BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol

BAB III METODE PENELITIAN. (TREATMENT) TERHADAP OBJEK PENELITIAN SERTA ADANYA KONTROL PENELITIAN. 50

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian. 23

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian murni (Eksperimen) didalam

BAB III METODE DAN PROSEDUR. adanya perlakuan yang diberikan pada objek yang diteliti serta adanya kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian. 50

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kualitas mikrobiologi air minum isi ulang. ulang berbahan baku air tanah (sumur bor).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

DAFTAR PUSTAKA. , Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, Palembang: USB, 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berperan sebagai pembanding. 1 Penelitian merupakan upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan persoalan yang diteliti, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala. 38 Tujuannya untuk

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Kultur Starter (modifikasi Koroleva, 1991) S. thermophillus (St) L. bulgaricus (Lb) atau Bifidobacterium BBIV (Bb)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

II. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena faktor kondisi lingkungan dapat diseragamkan (homogen), kecuali faktor perlakuan yang diberikan. Berdasarkan teori perancangan himpunan perlakuan bahwa perlakuan yang diperkirakan berpengaruh paling baik selaras dengan hipotesis yang diajukan sebelum penelitian harus diletakkan di antara minimal dua perlakuan lain yang bertaraf lebih rendah dan lebih tinggi, tetapi diperkirakan mempunyai pengaruh kurang baik dibanding perlakuan hipotesis tersebut. 67 Oleh sebab itu kosentrasi ekstrak daun meniran pada penelitian ini disusun menjadi 7 taraf, yaitu : S 0 = aquadest steril tanpa ekstrak daun meniran (kontrol) 0% S 1 = konsentrasi ekstrak daun meniran 10% S 2 = konsentrasi ekstrak daun meniran 20% S 3 = konsentrasi ekstrak daun meniran 30% S 4 = konsentrasi ekstrak daun meniran 40% S 5 = konsentrasi ekstrak daun meniran 50% S 6 = konsentrasi ekstrak daun meniran 60% 67 Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 6. 41

42 Sedangkan jumlah ulangan ditentukan berdasarkan rumus federer: (t-1) (r-1) 15, dimana (t) adalah perlakuan dan (r) adalah ulangan. 68 Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh jumlah ulangan sebanyak 3 kali, sehingga total unit penelitian ini adalah 7 taraf 3 kali ulangan = 21 unit. Adapun perhitungan ulangan adalah sebagai berikut : (t 1) (r 1) 15 (7 1) (r 1) 15 6r 6 15 6r 15 + 6 r r 3,5 = 3 B. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah semua Mikroorganisme Staphylococcus aureus yang berasal dari Laboratorium Biologi STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Palangkaraya, sedangkan sampel penelitian adalah sebagian dari mikroorganisme Staphylococcus aureus yang ditumbuhkan pada 25 medium lempeng NA di Laboratorium Mikrobiologi STAIN Palangka Raya, dan untuk populasi daun meniran adalah semua tumbuhan meniran yang ada pada wilayah kota Palangka 68 Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 9.

43 Raya, dan sampel penelitian adalah sebagian daun meniran yang ada pada wilayah Jalan Pilau Palangka Raya, adapun jumlah daun didapatkan sebanyak 1kg daun meniran. C. Instrumen Penelitian sebagai berikut : Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Alat-alat yang digunakan adalah : Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam penelitian No Alat Jumlah 1 Baeker glass 1000 ml 2 2 Baeker glass 600 ml 1 3 Baeker glass 500 ml 2 4 Baeker glass 250 ml 4 5 Baeker glass 100 ml 7 6 Baeker glass 80 ml 1 7 Baeker glass 50 ml 2 8 Tabung Reaksi (Pendek) 4 9 Tabung Reaksi (Panjang) 6 10 Gelas Ukur 100 ml 1 11 Gelas Ukur 25 ml 1 12 Labu Erlenmenyer 500 ml 1 13 Labu Erlenmenyer 250 ml 1 14 Cawan Petri 35 15 Gelas Selai 3 16 Jarum Inokulasi (berkolong) 4 17 Pengaduk Besi 2 18 Corong Kaca 1 19 Pinset 2 20 Magnetik Stirer 1 21 Mikropipet 1 22 Autoklaf 1 23 Kulkas 1 24 Open 1 25 Pipet 11 26 LAF 1 27 Hot Plate 1

