PENUTUP A. Kesimpulan Karya seni kriya tekstil dengan tema Rangda Dalam Karya Artwear adalah sebuah ungkapan dan ekspresi pribadi penulis berdasarkan pengalaman estetis dan proses hidup yang dialami selama beberapa saat tinggal di pulau Bali. Pengalaman dan perjalanan spiritual menjadi landasan yang mendasari konteks dibalik teks karya yang terwujud. Karya artwear ini juga merupakan sebuah proses pelampiasan hasrat dan keinginan penulis untuk mengekspresikan diri membuat karya busana sebagai sebuah karya seni, bukan hanya sebatas karya fungsional seperti yang selama beberapa tahun ini mulai digeluti. Terwujudnya karya artwear dengan tema Rangda ini tentu saja melalui berbagai tahap pemikiran berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan penelusuran untuk memahami lebih dalam sosok Rangda hingga terwujudnya sebuah karya. Karya seni artwear yang penulis buat telah sesuai dengan tujuan penciptaan yaitu menggambarkan karakter Rangda dalam karya Artwear. Rangda sebagai seorang pemimpin (Queen), Rangda sebagai simbol api (Aqni), Rangda sebagai sosok yang kuat, tegas dan keras (Kali), Rangda sebagai seorang wanita (Sundaram ibu semesta sumber keindahan), Rangda sebagai sorang yang berjiwa mandiri (Randa Dirah), rangda 155
sebagai simbol keseimbangan hidup (Rwa Bhineda) telah terwujud dalam bentuk desain dan karya busana sebagai sebuah karya seni kriya tekstil. Karya-karya tersebut menggabungkan unsur-unsur bentuk dan teknik pembuatan dengan unsur filosofi berupa makna yang terkandung di dalamnya, serta unsur teknologi yang mengiringi dalam proses pembuatannya. Dalam proses berkarya seringkali muncul ide maupun masalah. Ide baru selalu berkembang disetiap tahap mulai dari eksplorasi hingga tahap perwujudan karya. Pada akhirnya hasil dari pengalaman dan proses kreatif selama dua tahun menempuh pendidikan di program pascasarjana ISI ini dapat terwujud melalui karya-karya yang telah terselesaikan sebagai karya Tugas Akhir. Karya-karya inilah wujud kreativitas dan kemampuan penulis dalam bidang seni terutama kriya tekstil sebagai pijakan pengalaman untuk melanjutkan proses selanjutnya. B. Saran-saran Penciptaan karya seni merupakan rangkaian dari proses yang panjang dan bertahap. Proses eksplorasi dan pengolahan ide berdasarkan pengalaman sangat menentukan hasil akhir karya yang diciptakan. Dalam hal ini penulis menciptakan karya seni kriya tekstil berdasarkan pengalaman menggeluti bidang seni pertunjukan dan tata busana. Dua hal tersebut dapat berjalan seimbang sepanjang perjalanan hidup penulis 156
hingga saat ini. Kekayaan seni tradisi di Indonesia yang sangat beragam tidak akan pernah habis untuk digali dan dikembangkan menjadi karya seni yang lebih inovatif tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya yang melandasinya. Kriya tekstil adalah sebuah cabang seni yang memiliki nilai lebih dari seni-seni yang lain, karena pada kenyataannya seni kriya tidak hanya berhenti pada seni sebagai seni semata namun sebagai seni yang lebih fungsional yang dapat diterapkan pada kehidupan yang lebih umum. Karya ini menawarkan sebuah pengalaman baru dalam bidang kriya tekstil. Bagi penulis kriya tekstil bukan hanya konsentrasi pada pembuatan dan pengolahan bahan namun juga bagaimana sebagai seorang kriyawan mampu mengolah dan memadupadan segala macam bahan menjadi desain-sedain busana yang memiliki nilai seni sekaligus memiliki nilai fungsional. Selain menghadirkan sebuah bentuk karya yang kreatif dan inovatif, karya busana dalam bentuk artwear ini diharapkan mampu memberikan warna dan corak baru dalam dunia seni khususnya seni kriya. Selain bentuk desain dan pengaplikasian bahan yang dihasilkan, diharapkan makna, maksud dan tujuan dari karya ini dapat tersampaikan dengan sempurna. 157
