CONTOH KASUS ANGGARAN PENJUALAN SAMPAI DENGAN ANGGARAN LABA RUGI

dokumen-dokumen yang mirip
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

TEMUTIGA. Dosen anto.kuddy. Phone

HARGA POKOK PRODUKSI

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

Penganggaran Perusahaan

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA IGLOO ICE CREAM

Biaya Overhead Pabrik

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA USAHA HANY COLLECTION. : Indina Tarziah NPM :

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

PEHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN BATIK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN

Biaya Overhead Pabrik

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Sistem Biaya Standar dan Analisa Varian Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Clara Susilawati, MSi

Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

BIAYA OVERHEAD PABRIK

Prepared by Yuli Kurniawati

Akuntansi Biaya. Factory Overhead: Planned, Actual and Applied. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Pert 4. Team Teaching

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI SOAL KASUS METODE HARGA POKOK PESANAN PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

PERTEMUAN KE-12 AKUNTANSI PERUSAHAAN INDUSTRI / PABRIK (1)

ELSYA DESINAYA NELSON EKONOMI / AKUNTANSI

PERTEMUAN KE-12 AKUNTANSI PERUSAHAAN INDUSTRI / PABRIK (1)

Clara Susilawati, MSi Ruang Dosen 3 Lt. 3 Gedung Yustinus. Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT BAHAN KATUN MENJADI KEMEJA PADA PT PATAL MALIGI

ANALISIS DIFFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG PRODUK ATAU PROSES LEBIH LANJUT PADA CV. SHAFA MANDIRI YANDRA PRATAMA

BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN

PENGENALAN VISUAL BASIC

2. PENYUSUNAN FIXED BUDGET DAN FLEXIBLE BUDGET 2.1 PENYUSUNAN FIXED BUDGET

Penganggaran Perusahaan 53 ANGGARAN PRODUKSI

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

Istilah lain BOP : 1. Beban pabrik 2. Overhead produksi 3. Biaya produksi tidak langsung 4. Beban produksi 5. Biaya manufaktur tidak langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK. Muniya Alteza

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

= $ = $9 = $4 = 50% = $3

Manajemen Keuangan Agribisnis: KLASIFIKASI BIAYA

BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES)

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Clara Susilawati,MSi

PENGENALAN VISUAL BASIC

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

Saraswati Diana Pembimbing : Haryono, SE.,MM.

langsung Biaya Tenaga kerja

ANGGARAN KOMPREHENSIF

BAB: BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)

METODE PEMBEBANAN BOP

BUDGET PRODUKSI Rencana perusahaan di bidang produksi Kegunaan budget unit produksi

Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi.

DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING

PENENTUAN ALOKASI BIAYA BERSAMA DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PRODUK PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN DUTA GRAPHIA OLEH Puteri Ekasari

cost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI

HARGA POKOK TAKSIRAN

Penentuan Harga Pokok Produksi Roti Coklat dan Roti Keju Menurut Metode Full Costing Pada Pabrik Roti Shania Bakery

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

ANGGARAN. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

Minggu-9. Budget Variabel (variable budget) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

Biaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai.

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

HARGA POKOK PESANAN. Kasus:

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PRODUK PADA CV. CAHAYA AMANAH

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG Modul 6

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA

ANALISIS BEBAN DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA CV. KERAMIK KENCANA

Transkripsi:

CONTOH KASUS ANGGARAN PENJUALAN SAMPAI DENGAN ANGGARAN LABA RUGI ANGGARAN PENJUALAN A. Apa itu Anggaran Penjualan? Anggaran Penjualan adalah master budget yang menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah barang jadi yang akan dijual oleh perusahaan dan harga jual yang ditetapkan diharapkan diperoleh untuk peridode anggaran mendatang. Anggaran penjualan ini harus dibuat pertama kali karena dalam melaksanakan usahanya, perusahaan memerlukan target pencapaian penjualan untuk pengambilan keputusan yang lebih lanjut bagi manajemen dan juga untuk dijadikan sebagai target berkaitan dengan pendapatan hasil usaha perusahaan tersebut. B. Mengapa diperlukan Anggaran Penjualan? Anggaran Penjualan sangat dibutuhkan bagi perusahaan sebagai dasar dalam menetapkan jumlah barang yang akan dijual yang tentunya berpengaruh langsung bagi pendapatan usaha perusahaan. Anggaran penjualan juga dpt menjadi dasar kuantitas kinerja perusahaan baik dalam segi waktu maupun strategi dan kebutuhan lainnya. Anggaran penjualan ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan lebih lanjut bagi manajemen. Anggaran penjualan ini juga dijadikan dasar dalam menentukan jumlah unit yang akan diproduksi dan tentunya untuk kebutuhan informasi mengenai biaya-biaya yang diperlukan dalam proses produksi kedepannya. C. Apa akibat tidak disusunnya Anggaran Penjualan? Apabila anggaran penjualan tidak disusun maka perusahaan tidak akan memiliki dasar kinerja dan target mengenai usaha mereka, yang tentunya akan mengakibatkan tidak teraturnya kinerja perusahaan. Dampak lain adalah perusahaan tidak mampu membuat anggaran produksi dan biaya produksi dan anggaran lainnya, walaupun bisa maka hasilnya akan tidak akurat dan tidak memiliki dasar yang signifikan.