44 No Alat Jumlah 28 Neraca Digital 1 29 Tip Mikropipet 1 30 Gunting 1 31 Cutter 1 32 Spritus 3 33 Blender 1 34 Baskom 4 35 Nampan 3 36 Panci 1 37 Kompor Gas 1 38 Termometer 1 39 Timbangan 1 40 Cotton Bed Secukupnya 2. Bahan-bahan yang digunakan adalah : Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam penelitian No Bahan Jumlah 1 Daun Meniran 1 kg 2 Nutrien Agar (NA) 4, 72 gr 4 Beef extract 1, 03 gr 5 Becto Peptone 1, 72 gr 6 Alkohol 96% 5000 ml 7 Alkohol 70% 1000 ml 8 Aquades 3 botol 9 Kapas 2 gulung 10 Vaselin Secukupnya 11 Kultur murni Staphylococcus aureus 1 tabung 13 Kertas saring 2 lembar 14 Kasa 2 pak 15 Kertas kraf 10 lbr 16 Kertas tempel 4 buah 17 Karet gelang 100 buah 18 Lysol Secukupnya

45 D. Teknik Pengumpulan Data Pengambilan data dari hasil penelitian dilakukan pada saat biakan Staphylococcus aureus yang masing-masing berjumlah 21 unit yang berumur 1x24 jam, 2x24 jam, 3x24 jam, dan 4x24 jam setelah pemberian perlakuan. Data diambil dari semua unit penelitian, yaitu berupa hasil pengukuran lebar zona hambat (dengan satuan milimeter), yang dimaksud dengan zona hambat disini adalah jarak antara sisi terluar paper disc yang mengandung ekstrak daun Meniran dengan koloni biakan Staphylococcus aureus dipermukaan medium lempeng NA. Dalam hal ini yang diukur adalah jarak koloni biakan Staphylococcus aureus yang terdekat dengan paper disc. E. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis varians (ANAVA). Langkah-langkah pengujian hipotesis menggunakan analisis varians, seperti bawah ini: 1. Membuat data hasil pengamatan Tabel 3.3 Contoh tabel data hasil pengamatan No Perlakuan Ulangan 1 2 3 Total Rata-rata 1 S 0 % 2 S 1 % 3 S 2 % 4 S 3 % 5 S 4 % 6 S 5 % 7 S 6 %

46 2. Membuat data hasil penelitian pada Uji ANAVA Tabel 3.4 Contoh tabel ringkasan Analisis Variansi Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung Perlakuan Galat Total Keterangan : = Berbeda Nyata = Tidak Berbeda Nyata T n F Tabel 5% 3. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini disusun dalam bentuk hipotesis statistik, yaitu : H 0 = Perlakuan pemberian kosentrasi ekstrak daun meniran tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. H 1 = Perlakuan pemberian kosentrasi ekstrak daun meniran mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hipotesis statistik ini diuji dengan cara membandingkan harga F Hitung dengan F Tabel. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a) Jika harga F hitung F tabel 1 % atau 5 % berarti H 0 diterima, sedangkan H 1 ditolak dan dinyatakan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata.

47 b) Jika harga F hitung F tabel 1 % atau 5 % berarti H 0 ditolak, sedangkan H 1 diterima dan dinyatakan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata atau sangat nyata. 69 4. Uji Lanjut Apabila F Hitung F tabel 5% maka dapat dinyatakan perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND). F. Diagram Alur Penelitian Langkah-langkah dalam pengumpulan data yang diawali dengan tahapan pendahuluan, perlakuan, dan pengujian yang dijelaskan dalam alur diagram pada halaman 48: 69 Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 37-41.

48 1. Tahapan Penelitian Pembuatan Medium Miring NA (Nutrien Agar) Pembuatan kultur murni Staphylococcus aureus Pembuatan Medium NB (Nutrien Broth) Tahapan Penelitian Penyiapan Medium Lempeng NA (Nutrien Agar) Pembuatan ekstrak daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) 2. Tahapan Perlakuan Pemberian ekstrak daun Meniran pada koloni biakan Staphylococcus aureus Pengamatan ekstrak daun Meniran pada koloni biakan Staphylococcus aureus 3. Pengolahan dan analisis G data Menganalisis data hasil penelitian a. (ANAVA) Analisis varians b. (Uji BJND) Beda Jarak Nyata Duncan Membuat Kesimpulan Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

