INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2

dokumen-dokumen yang mirip
Sektor Pasokan Energi. Produksi Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Simulasi Kalkulator Energi Baru Terbarukan (EBT) Guna Memenuhi Ketahanan Energi di Indonesia

INDONESIA PATHWAY 2050 CALCULATOR: PENYEDIAAN MINYAK DAN GAS BUMI. Ariana Soemanto

PENGEMBANGAN MODEL INDONESIA 2050 PATHWAY CALCULATOR (I2050PC) SISI PENYEDIAAN DAN PERMINTAAN ENERGI BARU TERBARUKAN. Nurcahyanto

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2009

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin)

Panduan Pengguna Untuk Sektor Pertanian, Konstruksi dan Pertambangan. Indonesia 2050 Pathway Calculator

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

Peranan Energi Baru dan Terbarukan Dalam Penyediaan Energi Nasional Jangka Panjang (Outlook Energi Indonesia 2012)

Proyeksi Kebutuhan dan Penyediaan Energi serta Indikator Energi - OEI 2014

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

POTENSI BISNIS ENERGI BARU TERBARUKAN

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Estimasi Produksi Komoditas Indonesia Tahun Produksi / Cadangan Indonesia

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

V. GAMBARAN UMUM PENYEDIAAN DAN KONSUMSI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

NERACA GAS BUMI INDONESIA

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

PEMILIHAN STRATEGI ENERGI UNTUK MENDORONG PEMANFAATAN EBT DI SEKTOR TRANSPORTASI

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

VI. SIMPULAN DAN SARAN

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

Review Kebijakan Energi untuk Mendukung Pemanfaatan Energi Terbarukan

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

KAJIAN SUPPLY DEMAND ENERGI

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DATA SEKTOR ESDM

Dampak Krisis Ekonomi Global Tahun 2008 Terhadap Ekspor Batubara di Indonesia (Studi Literatur di Negara Kawasan Asia Timur)

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

SOSIALISASI RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Disampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi

Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

LAMPIRAN II: MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN. Isu Pokok Output yang Diharapkan Program Aksi Kerangka waktu. Jaminan pasokan energi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

ANALISA KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN SHALE HIDROKARBON DI INDONESIA

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

ANALISIS PEMANFAATAN ENERGI PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

9 Fenomena Hulu Migas Indonesia, Peluang Memperbaiki Iklim Investasi dengan Kontrak Migas Gross Split

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI Andriani Rahayu 1 dan Maria Sri Pangestuti 2 1 Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 Indonesian Institute for Energy and Economics kerjasama@litbang.esdm.go.id S A R I Energi memainkan peran dalam perjalanan pembangunan Indonesia, termasuk dalam perencanaan arah pembangunan Indonesia di masa datang. Oleh karena itu, pasokan energi menjadi faktor yang sangat menentukan aktivitas penggerak pembangunan. Prediksi pasokan energi dalam Indonesian 2050 Pathways Calculator (I2050PC) ini, didasarkan pada asumsi-asumsi kondisi riil (fixed assumption) dan potensi energi (trajectory assumption) yang dapat dikembangkan di Indonesia. Asumsi tersebut juga memperhitungkan dan mempertimbangkan kondisi eksisting mengenai ekspor-impor energi saat ini dan beberapa kebijakan yang dapat dikembangkan di masa mendatang, mulai dari kebijakan optiimalisasi sumber energi yang sudah terekspose saat ini, insentif pajak, hingga arus ekspor-impor energi di Indonesia. Alternatif asumsi selain disusun berdasarkan kemungkinan kebijakan yang bisa diambil, juga memberikan ruang bagi kemajuan teknologi eksplorasi energi di Indonesia, baik yang fosil maupun non fosil (terbarukan). Pada tulisan ini penulis menyajikan asumsi tetap (fixed assumption) dan asumsi level (trajectory assumption) sektor pasokan energi fosil (produksi batubara, minyak dan gas bumi) yang dibangun dalam I2050PC. Kata kunci : asumsi, I2050PC, energi fosil, pasokan energi 1. GAMBARAN UMUM PRODUKSI ENERGI FOSIL Energi yang digambarkan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja atau aktivitas memiliki peran sangat penting bagi peningkatan ekonomi dan ketahanan nasional. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi, kebutuhan energi pun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Karenanya ketersediaan energi haruslah terjamin guna mencukupi kebutuhan (demand). Penyediaan energi (energy supply) primer (termasuk kayu bakar) untuk kurun waktu 2015-2019 diproyeksikan akan meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,5% per tahun dari 1.738 juta SBM (2015) menjadi 2.094 juta SBM (2019) untuk skenario dasar. Pangsa terbesar penyediaan energi tersebut adalah penggunaan minyak dan BBM. Energi baru dan terbarukan (EBT) seperti panas bumi, bahan bakar nabati (biofuel), hidro, surya dan CBM mempunyai pertumbuhan pasokan yang relatif tinggi selama kurun waktu tersebut (Indonesia Energy Outlook 2014). Sama halnya menurut Handbook of Energy & Economics (2013), bahwa pasokan energi primer pada tahun 2011 didominasi oleh minyak bumi (39%). Diikuti oleh batubara (22%), biomassa (19%), dan gas (17%). Sementara Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC) Sektor Pasokan Energi... ; Andriani Rahayu dan Maria S.P. 11

