BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memasuki dekade 10 tahun terakhir, memperlihatkan

I. PENDAHULUAN. belurn sepenuhnya pulih. Perturnbuhan rnulai rnenunjukkan trend yang. cukup rnenggernbirakan, khususnya pada sektor usaha jasa,

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

I. PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi masih. belum sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB l PENDAHULUAN. Perkembangan Dunia dalam era globalisasi, termasuk didalamnya. berkembangnya bidang perekonomian, masing-masing negara berusaha

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sistem keuangan terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. individu berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bank-bank yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan peer countries, dan pada tahun 2014 tercatat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (lack of fund) menjadi pilar penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF ELANG SATRIANA ALAM, SETIADI DJOHAR IMAM TEGUH SAPTONO.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

SURVEI KREDIT PERBANKAN

I. PENDAHULUAN. belurn sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang. cukup rnenggernbirakan, khususnya pada sektor usaha jasa,

I. PENDAHULUAN. membawa dampak yang serius terhadap perkembangan sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat serta kompetitif dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penelitian yang akan menggambarkan beberapa informasi awal tentang

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk memperoleh keamanan dan kenyamanan. Awalnya nasabah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor keuangan di Indonesia masih didominasi oleh industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang tumbang, khusunya perbankan yang tidak memiliki permodalan

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

I. PENDAHULUAN. swasta maupun milik negara mengalami kerugian yang cukup besar. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. setuju bahwa Indonesia sangat kecil kemungkinannya untuk terimbas krisis

I. PENDAHULUAN. Sebelum krisis moneter pada tahun 1997, sebagian besar. perbankan di Indonesia berekspansi usaha ke kredit korporasi dan

KEMAMPUAN RASIO CAMEL DALAM MEMPREDIKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT : INFLASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan alokasi dana ke dalam berbagai bentuk kesempatan. investasi, memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2). deposito yang sebagaimana dapat menjadi alternatif untuk berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

BAB I PENDAHULUAN. dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SURVEI KREDIT PERBANKAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

I. PENDAHULUAN. Sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia, pada umumnya bankbank. yang memiliki aset dan modal besar terutama Bank BUMN lebih

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

BAB l PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi membawa dampak yang begitu luas pada. dan kesempatan baru, yang memunculkan jaringan-jaringan baru serta

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan setiap bank dalam menghimpun dana masyarakat, baik berskala

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan. semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundur industri perbankan di Indonesia tentunya tidak dapat dilepaskan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,

ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kehancuran bagi perekonomian negara Indonesia serta akibatnya sangat

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

I. PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu tonggak penting dalam kesuksesan. pembangunan ekonomi suatu negara. Peran yang begitu sentral tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan strategis sangat bergantung pada hasil analisis yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya jumlah bank yang ada di Indonesia membuat masyarakat

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga dirasa perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

Sejak krisis ekonorni rnelanda Indonesia tahun 1997 yang darnpaknya. sarnpai saat ini rnasih dirasakan, sektor perbankan rnengalarni rnasa-masa

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

I. PENDAHULUAN. Pemilik modal (investor) yang akan menginvestasikan dananya di

menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi, khususnya dalam ha1 investasi. Hal

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB V PEMBAHASAN. secara parsial jumlah nominal deposito ib hasanah di PT. Bank BNI Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian lndonesia tahun 2002, selama kurun waktu 2000-2002 pertumbuhannya mulai menunjukkan trend yang cukup menggembirakan, khususnya pada sektor usaha jasa, tradinglekspor produk-produk agriculture dan produk- produk industri. Bagi sektor perbankan yang senantiasa harus memegang prinsip kehati-hatian, maka dalam penentuan target serta strategi bisnis harus turut memperhitungkan faktor internal maupun faktor eksternal, seperti aspek kualitas dan kapabilitas pelaksana, prospek, resiko, tingkat kejenuhan dan kompetisi bisnis hingga kondisi sosial politik serta kebijakkan pemerintah. Hingga semester 1-2003 kinerja industri perbankan terus mengalami peningkatan. Membaiknya industri perbankan ini dipengaruhi oleh dua hal, yaitu: 1. Kebijakan bidang moneter, antara lain keberhasilan mempertahankan laju inflasi pada tingkat rendah, nilai tukar yang cenderung menguat dan stabil, serta penurunan suku bunga sertifikat Bank lndonesia (SBI) yang signifikan.