A. Hal apa saja yang mempengaruhi saat penyusunan Anggaran Penjualan? - Data penjualan sebelumnya (kuantitas dan harga jual) - Target penjualan yang akan direalisasikan (kuantitas) - Harga jual yang akan direalisasikan - Variable independent / faktor bebas yang mempengaruhi anggaran penjualan (jika dalam metode analisis regresi) - Penjualan Industri sekitar - Market share / pangsa pasar (dalam metode analisis industry) - Dan faktor-faktor lain yang mendukung dalam manajemen untuk mengambil keputusan mengenai anggaran penjualanya (seperti: strategi pemasaran, dampak lingkungan, dll). B. Teknis dan Contoh Penyusunan Anggaran Penjualan 1. Metode Rata-rata bergerak adalah perusahaan yang membuat topi, berikut data penjualan 3 bulan terakhir, tentukan penjualan bulan April Penyelesaian Bulan Penjualan (kuantitas) Januari 2000 February 2300 Maret 2450 Bulan Penjualan (kuantitas) Januari 2000 February 2300 Maret 2450 April *2250 *2250 diperoleh dari (rata-rata 3 bulan sebelumnya) 2. Metode Trend moment Berikut adalah data penjualan dari tahun 2006-2011, tentukan penjualan tahun 2012 Tahun Y 2006 240 2007 250 2008 280

2009 290 2010 305 2011 330 Berikut perhitungan untuk memudahkan metode trend moment Tahun Y X XY X 2 2006 240 0 0 0 2007 250 1 250 1 2008 280 2 560 4 2009 290 3 870 9 2010 305 4 1220 16 2011 330 5 1650 25 Ʃ 1695 15 4550 55 Y = data penjualan tahun sebelumnya X = tahun ke- Kemudian masukkan kedalam rumus ƩY = n.a + b. ƩX 1695 = 6.a +b.15 ƩXY = a. ƩX + b. ƩX 2 4550 = 15a + b. 55 Kemudian susun menggunakan metode eliminasi untuk mendapatkan nilai a atau b terlebih dahulu 1695 = 6.a +b.15 (x 2,5) 4237,5 = 15a + 37,5b 4550 = 15a + b. 55 ( x 1 ) 4550 = 15a + 55b - -312,5 = -17,5b b = 17,8571 Kemudian masukkan nilai b ke salah satu persamaan, 1695 = 6a + 267,8571* a = 237,86 (*267,8571 = 15 x 17,8571) Terakhir masukkan nilai a dan b kedalam persamaan Y= a + bx Y = 237,86 + 17,8571*6 Y = 350 Jadi penjualan tahun 2012 dianggarkan sebesar 350 unit 3. Metode Perkiraan asosiatif: Regresi dan Analisis Korelasi Contoh: memproduksi topi yang ditujukan untuk pria usia 14-23tahun. selama bertahun-tahun perusahaan memiliki pengetahuan bahwa penjualan topi tersebut sangat dipengaruhi oleh pengeluaran iklan dimajalah-majalah. Berikut tabel yang menyajikan data penjualan (x) dan pengeluaran iklan (y) actual selama 2006-2011. Tahun Penjualan 2006 1.000.000 2007 1.250.000

2008 1.375.000 2009 1.500.000 2010 1.500.000 2011 1.785.000 Berikut tabel untuk memudahkan pencarian anggaran penjualan tahun 2012 Tahun Penjualan (X) Pengeluaran Iklan (Y) X 2 XY 2006 1000000 55000 3025000000 55000000000 2007 1250000 70000 4900000000 87500000000 2008 1375000 83500 6972250000 114812500000 2009 1500000 100000 10000000000 150000000000 2010 1500000 122500 15006250000 218662500000 2011 1785000 157500 24806250000 315787500000 Ʃ 8915000 588500 64709750000 941762500000 Dapat kita lihat disini X adalah Penjualan dan Y adalah pengeluaran iklan, Y dapat ditentukan bebas oleh manajemen sehingga dampak dr perubahan Y adalah X akan mengikuti perubahan secara fleksibel berdasar perubahan Y. Selanjutnya masukkan dalam formula : b= b= 9,64 a = *y bx a= 540.477,5 Terakhir masukkan a dan b kedalam persamaan y = a + bx Penjualan = 540.477,5 + 9.64*175.000 = Rp.2.227.477.500 *175.000 adalah apabila dianggarkan pengeluaran iklan sebesar Rp.175.000. 4. Metode Analisis Industri Contoh pada tahun 2010, mampu menjual produknya sbesar 20.000 unit. Pada tahun yang sama, total penjualan industry mencapai 100.000 unit. Jika penjualan industry tahun 2011 diperkirakan naik sebesar 25% dan manajemen memperkirakan pangsa pasar perusahaan untuk tahun 2011 naik 10% dari tahun 2010, buat anggaran penjualan PT Izath Sentosa tahun 2011 - Langkah pertama tentukan pangsa pasar - Kemudian tentukan penjualan industry untuk tahun 2011 Penjualan industry tahun 2011= 100.000 x (1+25%) = 130.000 - Kemudian hitung kenaikan pangsa pasar tahun 2011 Pangsa pasar tahun 2011 = 30% - Terakhir tentukan anggaran penjualan tahun 2011 Penjualan PT I.S tahun 2011 = Penj. Industri 2011 x pangsa pasar 2011 = 125.000 x 30% = 37.500 unit