49 49 G. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan April 2014. Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam Tabel 3.5 sebagai berikut : Tabel 3.5 Jadwal Penelitian No Kegiatan 1 Persiapan a. Seminar proposal b. Revisi Proposal c. Perijinan Bulan / Tahun 2013 2014 November Desember Maret April Mei Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Pelaksanaan Penelitian a. Uji Pendahuluan b. Pelaksanaan Penelitian c. Pengambilan data 3. Penyusunan laporan a. Analisis data b. Pembuatan laporan (pembahasan) c. Munaqasah d. Revisi

50 H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, meliputi tahapan pendahuluan dan tahapan perlakuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tahapan Pendahuluan a. Pembuatan medium miring dan medium lempeng NA (Nutrien Agar) sebagai bahan kultur stok Bakteri Staphylococcus aureus. Dalam Pembuatan medium ini, yang digunakan sebagai bahan kultur stok Bakteri Staphylococcus aureus ini berjumlah 5, medium miring sebanyak 3 tabung, sedangkan pada medium lempeng sebanyak 2 cawan. Dalam pembuatan kultur stok ada beberapa hal yang perlu disiapkan yaitu: 1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril, seperti: Tabel 3.6 Tabel Alat pembuatan medium miring dan medium lempeng NA (Nutrien Agar) No Alat Jumlah 1 Pengaduk Besi 1 2 Beaker Glass 50 ml 1 3 Cawan Petri 2 4 Tabung Reaksi 3 5 Mikropipet 1 6 Tip Mikropipet 2 7 Magnetik Stirer 1 8 Kapas Secukupnya 9 Kain Kasa Secukupnya 10 Karet Gelang Secukupnya 11 Kertas Sampul Secukupnya 12 Gelas Selai 1 13 Hot Plate 1 14 Neraca Digital 1 15 Kulkas 1

51 2) Menimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan neraca digital, adapun untuk volume yang diinginkan yaitu: a) Beef extract 0,135 gram b) Becto Peptone 0,225 gram c) Agar powder 0,675 gram d) Aquades 45 ml Perhitungan: Formula Medium Nutrien Agar (NA) a) Beef extract 3 gram b) Becto Peptone 5 gram c) Agar powder 15 gram (catatan: harus memperhitungkan terlebih dahulu dengan seksama medium yang ingin diperlukan berdasakan perbandingan dari formula Medium NA (Nutrien Agar) diatas). 70 70 Noor hujjatusnaini, Petunjuk PraktikumMikrobiologi. Palangka Raya: STAIN, 2012, h. 2

52 Komposisi pembuatan Medium Miring dan lempeng yaitu: Tabel 3.7 Tabel Perhitungan untuk pembuatan medium miring dan medium lempeng NA (Nutrien Agar) Medium Miring Jumlah Tabung X 5ml (5 adalah ukuran untuk didalam tabung) 3 x 5 ml = 15 Medium Lempeng Jumlah Cawan X 10 ml (10 adalah ukuran untuk didalam cawan) 2 x 10 ml = 20 = 15 + 20 + 10 = 45ml (10 ini merupakan lebihan apabila jumlah yang ada masih kurang untuk medium) Perhitungan: a) Beef extract (3gr) = x 3 = 0,135 b) Becto Peptone (5gr) = x 5 = 0,225 c) Agar powder (15gr) = x 15 = 0,675 d) Aquadest = 45 ml Jadi Total Pembuatan Medium NA, berjumlah 1,035gr ditambah Aquadest 45 ml 3) Menimbang bahan seperti beef extract, becto peptone, dan agar powder, pada timbangan Neraca Digital sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan serta diperhitungkan. 4) Melarutkan semua bahan tersebut didalam Beaker Glass 50ml yang telah berisi Aquadest sebanyak 45ml, kemudian mengaduknya secara konstan serta meletakannya diatas hot plate stirrer, selama 10-15 menit sampai homogen.

