ILMU GENETIKA PENGERTIAN GENETIKA

dokumen-dokumen yang mirip
Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

MODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT. IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH

Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis

Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

Bab PEWARISAN SIFAT. Bab 5 Pewarisan Sifat 93. (Sumber: i31.photobucket)

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika

BAB IV PEWARISAN SIFAT

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

HEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA

BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

Hukum Mendel dan Pewarisan Sifat

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

MODUL MATA PELAJARAN IPA

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown

PERKAWINAN. HEREDITAS PADA MANUSIA

HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran

Kata Kunci. 58 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas IX. Pewarisan Sifat. Persilangan/ perkawinan. Hereditas pada manusia.

Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit serta Pohon pada Analisis Genetik

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

EMBRIOLOGI DAN GENETIKA PERKEMBANGAN : POLA PEWARISAN SIFAT. Kelompok 1. Anggota Kelompok : Intan Anindita Suseno

Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

TINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo

DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT. Suhardi, S.Pt.,MP

JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?

Suhardi, S.Pt.,MP. Genetika DALAM PEMULIAAN TERNAK

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1

Pola Hereditas. Reproduksi Sel Hukum Mendel Penyimpangan Semu. Intermediet gen berpautan Pindah Silang Gen Terpaut Seks. Gen Letal

laporan genetika IMITASI PERBANDINGAN GENETIS

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda

Simbol untuk suatu gen

PEWARISAN DAN PRINSIP-PRINSIP MENDEL

12. Gamet yang dibentuk oleh genotip AaBb dimana gen A dan B berpautan adalah... A. AB, Ab, ab, ab B. AB, Ab C. AB, ab D. AB, ab E.

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

IIA. MENDELIAN GENETICS

Please prepare your mind and ASSALAMUALAIKUM. spirit, because now, we will learn about.

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

Aplikasi Teori Peluang Diskrit dalam Analisis Penurunan Penyakit Genetik

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Luisa Diana Handoyo, M.Si.

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran

Penerapan Prinsip Peluang Diskrit, Graf, dan Pohon dalam Bidang Pembiakan

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1 PERKAWINAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID BESERTA RASIO FILALNYA

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

BAB II KAJIAN TEORI. atau tidak. Guza (2008: 8) mengemukakan bahwa Ujian Nasional pada hakekatnya

Aplikasi Teori Kombinatorial dalam Analisis Genetika Mendelian

Teknologi Rek e a k y a a y s a a s a G e G n e e n t e i t k i a

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2

MEMBENTUK KEHIDUPAN BARU. Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si.

Pengertian Gen. Sifat-Sifat Gen

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

BAB II DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen

IIA. MENDELIAN GENETICS

GEN GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GENETIKA/ GENETICS Subject Code: D Credits

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

TEST χ 2 (CHI SQUARE)

PENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN

BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel

PELUANG DAN CHI SQUARE

BAB VIII PEWARISAN SIFAT (GENETIKA)

Antiremed Kelas 9 Biologi

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal : 3 : 3 : 1 1 : 3 : 3 : 9 1 : 1 : 1 : 1 3 : 3 : 1 : 9

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD

IMPLEMENTASI SISTEM HEREDITAS MENGGUNAKAN METODE PERSILANGAN HUKUM MENDEL UNTUK IDENTIFIKASI PEWARISAN WARNA KULIT MANUSIA ABSTRAK

B. Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan singkat dan jelas.

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

Genetika Mendel. (Lanjutan)

HEREDITAS MENDEL DAN POLA-POLA HEREDITAS

Transkripsi:

ILMU GENETIKA PENGERTIAN GENETIKA Genetika disebut juga ilmu keturunan. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat, bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan dari generasi ke generasi, serta variasi-variasi yang mungkin timbul di dalamnya atau yang menyertainya. Pewarisan sifat tersebut dapat terjadi melalui proses seksual. Genetika berusaha menjelaskan material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik), bagaimana informasi tersebut diekspresikan (ekspresi genetik), dan bagaimana informasi tersebut dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik). MANFAAT MEMPELAJARI GENETIKA Manfaat dari mempelajari genetika adalah agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri atau setiap makluk yang berada di sekitar lingkungan kita. Manusia jarang digunakan sebagai objek atau barang percobaan genetis karena sulitnya mempelajari gen manusia, sehingga lebih mudah mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat menurun yang terkandung dalam tubuh tumbuhan dan hewan sekitar. Ada beberapa kesukaran dalam mempelajari manusia sebagai obyek genetika, diantaranya: 1. Sulitnya mengumpulkan data karena jarang sekali orang yang mau diketahui memiliki cacat atau kelainan suatu karakter pada tubuhnya atau keluarganya. 2. Sulitnya menjajaki secara langsung sifat genetis yang dijumpai pada seseorang karena tidak dapat dipilih dan ditentukan dengan siapa orang (obyek penelitian) ter-sebut akan kawin. 3. Sulitnya mengamati pertumbuhan karakter yang sesuai dengan kemampuan atau harapan peneliti. Hal ini disebabkan pindahnya sang objek, kawin lagi dengan seseorang yang akan mengacaukan penyelidikan semula. 4. Sulitnya mendapatkan data statistik tentang sifat genetis yang sama dalam karakter yang diselidiki, hal ini dikarenakan data yang didapat dari perbandingan-perbandingan karakter tertentu sangat sedikit. Lain halnya dengan tanaman atau hewan renik yang dapat memiliki keturunan yang banyak. 5. Umur si peneliti lebih pendek dari pada umur obyek yang diteliti, karena daur hidup obyek yang diteliti lebih panjang dari daur hidup si peneliti. 6. Sulitnya mengatur dan mengontrol suasana lingkungan obyek yang diteliti sesuai dengan harapan peneliti. KEDUDUKAN GENETIKA DALAM ILMU PENGETAHUAN Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan murni, bisa pula sebagai ilmu pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni genetika harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan dasar lain, seperti kimia, fisika dan matematika, juga ilmu pangetahuan dasar dalam bidang biologi sendiri. Seperti bioseluler, histologi, biokimia, fisiologi, anatomi, embriologi, taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu terapan genetika menunjang banyak bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan masyarakat. Sebagai ilmu terapan, ilmu ini dipakai untuk bidang-bidang sebagai berikut: 1. Kedokteran

Dalam dunia kedokteran ilmu yang paling populer yaitu tantang genetika manusia. Genetika perlu untuk mengetahui kelainan atau penyakit keturunan serta usaha untuk menanggulanginya, menelusuri sifat keturunan seseorang (seperti golongan darah) yang perlu untuk penelitian warisan harta dan kriminalitas. 2. Kedokteran hewan dan peternakan Dalam bidang ini bertujuan untuk mengetahui kelainan keturunan serta penjajakan sifat keturunan untuk mengetahui asal-usul suatu hewan atau ternak, juga dapat untuk mendapat turunan atau strain unggul. 3. Pertanian Dalam bidang ini banyak sekali ditunjang oleh ilmu genitika. Lewat ilmu ini dipelajari bagaimana mncari bibbit unggul suatu tanaman produksi. 4. Psikologi dan Antropologi Dalam bidang ini bertujuan tentang mempelajari masalah psikologi manusia asal-usul sukubangsa hubungan kerabatnya serta pengaruh sifat genetis seseorang dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. CARA MEMPELAJARI GENETIKA Untuk mempelajari sifat genetis dapat dilakukan dengan 9 cara, yaitu melalui: 1. Hibrid Hibrid ialah penyilangan (cross). Pekerjaannya disebut menyilang atau menghibrid (hibridasi). Hibridisasi dilakukan dengan cara mengawinkan individu-individu yang berbeda karakter atau variasi. Biasanya antara individu dalam satu spesies. Kadang ada juga antara individu berbeda spesies tapi dalam satu genus. Pada hewan jarang sekali dilakukan hibrid (cross) antara individu berbeda species. Pada tumbuhan, hibrid kini banyak dilakukan antara individu berbeda species tapi dalam genus sama untuk mendapatkan turunan yang poli-ploidi, artinya yang kromosomnya lebih dari biasa (diploid). Tanaman poliploidi ini sering memiliki ukuran anatomi yang lebih besar, tapi kurang fertil dan bijinya pun sedikit. 2. Silsilah keluarga Silsilah keluarga biasa dipakai untuk menyelidiki sifat genetis pada manusia dan hewan piara seperti anjing dan kuda. Silsilah merupakan alat yang paling banyak digunakan bagi peneliti dan gambaran pewarisan sifat-sifat manusia. Secara tradisional, wanita dilukiskan dengan lingkaran atau dengan simbol, laki-laki dilukiskan dengan bujur sangkar atau dengan simbol. 3. Anak kembar Ini biasa dipakai pada Genetika Manusia. Ada 2 macam anak kembar menurut kejadiannya, yaitu kembar fraternal dan kembar identik. Pada kembar fraternal, masingmasing individu berasal dari zigot berbeda. Berbeda ovum dan berbeda sperma, yang berarti berbeda pula susunan genetisnya. Pada kembar identik, masing-masing individu berasal dari satu zigot yang membelah pada tingkat awal embrio, yakni pada tingkat pembelahan (segmentaasi) atau tingkat blastula. Masing-masing berpisah jadi dua atau lebih, dan mengalami pertumbuhan sendiri-sendiri. Karena tiap individu berasal dari satu ovum dan satu sperma yang sama, maka susunan genetis merekapun sama.