A. Apa itu Anggaran Produksi? BAB II ANGGARAN PRODUKSI Anggaran produksi adalah anggaran atau rencana perusahaan dalam menentukan kuantitas barang yang akan diproduksi berdasarkan anggaran penjualan yang telah dibuat sebelumnya. Disinilah manajemen dapat menentukan range antara barang yang dijual dan barang yang akan diproduksi tentunya dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan dan pasar. B. Mengapa Diperlukan Anggaran Produksi? Anggaran produksi diperlukan guna untuk membantu perusahaan menetapkan kuantitas barang yang akan diproduksinya dalam suatu periode, anggaran produksi ini dapat menjadi pedoman bagi bagian produksi dalam target kerjanya. Anggaran produksi membantu manajemen dalam menetapkan estimasi persediaan akhir dalam suatu periode Anggaran produksi juga menjadi dasar dalam menentukan anggaran biaya produksi dimana untuk mengetahui biaya-biaya yang harus dikeluarkan selama proses produksi. C. Apa Akibat Tidak Adanya Anggaran Produksi? Apabila tidak ada anggaran produksi, maka perusahaan akan tidak mengetahui jumlah produk jadi yang akan diproduksinya dan tentunya akan membuat kinerja perusahaan tidak beraturan. Hal ini berdampak langsung pada jumlah persediaan yang kelebihan atau terlalu sedikit. Perusahaan juga akan kesulitan dalam penempatan barang jadi yang tentunya juga harus memperhatikan luas gudang dan permintaan konsumen. D. Hal Apa Saja yang Mempengaruhi Saat Anggaaran Produksi Disusun? Berikut hal yang berpengaruh saat anggaran produksi disusun - Estimasi Jumlah unit yang akan dijual dalam periode mendatang (didapat dari anggaran penjualan) - Data persediaan periode sebelumnya yang akan menjadi persediaan awal periode mendatang - Estimasi sisa persediaan akhir periode mendatang - Faktor-faktor lingkungan perusahaan juga berpengaruh apabila dibutuhkan pengambilan keputusan khusus (faktor pasar, luas gudang, dll). E. Contoh dan Teknis Penyusunan Anggaran Produksi

Dalam penyusunan Anggaran penjualan lebih dari satu bulan juga diperluka data estimasi penjualan lebih dari satu bulan pula, terdapat dua metode dalam penentuan anggaran produksi tersebut: 1. Kebijakan Tingkat Produksi Contoh: PT. Izath Sentosa menggunakan kebijakan stabilisasi tingkat produksi dalam membuat anggaran produksinya, berikut adalah data yang bersangkutan Bulan Unit Terjual Januari 2500 Februari 3000 Maret 3250 Nama Persediaan Akhir Persediaan Awal Produk (Maret) (Januari) Sepatu Sneakers 150 200 PENYELESAIAN Langkah 1: Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012 Januari Februari Maret Total Penjualan (unit) 2500 3000 3250 *8750 Ditambah: Persediaan Akhir **150 Total Barang jadi yang dibutuhkan Dikurangi: Persediaan Awal ***200 Jumlah Barang Jadi yg akan diproduksi Ket: *8750 = (2500+3000+3250) **150 = persediaan akhir bulan terakhir ***200 = persediaan awal bulan pertama Langkah 2: Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012 Januari Februari Maret Total Penjualan (unit) 2500 3000 3250 8750 Ditambah: Persediaan Akhir 150 *150 Total Barang jadi yang dibutuhkan 8900 Dikurangi: Persediaan Awal 200 **200

Jumlah Barang Jadi yg akan diproduksi Ket : Langkah 3: 8700 *150 = persediaan akhir bulan terakhir menjadi persediaan akhir kuartal **200= persediaan awal bulan pertama menjadi pers akhir kuartal 8900= 8750+150 8700= 8900-200 Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012 Januari Februari Maret Total Penjualan (unit) 2500 3000 3250 8750 Ditambah: Persediaan Akhir 150 150 Total Barang jadi yang dibutuhkan 8900 Dikurangi: Persediaan Awal 200 200 Jumlah Barang Jadi yg akan diproduksi *2900 *2900 *2900 8700 Ket: *2900 = 8700:3 Dibagi 3 karena jumlah bulan yang bersangkutan 3bulan Langkah 4: Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012 Januari Februari Maret Total Penjualan (unit) 2500 3000 3250 8750 Ditambah: Persediaan Akhir 150 150 Total Barang jadi yang dibutuhkan 3400 8900 Dikurangi: Persediaan Awal 200 500 200 Jumlah Barang Jadi yg akan diproduksi 2900 2900 2900 8700 Ket: 3400 = 3250-150 500 = 3400-2900 Langkah 5 Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012 Januari Februari Maret Total Penjualan (unit) 2500 3000 3250 8750