2. Faktor-faktor non-moneter seperti dukungan dan semakin bergairahnya kegiatan ekonomi di sektor riil serta stabilnya faktor politik dan keamanan. Dunia perbankan lndonesia saat ini menunjukkan adanya pergeseran konsentrasi dari penggarapan sektor bisnis wholesale ke bisnis ritel. Bank-bank pemerintah maupun swasta menyadari bahwa nasabah ritel dan pengusaha kecil merupakan pangsa pasar berpotensi terutama di saat keterpurukan kondisi perekonomian nasional. Perubahan konsentrasi ke sektor ritel ini terjadi karena selama mengalami krisis ekonomi sektor ini relatif menunjukkan kemampuan bertahan yang lebih baik dibandingkan sektor wholesale. maka banyak bank-bank yang mulai mengincar usaha kecil - menengah sebagai sektor pemberian kreditnya. Dalam sektor penghimpunan dana, ada kecenderungan perbankan di lndonesia juga mulai mengkonsentrasikan pada penghimpunan dana ritel. Pada saat krisis moneter yang melanda perekonomian lndonesia, banyak bank merubah kebijakannya dalam menjadikan interest earning income sebagai fokus utama pendapatannya. Kondisi tersebut mendorong bank untuk menggali potensi non-interest earning income (fee based income) sebagai aspek yang memberikan kontribusi pendapatan alternatif Bank untuk menjalankan usahanya. PT Bank Negara lndonesia (Persero) Tbk atau biasa dikenal masyarakat sebagai Bank BNI adalah sebagai salah satu bank pemerintah yang cukup besar dalam menjalankan usahanya harus melakukan beberapa kebijakan untuk merespon kondisi perekonomian

lndonesia saat ini. Bank BNI kini memberi porsi konsentrasi yang lebih pada bisnis ritel dibanding bisnis perbankan korporasi. Dalam bidang dana, Bank BNI lebih mengarahkan pada upaya mernindahkan sumber dana berbiaya mahal menjadi sumber. dana dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini merupakan upaya untuk menekan biaya bunga dan mengingat masih terbatasnya laju pemberian kredit. Bank BNI juga berusaha untuk mencari peluang pemasukan fee based income yang banyak diperoleh dari jasa perbankan melalui produk yang ditawarkan. Produk seperti tabungan dapat memberikan kontribusi fee based income (pendapatan non bunga) apabila dilakukan cross-selling dengan jasa-jasa perbankan lainnya. Persaingan antar bank saat ini terutama dalam persaingan menghimpun dana ritel cukup tajam. Banyak bank yang menjadikan nasabah individu sebagai sasaran primadona bagi produk tabungan penghimpunan dana mereka. Pemasaran produk tabungan tersebut dilakukan dengan gencar dan agresif melalui program - program promosi yang besar - besaran. Contohnya program promosi yang menggunakan hadiah bagi nasabah tabungan telah banyak dilakukan bahkan cenderung menjadi trend dalam dunia perbankan lndonesia. Besarnya program hadiah yang ditawarkan seperti menjadi cerminan gengsi yang dimiliki bank tersebut. Konsumen di lndonesia pun cenderung menyukai program promosi seperti itu karena dirasa menguntungkan mereka. Fenomena ini diawali oleh kesuksesan Bank Central Asia (BCA) meningkatkan julnlah nasabah tabungan individunya dengan program