Anak kembar dipakai pula untuk menyelidiki pengaruh lingkungan pada pernyataan sifat genetis. Anak kembar freternal biasanya dapat dipakai sebagai kontrol atau pengecek pengamatan kita itu. Ada karakter genetis yang pengaruh lingkungan besar sekali, ada pula yang hampir tak ada. 4. Kawin sekerabat Dalam bahasa inggris disebut consanguity, yakni perkawinan antara sekerabat misalnya antara saudara sepupu. Kawin sekerabat membuat sifat genetis yang buruk lebih sering muncul dari pada perkawinan biasa. 5. Percobaan Percobaan atau eksperimen, ialah mencoba membuat suatu perubahan pada sifat genetis. Melalui cara percobaan atau eksperimen lebih banyak didapat hasil perubahan yang besar peranannya bagi ilmu pengetahuan. Diantara percobaan yang penting antara lain: a. Pemindahan bahan genetis dari satu individu ke individu lain. Ini banyak dilakukan pada virus dan bakteri. Orang dapat mengubah semacam bakteri atau virus dari patogen menjadi tak patogen, atau sebaliknya dari tak patogen menjadi patogen. b. Meradiasi atau memasukkan zat radio aktif dan kimia yang tajam kedalam jaringan tubuh. Bahan genetis jadi berubah, dan akibat perubahan itu dapat dipelajari, setelah membandingkannya dengan kontrol yang berkarakter normal. Dengan cara ini dapatlah kita pelajari fungsi bagian-bagian bahan genetis yang rusak oleh radiasi itu. c. Mencari sifat heterosis dengan breeding pada tanaman atau ternak, sehingga mutu dan jumlah produksi naik. 6. Sitologi Bidang genetika yang khusus mempelajari bahan sifat keturunan itu secara langsung disebut sitogenetika. Dipelajari zat yang membina bahan genetis itu dengan mangamati sel yang menyimpan. Untuk bidang sitologi ini orang perlu memiliki peralatan yang halus dan mahal, radio-chromatografi seperti mikroskop elektron, zat radio aktif, alat kultur jaringan, serta perlengkapan teknik mikroskopis seperti mikrotom, reagen dan pewarnaan. 7. Morfologi-Anatomi Dengan meneliti bentuk luar dan dalam alat-alat atau bagian tubuh suatu organisme, menyertai hibridasi, pengamatan silsilah kerabat, eksperimen dan sitologi, makin teliti dan lengkaplah pengamatan kita akan sifat genetis suatu karakter. Dengan melakukan perkawinan dan persilangan terus menerus dapat dibuat sistematik morfologi-anatomi suatu species yang normal serta variasinya, lalu dipakai untuk meneliti kelainan yang timbul dari padanya. 8. Fisiologi-biokimia Dengan pemeriksaan serum dan urine dapat diketahui sifat darah, susunan kromosom serta pasangan gen seseorang, atau apakah atau mengidap penyakit hemophilia, bisa dilihat pada test serumnya. Orang carrier itu biasanya mengandung zat tertentu yang