53 5) Memasukan larutan sebanyak 5 ml ke dalam 3 tabung reaksi (medium miring) dan 10 ml untuk 2 Cawan (medium lempeng) dengan menggunakan mikropipet, kemudian setelah itu menutup setiap tabung dengan sumbat kapas yang telah dibungkus kain kasa, dan untuk cawan dibungkus kertas kraf dengan mengikatnya menggunakan karet gelang. 6) Mensterilisasikan seluruh tabung reaksi (3 tabung) dan Cawan (2 cawan) yang sudah berisi larutan medium ke dalam autoklaf pada suhu 121 o C dengan tekanan 15 lb (pound) selama 15 menit. 7) Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan dibiarkan selama 1-2 jam. 8) Meletakkan tabung reaksi dalam keadaan miring dengan kemiringan 45 o dengan menyandarkannya pada tepian nampan. Sedangkan pada cawan diletakan dengan posisi datar saja dengan keadaan kertas kraf yang telah dibuka, setelah medium jadi kemudian dimasukan ke dalam lemari es, dan cawan sebelumnya telah dibungkus kembali dengan menggunakan kertas kraf dan di ikat menggunakan karet gelang. 9) Menunggu selama 1-2 hari atau 2 x 24 jam, jika medium tetap bersih dan tidak ditumbuhi jamur atau bakteri, maka medium dapat digunakan.

54 b. Pembuatan Kultur murni Staphylococcus aureus Sebelum pembuatan kultur murni dilakukan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan yaitu: 1) Dalam pembuatan kultur murni ini pengerjaannya di lakukan didalam LAF di Laboratorium Miikrobiologi. Sebelum menggunakan LAF, ada beberapa hal yang harus dikerjakan yaitu: a) LAF terlebih dahulu harus disterilkan, dengan menggunakan alkohol 70% pada ruang LAF dengan menyeluruh. b) Kemudian Menutup pintu LAF, lalu menghidupkan lampu ultraviolet selama 2 jam, setelah dua jam berakhir kemudian menghidupkan blower LAF selama 1 jam, (diupayakan jangan ada dalam ruangan selama menghidupkan Lampu UV dan Blower, untuk menghindari radiasi). Setelah selesai kemudian mematikan blower dan menunggu selama ½ jam. c) Kemudian setelah blowering selesai, kegiatan selanjutnya masukan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan kedalam LAF d) Setelah semuanya selesai, barulah LAF siap digunakan. 71 71 Noor hujjatusnaini, Petunjuk PraktikumMikrobiologi. Palangka Raya: STAIN, 2012, h. 5

55 2) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril: Seperti, Jarum Inokulasi, sarung tangan, Spritus, korek, dan Gelas Selai. a) Pembuatan kultur murni Staphylococcus aureus dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menyediakan 3 medum miring dan 2 medium lempeng. 2) Menyiapkan koloni bakteri Staphylococcus aureus yang akan diremajakan. 3) Menulis nama koloni bakteri pada medium miring dan lempeng yang telah dipersiapkan. 4) Kemudian Secara aseptik menginokulasikan koloni bakteri tersebut ke medium miring dan lempeng, dengan arah zigzag. 5) Menyimpan koloni bakteri tersebut ke dalam inkubator dengan suhu dan waktu yang telah disesuaikan. 72 c. Pembuatan medium NB (Nutrien Broth) 1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril: Tabel 3.8 Tabel Alat Pembuatan medium NB (Nutrien Broth) No Alat Jumlah 1 Pengaduk Besi 1 2 Beaker Glass 50 ml 1 3 Gelas Selai 1 4 Tabung Reaksi (Pendek) 4 72 Fressty Yoesnita Affianti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli. Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 49, t.d.

56 No Alat Jumlah 5 Mikropipet 1 6 Tip Mikropipet 2 7 Magnetik Stirer 1 8 Kapas Secukupnya 9 Kain Kasa Secukupnya 10 Hot Plate 1 11 Neraca Digital 1 12 Inkubator 1 2) Menimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitis atau neraca digital untukvolume yang diinginkan, yaitu : a) Beef extract 0,09 gr b) Becto Peptone 0,15 gr c) Aquadest 30 ml 3) Melarutkan semua bahan tersebut didalam Beaker Glass 50ml yang telah berisi Aquadest sebanyak 30ml, kemudian mengaduknya secara konstan serta meletakannya diatas hot plate stirrer, Selama 10-15 menit sampai homogen 4) Memasukan larutan sebanyak 5 mlke dalam 4 tabung reaksi (medium NB) dengan menggunakan mikropipet, kemudian setelah itu menutup setiap tabung dengan sumbat kapas yang telah dibungkus kain kasa. 5) Mensterilisasikan seluruh tabung reaksi (4 tabung) yang sudah berisi larutan medium ke dalam autoklaf pada suhu 121 o C dengan tekanan 15 lb (pound) selama 15 menit.

