BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alatalat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia

BAB I PENDAHULUAN. tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.5

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lahir ke dunia akan mengalami pertumbuhan dan. perkembangan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.4

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. jawab dengan kelanjutan kehidupan pendidikan anak-anaknya karena pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organ reproduksi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

Gambaran konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

I. PENDAHULUAN. perempuan menopause (Rachmawati, 2006). usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.3

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sejalan dengan

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, perilaku, kognitif, biologis serta emosi (Efendi &

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. antara manusia yang satu dengan yang lainnya. perkembangan yang terjadi pada remaja laki-laki meliputi tumbuhnya rambut,kulit

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam suku dan sebagian besar suku yang menghuni kabupaten Merangin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar 1.2. Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti biologi dan ilmu faal) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alatalat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara faali alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula (Sarwono, 2010). Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik (organobiologik) secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Terjadinya perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya (Widyastuti, Rahmawati, Purnamaningrung, 2009). Dalam agama islam, anak perempuan yang sudah mengalami menarche berarti ia sudah masuk masa akil baligh. Firman Allah SWT dalam surat an-nisa ayat 6 yang artinya yaitu: maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Dari terjemah firman Allah tersebut menunjukkan bahwa apabila dri mereka sudah terhimpun baligh dan kecerdasan, maka tidak seorangpun boleh menangani harta mereka. Sebab mereka lebih berhak untuk mengelola harta mereka sendiri daripada orang lain (Farran, 2008) Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Tidak ada batas yang tajam antara akhir masa kanak-kanak dan awal 1

2 masa pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa masa pubertas diawali dengan berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur (Widyastuti dkk, 2009). Widyastuti dkk (2009) juga menjelaskan bahwa kejadian yang penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi di bawah pengaruh hormon gonadotropin dan hipofisis, dan hormon ini dikeluarkan atas pengaruh releasing factor dari hipotalamus. Sebuah penelitian di Prancis telah membuktikan bahwa usia menarche pada rata-rata remaja Perancis makin menurun pada tahun 1841-1974 (dari ratarata usia menarche 14 tahun menjadi 12 tahun). Menurut penelitian tersebut, kalau kecenderungan tersebut diproyeksikan ke masa depan, usia rata-rata menarche pada wanita Prancis pada 2030 akan menjadi 11 tahun. Menurut peneliti yang bersangkutan, hal tersebut berkaitan dengan kemajuan dari keadaan lingkungan, khususnya keadaan gizi yang semakin baik yang mempercepat pertumbuhan organ-organ seksual manusia (Sarwono, 2010). Penelitian lain mengenai usia menarche yang cenderung berbeda untuk setiap remaja putri yaitu penelitian oleh Susanti & Sunarto (2012). Penelitian tersebut berjudul faktor resiko kejadian menarche dini pada remaja di SMPN 30 Semarang. Hasil dari penelitian ini ialah prevalensi kejadian menarche dini di SMPN 30 Semarang yaitu 23,6% dari total populasi kelas VII dengan usia menarche terdini 10 tahun.

3 Selain itu ada pula penelitian lain yang mendukung adanya perbedaan usia menarche yaitu penelitian oleh Indaryani, Susanto, & Susanto (2010) dengan judul penelitian hubungan awitan pubertas dan status sosial ekonomi serta status gizi pada anak perempuan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu bahwa awitan pubertas secara bermakna lebih awal di perkotaan (124±10) bulan dibandingkan di pedesaan (131±11) bulan. Awitan pubertas terjadi lebih awal pada kelompok sosial ekonomi tinggi dan kelompok indeks massa tubuh tinggi. Laila (2011) menambahkan bahwa keadaan gizi yang semakin baik mempercepat kesiapan tubuh untuk memulai menstruasi pada anak perempuan. Selain itu, info tentang seks yang makin mudah didapat dari berbagai media sekarang ini juga dapat memicu otak untuk segera mengaktifkan hormon seksual. Hasil wawancara dengan salah seorang remaja putri di salah satu desa di kabupaten Jombang ditemukan bahwa tidak ada ketakutan ataupun kecemasan yang berlebih yang dirasakan meskipun belum mengalami menarche. temantemanku masih belum banyak yang mengalami menstruasi (Hasil wawancara dengan salah seorang remaja, pada tanggal 27 Maret, 2013). Berbeda halnya dengan salah seorang remaja putri yang ada di salah satu daerah di Surabaya. Terdengar ada rasa bangga ketika mengungkapkan telah mengalami menarche. aku lo sudah pernah menstruasi mbak (Hasil wawancara dengan salah seorang remaja, 3 April, 2013). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa usia menarche pada tiaptiap remaja putri cenderung berbeda. Dan dalam wawancara di atas dapat kita ketahui bahwa lingkungan mempengaruhi masa-masa awal menarche. Seperti