kadarnya berbeda dari orang normal sesungguhnya tapi tak separah yang terdapat dalam tubuh yang kena penyakit keturunan itu. 9. Biometrika Perhitungan yang bersifat matematika berguna untuk menyusun data obyek genetika serta mengambil kesimpulan. Pemecahan masalah genetik memanglah banyak sekali memepergunakan perhitungan matematis. Matematika yang khusus diterapkan biologi, disebut biometrika. Genetika manusia banyak sekali mempergunakan perhitungan statistik-biometrika. Perkembangan dan Pengaplikasikan Genetika. Pada masa pra-mendel, masyarakat belum mengenal adanya gen dan kromosom. Pada masa tersebut masyarakat masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma, dalam anggapan masyarakat dahulu tetua betina tidak menyumbang apapun terhadap sifat anaknya. Peletak`an dasar ilmiah melalui percobaan sistematik baru dilakukan sekitar akhir abad ke-19 oleh Gregor Johann Mendel, seorang biarawan dari Brno. Mendel kemudian disepakati sebagai Bapak genetika setelah karyanya mengenai percobaan persilangan tanaman dipublikasikan tahun 1866. Mendel pertama kali menemukan bahwa pewarisan sifat pada tanaman mengikuti sejumlah nisbah matematika yang sederhana. Dalam penelitiannya, Mendel menggunkan 7 sifat pada tanaman kapri, Pisum sativum. Di era tahun 1900-an, banyak bermunculan masalah-masalah yang menyangkut dengan genetika. Masalah-masalah itu sudah banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menjawabnya, namun semua itu ternyata masih banyak menemukan permasalahan-permasalahan yang timbul lebih lanjut. Itu semua yang membuat perlu diadakan penelitian lebih lanjut. Namun masih ada permasalahan kesehatan yang masih mewarnai dunia kedokteran di era tahun 2000-an, seperti rekayasa-rekayasa genetik seperti kloning. Disinilah kloning merupakan problematika kedokteran yang sangat memukau. Kloning merupakan penggandaan atau perbanyakan, dan pada awal mulanya klon ini merupakan perbanyakan DNA pada bakteri. Namun sekarang para ilmuan telah memperluas kajian mereka dengan memperluas pengertiannya, yaitu asal dapat dihasilkan individu baru dari individu lama tanpa kawin, meski satu saja, sudah dapat disebut mengklon. ni semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan GEN. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Hal itu juga disebabkan oleh Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk. Kombinasi susunan

perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan. Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. selain itu Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi) yang menjadi penyebab nya adalah KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT GEN. Knapa??? karena perbedaan ini hanya disebabkan oleh susunan perangkat gen yang berbeda. jadi dalam satu spesies yang sama, terjadi perbedaan yang terlihat karena susunan perangkat gen yang berbeda. A. Pendahuluan Tiap spesies memiliki ciri-ciri tertentu yang spesifik yang hampir sama dari generasi ke generasi, bahkan ciri ini ada sejak dulu kala. Misalnya hewan gajah mempunyai telinga yang lebar, mempunyai gading, tubuhnya besar, dan mempunyai belalai. Ciri gajah tersebut sudah ada sejak gajah purba. Jadi ada ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya. B. Kromosom dan Gen Sel ini memiliki inti sel atau nukleus, pada inti sel terdapat jalinan seperti benang halus yang disebut kromosom. Kromosom inilah yang merupakan pembawa sifat keturunan. Di sepanjang kromosom terdapat gen yang merupakan penentu sifat keturunan suatu makhluk hidup. Jadi baik

kromosom maupun gen sama pentingnya dalam penurunan sifat. Berdasarkan fungsinya, kromosom dibedakan menjadi dua tipe, yaitu: 1. Kromosom Tubuh (Autosom) Yaitu kromosom yang menentukan ciri-ciri tubuh. 2. Kromosom Kelamin (Gonosom) Yaitu kromosom yang menentukan jenis kelamin pada individu jantan atau betina atau pada manusia pria atau wanita. Misalnya: pada kromosom lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki 4 pasang kromosom, terdiri atas 3 pasang autosom dan 1 pasang gonosom. Jumlah dan bentuk kromosom pada setiap sel tubuh spesies makhluk hidup adalah tertentu. Misalnya pada manusia pada setiap sel tubuhnya terdapat 46 buah kromosom atau 23 pasang kromosom. 46 kromosom tersebut berasal dari ayah 23 buah dan berasal dari ibu 23 buah. Jadi walaupun seorang anak mirip ayahnya tetap saja setengah dari jumlah kromosom tubuhnya

