IV. HasildanPembahasan

dokumen-dokumen yang mirip
III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

Kelimpahan Populasi, Pola Sebaran, dan Aktivitas Farmakologis dari Kerang Donax variabilis di Jefman, Kabupaten Raja Ampat

Hasil dan Pembahasan

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Metabolit sekunder Alkaloid Terpenoid Steroid Fenolik Flavonoid Saponin

AKTIVITAS ANTIMIKROBIA DAUN MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus. SKRIPSI

Larutan bening. Larutab bening. Endapan hijau lumut. Larutan hijau muda

Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Penentuan Bakteriostatik Uji flavonoid dan senyawa fenolik. Penentuan Bakterisidal

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

III. Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti*

BAB III METODE PENELITIAN

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. obat-obatan kimia. Khasiat obat tradisional pada umumnya dipercaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

Digerus Disaring. + reagen Dragendorff (+) endapan coklat kemerahan. Sampel + EtOH. Uji saponin. (+) busa bertahan ± 5 menit (+) endapan biru pekat

PENDAHULUAN. Kondisi ini akan lebih diperparah lagi akibat penjualan. pengawetan untuk menekan pertumbuhan bakteri.

BAB I PENDAHULUAN. banyak 2-3 kali lipat dibandingkan dengan negara maju (Simadibrata &

PENAPISAN AWAL KOMPONEN BIOAKTIF DARI KERANG DARAH

Uji Saponin Uji Triterpenoid dan Steroid Uji Tanin Analisis Statistik Uji Minyak Atsiri Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4. Borok Pada Ikan Mas yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

II. TinjuanPustaka A. Kerang Donax variabilis 1. Deskripsi dan Klasifikasi Kerang Donax variabilis 1. Habitat

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dari catatan sejarah dapat diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bakteri. Penyakit karena bakteri sering terjadi di lingkungan sekitar, salah

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 7. Simplisia jahe merah yang telah dihaluskan

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN. menyerang masyarakat disebabkan oleh berbagai miroba (Sintia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumberdaya hayati Indonesia sangat berlimpah dan beranekaragam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

Lampiran 1. Bagan Alir Uji Fitokimia. a. Uji Alkaloid

BAB I PENDAHULUAN. orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Menurut

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif pengganti obat masih sebagian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. secara mental dan merupakan sesuatu hal yang penting karena dengan kesehatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL. Kadar Air Daun Anggrek Merpati

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBAKAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. folikel rambut dan pori-pori kulit sehingga terjadi peradangan pada kulit.

Transkripsi:

IV. HasildanPembahasan A. Kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis Hasil penelitian tentang kelimpahan di stasiun satu berkisar 34-40 individu/m 2. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan kelimpahan di stasiun dua yang berada pada kisaran 6-12 individu/m 2 (Tabel 1). Dari data tentang jumlah individu di hitung pola sebaran (Id) diketahui bahwa nilai pola sebaran yang dihitung pada semua plot di kedua stasiun berada pada pola sebaran merata, sesuai dengan Indeks Morishita, Id< 1 seragam (uniform) karena hasil yang didapat adalah pola sebarannya lebih kecil dari 1.Pola sebaran merata ini menurut Odum (1993) terjadi karena adanya persaingan individu sehingga mendorong pembagian ruang secara merata. Tabel 1. Data kelimpahan dan pola kelimpahan kerang (Donax variabilis) Data Kelimpahan dan Pola Sebaran Donax variabilis PLOT STASIUN 1 2 JUMLAH TOTAL RATAAN K Id RATAAN Id JUMLAH TOTAL RATAAN K Id Rataan Id 1 73 180 60,00 60,00 0,48 0,34 5 18 6,00 6,00 0,07 0,18 37 0,11 7 0,30 70 0,44 6 0,18 2 45 146 48,67 48,67 0,27 0,32 18 37 12,33 12,33 0,65 0,30 51 0,35 9 0,10 50 0,33 10 0,14 21

3 31 152 50,67 50,67 0,11 0,34 14 38 12,67 12,67 0,34 0,26 66 0,55 11 0,18 55 0,38 13 0,28 4 10 102 34,00 34,00 0,00 0,39 9 24 8,00 8,00 0,31 0,22 42 0,48 7 0,14 50 0,70 8 0,22 5 39 122 40,67 40,67 0,28 0,31 12 27 9,00 9,00 0,50 0,26 38 0,27 6 0,04 45 0,39 9 0,23 Keterangan : K : Kelimpahan Id : Polasebaran Pada penelitian ini terlihat bahwa kepadatan populasi kerang Donax variabilis di pantai pulau Jefman pada stasiun II pada plot 1 kelimpahan rataan paling rendah yaitu 6,00 individu/m 2 dibandingkan dengan stasiun I pada plot 1 kelimpahan rataan yaitu 60,00 individu/m 2. Pada stasiun II pantai ini tidak ditumbuhi oleh magrove, selain itu pada pantai ini juga terdapat aktifitas manusia, seperti pelabuhan perahuperahu yang bisa mencemari laut karena adanya tetesan minyak dari perahu dan juga pemukiman penduduk yang lumayan padat sehingga menyebabkan perairan tersebut mempunyai sebaran nutrien dan penetrasi cahaya akan berkurang. Tinggi rendahnya kepadatan populasi diduga disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah natalitas dan imigrasi, mortalitas, dan emigrasi sedangkan faktor eksternal yaitu faktor luar lingkungan yang 22