kontribusi biofuel masih 0,15%. Walaupun pasokan energi primer didominasi oleh minyak bumi, namun pasokan tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan minyak di dalam negeri. Hal ini diperkuat sejak tahun 2004 Indonesia menjadi negara pengimpor minyak, di mana saat itu terjadi defisit sebesar 176.000 bpd (Gambar 1). Dalam Indonesian 2050 Pathways Calculator (I2050PC), produksi energi fosil terdiri dari minyak bumi, gas bumi, dan batubara. Trend masing-masing energi fosil tersebut akan menampilkan produksi dengan kecenderungan yang meningkat seiring dengan meningkatnya level kebutuhan akan sumber energi tersebut. Ada dua pendekatan/metodologi yang dibangun dalam I2050PC. Pertama, menguraikan ketiga komoditas tersebut dalam suatu asumsi tetap (fixed assumption). Kedua, asumsi level (trajectory assumption) yaitu ketiga komoditas energi fosil tersebut dibangun dalam 4 level, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap capaian ketiga komoditas energi fosil tersebut 2. ASUMSI TETAP / FIXED ASSUMPTION a. Minyak bumi 1) Cadangan Minyak Bumi Data cadangan minyak bumi pada tahun dasar (2011) diperoleh dari penjumlahan cadangan terbukti dan potensial. Cadangan terbukti dan potensial minyak bumi masing-masing sebesar 3.741 mbbl dan 3.667mmbbl, sehingga total cadangan sebesar 7.408 mmbbl. Untuk memperoleh data penemuan cadangan minyak bumi baru setiap tahun, asumsi yang digunakan seperti ditunjukkan pada persamaan: Sementara untuk memperoleh sisa cadangan pada tahun berikutnya, persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut:. Gambar 1. Pasokan Energi Primer Berdasarkan Jenis Energi Tahun 2011 (Handbook of Energy & Economics, 2013) gambar kiri, Pasokan Energi Primer dalam I2050PC (kanan) 12 M&E, Vol. 12, No. 4, Desember 2014