Gebyar BCA-nya yang bertaburkan hadiah. Hal ini kemudian membuat Bank lain untuk mengikuti langkah tersebut seperti yang dilakukan Bank Mandiri dengan program Mandiri Fiesta-nya. Walaupun agak terlambat, Bank BNI pun kini juga memiliki program seperti itu untuk mempertahankan nasabah yang dimiliki dan juga untuk merangkul nasabah baru. Secara umum berdasarkan jumlah aset, dana masyarakat dan kredit yang diberikan, posisi BNI terhadap bank umum lainnya secara keseluruhan sangat signifikan (Tabel 1). Menurut Arsitektur Perbankan lndonesia (API) Bank BNI tergolong ke dalam kategori Universal Bank yang diartikan sebagai bank yang menjual berbagai jenis produk, membidik debitur dari berbagai level (korporasi, komersial, usaha mikro, kecil dan menengah), memiliki jangkauan has, punya anak perusahaan yang bergerak di bidang pasar modal, asuransi dan pembiayaan. Berdasarkan jumlah aset (Gambar I), Bank BNI merupakan bank dengan aset kedua terbesar di Indonesia setelah Bank Mandiri. Hingga Semester 1 2003 aset Bank BNI tercatat sebesar Rp 123.867.853.000.000,- dengan pangsa 11,17% terhadap total aset bank umum di lndonesis.

Tabel 1. Kinerja Bank Umum Nasional Hingga Semester l Tahun 2003 (Dalam juta Rupiah) Bank BNI merupakan Bank penghimpun dana terbesar ketiga di lndonesia setelah Bank Mandiri dan Bank BCA. Hingga semester I Tahun 2003 jumlah dana masyarakat yang dihimpun adalah sebesar Rp 97.286.940.000.000,- dengan pangsa sebesar 11,51%. Berdasarkan data Bank lndonesia (2003) sepuluh bank umum nasional dengan pangsa dana masyarakat terbesar adalah PT Bank Mandiri Tbk (21,8%), PT Bank Central Asia Tbk (12,07%), PT Bank Negara lndonesia Tbk (11,51%), PT Bank Rakyat lndonesia (8,87%), PT Bank Danamon lndonesia (4,12%), PT Bank lnternasional lndonesia Tbk (3,3%), PT Bank Permata Tbk (2,7%), PT Bank Lippo Tbk (2,2%) dan PT Bank Niaga (2%). Berdasarkan jumlah kredit yang diberikan, Bank BNI merupan bank pemberi kredit kedua terbesar setelah Bank Mandiri. Hingga semester I Tahun 2003 total kredit yang diberikan adalah sebesar Rp

40.062.055.000.000,- dengan pangsa 9,98% terhadap total kredit bank umum di lndonesia. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Frontier Marketing & Research Consultant bersama Majalah SWA pada tahun 2000 menunjukkan bahwa nasabah bank - bank pemerintah termasuk Bank BNI masih rawan untuk berpindah ke bank asing maupun bank swasta. Nasabah di lndonesia masih mudah dipengaruhi seperti dengan program - program berhadiah yang disukai mereka. Dalam menghadapi kondisi persaingan perbankan tersebut khususnya persaingan produk tabungan bagi nasabah individu, Bank BNI harus segera menyusun langkah-iangkah strategis diantaranya dengan strategi pemasaran yang tepat. Untuk mengetahui seberapa besar faktor - faktor yang menjadi pertimbangan manajemen Bank BNI dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk tabungannya, maka penting untuk dilakukan penelitian dengan topik " Strategi Pemasaran produk Taplus PT Bank Negara lndonesia (Persero) Tbk Pada Kantor Cabang Utama Tebet ". 1.2. Perumusan Masalah Saat ini Bank BNI menerapkan kebijakan dana dengan menggeser sumber dana berbiaya tinggi ke dana berbiaya rendah sebagai salah satu cara menekan cost of fund. Komposisi dana yang didominasi deposit0 akan dikurangi dengan meningkatkan dana tabungan. Penghimpunan