sangat mempengaruhi kepadatan berupa suhu dan salinitas (Yelisman et al., 2012). Tingginya populasi Donax variabilis pada stasiun I disebabkan kondisi stasiun ini cukup mendukung untuk kehidupan kerang Donax variabilis,dimana jenis sedimen distasiun I didominasi oleh pasir dan juga adanya mangrove tumbuh disekitar pantai. MenurutSugiarto (1995)dalam Ridho (2012) berpendapat bahwa hutan mangrove merupakan sumber nutrisi, tempat pelestarian ikan, udang, kepiting dan kerangkerangan. Kondisi substrat yang berpasir turut memberi pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap distribusi penyebaran dan kelimpahan kerang. Wood (1987) dalam Ridho (2012) melaporkan bahwa pada substrat berpasir, kandungan oksigen relatif lebih besar tetapi tidak banyak mengandung nutrien, dibandingkan substrat yang halus oksigennya terbatas, tetapi cukup tersedia nutrien.brower (1990) menyatakan beberapa kerang menyukai substrat yang berbeda, hal ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhinya yaitu kebiasaan makan, ketersediaan nutrien dan jenis substrat. B. Aktifitas Antibakteri dari kerang Donax variabilis Adanya aktivitas antibakteri ditandai dengan terbentuknya zona hambat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, adanya zona bening disekitar daging kerang, ini menunjukkan bahwa ada senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Ukuran diameter zona hambat potongan kerang Donax varibilis 23

pada bakteri S. Aureus rata-rata mencapai 3,2 mm sedangkan E. Coli yaitu rata-rata 3 mm. C. Hasil Fitokimia dari kerang Donax variabilis Analisis senyawa kimia dari ekstrak Donax variabilis meliputi uji alkaloid, fenolik, quinon, saponin, triterpenoid, steroid, dan triterpenoid.berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis fitokimia terhadap ekstrak kerang Donax variabilis uji saponin menunjukkan hasil positif karena terbentuknya busa, uji flavanoid menunjukkan hasil negatif karena tidak terbentuk warna kuning sampai merah pada lapisan amilalkohol pada layer bagian atas, uji kuinon juga menunjukkan hasil negatif karena tidak terbentuknya warna kuning, sedangkan uji alkaloid menunjukkan hasil positif, karena adanya endapan coklat dan adanya perubahan warna merah menjadi jingga, uji tanin/senyawa fenolik menunjukkan hasil negatif karena larutan tidak berubah warna menjadi hijau, uji steroid menunjukkan hasil positif karena terbentuknya warna biru, dan uji triterpenoid menunjukkan hasil negatif karena tidak terbentuknya warna merah (Tabel 2). Tabel 2. Hasil analisis fitokimia dari kerang Donax variabilis. Jenis uji Warna Warna/ Hasil fitokimia perubahan yang seharusnya terjadi Saponin Terbentuk Terbentuk busa Positif (+) 24

busa Flavanoid Jingga Merah jingga Negatif (-) sampai merah ungu Kuinon Merah Merah Negatif (-) Alkaloid Merah Merah, jingga Positif (+) Fenolik Hijau Negatif (-) Steroid Merah Biru Positif (+) Triterpenoid Merah Merah Negatif (-) Keterangan : + :Mengandung senyawa - : Tidak mengandung senyawa Terbentuknya Zona hambat (zona bening) pada lapisan agar, karena senyawa antibakteri berdifusi ke dalam lapisan agar dan menghambat pertumbuhan bakteri. Senyawa antibakteri berinteraksi dengan dinding sel bakteri, mengakibatkan permeabilitas pada sel bakteri juga berdifusi ke dalam sel sehingga pertumbuhan bakteri terhambat bahkan mati (Enberg, 1983). Hasil analisis yang didapat kerang Donax variabilis dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri E. coli dan S. aureus. Senyawa aktif yang terkandung dalam kerang Donax variabilis (Bia res) memiliki potensi sebagai antibakteri antara lain : saponin, alkaloid, dan steroid.menurut Hardiningtyas 25

(2009) senyawa steroid, saponin, alkaloid memiliki aktivitas sebagai antimikroba, antijamur, antibakteri, antitumor, antikanker, dan sitoteksis. Hardiningtyas (2009) menyatakan efek utama saponin terhadap bakteri adalah adanya pelepasan protein dan enzim dari dalam sel. Penelitian yang dilakukanolehyunus (1998) bahwa alkaloid memiliki sifat farmakologis, salah satunya adalah memperlebar saluran pernapasan pada penderita sesak nafas. Uji steroid terhadap ekstrak kerang Donax variabilis menunjukkan hasil positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya larutan warna biru. Yunus (1998) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa steroid dapat digunakan sebagai obat antiintlamasi pada penderita asma, sebagai senyawa mampu memerangi kolesterol jahat dalam tubuh dan bermanfaat sebagai afrodisiaka (stamina tubuh). Fessenden dan Fessenden (1997) melaporkan bahwa steroid merupakan senyawa yang dapat dijumpai hampir pada semua mahluk hidup kecuali pada bakteri. Penelitian yang dilakukan Nurjanah et al, (2011) pada kerang pisau terdapat senyawa alkaloid, steroid, flavanoid sebagai salah satu penghasil senyawa antioksidan. Dalunigrum (2009) menyatakan ekstrak kerang darah terdapat senyawa alkaloid dan steroid sebagai senyawa antibakteri. Penelitian Pebrian et al (2010) pada kerang hijau termasuk senyawa antibakteri karena terdapat senyawa alkaloid dan steroid. Berdasarkan potensi tersebut maka kerang Donax variabilis memiliki fungsi sebagai anti bakteri, sehingga bisa dijadikan sebagai bahan obat alternatif untuk mengatasi atau dapat menyembuhkan penyakit kuning. 26