Ditambah: Persediaan Akhir (3) 600 500 150 150 Total Barang jadi yang dibutuhkan 3100 3500 3400 8900 Dikurangi: Persediaan Awal 200 600 500 200 Jumlah Barang Jadi yg akan 2900 2900 2900 8700 diproduksi Ket: 500 = Persediaan awal bulan Maret menjadi persediaan bulan sebelumnya (Februari) 3500 = 3000+500 (3) 600 = persediaan awal bulan Februari yg menjadi persediaan akhir bulan Januari Jadi akan berproduksi sebanyak 2900 unit setiap bulannya pada kuartal pertama 2012 2. Kebijakan Tingkat Persediaan Contoh: menetapkan Stabilitas tingkat persediaan untuk menyusun anggaran produksi perusahaannya, berikut adalah data yang bersangkutan Bulan Unit Terjual Januari 4800 Februari 4200 Maret 3000 Nama Produk Persediaan Akhir (Maret) Persediaan Awal (Januari) Sepatu Sneakers 600 300 Berikut adalah Langkah dalam menyusun Laporan produksi PENYELESAIAN Langkah 1: Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012 Januari Februari Maret Total Penjualan (unit) 4800 4200 3000 13000 Ditambah: Persediaan Akhir 600 600 Total Barang jadi yang dibutuhkan Dikurangi: Persediaan Awal 300 400 500 300 Jumlah Barang Jadi yg akan diproduksi Ket: a. 600 adalah persediaan akhir bulan terakhir yg menjadi persediaan akhir kuartal b. 300 adalah persediaan awal bulan yg menjadi persediaan awal kuartal

Langkah 2: c. (persediaan akhir persediaan awal) = 600 300 = 300 d. kemudian 300 : 3 = *100 e. 400 = 300 + *100 f. 500 = 400 + *100 Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012 Januari Februari Maret Total Penjualan (unit) 4800 4200 3000 12000 Ditambah: Persediaan Akhir 400 500 600 600 Total Barang jadi yang dibutuhkan 5200 4700 3600 12600 Dikurangi: Persediaan Awal 300 400 500 300 Jumlah Barang Jadi yg akan diproduksi 4900 4300 3100 12300 Ket : a. Seperti sebelumnya persediaan awal bulan maret menjadi persediaan akhir bulan februari dan demikian juga pada persediaan awal bulan februari yang menjadi persediaan akhir bulan januari b. Jumlah barang yang diproduksi didapat dari (penjualan+persediaan akhir-persediaan awal) Jadi PT Izat Sentosa akan memproduksi produk jadi sebanyak Januari = 4900 unit Februari = 4300 unit, dan Maret = 3100 unit Dan total 12.300 unit selama kuartal pertama tahun 2012 BAB III ANGGARAN BIAYA PRODUKSI ANGGARAN PEMAKAIAN BAHAN BAKU 1. Apa itu Anggaran Pemakaian Bahan Baku? Anggaran Pemakaian bahan baku adalah anggaran yang dibuat untuk mengetahui jumlah unit dan biaya bahan baku yang diproduksi oleh suatu perusahaan. Anggaran ini dibuat dengan

bersumber dari anggaran produksi sehingga dapat diketahui total biaya pemakaian bahan baku setelah diketahui biaya pemakaian bahan baku per unit produk yang akan dibuat. 2. Mengapa diperlukan Anggaran Pemakaian Bahan Baku? Anggaran Pemakaian bahan baku diperlukan untuk mengetahui biaya yang akan dikeluarkan untuk membuat satu unit produk jadi, kemudian dapat diketahui pula total biaya yang akan dikeluarkan dalam satu periode produksi. 3. Apa akibat jika Anggaran Pemakaian Bahan Baku tidak dibuat? Apabila anggaran pemakaian bahan baku tidak dibuat maka manajemen tidak akan mengetahui jumlah biaya yang diperlukan untuk membuat produk jadi dan tentunya akan sulit dalam menentukan harga pokok produksi suatu produk yang akan dijual. 4. Hal Apa yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pemakaian Bahan Baku? - Kuantitas Produksi periode yang akan dihitung - Jenis bahan baku untuk setiap produk jadi (berapa jenis bahan baku yang digunakan) - Standar kebutuhan bahan baku untuk setiap unit produk jadi - Harga bahan baku per satuan 5. Contoh dan Teknis Penyusunan Anggaran Pemakaian Bahan Baku Contoh : adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, pada akhir bulan desember manajemen hendak menyusun anggaaran pemakaian bahan baku untuk produksi Dress wanita DS001 untuk bulan januari 2013. Berikut adalah anggaran produksi Dress wanita DS001 untuk bulan januari 2013. Anggaran Produksi Bulan Januari 2013 Nama Produk DS001 Penjualan (unit) 8.000 Ditambah: Persediaan akhir barang jadi 4000 Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 12.000 Dikurang: Persediaan awal barang jadi 2.000 Jumlah Barang jadi yang akan diproduksi 10.000 Adapun standar kebutuhan bahan baku untuk membuat dress adalah 2 m kain dan 3 buah manik. Harga kain per meter adalah Rp.60.000,- sedangkan satu buah manik adalah Rp.3.000,- PENYELESAIAN Anggaran Pemakaian Bahan Baku Bulan Januari 2013