berasal dari ayah dan setengah dari ibu. Perhatikan bagan berikut. C. Istilah-istilah dalam Genetika 1. Sel Diploid dan Sel Haploid Yaitu sel yang memiliki kromosom dalam keadaan berpasangan atau sel yang memiliki dua set atau dua perangkat kromosom. Misalnya sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom yang selalu dalam keadaan berpasangan sehingga disebut diploid (2n) (di berarti dua, ploid berarti set/ perangkat). Sedangkan sel kelamin manusia memiliki kromosom tidak berpasangan. Hal ini terjadi karena pada saat pembentukan sel kelamin, sel induk yang bersifat diploid membelah secara meiosis, sehingga sel kelamin anaknya hanya mewarisi setengah dari kromosom induknya. Maka dalam sel kelamin (gamet) manusia terdapat 23 kromosom yang tidak berpasangan atau hanya memiliki seperangkat atau satu set kromosom saja, disebut haploid (n). 2. Genotip Genotip adalah susunan gen yang menentukan sifat dasar suatu makhluk hidup dan bersifat tetap. Dalam genetika genotip ditulis dengan menggunakan simbol huruf dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu. Setiap karakter sifat yang dimiliki oleh suatu individu dikendalikan oleh sepasang gen yang membentuk alela. Sehingga dalam genetika simbol genotip ditulis dengan dua huruf. Jika sifat tersebut dominan, maka penulisannya menggunakan huruf kapital dan jika sifatnya resesif ditulis dengan huruf kecil. Genotip yang memiliki pasangan alela sama, misalnya BB atau bb, merupakan pasangan alela yang homozigot. Individu dengan genotip BB disebut homozigot dominan, sedangkan individu dengan genotip bb disebut homozigot

resesif.untuk genoti yang memiliki pasangan alela berbeda misal Bb, merupakan pasangan alela yang heterozigot. 3. Fenotip Fenotip adalah sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indra, misalnya warna bunga merah, rambut keriting, tubuh besar, buah rasa manis, dan sebagainya. Fenotip merupakan perpaduan dari genotip dan faktor lingkungan. Sehingga suatu individu dengan fenotipe sama belum tentu mempunyai genotip sama. 4. Dominan Gen dikatakan dominan apabila gen tersebut bersama dengan gen lain (gen pasangannya), akan menutup peran/sifat gen pasangannya tersebut. Dalam persilangan gen, dominan ditulis dengan huruf besar. 5. Resesif Gen dikatakan resesif apabila berpasangan dengan gen lain yang dominan ia akan tertutup sifatnya (tidak muncul) tetapi jika ia bersama gen resesif lainnya (alelanya) sifatnya akan muncul. Dalam genetika gen resesif ditulis dengan huruf kecil. 6. Intermediet Adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul sama kuat (kodominan). Misalnya bunga warna merah disilangkan dengan bunga warna putih, menghasilkan keturunan berwarna merah muda. 7. Hibrid Adalah hasil perkawinan antara dua individu yang memiliki sifat beda. Bila individu tersebut memiliki satu sifat beda disebut monohibrid, dua sifat beda disebut dihibrid, tiga sifat beda trihibrid, dan sebagainya. D. Hukum Penurunan Sifat Mendel Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat yang diwariskan, cara sifat diwariskan, dan variasinya yang terjadi pada keturunannya disebut ilmu keturunan atau genetika. Seorang tokoh yang berjasa dalam mempelajari sifat-sifat yang diwariskan dari induk pada keturunannya ialah Gregor J. Mendel (1822-1884) sehingga ia dikenal sebagai bapak genetika. Dalam percobaannya, Mendel menggunakan tanaman kacang ercis atau kacang kapri (Pisum sativum). Adapun alasan Mendel menggunakan tanaman kacang ercis dalam percobaannya adalah: 1. Memiliki pasangan sifat yang kontras. 2. Dapat melakukan penyerbukan sendiri. 3. Mudah dilakukan penyerbukan silang. 4. Mempunyai daur hidup yang relatif pendek. 5. Menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak.