dana ritel Bank BNI mulai giat mengincar nasabah individu untuk produk tabungannya dalarn rangka menghadapi persaingan dunia perbankan. Langkah manajemen Bank BNI Kantor Cabang Utama (KCU) Tebet dalam mengantisipasi persaingan tersebut yaitu dengan menerapkan beberapa strategi pemasaran. Salah satu strategi yang dilakukan BNI KCU Tebet saat ini adalah strategi pemasaran agresif yaitu strategi pemasaran yang dilakukan dengan mengandalkan petugas-petugas di Unit Pemasaran dalam rangka menghimpun dana dari nasabah baru. Akan tetapi strategi pemasaran agresif yang sudah dilaksanakan oleh manajemen KCU Tebet belum sepenuhnya efektif terlihat dari adanya penurunan dana tabungan periode Juni 2003 sebesar Rp.651.845.000.000 dengan posisi dana tabungan periode Desember 2003 sebesar Rp. 657.289.000.000,-. Berdasarkan ha1 tersebut di atas, maka manajemen Bank BNI KCU Tebet dirasa perlu untuk menetapkan strategi yang sesuai untuk diterapkan pada program pemasaran periode berikutnya, yaitu strategi yang mampu meningkatkan daya saing dan memberikan kemampulabaan yang berkelanjutan dan jangka panjang. Untuk itu perumusan masalah diformulasikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh Bank BNI KCU Tebet dalam pengembangan tabungan? 2. Faktor-faktor apa saja yang digunakan Bank BNI KCU Tebet dalam menghadapi persaingan bisnis di masa datang dan bagaimana

perkembangan kondisi internal dan eksternal perusahaan, seiring dengan semakin kompetitifnya persaingan antar bank? 3. Alternatif strategi dan prioritas strategi apa saja yang dapat diterapkan oleh Bank BNI KCU Tebet untuk dapat meningkatkan nasabah produk tabungan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengkaji strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh Bank BNI KCU Tebet dalam pengembangan tabungan. 2. Menganalisis faktor-faktor yang menentukan dalam perumusan strategi pemasaran produk tabungan di Bank BNI KCU Tebet 3. Memformulasikan alternatif strategi pemasaran produk tabungan yang dapat diterapkan oleh Bank BNI KCU Tebet untuk dapat meningkatkan nasabah produk tabungan. 4. Merekomendasikan prioritas strategi untuk pemasaran produk tabungan Bank BNI KCU Tebet. Berdasarkan penelitian dan analisa maka dapat diambil kesirnpulan dalam perumusan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja Bank BNI KCU Tebet dan keunggulan bersaing serta memberi masukan bagi dunia usaha khususnya industri perbankan di Indonesia, terutama menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas. Rumusan yang dihasilkan akan dituangkan dalam bentuk saransaran.

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Bank BNI KCU Tebet, berupa informasi mengenai hasil-hasil kajian lingkungan eksternal dan internal, sehingga Bank BNI KCU Tebet tetap mampu bersaing ditengah perubahan lingkungan industri perbankan. Bagi penulis sendiri penelitian ini bermanfataat sebagai sarana dan wahana pembelajaran dan wahana untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang selama ini di dapat dan mencoba mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama kuliah di Program Pascasarjana Magister Manajemen Agribisnis IPB. 1.5. Pembatasan Masalah Batasan dan penelitian adalah sebagai berikut : Penelitian dilakukan untuk produk penghimpun dana ritel bagi nasabah individu saja. Produk penghimpun dana ritel yang diteliti hanya untuk produk Tabungan Taplus biasa di Bank BNI KCU Tebet, tidak meliputi produk Taplus Utama, Deposito maupun Giro. Data yang digunakan adalah data tahun 2003, Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, penyebaran kuesioner dan penggunaan data - data sekunder lainnya. Analisis menggunakan Matriks Internal Eksternal (IE Matriks) akan menghasilkan strategi-strategi yang sebaiknya dijalankan oleh

manajemen Bank BNI KCU Tebet, dan Matriks QSPM untuk mencari strategi mana yang terbaik yang dapat diterapkan manajemen Bank BNI KCU Tebet.