Nama Produk DS001 Kain Manik Jumlah produksi barang jadi 10.000 10.000 Standar Kebutuhan Bahan baku per unit 2 3 Jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi 20.000 30.000 Harga bahan baku per unit 60.000 3.000 Total biaya bahan baku untuk produksi 1.200.000.000 90.000.000 20.000 = 10.000 x 2 1.200.000.000=20.000 x 60.000 30.000 = 10.000 x 3 90.000.000 = 30.000 x 3.000 Jadi total biaya untuk pemakaian bahan baku adalah 2.000 m kain seharga Rp.1,2 M dan 30.000 buah manik seharga Rp.90.000.000,- BAB III ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU 1. Apa itu Anggaran Pembelian Bahan Baku? Anggaran pembelian bahan baku adalah anggaran yang disusun untuk memperoleh kuantitas dan biaya yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku yang akan dipakai untuk proses produksi periode tertentu. Anggaran ini disusun setelah membuat anggaran pemakaian bahan baku. Pada anggaran ini diperhatikan jumlah persediaan awal bahan baku dan estimasi persediaan akhir bahan baku yang akan digunakan. 2. Mengapa diperlukan Anggaran Pembelian Bahan Baku? Setelah kita mengetahui jumlah kuantitas dan biaya bahan baku yang akan dipakai dalam satu periode produksi, kemudian kita harus mengetahui jumlah bahan baku yang perlu dibeli dengan memperhatikan jumlah persediaan awal bahan baku sebelum periode yg hendak dihitung dan estimasi persediaan akhir yang akan disisakan pada akhir periode produksi. 3. Apa akibat jika Anggaran Pembelian Bahan Baku tidak dibuat? Apabila anggaran pembelian bahan baku tidak dibuat maka manajemen akan kesulitan dalam menentukan jumlah bahan baku yang akan dibeli dan tentunya biaya yang harus dikeluarkan tidak akan diketahui. Anggaran ini juga dapat menggambarkan biaya produksi bahan baku yang akan dikeluarkan selama periode dan memudahkan manajemen dalam pengambilan keputusan. 4. Hal Apa yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Baku? - Jumlah kuantitas barang jadi yang akan diproduksi - Standar kebutuhan bahan baku untuk produk jadi per unit nya - Harga bahan baku per satuan - Jenis bahan baku yang dibutuhkan (bahan baku apa saja yg diperlukan)

- Data persediaan bahan baku awal periode yg akan meproduksi - Estimasi persediaan bahan baku akhir yang akan disisakan akhir periode 5. Contoh dan Teknis Penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Baku Setelah melakukan penyusunan anggaran pemakaian bahan baku PT. Izath Sentosa menyusun anggaran pembelian bahan baku untuk bulan januari 2013. Berikut adalah data yang bersangkutan Anggaran Pemakaian Bahan Baku Bulan Januari 2013 Nama Produk DS001 Kain Manik Jumlah produksi barang jadi 10.000 10.000 Standar Kebutuhan Bahan baku per unit 2 3 Jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi 20.000 30.000 Harga bahan baku per unit 60.000 3.000 Total biaya bahan baku untuk produksi 1.200.000.000 90.000.000 Berikut disajikan pula estimasi jumlah persediaan bahan baku awal dan akhir januari 2013 1 januari 2013 31 januari 2013 Kain 2.000 3.000 Manik 4.000 3.000 PENYELESAIAN Anggaran Pembelian Bahan Baku Bulan Januari 2013 Nama Produk DS001 Kain Manik Jumlah kebutuhan BB untuk diproduksi 20.000 30.000 Persediaan Akhir BB 3000 3000 Jumlah kebutuhan BB untuk produksi 23.000 33.000 Persediaan Awal BB 2.000 4.000 Jumlah BB yang harus dibeli 21.000 29.000 Harga BB per unit 60.000 3.000 Total Biaya Pembelian BB (3) 1.260.000.000 (3) 87.000.000 23.000 = 20.000 + 3.000 (3) 1.260.000.000 = 21.000 x 60.000 21.000 = 23.000 2.000 1. Apa itu Anggaran BTKL? BAB III ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