KEPUSTAKAAN Bandem, I made, (2004), Kaja dan Kelod, Badan penerbit ISI, Barnard, Malcolm, (2011), Fashion sebagai komunikasi, Jalasutra, Chodiyah & Wisri A. Mamdy, (1982), Desain Busana, Jakarta, Dikmenjur Depdikbud. Darma Putra, I Nyoman. (2007), Wanita Bali Tempo Doloe perpektif Masa Kini, Denpasar, Pustaka Larasan. Darmaprawira, sulasmi, (..), Warna Teori dan kreativitas penggunaannya, ITB, Bandung Fieldman, Edmund Burke. 1967, Art As Image And Idea, Prentice-Hall Inc. Englewood Cliffs, New Jersey. Gie, Liang, (2004), Filsafat keindahan, Pusat Belajar Ilmu Berguna,. Hartoko, Dick,(1991), manusia dan Seni, Kanisius, Herati, Toeti ( ), Calon Arang Kisah perempuan Korban Patriarki, Obor, Holt, Claire. (1967), Art in Indonesia: Continuities and Change atau Melacak jejak Perkembangan Seni di Indonesia, Diterjemahkan oleh R.M. Soedarsono, Arti. Line, Bandung, 2000. Kamil, Sri ardiati. (1986), Fashion Design, Jakarta, CV Baru Krisnawati, Christina, (2005), Terapi Warna dalam kesehatan, Curiosita, Jakarta Kutha Ratna, Nyoman, (2007), Estetika sastra dan Budaya, Pustaka pelaja, Mardiwarsito, L, (1986), Kamus Jawa Kuno-Indonesia, Nusa Indah, Ende Flores, NTT 158
Marianto, M. Dwi, (2002), Seni Kritik Seni, lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia, Rahayu, Sri Eko Puji, (2995), Busana dan Budaya Masyarakat Indonesia, Proseding Seminar Nasional, Universitas Negeri Malang, Malang 2005 Sachari, Agus, Estetika Makna, simbol dan daya, ITB,Bandung 2002, (2003), pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa; Desain Arsitektur dan Kriya, Penerbit Erlangga, Jakarta. Schafler, Julie (1992), Art To Wear, Abeville Press, New York Soedarsono, R.M (2001) Metodologi Penelitian: Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, MSPI (Masyarakat Seni pertunjukan Indonesia), Bandung. Soedarsono, SP (2006), Penciptaan Trilogi Seni:, Eksistensi dan Kegunaan Seni, Badan Penerbit Institut Seni Indonesia, Soni Kartika, Dharsono (2007), Estetika, Rekayasa Sains, Bandung (2007), Kritik Seni, Rekayasa Sains, Bandung Sumardjo, Jakob (2000) Filsafat Seni, penerbit ITB, Bandung (2006) Estetika Paradoks, penerbit Sunan Ambu Press, STSI Bandung, Bandung Suryahadi, A.A. (1989), Dasar-dasar Desain Busana, Jakarta, Nina Dinamika. Sutrisno, Mudji, (2005), Teks-teks kunci Estetika Filsafat seni, Galang Press, Titib. I Made, 2003. Teologi dan Simbol-Simbol Dalam Agama Hindu, Badan Litbang Parisada Hindu Darma Indonesia, Paramita, Surabaya Tri Atmojo, Wahyu, (2011). Barong & Garuda dari Sakral ke Profan, Program Pascaarjana ISI, 159
Vickers, Adrian, (1996), Bali A Paradise Created, Periplus Editions, Singapore Wardhani, Kamaril Cut, (2004). Tekstil. Lembaga Pendidikan Seni Nusantara, Jakarta Yoga Segara, Nyoman, (2000), Mengenal barong dan Rangda, Paramita, Surabaya Yendra, I Wayan. (2006), Leak Sari Rahasia Kesaktian Mpu Peradah, Paramita, Surabaya. 160