BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERHITUNGAN JUMLAH UAP AIR YANG DI KELUARKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Data Mentah Hasil Pengujian. Tabell 4.1 Data Mentahan. Waktu (Jam)

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L). Ikan cakalang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.1

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN EFISIENSI ENERGI PADA ALAT PENGERINGAN DAUN SELEDRI BERBASIS KONTROL SUHU DAN HUMIDITY UDARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

I. METODE PENELITIAN. Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

BAB IV METODE PENELITIAN

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pengujian dan Analisa Bahan Gelas Plastik Polypropylene (PP) Gambar 4.1 Alat pelebur plastik (dok)

PENGUJIAN THERMAL ALAT PENGERING PADI DENGAN KONSEP NATURAL CONVECTION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian pengeringan ikan dengan rata rata suhu

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

HASIL DAN PEMBAHASAN

KALORIMETRI A. Pendahuluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PRODUK BUBUK EKSTRAK JAGUNG MANIS INSTAN HASIL PENGERINGAN TIPE SPOUTED-VORTEX-BED SKRIPSI. Oleh NETI SURAMI NIM

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN KOLEKTOR SURYA SATU LALUAN TERHADAP WAKTU PROSES PENGERINGAN

Disusun Oleh : REZA HIDAYATULLAH Pembimbing : Dedy Zulhidayat Noor, ST, MT, Ph.D.

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II

DINAMIKA PINDAH MASSA DAN WARNA SINGKONG (Manihot Esculenta) SELAMA PROSES PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGERING KERUPUK TENAGA SURYA TIPE BOX MENGGUNAKAN KOSENTRATOR CERMIN DATAR

Campuran udara uap air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FISIKA TERMAL Bagian I

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN I-1

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.1

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dibandingkan sesaat setelah panen. Salah satu tahapan proses pascapanen

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Pengeringan Lapisan Tipis Buah Mahkota Dewa

KARAKTERISTIK PENGERINGAN COKLAT DENGAN MESIN PENGERING ENERGI SURYA METODE PENGERINGAN THIN LAYER

PENGOLAHAN PRODUK PASCA PANEN HASIL PERIKANAN DI ACEH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara uji kadar sari (ekstrak alcohol - benzena) dalam kayu dan pulp

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN PARTIKEL PADA LAJU PENGERINGAN PUPUK ZA DALAM TRAY DRYER

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun yang menjadi tempat pada penelitian adalah Laboratorium Teknik

BAB V PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH. 5.1 REFERENSI a. M Das, Braja Mekanika Tanah Jilid I. Jakarta: Erlangga. Bab 1 Tanah dan batuan, Hal

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUKAAN CEROBONG PADA OVEN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KERUPUK RENGGINANG

PROSES PERPINDAHAN MASSA DAN PERUBAHAN WARNA AMPAS TAHU SELAMA PENGERINGAN MENGGUNAKAN PEMANAS HALOGEN

KARYA AKHIR PERANCANGAN MODEL ALAT PENGERING KUNYIT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

DAFTAR NOTASI. : konstanta laju pengeringan menurun (1/detik)

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten),

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melimpah. Dalam sektor pertanian, Indonesia menghasilkan berbagai produk

STUDI EXPERIMENT KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA TERHADAP VARIASI SUDUT BLADE PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Analisa dan Pembahasan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 di TPH yang ada di Bandar

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan

A. Tujuan 1. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter. 2. Menentukan kalor jenis zat padat. 3. Menentukan kalor lebur es.

Transkripsi:

33 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERHITUNGAN JUMLAH UAP AIR YANG DI KELUARKAN Untuk mengeringkan jahe perlu diturunkan kandungan airnya hingga 5-10%. Alat pengering yang akan direncanakan menampung 0.5 kg jahe basah yang di iris tipis - tipis. Apabila setelah dikeringkan kandungan airnya menjadi 10%, maka berat kandungan air setelah pengeringan adalah 0.04335 kg dan kandungan dagingnya tetap 0.05 kg, maka berat jahe setelah dikeringkan selama selang waktu tertentu adalah: Massa jahe basah = 0.5 kg Massa jahe kering = 0.04335 kg + 0.05 kg = 0.09335 kg Untuk menghitung jumlah air yang harus di uapkan dapat dihitung dengan persamaan (2.1) sebagai berikut: M = ma mb = 0.5 kg 0.09335 kg M = 0.40665 kg 4.2 PERHITUNGAN LAJU PERPINDAHAN AIR Dengan mengetahui jumlah air yang harus di uapkan maka dengan menggunakan persamaan (2.2) laju perpindahan air dapat dihitung sebagai berikut: W = M t Dalam perhitungan ini diketahui: M = 0.40665kg T = 4