Berikut ini ada 7 sifat beda yang mencolok pada tanaman kacang ercis. Langkah awal yang dilakukan Mendel adalah menentukan galur murni, yaitu tanaman yang apabila melakukan penyerbukan sendiri senantiasa menghasilkan keturunan yang sifatnya sama persis dengan sifat induknya, walaupun penyerbukan tersebut dilakukan berulang -ulang hasilnya akan tetap sama. Selanjutnya Mendel menyilangkan dua individu galur murni yang sama-sama memiliki pasangan sifat yang kontras. Misalnya kapri berbunga merah disilangkan dengan kapri berbunga putih, yang keduanya galur murni. Dari persilangan tersebut, Mendel mengemukakan beberapa kesimpulan yang kemudian disebut Hukum Mendel: 1. Setiap individu hasil persilangan mengandung gamet dari kedua induknya (bersifat diploid = 2n), misalnya induk jantan berwarna merah (MM) dan betina (mm) maka keturunannya memiliki gen Mm. 2. Pada proses pembentukan gamet, gen berpisah secara acak (Hukum Segregasi secara bebas) atau dikenal sebagai Hukum Mendel I. Jadi Mm akan berpisah menjadi dua gamet, yaitu M dan m. 3. Pada proses pembuahan (fertilisasi) gamet akan bertemu secara acak pula (asortasi) atau dikenal sebagai Hukum Mendel II. Dalam kasus di atas gamet M dapat membuahi gamet lainnya, misalnya M atau dapat juga m. 1. Persilangan dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid) Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbunga merah galur murni (MM) dengan kacang ercis berbunga putih galur murni (mm), dihasilkan keturunan pertama (Filial) F1 yang semua berwarna merah dengan genotipe Mm. Bila sesama F1 ini disilangkan akan menghasilkan keturunan II atau F2. Bagaimana sifat keturunan kedua tersebut? Untuk itu perhatikan diagram

berikut. 2. Persilangan Monohibrid Intermediet Pada kesempatan lain, Mendel juga menyilangkan tanaman Antirrinum majus berbunga merah galur murni (MM) dengan bunga putih galur murni (mm). Ternyata seluruh keturunan pertama berbunga merah muda (Mm). Warna merah muda ini terjadi karena pengaruh gen dominan yang tidak sempurna (kodominan). Untuk memperoleh F2 maka Mendel menyilangkan sesama F1.

3. Persilangan dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid) Untuk mempelajari persilangan dua sifat beda Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan memperhatikan dua sifat yang berbeda. Misalnya, ercis berbiji bulat berwarna kuning (BBKK) disilangkan dengan ercis berbiji keriput berwarna hijau (bbkk). Karena sifat bulat dan kuning dominan terhadap sifat keriput dan hijau, maka turunan pertama semuanya berbiji bulat kuning heterozigot (BbKk). Jika sesama F1 ini disilangkan, akan diperoleh 16 kombinasi genotipe dan 4 macam fenotipe. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut ini.

Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa ada 4 macam fenotipe pada F2 yaitu: Dengan demikian perbandingan fenotipe F2 pada persilangan dihibrid adalah bulat kuning : bulat hijau: keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1. Jika dari persilangan tersebut dihasilkan 1600 keturunan, maka kemungkinan diperoleh ercis berbiji bulat warna kuning ialah: 9/16 1600 = 90 pohon. Bagaimana dengan perbandingan genotipenya?