4 halnya hasil dari penelitian yang dilakukan Indaryani dkk (2010) bahwa awitan pubertas secara bermakna lebih awal di perkotaan (124±10) bulan dibandingkan di pedesaan (131±11) bulan. Usia menarche yang cenderung berbeda dan tidak dapat diketahui dengan pasti ini tentunya akan mempengaruhi remaja putri dalam membangun konsep dirinya guna menghadapi menarche. Menarche merupakan kejadian yang biasanya meningkatkan rasa harga diri anak perempuan di antara teman-teman sebayanya. Apabila, seorang anak perempuan secara psikologis tidak mempersiapkan diri menghadapi menarche, dikarenakan kurangnya informasi mengenai menarche, maka kurangnya informasi akan menyebabkan perasaan negatif apabila menarche terjadi (Vasta, Miller, & Ellis, 2004, dalam Ninawati &Kuryadi, 2006). Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Wulandari & Rola, 2004) konsep diri adalah gambaran mental individu yang terdiri dari pengetahuannya tentang diri sendiri, pengharapan bagi diri sendiri dan penilaian terhadap diri sendiri. Burn (dalam Pardede, 2008) mendefinisikan konsep diri sebagai kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan yang mencakup pendapatnya terhadap diri sendiri, pendapat tentang gambaran diri di mata orang lain, dan pendapatnya tentang halhal yang dicapai. Calhoun dan Acocella, 1990 (dalam Wulandari & Rola, 2004) mengatakan, dalam perkembangannya, konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif lebih kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan yang besar tentang diri. Individu tersebut tahu betul siapa dirinya sehingga dirinya menerima segala kelebihan dan kekurangan,

5 evaluasi terhadap dirinya menjadi lebih positif serta mampu merancang tujuantujuan yang sesuai dengan relitas. Sedangkan konsep diri negatif terbagi menjadi dua tipe yaitu a) pandangan terhadap dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri serta tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya. b) pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan terlalu teratur. Remaja yang berhasil membentuk konsep diri yang positif cenderung menanggapi secara positif kedatangan menarche yang dihadapinya. Dan menerima kenyataan secara positif pula atas perubahan-perubahan bentuk tubuh yang terjadi setelah mengalami menarche. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu (Sarwono, 2010). Sarwono (2010) juga menambahkan bahwa di antara perubahan-perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh. Dari penjabaran di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang konsep diri remaja putri dalam menghadapi menarche. Ketidakpastian datangnya usia puber sedikit banyak mempengaruhi kesiapan remaja putri dalam menyambut

6 kedatangan menarche. Remaja yang berhasil membentuk konsep diri positif kemungkinan besar lebih siap dalam menghadapi menarche dan memandang setiap perubahan yang terjadi merupakan tahap-tahap perkembangan yang seharusnya dilalui. Dalam agama islam perempuan yang mengalami menstruasi tidak diperbolehkan melaksanakan sholat. Hal ini dijelaskan oleh Qalami & Banjary (2004) bahwa seorang wanita yang sedang haid tidak diwajibkan untuk shalat. Tetapi jika telah berhenti, maka harus mandi dan shalat seperti biasanya. Hal ini juga sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori yang artinya bahwa: Rasulullah saw. berkata kepada Fatimah binti Abu Hubaisy, Jika datang haid itu, hendaknya engkau tinggalkan shalat. Jika habis (berhenti) haid itu, engkau mandi dan shalat!. Ketiga subyek penelitian memiliki latar belakang pendidikan agama. Hal ini termasuk salah satu alasan pemilihan tempat penelitian dilakukan di salah satu desa di kabupaten Jombang. B. Fokus Penelitian Fokus dari penelitian yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah konsep diri remaja putri dalam menghadapi menarche dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja putri dalam menghadapi menarche.