57 6) Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan dibiarkan selama 15 menit terlebih dahulu, agar medium dingin. 7) Kemudian Medium Nutrien Broth dimasukan ke Inkubator dengan suhu dan waktu yang telah disesuaikan. 8) Menunggu selama 1-2 hari atau 2x24 jam, jika medium tetap bersih dan tidak ditumbuhi jamur atau bakteri, maka medium dapat digunakan. d. Pembuatan medium Lempeng NA (Nutrien Agar) Pembuatan Medium lempeng NA (Nutrien Agar) ini digunakan sebagai bahan untuk proses perlakuan bakteri Staphylococcus aureus nantinya. Dalam pembuatan medium, ada beberapa hal yang perlu disiapkan yaitu: 1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril, Seperti: Tabel 3.9 Tabel Alat Pembuatan medium Lempeng NA (Nutrien Agar) No Alat Jumlah 1 Pengaduk Besi 1 2 Beaker Glass 250 ml 1 3 Cawan Petri 26 4 Mikropipet 1 5 Tip Mikropipet 2 6 Magnetik Stirer 1 7 Karet Gelang Secukupnya 8 Kertas Sampul Secukupnya 9 Gelas Selai 1 10 Hot Plate 1 11 Neraca Digital 1 12 Kulkas 1

58 2) Menimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan neraca digital, adapun untuk volume yang diinginkan yaitu: a) Beef extract 0,81 gram b) Becto Peptone 1,35 gram c) Agar powder 4,05 gram d) Aquadest 270 ml 3) Menimbang bahan seperti beef extract, becto peptone, dan agar powder, pada timbangan Neraca Digital sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan serta diperhitungkan. 4) Melarutkan semua bahan tersebut didalam Beaker Glass 300ml yang telah berisi Aquadest sebanyak 270ml, kemudian mengaduknya secara konstan serta meletakannya diatas hot plate stirrer, Selama 10-15 menit sampai homogen. 5) Memasukan larutan sebanyak 10 ml ke setiap masing-masing Cawan yang berjumlah 26 cawan dengan menggunakan mikropipet, kemudian setelah itu cawan yang telah berisi medium dibungkus dengan kertas kraf dan mengikatnya menggunakan karet gelang. 6) Mensterilisasikan seluruh cawan yang sudah berisi larutan medium ke dalam autoklaf pada suhu 121 o C dengan tekanan 15 lb (pound) selama 15 menit.

59 7) Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan dibiarkan selama 1-2 jam, dengan bungkus yang telah dibuka. 8) Setelah medium jadi kemudian dibungkus kembali dengan kertas kraf dan mengikatnya menggunakan karet gelang, setelah itu dimasukan ke dalam lemari es. 9) Menunggu selama 1-2 hari atau 2 x 24 jam, jika medium tetap bersih dan tidak ditumbuhi jamur atau bakteri, maka medium dapat digunakan. e. Inokulasi Bakteri dari Kultur Stok ke Medium NB Dalam proses Inokulasi ini, pengerjaannya di lakukan didalam LAF di Laboratorium Mikrobiologi, dan sebelum menggunakan LAF, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu: 1) LAF terlebih dahulu harus disterilkan, dengan menggunakan alkohol 70% pada ruang LAF dengan menyeluruh. 2) Kemudian Menutup pintu LAF, lalu menghidupkan lampu ultraviolet selama 2 jam, setelah dua jam berakhir kemudian menghidupkan blower LAF selama 1 jam, (peringatan: upayakan jangan ada dalam ruangan selama menghidupkan Lampu UV dan Blower, untuk menghindari radiasi). Setelah selesai kemudian mematikan blower dan menunggu selama ½ jam.

60 3) Kemudian setelah blowering selesai, kegiatan selanjutnya masukan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan kedalam LAF 4) Setelah semuanya selesai, barulah LAF siap digunakan. 73 Dalam Proses Inokulasi dari kultur stok Staphylococcus aureus ke medium NB ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut : 1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril: Seperti, Jarum Inokulasi, sarung tangan, Spritus, korek, dan Gelas Selai, dan Biakan Bakteri Staphylococcus aureus dari Kultur Stok 2) Menyediakan Kultur Stok Bakteri Staphylococcus aureus yang ada pada 2 medum miring dan 2 medium lempeng. 3) Menulis nama koloni bakteri pada medium NB yang telah dipersiapkan. 4) Kemudian Secara aseptik menginokulasikan koloni bakteri dari kultur stok tersebut ke Masing-masing medium NB 5) Menyimpan koloni bakteri tersebut ke dalam inkubator dengan suhu dan waktu yang telah disesuaikan 74. f. Pembuatan ekstrak daun Meniran Sebelum tahapan ini dilakukan, ada beberapa hal yang perlu disiapkan yaitu: Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, 73 Noor Hujjatusnaini, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Palangka Raya: STAIN, 2012, h. 5 74 Fressty Yoesnita Affianti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli. Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 49, t.d.

