BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Permen ESDM No.2 tahun 2017, tentang Cekungan Airtanah di Indonesia, daerah aliran airtanah disebut cekungan airtanah (CAT), didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung. Setiap cekungan airtanah memiliki ciri-ciri hidrogeologi masing-masing, yang secara hidrolika dapat berhubungan dengan cekungan airtanah lainnya atau bahkan tidak sama sekali. Wilayah CAT Majenang berada di wilayah administrasi Kecamatan Majenang, Cimanggu, Karangpucung, Wanareja dan Cipari, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, dengan luas keseluruhan sekitar Ha. Jumlah penduduk Kabupaten Cilacap yang termasuk kedalam CAT Majenang sebesar jiwa pada akhir Tahun 2015 (BPS Kabupaten Cilacap, 2016). Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 1996, jumlah penduduk di wilayah CAT Majenang termasuk kedalam kategori tingkat kelurahan dan kecamatan sehingga diasumsikan setiap orang pada wilayah ini membutuhkan air bersih sebesar L/orang/hari, maka jumlah kebutuhan air bersih pada CAT Majenang sebesar 38,1 juta L/hari. Angka kebutuhan air bersih pada wilayah ini akan terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk. Sementara distribusi sumber daya air adalah terbatas dan tersebar tidak merata dalam ruang dan waktu akibat perbedaan kondisi geografi, iklim dan perubahan tataguna lahan. Pemanfaatan air yang berlebihan dan penggunaan air yang tidak terarah dapat menyebabkan pencemaran dan penurunan kualitas dan kuantitas airtanah, mengurangi daya dukung airtanah dan mengganggu keseimbangan sistem hidrologi. Salah satu akibat terganggunya keseimbangan sistem hidrologi adalah menurunnya kemampuan infiltrasi akibat penggunaan tataguna lahan yang tidak tepat sehingga terbentuk penurunan muka airtanah (Todd, 1980). 1

2 2 Pengelolaan airtanah yang baik sangat mutlak diperlukan di wilayah ini mengingat keberadaan airtanah yang harus dijaga kelestariannya. Salah satu kegiatan pengelolaan airtanah yang dapat dilakukan adalah konservasi. Konservasi airtanah adalah upaya melindungi dan memelihara keberadaan, kondisi dan lingkungan airtanah guna mempertahankan kelestarian atau kesinambungan ketersediaan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, demi kelangsungan fungsi dan kemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik waktu sekarang maupun pada generasi yang akan datang (Danaryanto, dkk, 2007). Konservasi airtanah tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan volume airtanah, tetapi juga meningkatkan daya dukung tanah agar tidak terjadi amblesan akibat hilangnya air dalam pori-pori tanah. Pelaksanaan pengelolaan airtanah untuk keperluan perencanaan dan pengembangan airtanah suatu daerah, membutuhkan informasi yang cukup rinci mengenai tingkat kerusakan kondisi dan lingkungan airtanah. Penelitian ini berisi tentang informasi pembuatan zona wilayah pemanfaatan dan konservasi airtanah akuifer bebas di wilayah CAT Majenang berdasarkan matriks penentuan peringkat kerusakan kondisi dan lingkungan airtanah. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi beberapa pertanyaan antara lain: 1. Bagaimana kaitan antara kondisi geologi dan geomorfologi secara umum pada daerah penelitian terhadap kondisi hidrogeologi pada CAT Majenang? 2. Bagaimana kualitas airtanah di daerah penelitian jika digunakan untuk keperluan air minum? 3. Bagaimana kondisi pemanfaatan dan pengelolaan airtanah di wilayah CAT Majenang? 4. Bagaimana penentuan zona konservasi di wilayah CAT Majenang? 5. Bagaimana perencanaan tata ruang wilayah pada CAT Majenang berdasarkan zona konservasi airtanah?

3 3 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini antara lain : 1. Melakukan pengamatan jenis litologi permukaan dan morfologi secara umum, serta pengambilan data kedudukan muka airtanah pada daerah penelitian. 2. Melakukan pengambilan sampel airtanah untuk keperluan uji sifat fisik dan kimia airtanah di laboratorium. 3. Melakukan pembuatan peta pemanfaatan airtanah berdasarkan penggunaan airtanah di daerah penelitian 4. Melakukan pembuatan peta konservasi airtanah berdasarkan matriks penentuan peringkat kerusakan kondisi dan lingkungan airtanah di daerah penelitian. 5. Melakukan analisa kesesuaian hasil peta pemanfaatan dan konservasi airtanah dengan perencanaan tata ruang wilayah daerah penelitian Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui kondisi litologi permukaan dan morfologi secara umum, serta data hidrogeologi di daerah penelitian. 2. Mengetahui kualitas airtanah untuk keperluan air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.492 Tahun 2010 pada daerah penelitian. 3. Mengetahui peruntukan penggunaan airtanah pada saat ini meliputi keperluan domestik, irigasi dan industri pada daerah penelitian. 4. Mengetahui batas penentuan daerah yang diperbolehkan untuk perencanaan dan pengembangan airtanah pada daerah penelitian meliputi wilayah pemanfaatan aman, rawan, kritis, dan rusak, dan daerah yang harus dilindungi. 5. Mengetahui kesesuaian perencanaan tata ruang wilayah dengan peta zona konservasi daerah penelitian.