7 C. Keaslian Penelitian Beberapa hasil riset terdahulu yang mengungkap tentang konsep diri antara lain: Penelitian Ekinasmara dan Laksmiwati (2013). Hubungan konsep diri dan kebutuhan berafiliasi dengan penyesuaian sosial siswa SMPN 8 Madiun. Kesimpulan hasil penelitian yaitu kontribusi konsep diri dan kebutuhan berafiliasi terhadap penyesuaian sosial siswa sebesar 34,4%. Konsep diri diketahui memiliki kontribusi sebesar 33,6%. Kebutuhan berafiliasi diketahui tidak memiliki kontribusi terhadap penyesuaian sosial. Dengan demikian, bila akan meningkatkan penyesuaian sosial siswa hal yang perlu dilakukan juga adalah mengembangkan konsep diri positif siswa. Penelitian Pardede (2008). Konsep diri anak jalanan usia remaja. Kesimpulan hasil penelitian yaitu secara umum konsep diri yang terbentuk pada diri subyek adalah konsep diri negatif. Hal ini terlihat dari beberapa bagian diri subyek yang sebagian besar memandang dirinya secara negatif. Penelitian Rensi dan Sugiarti (2010). Dukungan sosial, konsep diri, dan prestasi belajar siswa SMP Kristen YSKI Semarang. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan dukungan sosial berpengaruh terhadap prestasi belajar. Juga ditemukan adanya pengaruh positif konsep diri terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian Puspitasari (2012). Hubungan antara konsep diri dengan problem focused coping terhadap dorongan seksual pada remaja putri. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu semakin tinggi konsep diri maka semakin tinggi pula problem focused coping yang dilakukan oleh remaja putri.

8 Dari beberapa hasil penelitian di atas ditemukan persamaan dari penelitian ini yaitu dalam variabel psikologinya. Antara penelitian ini dan penelitianpenelitian di atas sama-sama membahas tentang konsep diri. Selain itu, juga terdapat kesamaan dalam hal karakter subyek. Baik dalam penelitian ini maupun penelitian sebelumnya sama-sama menggunakan subyek penelitian usia remaja. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada tema yang akan dibahas. Tema yang dibahas dalam penelitian ini yaitu menarche. D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan fokus penelitian di atas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk memahami dan mendeskripsikan konsep diri remaja putri dalam menghadapi menarche serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja putri dalam menghadapi menarche. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan psikologi terutama pada bidang klinis. 2. Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi remaja putri dalam menambah wawasan mengenai konsep diri dalam menghadapi menarche. F. Sistematika Pembahasan Laporan hasil penelitian ini terbagi dalam beberapa bab, yaitu bab I sampai dengan bab V. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

9 masalah, fokus penelitian, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan. Bab II adalah kajian pustaka yang di dalamnya berisi teori-teori yang relevan dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan kajian pustaka ini pembaca dapat mengetahui pengertian remaja, batasan usia remaja, tugas perkembangan remaja, perkembangan fisik masa remaja, perkembangan psikis masa remaja, perkembangan kognitif masa remaja, perkembangan emosi masa remaja, pengertian konsep diri, aspek-aspek konsep diri, kondisi atau faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, peran konsep diri dalam usaha memperbaiki kepribadian, pengertian menarche, faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche, dan konsep menarche dalam islam. Bab III adalah metode penelitian yang memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data. Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan metode dan prosedur yang diuraikan dalam bab sebelumnya. Hal-hal yang dipaparkan dalam bab ini meliputi setting penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan. Bab V adalah penutup yang memuat temuan pokok atau kesimpulan, serta saran yang diajukan.