61 dan sterilseperti: (Alat) Blender, Timbangan, Baskom, Panci, (Bahan) Alkohol 90% sebanyak 3 liter, Ekstrak (Daun Meniran) Langkah-langkah kerja dalam menyiapkan ekstrak daun Meniran adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan dan mencuci 1000gr daun meniran yang segar sampai bersih, kemudian di keringkan selama 1 hari. 2) Sebelum proses memblender dilakukan, daun meniran ditimbang terlebih dahulu, sampai didapatkan berat 1000gr / 1kg. 3) Memblender daun Meniran sebanyak 1000 gr dengan menambahkan 3000 ml alkohol 90 %, kemudian didiamkan selama 2 hari (proses Maserasi). 4) Menyaring suspensi tersebut dengan menggunakan kain bersih, kemudian menyaringnya kembali dengan menggunakan kertas saring. 5) Hasil saringan dimasukan pada Beaker Glass 1000ml, 6) Kemudian melakukan proses penguapan ekstrak dengan cara sederhana, yaitu menggunakan Hot Plate dengan suhu yang terkontrol 60 0 C, untuk mengontrol suhu tersebut digunakan alat Termometer. Proses penguapan ini dilakukan selama ± 10-12 jam. 7) Ekstrak daun Meniran murni kemudian dijadikan sebagai stok induk.

62 2. Tahapan Perlakuan dan pengamatan Sebelum tahapan ini dilakukan, ada beberapa hal yang perlu disiapkan yaitu: Menyiapkan LAF serta alat-alat yang bersih, kering, dan steril. Adapun Langkah-langkah kerja dalam menyiapkan ekstrak daun Meniran adalah sebagai berikut : a) Menyiapkan 10 ml ekstrak daun meniran dengan kosentrasi 60%, yaitu dengan cara mencampurkan 6 ml stok induk ekstrak daun meniran dengan 4 ml akuades steril, yang bagian daun meniran adalah 6 ml dalam 10 ml volume atau 60 %, dimana perhitungan kosentrasi setiap perlakuan digunakan rumus: M 1 V 1 =M 2 V 2. b) Menyiapkan 10 ml ekstrak daun meniran dengan kosentrasi 50 %, 40 %, 30 %, 20 %, 10 %, dan 0 % sebagai kontrol perlakuan. 75 c) Pemberian ekstrak daun Meniran pada koloni biakan Staphylococcus aureus Langkah-langkah kerja dalam memberikan ekstrak daun Meniran pada koloni biakanstaphylococcus aureus adalah sebagai berikut : a) Menyiapkan 21 cawan medium lempeng NA, dan memberikan kode-kode perlakuan pada setiap cawan. 75 Fressty Yoesnita Affianti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli. Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 50-51, t.d.

63 b) Menyiapkan paper disc dengan ukuran diameter 2 cm sebanyak 21 buah, kemudian merendamnya ke dalam 7 beaker glass yang masing-masing beaker gelas berisi 10 ml larutan ekstrak daun meniran dengan kosentrasi yang berbeda, yaitu 10 %, 20 %, 30 %, 40 %, 50%, 60%. Dan pada kosentrasi 0 % yang berfungsi sebagai kontrol. Perendaman dilakukan selama 30 menit. c) Menginokulasikan kultur murni Staphylococcus aureus yang telah berumur 2x24 jam pada masing-masing 21 medium NA, dengan menggunakan Cotton Bad. d) Meletakkan masing-masing 1 buah paper disc yang telah direndam selama 30 menit tersebut ke bagian tengah-tengah permukaan cawan yang berisi medium NA yang sudah berisi bakteri Staphylococcus aureus secara aseptis sesuai dengan kode perlakuan yang diberikan. e) Menyimpan semua cawan petri ke dalam inkubator dengan suhu 35 0 c. f) Melakukan pengambilan data pada saat kultur Staphylococcus aureus berumur 1 x 24 jam, 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, dan 4 x 24 jam. 76 76 Fressty Yoesnita Affianti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli. Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 51-53, t.d.