Karakteristik dan Pemanfaatan Mataair di Daerah Tangkapan Sistem Goa Pindul, Karangmojo, Gunungkidul

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Potensi Sungai Bawah Tanah Ngancar untuk Pemanfaatan Sebagai Sumber Air Minum

URGENSI PENGELOLAAN KAWASAN KARST GOA PINDUL, KECAMATAN KARANGMOJO, GUNUNGKIDUL

Urgensi Monitoring Jaringan Pipa PDAM Mataair Paisu Mandoni, Pulau. Peling, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah

Analisis Kesesuaian Kualitas air untuk Irigasi pada Beberapa Mataair di Kawasan Karst Sistem Goa Pindul

Prospeksi Kawasan Pindul Sebagai Kampus Lapangan Hidrologi dan Geomorfologi Karst

Evolusi Hidrogeokimia pada Mataair di Sistem Goa Pindul, Karangmojo, Kebupaten Gunungkidul

TANGGAPAN TERKAIT DENGAN PENGGENANGAN LAHAN DI SEKITAR GUA/MATAAIR NGRENENG, SEMANU, GUNUNGKIDUL

Analisis Karakteristik Hidrologi Aliran Sungai Bawah Tanah di Kawasan Karst untuk Mendukung Pengembangan Geowisata

EKOLOGI LINGKUNGAN KAWASAN KARST INDONESIA Menjaga Asa Kelestarian Kawasan Karst Indonesia

Prosiding Seminar Nasional Perubahan Iklim 2012, Sekolah Pascaasarjana, Universitas Gadjah Mada, 30 Juni 2012

Rizka Ratna Sayekti, Slamet Suprayogi dan Ahmad Cahyadi. Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Konservasi Sumberdaya Air Kawasan Karst Gunungsewu dengan Peningkatan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

Sumberdaya Lahan Kawasan Karst Gunungsewu

PANITIA SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM MANAJEMEN BENCANA BANJIR BANDANG DI LOKASI WISATA MINAT KHUSUS KALISUCI, GUNUNGKIDUL

Isu-isu Riset Ilmu Kebumian Terkini di Kawasan Karst

ASPEK-ASPEK FISIK DALAM PENGELOLAAN KAWASAN KARST: SEBUAH USULAN

KAJIAN DISTRIBUSI SPASIAL SALINITAS AIRTANAH BERDASARKAN KANDUNGAN KLORIDA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KONDISI METEOROLOGIS TERHADAP KETERSEDIAAN AIR TELAGA DI SEBAGIAN KAWASAN KARST KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Fitria Nucifera Program Beasiswa Unggulan BPKLN

ANALISIS NERACA AIR UNTUK MENENTUKAN DAERAH TANGKAPAN AIR (DTA) SISTEM PINDUL, KECAMATAN KARANGMOJO, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

(MPPDAS) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1 Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada INTISARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Abstact...

PEMETAAN POTENSI AIRTANAH DI DAS JUWET KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Keunikan Hidrologi Kawasan Karst: Suatu Tinjauan

BULETIN ILMIAH GEOGRAFI LINGKUNGAN INDONESIA Edisi 1, Vol. 1, Tahun 2017, Nomor DOI /OSF.IO/FZRKP Tautan unduh:

PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIRTANAH UNTUK KEGIATAN PERTANIAN LAHAN KERING DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN KULONPROGO

IDENTIFIKASI AIRTANAH ASIN BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KOTA CILACAP JAWA TENGAH

PADA BEBERAPA MATAAIR DAN SUNGAI BAWAH

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 13 Nomor 1 Juni 2015

ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER KARST DENGAN UJI PERUNUTAN DAN PEMETAAN GUA

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

Tjahyo Nugroho Adji Karst Research Group Fak. Geografi UGM

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMANENAN AIR HUJAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KETAHANAN SUMBERDAYA AIR DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

Pentingnya Monitoring Parameter Parameter Hidrograf

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

Permasalahan Sumberdaya Air Pulau Karang Sangat Kecil (Studi Kasus di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta) Ahmad Cahyadi 1