Anggaran BTKL adalah anggaran yang dibuat untuk menghitung biaya yang digunakan untuk member upah bagi pekerja langsung yang melakukan proses produksi yang tentunya akan menambah harga pokok produksi. Anggaran ini dibuat berdasarkan jumlah produksi yang akan dibuat dalam periode tertentu. 2. Mengapa diperlukan Anggaran BTKL? Anggaran BTKL diperlukan agar manajemen mengetahui jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk member upah TKL dalam satu unit produk jadi dan tentunya sekaligus dapat mengetahui total biaya tenga kerja langsung 3. Apa akibat jika Anggaran BTKL tidak dibuat? Jika anggaran BTKL tidak dibuat maka perusahaan akan kesulitan dalam menentukan harga pokok produksi dan kesulitan dalam menentukan biaya tenaga kerja langsung yang akan dikeluarkan dalam satu unit produk jadi dan satu periode produksi 4. Hal Apa yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran BTKL? - Jumlah produk jadi yang akan di produksi (dari anggaran produksi) - Standar penggunaan jam TKL - Biaya per-jam TKL - Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 5. Contoh dan Teknis Penyusunan Anggaran BTKL hendak menyusun anggaran BTKL untuk bulan Januari 2013. berikut Anggaran Produksi Bulan Januari 2013 Nama Produk DS001 Penjualan (unit) 8.000 Ditambah: Persediaan akhir barang jadi 4000 Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 12.000 Dikurang: Persediaan awal barang jadi 2.000 Jumlah Barang jadi yang akan diproduksi 10.000 Produksi Dress Wanita DS001 dilakukan oleh dua departemen. 1. Departemen Penjahitan Waktu yang dibutuhkan untuk menjahit 1 Dress wanita adalah 2 jam. Honor pegawai departemen penjahitan per jam nya sebesar Rp.10.000,- 2. Departemen Obras Diperlukan waktu 30 menit untuk mengobras satu dress wanita. Honor untuk pegawai departemen obras perjam nya sebesar Rp.8.000 PENYELESAIAN Langkah 1 Susun Format anggaran seperti tabel berikut dan masukkan nilai data yang sudah diketahui *0,5 jam = 30 menit

Anggaran BTKL Januari 2013 Nama Produk : DS001 Departemen Penjahitan Jumlah Produksi 10.000 Standar Penggunaan Jam TKL 2 Jumlah Jam TKL Upah perjam Rp.10.000 Anggaran BTKL Dept.Penjahitan Departemen Obras Jumlah Produksi 10.000 Standar Penggunaan Jam TKL *0.5 Jumlah Jam TKL Upah perjam Rp.8.000 Anggaran BTKL Dept.Obras Total Biaya TKL Anggaran BTKL Januari 2013 Nama Produk : DS001 Departemen Penjahitan Jumlah Produksi 10.000 Standar Penggunaan Jam TKL 2 Jumlah Jam TKL 20.000 Upah perjam Rp.10.000 Anggaran BTKL Dept.Penjahitan Rp.200.000.000,- Departemen Obras Jumlah Produksi 10.000 Standar Penggunaan Jam TKL 0.5 Jumlah Jam TKL 5.000 Upah perjam Rp.8.000 Anggaran BTKL Dept.Obras Rp.40.000.000,- (3) Total Biaya TKL Rp.240.000.000,- Ket: Jumlah Jam TKL = Jumlah Produksi x Standar penggunaan jam TKL Anggaran BTKL Dept. = Jumlah Jam TKL x Upah Perjam (3) Total BTKL = Anggaran BTKL Dept.Penjht x Anggaran BTKL Dept.Obras

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PRODUKSI 1. Apa itu Anggaran BOP? Anggaran BOP adalah anggaran yang mencakup tentang estimasi mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Anggaran BOP ini mencakup biaya variable, biaya fixed, dan biaya semivariable maupun semifixed. 2. Mengapa diperlukan Anggaran BOP? Anggaran BOP diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi perusahaan dalam satu periode, anggaran ini juga dapat menjadi motivasi dan pedoman bagi karyawan dalam melakukan proses produksi. Anggaran BOP ini dibuat agar manajemen dapat mengetahui besaran biaya overhead terkait dengan proses produksi dan agar dapat menyusun anggaran-anggaran yang diperlukan selanjutnya, seperti anggaran beban operasi dan anggaran laba-rugi. 3. Apa akibat jika Anggaran BOP tidak dibuat? Apabila anggaran BOP tidak disusun, maka manajemen akan tidak mengetahui estimasi besaran biaya overhead yang dikeluarkan terkait dalam proses produksi, dengan tidak disusunya anggaran BOP ini juga menyebabkan tidak dapat disusunya anggaran laba-rugi sehingga perusahaan tidak akan memiliki pedoman untuk kinerja periode mendatang. 4. Hal Apa yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran BOP? - Departemen yang berkaitan dalam proses produksi - Penentuan BOP variable, BOP tetap dan BOP semivariable - Biaya-biaya yang termasuk dalam BOP - Satuan alokasi setiap biaya untuk tiap departemen - Kuantitas unit yang diproduksi 5. Contoh dan Teknis Penyusunan Anggaran BOP Berikut ini adalah data yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh PT. Izath Sentosa untuk bulan maret 2013:

a. Biaya gaji pengawas produksi tetap sebesar Rp.4.000.000,- per bulan. Biaya gaji pengawas produksi yang dialokasikan ke Departemen Perakitan dan Departemen Penyelesaian dibagi secara merata. b. Biaya tetap untuk perawatan mesin sebesar Rp.2.000.000,- perbulan dialokasikan berdasarkan jumlah mesin yang terdapat di tiap departemen. Biaya variable untuk perawatan mesin untuk kedua departemen sebesar Rp.1.000,- perjam. c. Biaya tetap untuk sewa pabrik sebesar Rp.6.000.000,- perbulan dialokasikan berdasarkan luas bangunan yang dipakai oleh tiap departemen. d. Biaya listrik yang bersifat variable untuk setiap pemakaian mesin perjam adalah Rp.3.000,-. Tinggi atau rendahnya biaya listrik untuk setiap departemen ditentukan oleh waktu pekaian mesin. Biaya listrik yang bersifat tetap sebesar Rp.4.000.000,- dialokasikan ke tiap departemen dengan proporsi 60% untuk Dep.Perakitan dan 40% untuk Dep. Penyelesaian. e. Biaya asuransi tetap pegawai pabrik sbesar Rp.5.000.000,- perbulan dialokasikan ke tiap departemen berdasarkan BTKL per departemen perbulanya. Berikut adalah tabel yang diperlukan untuk mengalokasikan BOP untuk Dep. Perakitan dan Dep. Penyelesaian untuk bulan maret 2013: Keterangan Departemen Departemen Perakitan Penyelesaian Jumlah mesin 5 15 Jumlah jam mesin 1.500 2.000 Jumlah luas pabrik 1.000 m 2 2.000 m 2 Biaya tenaga kerja langsung Rp.1.380.000,- Rp.522.000,- PENYELESAIAN PT. IZATH SENTOSA ANGGARAN BOP Untuk Periode yang Berakhir Pada 31 Maret 2013 Biaya FOH Variabel Biaya FOH Fixed Total Departemen Perakitan Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000 Biaya perawatan mesin 1.500.000 500.000 2.000.000 Biaya sewa pabrik (3) 2.000.000 2.000.000 Biaya listrik (5) 4.500.000 (4) 2.400.000 6.900.000 Biaya asuransi (6) 3.571.430 3.571.430 Total 6.000.000 10.471.430 16.471.430 Biaya FOH Variabel Biaya FOH Fixed Total Departemen Penyelesaian Biaya gaji supervisor 2.000.000 2.000.000 Biaya perawatan mesin 2.000.000 1.500.000 3.500.000 Biaya sewa pabrik (3) 4.000.000 4.000.000

Biaya listrik (5) 6.000.000 (4) 1.600.000 7.600.000 Biaya asuransi (6) 1.428.570 1.428.570 Total 8.000.000 10.528.570 18.528.570 Keterangan: Biaya gaji dibagi secara merata - Biaya gaji Dep. Perakitan 4.000.000:2 = 2.000.000 - Biaya gaji Dep Penyelesaian 4.000.000:2 = 2.000.000 Biaya Perawatan mesin berdasar jumlah mesin yang ada tiap departemen - Dep. Perakitan = - Dep. Penyelesaian = (3) Biaya sewa pabrik tetap berdasarkan luas setiap departemen - Dep. Perakitan = - Dep. Penyelesaian = (4) Biaya Listrik Tetap - Dep. Perakitan = 60% x 4.000.000 = Rp. 2.400.000 - Dep. Penyelesaian = 40% x 4.000.000 = Rp.1.600.000 (5) Biaya Listrik Variabel - Dep. Perakitan = Rp.3.000 x Rp.1.500 = Rp.4.500.000 - Dep. Penyelesaian = Rp.3.000 x Rp.2.000 = Rp.6.000.000 (6) Biaya asuransi berdasarkan BTKL - Dep. Perakitan = - Dep. Penyelesaian = BAB 6 ANGGARAN LABA RUGI 1. Apa itu Anggaran Laba Rugi? Anggaran Laba Rugi adalah anggaran yang disusun untuk mengetahui estimasi biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh, sehingga dapat diketahui besaran laba/rugi dari usaha suatu perusahaan. 2. Mengapa diperlukan Anggaran Laba Rugi? Dengan adanya anggaran laba rugi ini manajemen dapat mengestimasi biaya2 yang dikeluarkan (variable maupun tetap) dan besaran pendapatan yang diharapkan agar dapat memperoleh laba dalam menjalankan usahanya.