34 = 3600s x 4 =14400 s Maka : W = 0.40665 14,400 = 2.82395 x 10-5 kg/s 4.3 PERHITUNGAN PADA KADAR AIR Untuk menghitung kadar air yang terkandung pada jahe setelah di keringkan selama 23 dapat menggunakan persamaan (2.5) sebagai berikut: KA = m M 100% Maka : 43.35 gram KA = 100% = 10.2 % 425 gram 4.4 PERHITUNGAN PADA NILAI KALOR Jenis kalor pada jahe 1.680 J/kg setara dengan 0.40 kalori. Massa jenis jahe 0.5 kg dan perubahan suhu adalah 28 C - 50 C = 22 C, maka dengan menggunakan persamaan (2.6) untuk menghitung jumlah kalor yang diperlukan dapat dihitung sebagai berikut : Q = m.c. T Massa jenis = 0.5kg Jenis kalor = 1,680J/kg Perubahan suhu = (T2-T1) 50⁰C-28⁰C = 22⁰C Jumlah kalor Q =.? Q = m x c x T Q = 0.5 kg x 1.680 J/kg x 22⁰C = 18.48 J/kg⁰C Jenis kalor pada kunyit 7.434 J/kg setara dengan 30.9 kalori. Massa jenis jahe 0.5 kg dan perubahan suhu adalah 28 C - 50 C = 22 C, maka dengan menggunakan persamaan (2.6) untuk menghitung jumlah kalor yang diperlukan dapat dihitung sebagai berikut:

35 Q = m.c. T Massa jenis = 0.5kg Jenis kalor =7.434J/kg Perubahan suhu = (T2-T1) 50⁰C-28⁰C = 22⁰C Jumlah kalor Q =? Q = m x c x T Q = 0.5 kg x 7.434J/kg x 22⁰C = 81.774 J/kg⁰C 4.5 HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA MESIN PENGERING Gambar 4.1 modifikasi Alat Pengering Alat pengering ini telah di modifikasi dari bentuk semula yang kontruksei nya jauh berbeda dengan sekarang. Alat pengering ini dapat mencapai suhu Temperature 400ºC dengan Kapasitas ruang untuk pengeringan bahan mencapai 2 kg. Untuk mengetahui hasil pengeringan maka memerlukan beberapa pengujian yaitu:

36 4.5.1 Pengujian Experiment Pertama Pengujian pertama dengan cara melakukan eksperimen bahan jahe merah dan kunyit beratnya sebesar 500g. Jahe merah tersebut akan di uji delam keadaan bersih dan segar. Gambar 4.2 Berat Awal jahe 500gram (dok) Setelah penimbangan awal berat jahe merah diketahui 500g maka semua jahe merah dimasukan kedalam mesin pengeringan dengan Temperature yang kostan 50ºC. Berat akhir jahe merah 1 dan 2 selama waktu pengeringan 23 mendapatkan hasil berat sebagai berikut: Gambar 4.3 Berat Akhir Jahe 51gram (dok)

37 4.5.2 Pengujian Experiment Kedua Gambar 4.4 Berat Awal kunyit 500gram (dok) Setelah penimbangan awal berat kunyit diketahui 500g maka semua kunyit dimasukan kedalam mesin pengeringan dengan Temperature yang kostan 50ºC. Berat akhir kunyit 3 dan 4 selama waktu pengeringan 25 mendapatkan hasil berat sebagai berikut: Gambar 4.5 Berat Akhir Kunyit 64gram (dok)

38 4.6 Data Experiment Menggunakan Batu Alam Zeolite Percobaan Tabel 4.1 Data Experiment Waktu (Jam) 0 4 8 12 16 20 22 Massa Massa kotor jahe (gr) 526 306 217 132 92 77 77 1 Massa bejana (gr) 26 26 26 26 26 26 26 Massa bersih (gr) 500 280 191 106 66 51 51 Massa kotor kunyit (gr) 526 331 244 169 124 95 93 2 Massa Tatakkan (gr) 26 26 26 26 26 26 26 Massa bersih (gr) 500 305 218 143 98 69 67 4.6.1 Data Experiment setelah diolah Percobaan Massa (gr) Kadar Air (%) Tabel 4.2 Data kadar air setalah diolah Waktu (Jam) 0 4 8 12 16 20 24 1 2 Massa jahe (gr) 500 280 191 106 66 51 51 Kadar Air (%) 100 56 38.2 21.2 13.2 10 10 Massa kunyit (gr) 500 305 218 143 98 69 64 Kadar Air (%) 100 61 43.6 28.6 19.6 13.8 12.8