Coba kalian cari bagaimanakah macam genotipenya dan bagaimana pula perbandingannya? E. Cara Mencari Jumlah dan Macam Gamet Dalam persilangan monohibrid diketahui bahwa gamet yang terbentuk pada P2 ada 2 macam, sementara itu pada persilangan dihibrid yang terbentuk pada P2 ada 4 macam, untuk persilangan trihibrid ada 8 macam, bila persilangan dengan n sifat beda akan diperoleh 2n macam gamet. Untuk menentukan macam gamet yang terbentuk dapat digunakan diagram garpu, misalnya: AaBb, macam gametnya adalah: F. Penurunan Sifat pada Manusia Manusia mempunyai 23 pasang kromosom yang terdiri dari autosom (kromosom tubuh dan gonosom (kromosom kelamin). Maka rumus kromosom pada pria adalah 22AAXY dan pada wanita 22AAXX. Rumus tersebut artinya manusia memiliki 22 pasang autosom dan sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin (gonosom/kromosom seks). Jadi kromosom seks ada dua jenis, yaitu XY untuk pria dan XX untuk wanita. 1. Pewarisan Sifat yang Terpaut dalam Kromosom Seks Gen yang bertempat pada kromosom seks disebut gen terpaut seks. Sifat gen yang terpaut dalam seks sifatnya bergabung dengan jenis kelamin tertentu dan diwariskan bersama kromosom seks. Umumnya gen terpaut seks terdapat pada kromosom X, tetapi ada juga yang terpaut pada kromosom Y. a. Buta warna Orang yang menderita buta warna tidak dapat membedakan warna-warna tertentu, buta warna merah hijau, tidak mampu membedakan warna merah dan hijau. Buta warna ini dikendalikan oleh gen resesif. Gen ini terpaut dalam kromosom X. Terdapat 5 kemungkinan genotipe, yaitu: 1) XC XC : wanita normal 2) Xc Xc : wanita buta warna 3) XC Xc : wanita pembawa buta warna/karier 4) XC Y : pria normal 5) Xc Y : pria buta warna Wanita karier atau pembawa artinya wanita yang secara fenotipe normal tetapi secara genotipe dia membawa alel sifat resesif untuk buta warna. Coba kalian buat diagram penurunan sifat, kepada siapa gen buta warna seorang ibu diwariskan. (Ibu buta warna menikah dengan ayah

normal). b. Hemofilia Hemofilia merupakan kelainan dimana seseorang darahnya tidak dapat/sulit membeku bila luka. Luka kecil pun dapat menyebabkan penderita meninggal karena terjadi pendarahan yang terusmenerus. Gen yang mengendalikan sifat ini adalah gen resesif dan terpaut dalam kromosom X. Dalam keadaan homozigot resesif gen ini bersifat letal (menimbulkan kematian). Beberapa kemungkinan susunan genotipe adalah: 1) XH XH : wanita normal 2) Xh Xh : wanita hemofilia bersifat letal 3) XH Xh : wanita pembawa/karier 4) XH Y : pria normal 5) Xh Y : pria hemofilia 2. Penurunan Sifat Golongan Darah Sistem A, B, O

Untuk mengetahui kemungkinan susunan genotipe dari golongan darah sistem A, B, O, perhatikan Tabel berikut ini. Sekarang coba kalian tanyakan golongan darah orang tua, kemudian carilah bagaimanakah kemungkinan golongan darah anak-anaknya. 3. Manfaat Persilangan bagi Manusia Persilangan tumbuhan atau hewan ini sangat bermanfaat karena dapat memilih sifat-sifat yang baik dan menghilangkan sifat-sifat yang kurang baik, dengan demikian persilangan dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul atau menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang unggul atau yang baik, dengan demikian manfaat persilangan antara lain: a. Menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang baik. b. Menghasilkan bibit unggul baik pada tumbuhan maupun hewan, misalnya varietas tanaman jenis unggul hasil persilangan PB5, PB8, IR22, IR24, juga pada ternak, misalnya sapi Santa gertrudis, hasil persilangan sapi brahman dengan sapi shorthorn. Banyak lagi manfaat persilangan yang dapat dirasakan manusia. Coba kalian cari manfaatmanfaat lain adanya persilangan bagi manusia.

Hukum Pewarisan Mendel Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Alel/gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2) menurut Mendel Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: 1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan 2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. [sunting] Hukum segregasi (hukum pertama Mendel)

Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi F2 Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: 1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R). 2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah). 3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sb pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya. [sunting] Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel) Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi. Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wr). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR, (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1. Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya. Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB).

Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sb dan sb (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.