SALINAN. Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT

(MPPDAS) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2,4 Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada INTISARI

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

PENGATURAN POLA TANAM METEOROLOGIS SEBAGAI SALAH SATU UPAYA OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS PERTANIAN DI KAWASAN KARST KABUPATEN GUNUNGKIDUL

POTENSI SUMBERDAYA AIR DI LABORATORIUM SOSIAL LIPI DESA LIGARMUKTI, KECAMATAN KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR

VARIASI TEMPORAL KANDUNGAN HCO - 3 TERLARUT PADA MATAAIR SENDANG BIRU DAN MATAAIR BEJI DI KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN DAN KECAMATAN GEDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mahluk hidup, termasuk manusia. Penggunaan air oleh manusia sangat beraneka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL SALINITAS AIRTANAH DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

C. Batas Wilayah Secara administratif area pendataan berada di Desa Bandung Rejo dan Desa Sumber Bening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan antara air tawar dan air laut. Wilayah ini memiliki keunggulan berupa

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN + 2HCO 3. (1)

Topik Edisi ini. Intisari TIPOLOGI PESISIR KAWASAN KARST KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...

6 PERTIMBANGAN KAWASAN KARST DALAM PENYUSUNAN ZONASI TNMT

SEBARAN SPASIAL TINGKAT KARSTIFIKASI AREA PADA BEBERAPA MATAAIR DAN SUNGAI BAWAH TANAH KARST MENGGUNAKAN RUMUS RESESI HIDROGRAPH MALIK VOJTKOVA (2012)

Serial:Powerpoint Presentasi: MENGENAL KAWASAN KARST, CIRI-CIRI DAN TINDAKAN PREVENTIV SEDERHANA UNTUK PELESTARIANNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN POTENSI MATAAIR DI KAWASAN KARST GUNUNGKIDUL KASUS : KECAMATAN PANGGANG. Adhityo Haryadi Sudarmadji

Gambar 2.1. Diagram Alir Studi

Serial:Powerpoint Presentasi: HIDROLOGI/ KONDISI AIR DAERAH KARST. Oleh : Tjahyo Nugroho Adji (Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM)

Cadangan Airtanah Berdasarkan Geometri dan Konfigurasi Sistem Akuifer Cekungan Airtanah Yogyakarta-Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

PEMODELAN DEBIT SETENGAH BULANAN PADA DAS TIDAK BERPENCATAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOCK (Studi Kasus di DAS Juwet Gunungkidul, D.I.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

PROGRAM PERENCANAAN PENDAYAGUNAAN AIRTANAH

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi era globalisasi. Lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 selanjutnya direvisi

ANALISIS IDENTIFIKASI & INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR DI KALI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Merapi sebagai gunungapi strato muda memiliki potensi mataair yang cukup besar. Polapersebaran mataair ini umumnya melingkari badangunungapi

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Pengantar Latar Belakang Masalah

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 7 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang hidup di wilayah pesisir. Sejarah telah

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Air diperlukan manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan

SEMINAR HASIL PENELITIAN

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN I.1

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

PENDATAAN SUNGAI BAWAH TANAH DI GUA BAGUS-JEBROT UNTUK SUMBER DAYA AIR KAWASAN KARST

TATA CARA PEMBUATAN STUDI KELAYAKAN DRAINASE PERKOTAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Karakteristik dan Pemanfaatan Mataair di Daerah Tangkapan Sistem Goa Pindul, Karangmojo, Gunungkidul Romza Fauzan Agniy, Eko Haryono, Ahmad Cahyadi Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Intisari Inventarisasi sumberdaya air termasuk di dalamnya potensi mataair di kawasan karst merupakan hal yang penting. Keterbatasan sumber air permukaan menjadikan mataair memiliki peranan yang penting dalam penyediaan air bersih di kawasan karst. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi karakteristik dan pola pemanfaatan mataair di daerah tangkapan air sistem Goa Pindul di Kabupaten Gunungkidul. Data yang dibutuhkan meliputi lokasi mataair, debit mataair dan pemanfaatan mataair di lokasi kajian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, debit terukur mataair di sekitar daerah tangkapan sistem Pindul antara 3,02 liter/detik sampai dengan 63 l/detik dan mataair di sekitar daerah tangkapan sistem Goa Pindul dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, meliputi irigasi, mandi, dmencuci dan air minum. Kata Kunci: Mataair, Karst, Karakteristik, Pemanfaatan Pendahuluan Mataair (spring) merupakan keluaran aliran airtanah yang memusat kemudian muncul di permukaan tanah (Purnama, 2010). Bagi masyarakat, mataair ini sebagai salah satu sumberdaya alam yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air. Mataair akan memiliki peranan yang lebih besar pada kawasan karst, karena jarangnya ditemukan sumber air di permukaan (Cahyadi, 2103). Keterdapatan mataair dipengaruhi beberapa faktor antara lain curah hujan, topografi, struktur geologi, permeabilitas, dan karakteristik akuifernya (Sudarmadji dkk., 2012). Faktor-faktor tersebut berpengaruh pada karakteristik mataair di suatu wilayah yang tentunya akan berpengaruh pada kuantitas, agihan, debit, dan kualitas mataair. Beberapa hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kemungkinan pemanfaatan yang dapat dilakukan terhadap mataair.