4 4 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan terbagi menjadi 3, meliputi manfaat untuk peneliti, manfaat untuk institusi terkait, dan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 1. Manfaat untuk peneliti a. Dapat dijadikan sebagai media pengaplikasian ilmu geologi sehingga mampu menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan zona pemanfaatan dan konservasi airtanah. b. Menambah wawasan mengenai tahapan salah satu pekerjaan pengelolaan airtanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Manfaat untuk institusi terkait a. Dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan, pemantauan dan konservasi airtanah oleh instansi pemerintah Kabupaten Cilacap. b. Dapat digunakan pemerintah daerah Kabupaten Cilacap untuk mengevaluasi perencanaan tata ruang wilayah Majenang dan sekitarnya. 3. Manfaat untuk masyarakat a. Dapat digunakan sebagai informasi dalam pengelolaan airtanah terkait wilayah yang dapat dimanfaatkan dan harus dilindungi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup Spasial Lokasi penelitian berada di wilayah administrasi Kecamatan Majenang, Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Karangpucung, Kecamatan Wanareja dan Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, seperti pada Gambar 1.1. Berdasarkan data geografis, CAT Majenang terletak antara mt dan mu, dengan jumlah penduduk Kabupaten Cilacap yang termasuk kedalam CAT Majenang sebesar jiwa (BPS Kabupaten Cilacap, 2016) dengan luas wilayah Ha (Bappeda Provinsi Jawa Tengah, 2009). Sebagian besar wilayah Majenang adalah daerah dataran hingga perbukitan dengan ketinggian lokasi antara 25 m hingga 325 m di atas permukaan laut.

5 5 Gambar 1.1 Peta Administrasi Daerah Penelitian.

6 Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini antara lain: a. Deskripsi secara umum jenis litologi permukaan yang dijumpai. b. Deskripsi morfologi berdasarkan pengukuran kelerengan dan interpretasi kenampakan morfologi secara umum di lapangan. c. Pengukuran muka airtanah (MAT), derajat keasaman airtanah (ph) dan daya hantar listrik (DHL) pada sampel airtanah bebas yang dilakukan pada bulan Oktober hingga November d. Penentuan kondisi MAT bebas dan pola aliran airtanah bebas berdasarkan pengukuran di 50 sumur gali dan mataair yang tersebar pada akuifer bebas di daerah penelitian. e. Hasil analisis uji kimia airtanah terhadap 20 sampel airtanah yang terdiri dari 17 titik sumur gali dan 3 titik mataair. f. Pembuatan zona pemanfaatan airtanah berdasarkan penggunaan airtanah di daerah penelitian. g. Zona konservasi yang disusun merupakan zona konservasi pada akuifer bebas berdasarkan parameter kualitas airtanah berupa nilai DHL. h. Identifikasi kesesuaian rencana tata ruang wilayah berdasarkan zona konservasi di CAT Majenang dan peta RTRW Kabupaten Cilacap tahun Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai penyusunan zona pemanfaatan dan konservasi di CAT Majenang belum pernah dilakukan studi sebelumnya. Studi terkait hidrogeologi pada wilayah terdekat, seperti CAT Sidareja juga belum pernah dilakukan penelitian, sedangkan CAT Cilacap lokasinya yang terlalu jauh dari daerah penelitian sehingga dikhawatirkan data yang akan digunakan tidak memiliki hubungan atau berkorelasi dengan baik. Studi lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan: 1. Tabrani Peta Hidrogeologi Regional lembar Pekalongan, Jawa Tengah yang menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis akuifer pada daerah

7 7 penelitian yaitu akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir, akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir dan rekahan, akuifer (bercelah atau sarang) produktivitas rendah dan daerah airtanah langka. 2. Kastowo dan Suwarna Peta Geologi lembar Majenang, Jawa Tengah berisi tentang informasi litologi penyusun daerah Majenang dan sekitarnya, dimana litologi yang berumur tua hingga muda tersusun atas Satuan Formasi Kumbang (Tmpk), Formasi Halang (Tmph), Formasi Tapak (Tpt), Kipas Aluvium (Qf), dan Formasi Aluvium (Qa). 3. BAKOSURTANAL Peta RBI lembar Majenang , Sidareja , dan Wanareja yang berisi informasi mengenai kewilayahan dalam lingkup spasial dan penggunaan lahan. 4. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Tengah Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Cilacap yang berisi informasi mengenai rencana penggunaan lahan di daerah penelitian dari tahun 2009 hingga Wiweka, Y Penyusunan Zona Pemanfaatan dan Konservasi Airtanah di CAT Wonosobo, Jawa Tengah berisi tentang dasar dan metode pembuatan zona konservasi dengan menggunakan matriks penurunan muka airtanah dan daya hantar listrik. Data yang belum ada dan dibutuhkan dalam penyusunan zona pemanfaatan dan konservasi airtanah CAT Majenang adalah data penurunan muka airtanah bebas dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 bab dengan perincian sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, maksud dan tujuan, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan laporan tugas akhir.

8 8 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai kondisi geologi regional daerah penelitian, kondisi hidrogeologi regional, penggunaan lahan, hidrogeologi dan airtanah, daerah imbuhan dan daerah lepasan airtanah, kualitas airtanah, serta penentuan zona pemanfaatan dan konservasi airtanah. 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian, tahapan penelitian, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan, alat dan bahan yang digunakan, diagram alir, dan hipotesis penelitian. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil penelitian mengenai kondisi litologi permukaan dan kondisi morfologi secara umum, serta kondisi hidrogeologi meliputi kondisi aliran MAT bebas, hasil analisis pengujian sifat fisika dan kimia sampel airtanah untuk keperluan air minum, penentuan zona pemanfaatan dan konservasi airtanah, serta evaluasi kesesuaian zona konservasi dengan rencana tata ruang wilayah daerah penelitian. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, saran serta rekomendasi bagi peneliti, masyarakat dan pihak lain yang berkaitan dalam hal pemanfaatan dan pengelolaan airtanah di daerah penelitian.