoirul Ilham, S.Kep, M.Zauwir Abdullah, SE serta kekasihku Ns.Gita Aprella, S.kep yang selalu memberi dukungan moril dan materi. Sahabat-sahabatku seperjuangan mahasiswa/i B-2011 yang selalu memberi suppor dan komentar dalam penulisan. Khususnya kepada sahabatku Solihin, Amd.Kep tetap semangat. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh perawat di RSJ Tampan yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 1 Muhammad Afdol, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. 2 Venny Elita, MN, dosen departeman keperawatan komunitas dan jiwa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. 3 Reni Zulfitri, S.Kep, Sp.Kom, dosen departeman keperawatan komunitas dan jiwa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Burn, N, & Grove, S.K. (2005). The Practice of Nursing Research Conduct, Eritique, and Utilization. Missari :Saunders. Budiarto, (2003). Metodologi Penelitian Kedokteran Jakarta : EGC Dalami, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan :USU Press.

Depkes RI. (2000). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan :USU Press E, Burn & Halinger, B. (2008). Evaluation of the nursing diagnosis social isolation and the use of evidence based nursing. Diperoleh tanggal 17 Oktober 2012 dari http://ukpmc.ac.uk/abstract/med. Fitria, N (2009). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A.A. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta : Salemba medika. Keliat, B.A, Ria,U.P & Novi, E. (2005). Proses keperawatan kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta : EGC Muchlas. (1999). Teori dan praktek kepemimpinan. Jakarta : PT. Rendian Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika. Purba, J. M, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan :USU Press. Puspitawati, K. (2008). Hubungan karakteristik dan pengetahuan perawat dengan perilaku penerapan SOP dalam memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit kepolisian pusat Raden Said Sukanto Jakarta, Skripsi. UPN Veteran Jakarta Polit, D.F., & Beck, F.T. (2006). Essentiels of nursing research: methods, appraisal and utilization, USA: Lippincot Williams & Wilkins. Saryono. (2008). Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia. Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Stuart. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC Stuart & Sundeen (1998). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan :USU Press. Tohardi, A. (2008). Petunjuk praktis menulis skripsi. Bandung : Mandar Maju. Windle, K., Jennifer, F., & Caroline, C. (2011). Preventing loneliness and social isolation : intervention and outcomes. Diperoleh tanggal 17 Oktober 2012 dari http://scie.org.uk/publications/briefin g/files/odf. the difficulty of social isolation intervention. Videbeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : EGC Yosep. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama Yusuf LN, H. Syamsu, Dr., M.pd. 2006. Psikoogi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.