Pemunculan aliran airtanah secara alamiah dapat berupa mataair ataupun berupa rembesan (seepage). Mataair maupun rembesan selain disuplai dari air hujan juga dapat berasal dari air magmatik maupun air fosil. Besarnya debit mataair sangat tergantung pada besarnya imbuhan yang masuk dan luas wilayah tangkapan dari mataair. Mataair yang terdapat pada daerah karst memiliki beberapa keunikan antara lain, (1) mataair dengan debit sama, temperature yang sama, kesadahan yang sama pula dapat ditemukan pada mataair karst yang lain, (2) mataair karst biasanya memiliki debit yang besar, dan (3) karakteristik mataair karst lebih dikontrol oleh tingkat perkembangan karst di daerah tersebut (Haryono dan Adji, 2004). Kawasan karst di daerah tangkapan Goa Pindul memiliki banyak mataair, baik yang sudah dikelola, ataupun yang belum dimanfaatkan dengan baik. Upaya inventarisasi sumberdaya air, termasuk di dalamnya inventarisasi mataair penting dilakukan mengingat kawasan ini saat ini berkembang menjadi destinasi wisata yang sangat maju (Cahyadi dkk., 2011; Suprayogi dkk., 2016). Kemajuan pariwisata akan diikuti dengan peningkatan jumlah kebutuhan air, yang mungkin dipenuhi dari mataair (Cahyadi, 2014; Nurrohmah dkk., 2016; Nurrohmah dan Cahyadi, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengenali karakteristik dan pemanfaatan mataair di Daerah Tangkapan Sistem Goa Pindul. Lokasi ini terletak di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Metode Penelitian 2.1. Data, Alat dan Bahan Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dan data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 1. Selain itu, dibutuhkan beberapa alat survei dan bahan yang digunakan/ membantu untuk pengambilan data dalam penelitian ini. Alat survei yang dibutuhkan untuk mempermudah penelitian disertai dengan fungsi alat ditunjukkan pada Tabel 2. Bahan yang dibutuhkan untuk mempermudah penelitian disertai fungsi bahan ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 1. Data yang Dibutuhkan Data Primer Data Sekunder Data debit mataair Data pemanfaatan mataair Peta RBI Tabel 2. Alat Penelitian yang Digunakan No Nama Alat Fungsi 1 GPS (Global Positioning System) Mengetahui titik koordinat pengukuran kedalaman muka airtanah, titk sumber pencemar dan sampel airtanah. 2 Pita Ukur/ Meteran Mengukur dan menentukan panjang saluran air dan mengukur tinggi muka air 3 Ceklist Lapangan Mencatat hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan 4 Alat tulis dan Papan Jalan Menulis dan membantu pencatatan data di lapangan 5 Kamera Mengambil gambar/dokumentasi lapangan Tabel 3. Bahan Penelitian yang Digunakan No Nama Bahan Fungsi 1. Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Karangmojo skala 1:25.000 Sebagai peta survei lapangan dan informasi ketinggian tempat. 2.2. Teknis Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan meliputi data lokasi mataair, debit, dan data pemanfaatan mataair di lokasi kajian. Teknis pengumpulan data dalam penelitian ini dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Teknis Pengumpulan Data Penelitian No Data Penelitian Teknis Pengumpulan Data 1. Data debit mataair Melakukan pengukuran debit mataiar dengan metode pelampung dan volumetric sesuai dengan karakteristik aliran. 2. Data pemanfaatan mataair Kegiatan dilakukan dengan wawancara kepada responden yang ditemui di sekitar mataair tersebut. 2.3. Teknis Analisis Data Teknik analisis atau metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan dengan mendasari nilai hasil perhitungan secara matematis yang telah dijabarkan dalam beberapa rumus sebelumnya. Metode deskriptif ini juga berlaku dalam menjelaskan kenampakan data dalam bentuk-bentuk diagram, kurva ataupun bentuk representatif data lainnya. Hasil dan Pembahasan Daerah tangkapan sistem Pindul terdapat dua zona yakni zona akuifer conduit dan cona akuifer diffuse. Keberadaan mataair ini dijumpai pada zona diffuse, mataair tersebut antara lain Mataair Mudal, Beji, Kali banteng, Jebul, Suruh, dan Ngancar. Mataair yang dapat diukur debitnya yakni Mataair Mudal, Jebul, Suruh, Ngancar. Mataair Mudal terletak pada zona 49 M koordinat 461115 mt dan 9122285 mu, merupakan mataair yang letaknya di hulu dari daerah tangkapan sistem Pindul. Pengukuran debit pada mataair ini dilakukan dengan metode volumetric, karena air meluah secara langsung dari pintu air yang ada di mataair ini. Debit terukur pada mataair ini adalah sebesar 3,02 liter/detik. Mataair Mudal ini digunakan oleh penduduk setempat untuk mencuci dan mengairi lahan persawahan. Mataair Mudal ditunjukkan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Mataair Mudal Mataair Jebul terletak pada koordinat 461030 mt dan 9122757 mu zona 49 M, merupakan mataair yang berada dekat dengan junction atau pertemuan aliran dari Mataair Mudal dan Matair Beji. Debit Mataair Jebul diukur dengan metode pelampung. Debit terukur pada mataair ini sebesar 0,044 m 3 /detik. Mataair Jebul ditunjukkan seperti pada Gambar 2 ini dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk air minum, mencuci, dan mengairi lahan sekitar. Gambar 2. Mataair Jebul

Mataair Suruh merupakan seepage atau rembesan yang keluar dari mulut Goa Candi-Suruh dan mengalir ke mulut Goa Suruh-Sioyot, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Mulut Goa Candi-Suruh dan mulut Goa Suruh- Sioyot merupakan 2 mulut yang saling berhadapan. Mulut goa ini terbentuk oleh adanya collapse doline. Debit mataair Suruh ini diukur dengan metode pelampung. Debit terukur sebesar 0,025 m 3 /detik. Gambar 3. Rembesan Suruh Rembesan ini diyakini berasal dari sungai bawahtanah Candi-Suruh, karena pada sistem pergoaan Candi-Suruh ini terdapat lorong dengan kedalaman muka airtanah yang tinggi sehingga pemetaan terhenti, dapat dikatakan rembesan ini merupakan bocoran dari sistem aliran bawahtanah Candi-Suruh. Rembesan ini digunakan oleh masyarakat sekitar untuk mandi dan mencuci. Mataair Ngancar terletak pada koordinat 461380 mt dan 9123105 mu zona 49M. Mataair ini merupakan bocoran dari sistem pergoaan Suruh- Sioyot yang dibuktikan dengan keluarnya zat pelacak uranine, yang sebelumnya dilakukan injeksi uranine didalam Goa Sioyot, ditunjukkan seperti pada Gambar 4. Debit Mataair Ngancar dilakukan dengan metode pelampung, yang diketahui debit terukur sebesar 0,063 m 3 /detik. Pemanfaatan mataair ini digunakan sebagai air minum.