39 4.7 HASIL KADAR AIR AKHIR 4.7.1 Kadar Air Akhir Jahe Dari tabel 4.2 di atas diperoleh grafik kadar air sebagai berikut: 600 TEMPERATUR 50ºC massa jahe (kg) 500 400 300 200 100 0 0 4 8 12 16 20 22 Gambar Grafik 4.6 Kadar Air Jahe Merah 23 massa bersih (g) 500 280 191 106 66 51 51 51 kadar air (%) 100 56 38.2 21.2 13.2 10 10 10 Keterangan : Dari keterangan grafik diatas pada experiment bahan jahe merah dengan berat awal 500 gr mempunyai berat kadar air 100%, dalam proses pengeringan selama waktu 4 mendapatkan kadar air 56%, pada waktu 8 mendapatkan kadar air 38.2%, pada waktu 12 mendapatkan kadar air 21.2%, Pada waktu 16 mendapatkan kadar air 13.2%, pada waktu 20 mendapatkan kadar air 10%, dan pada waktu akhir pengeringan selama waktu 22 mendapatkan kadar air mencapai 10% dan mendekati kadar air 6%.

40 4.7.2 Perubahan Tekstur Bentuk dan Warna Pada Jahe Gambar 4.7 Perubahan Tekstur Bentuk dan Warna Pada Jahe Selama 22

41 4.7.3 Kadar Air Akhir Kunyit Dari tabel 4.2 Diatas diperoleh grafik kadar air sebagai berikut: massa kunyit (kg) 600 500 400 300 200 100 0 0 4 8 TEMPERATUR 50ºC 12 16 20 22 24 massa bersih (g) 500 305 218 143 98 69 67 64 64 25 kadar air (%) 100 61 43.6 28.6 19.6 13.8 13.4 12.8 12.8 Gambar Grafik 4.8 Kadar Air Kunyit Keterangan : Dari keterangan grafik diatas pada bahan kunyit dengan berat awal 500 gr mempunyai berat kadar air 100%, dalam proses pengeringan selama waktu 4 mendapatkan kadar air 61%, pada waktu 8 mendapatkan kadar air 43.6%, pada waktu 12 mendapatkan kadar air 28.6%, Pada waktu 16 mendapatkan kadar air 19.6%, pada waktu 20 mendapatkan kadar air 13.8%, dan pada waktu akhir pengeringan selama waktu 24 mendapatkan kadar air tetap 12.8%.

42 4.7.4 Perubahan Tekstur Bentuk dan Warna Kunyit Gambar 4.9 Perubahan Tekstur Bentuk dan Warna Pada Kunyit Selama 22

43 4.8 PERBEDAAN EXPERIMENT KADAR AIR AKHIR PADA JAHE DAN KUNYIT Tabel 4.3 Perbedaan Kadar Air Jahe dan Kunyit Waktu Percobaan 0 4 8 12 16 20 24 Kadar Air Jahe (%) 100 56 38.2 21.2 13.2 10 10 Kadar Air Kunyit (%) 100 61 43.6 28.6 19.6 13.4 12.8 Dari tabel diatas diperoleh gambar grafik perbedaan kadar air sebagai berikut: 120% 100% TEMPERATURE 50ºC Kadar Air (%) 80% 60% 40% 20% 0% 0 4 8 jm 12 16 20 24 Jahe Merah 100% 56% 38.20% 21.20% 13.20% 10% 10% Kunyit 100% 61% 43.60% 28.60% 19.60% 13.40% 12.80% Gambar Grafik 4.9 Perbedaan Kadar Air Jahe dan Kunyit Keterangan Grafik: Dari keterangan grafik diatas diperoleh perbedaan kadar air mengalami perbedaan yang cukup jauh pada experiment 1 dan 2 semua kadar air jahe dan kunyit mengalami penurunan dari mulai pengeringan awal sampai dengan pengeringan akhir selama 24.