Dengan adanya anggaran ini maka laba dari usaha akan diketahui dan tentunya dapat memotivasi seluruh karyawan dengan adanya gambaran keuntungan dari usaha tersebut. 3. Apa akibat tidak disusunnya Anggaran Laba Rugi? Apabila anggaran laba rugi tidak disusun maka manajemen akan kesulitan dalam mengetahui biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan sehubungan dengan usahanya, manajemen juga akan kesulitan dalam menentukan besaran pendapatan yang akan diperolehnya, sehingga estimasi akan laba atau rugi perusahaan tidak akan diketahui. 4. Hal apa saja yang mempengaruhi saat penyusunan Anggaran Laba Rugi? - Besaran penjualan dan harga jual dari anggaran penjualan - Pengahasilan perusahaan lainnya - Saldo awal persediaan barang jadi (unit maupun harga) - Saldo akhir persediaan barang jadi (unit maupun harga) - Pembelian (jika pada perusahaan dagang) - Biaya produksi yang mencakup (BBB, BTKL, dan BOP, (unit maupun harga)) - Beban operasi yang berkaitan dengan usaha - Perkiraan besaran kewajiban membayar pajak - Beban diluar usaha 5. Teknis dan Contoh Penyusunan Anggaran Laba Rugi Contoh: Dari data-data berikut ini, susunlah anggaran laba rugi PT.Izath Sentosa untuk 3 bulan yang berakhir pada 31 maret 2006 a. Anggaran penjualan bulan januari, februari, maret adalah sbb:\ - Januari : 500.000 unit dengan harga per unit Rp.100.000,- - Februari : 550.000 unit dengan harga per unit Rp.100.000,- - Maret : 550.000 unit dengan harga per unit Rp.125.000,- b. Informasi dari anggaran produksi adalah sbb: - Persediaan barang jadi 1 januari 2006 adalah 47.500 unit dengan nilai persediaan awal Rp.2.375.000.000,- - Persediaan akhir barang jadi setiap bulan adalah 10% dari penjualan tiap bulan c. Anggaran biaya produksi memperlihatkan data-data sbb: - Harga beli bahan baku sebesar Rp.30.000,-/unit - Upah tenaga kerja langsung sebesar Rp.15.000,-/unit - Biaya overhead produksi sebesar Rp.5.000,-/unit dan Rp.1.000.000.000,- d. Asumsi arus biaya yang digunakan untuk persediaan barang dagang adalah metode rata-rata e. Berikut informasi tentang beban operasi yang diperoleh dari anggaran beban operasi: Beban Operasi Variable - Beban penjualan : 2 % dari nilai penjualan tiap bulannya

- Beban administrasi : 0,075% dari penjualan tiap bulannya Beban Operasi Tetap - Beban penjualan Rp.1.260.000.000,- - Beban Administrasi Rp.1.500.000.000,- f. Pajak penghasilan yang diterapkan atas penghasilan perusahaan sebesar 30% PENYELESAIAN PT. IZATH SENTOSA Anggaran Laba/Rugi Untuk periode yang berakhir pada 31 maret 2006 Penjualan 173.750.000.000 Beban Pokok Penjualan Saldo Awal Persediaan Barang jadi 2.375.000.000 Biaya Produksi BBB (4) 51.375.000.000 BTKL (4) 25.687.500.000 BOP (4) 9.562.500.000 Psd. Barang jadi tersedia dijual 89.000.000.000 Psd. Akhir Barang Jadi ( 17.375.000.000 ) Beban Pokok Penjualan ( 71.625.000.000 ) Laba Kotor yang Dianggarkan 102.125.000.000 Beban Operasi Beban Penjualan (5) 4.735.000.000 Beban Administrasi (6) 1.630.312.500 ( 6.365.312.500 ) Laba Sebelum Pajak Dianggarkan 95.759.000.000 Perkiraan Beban PPh (7) ( 28.727.906.250 ) Laba Bersih yang dianggarkan 67.031.781.250 Keterangan: Penjualan :Januari : 500.000 x 100.000 = 50.000.000.000 Februari : 550.000 x 100.000 = 55.000.000.000 Maret : 550.000 x 125.000 = 68.750.000.000 Penjualan total : 173.750.000.000 Persediaan akhir Januari = 50.000 x 100.000 = 5.000.000.000

Februari = 55.000 x 100.000 = 5.500.000.000 Maret = 55.000 x 125.000 = 6.875.000.000 Psd akhir 160.000 unit Rp.17.375.000.000,- (3) Penjualan = Psd.Awal + Unit yang diproduksi Psd. Akhir Unit yang diproduksi = Penjualan Psd.Awal + Psd.Akhir Unit yang diproduksi = 1.600.000 47.500 + 160.000 = 1.712.000 unit (4) Biaya Produksi BBB :1.712.500 x 30.000 = 51.375.000.000 BTKL :1.712.500 x 15.000 = 25.687.500.000 BOP :1.712.500 x 5.000 = 8.562.500.000 BOP : 1.000.000.000 + Total biaya produksi 86.625.000.000 (5) Beban Penjualan Januari : 50.000.000.000 x 2% = 1.000.000.000 Februari : 55.000.000.000 x 2% = 1.100.000.000 Maret : 68.750.000.000 x 2% = 1.375.000.000 + Beban Penjualan Variabel 3.475.000.000 Beban Penjualan Tetap 1.260.000.000 + Total Beban Penjualan 4.735.000.000 (6) Beban Administrasi Januari : 50.000.000.000 x 0,075% = 37.500.000 Februari : 55.000.000.000 x 0,075% = 41.250.000 Maret : 68.750.000.000 x 0,075% = 51.562.000 + Beban Administrasi Variabel 130.312.500 Beban Administrasi Tetap 1.500.000.000 + Total Beban Administrasi 1.630.312.500 (7) Perhitungan Beban PPh 95.759.000.000 x 30% = 28.727.906.250