Gambar 4. Mataair Ngancar dan pemunculan zat pelacak uranine Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, maka disimpulkan beberapa hal berikut ini: 1. Debit terukur mataair di sekitar daerah tangkapan sistem Pindul adalah Mataair Mudal 3,02 liter/detik. Mataair Jebul 0,044 m 3 /detik. Mataair Suruh 0,025 m 3 /detik. Mataair Ngancar 0,063 m 3 /detik; dan 2. Mataair disekitar daerah tangkapan sistem Goa Pindul dimanfaatkan untuk irigasi, mandi, dan mencuci untuk Mataair Mudal, Jebul, dan Suruh serta untuk air minum pada Mataair Ngancar. Pengakuan Penelitian ini merupakan bagian dari hibah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2016 yang berjudul Karakterisasi Hidrologi dan Banjir di Sungai Bawah Tanah Goa Pindul untuk Pengelolaan Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Manajemen Kebencanaan dengan nomor kontrak 679/UN1-P.III/LT/DIT-LIT/2016.

Daftar Pustaka Cahyadi, A. Priadmodjo, A. and Yananto, A. 2011. Criticizing The Conventional Paradigm of Urban Drainage. Proceeding The 3rd International Graduated Student Conference on Indonesia. Yogyakarta: Graduate School, Universitas Gadjah Mada. Cahyadi, A. 2013. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Keberadaan dan Penyebab Kerusakan sumberdaya Air Sungai Bawah Tanah di Kawasan Karst Gunungsewu. Geomedia, 11(2): 253 260. Cahyadi, A. 2014. Keunikan Hidrologi Kawasan Karst: Suatu Tinjauan. dalam Cahyadi, A.; Prabawa, B.A.; Tivianton, T.A. dan Nugraha, H. 2014. Ekologi Lingkungan Kawasan Karst Indonesia: Mejaga Asa Kelestarian Kawasan Karst Indonesia, Edisi 2. Yogyakarta: Deepublish. Hal: 1 13. Nurrohmah, H.; Sudarmadji dan Cahyadi, A. 2016. Kajian Kekeringan Meteorologis dan Kaitannya dengan Agihan Mata Air di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Geografi Lingkungan I. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Nurrohmah, H. dan Cahyadi, A. 2016. Analisis Pemenuhan Kebutuhan Air Domestik dengan Airtanah di Daerah Aliran Sungai Kayangan Kabupaten Kulonprogo. Prosiding Seminar Nasional II Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Magister Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Purnama, S. 2010. Hidrologi Airtanah. Yogyakarta: Kanisius. Sudarmadji; Suprayogi, S. dan Setiadi. 2012. Konservasi mataair berbasis masyarakat di Kabupaten Gununngkidul. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM. Suprayogi, S.; Purnama, S.; Agniy, R.F. dan Cahyadi, A. 2016. Potensi Airtanah Statis di Daerah Tangkapan Air Goa Pindul, Kabupaten Gunungkidul. Prosiding Seminar Nasional Geografi Lingkungan I. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Makalah ini merupakan bagian dari Buku Seri Bunga Rampai dengan Judul Hidrologi dan Kepariwisataan Kawasan karst Goa Pindul Kabupaten Gunungkidul dengan Editor Slamet Suprayogi, Setyawan Purnama, Ahmad Cahyadi, Hendy Fatchurohman. Buku ini diterbitkan oleh Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta Tahun 2016. Makalah ini termuat dalam Halaman 33-41.