2) Ekspor Minyak Mentah Minyak mentah hasil produksi dalam negeri tidak seluruhnya dimanfaatkan di dalam negeri. Ada bagian dari produksi minyak mentah tersebut yang di ekspor. Berdasarkan data historis, persentase ekspor minyak mentah adalah sebesar 41% dari total produksi. Artinya ekspor minyak mentah Indonesia diasumsikan tetap hingga tahun 2050, yaitu sebesar 41%. b. Gas Bumi 1) Cadangan Gas Bumi Data cadangan gas bumi pada tahun dasar diperoleh dari penjumlahan cadangan terbukti dan potensial. Cadangan terbukti dan potensial gas bumi adalah sebesar 103.300 bscf dan 47.400 bscf, sehingga total cadangan gas bumi sebesar 150.700 bscf. Untuk memperoleh data penemuan cadangan gas bumi baru setiap tahun, dengan digunakan persamaan: Sementara untuk memperoleh sisa cadangan pada tahun berikutnya, persamaan yang digunakan adalah: 2) Ekspor Gas Bumi Gas bumi hasil produksi dalam negeri tidak seluruhnya dimanfaatkan di dalam negeri. Ada bagian dari produksi gas bumi tersebut yang diekspor. Saat ini, persentase ekspor gas sebesar 56% dari total produksi, dan data ini digunakan sebagai data ekspor gas bumi pada tahun dasar. Pada tahun 2050, ekspor gas bumi diasumsikan sebesar 49%. Data ekspor gas bumi antara tahun dasar hingga tahun 2050 merupakan hasil interpolasi antara kedua tahun tersebut, sehingga diperoleh persentase ekspor gas bumi seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Asumsi persentase ekspor gas bumi No Tahun Persentase Ekspor Gas Bumi (%) 1. 2011 56,00 2. 2015 55,28 3. 2020 54,38 4. 2025 53,49 5. 2030 52,59 6. 2035 51,69 7. 2040 50,79 8. 2045 49,90 9. 2050 49,00 c. Batubara 1) Cadangan Batubara Data cadangan batubara per Januari 2012 sebesar 28.978,61 juta ton (sumber: Badan Geologi). Data penemuan cadangan baru diperoleh berdasarkan hasil diskusi Tim Modeler (core team), seperti dapat dilihat pada Tabel 2. Sementara untuk memperoleh sisa cadangan batubara pada tahun berikutnya, dengan menggunakan persamaan: Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC) Sektor Pasokan Energi... ; Andriani Rahayu dan Maria S.P. 13

Tabel 2. Data asumsi penemuan cadangan baru batubara No Tahun Penemuan Cadangan Baru Batubara (juta ton) 1. 2015 6,61 2. 2020 8,64 3. 2025 9,08 4. 2030 9,54 5. 2035 10,03 6. 2040 12,59 7. 2045 11,08 8. 2050 11, 64 2) Ekspor Batubara Saat ini persentase ekspor batubara lebih tinggi daripada penggunaannya untuk dalam negeri. Untuk kebutuhan mendatang dalam I2050PC diasumsikan bahwa ekspor batubara dapat ditekan dengan berbagai kebijakan dan regulasi saat ini dan yang akan disiapkan hingga seluruh produksi batubara dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Berdasarkan hasil diskusi core team, diperoleh asumsi persentase ekspor batubara sepeti pada Tabel 3. Tabel 3. Data asumsi persentase ekspor batubara No Tahun Penemuan Persentase Ekspor Batubara (%) 1. 2015 78 2. 2020 70 3. 2025 57 4. 2030 41 5. 2035 17 6. 2040 0 7. 2045 0 8. 2050 0 3. ASUMSI LEVEL/ TRAJECTORY ASSUMPTION Produksi bahan bakar fosil terdiri atas tiga One pager, yaitu produksi minyak bumi, gas bumi, dan batubara. a. Minyak Bumi Indonesia pernah menjadi bagian dari negara pengekspor minyak. Namun kini produksi minyak Indonesia terus mengalami penurunan dan bahkan berbalik menjadi negara pengimpor minyak. Pada tahun 2006, Indonesia masih mampu mempertahankan produksinya di atas 1 juta bpd. Produksi tersebut terus mengalami penurunan hingga pada tahun 2011 produksi minyak Indonesia hanya sebesar 902 bpd. Dalam I2050PC, asumsi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap capaian produksi minyak bumi adalah: Laju penurunan produksi; Asumsi laju penurunan produksi untuk setiap level dianggap sama yakni 6%. Tambahan produksi dari lapangan eksisting; Pada lapangan minyak yang ada saat ini diasumsikan terjadi penambahan produksi, seperti di Blok Cepu dan Bukit Tua. Proyek Enhanced Oil Recovery (EOR); Asumsi adanya tambahan produksi dari proyek-proyek EOR. Tambahan produksi dari proyekproyek offshore; Adanya investasi pada lapangan-lapangan offshore sehingga menambah produksi minyak. Dukungan dari Pemerintah; Adanya investasi pada lapangan-lapangan offshore, merupakan dukungan dari pemerintah melalui penyederhanaan izin, peningkatan data dan teknologi, insentif pajak, dan kontrak bagi hasil (production sharing contract - PSC) yang lebih menarik. Level 1: Produksi minyak bumi pada tahun 2050 diprediksi mencapai 82 ribu bpd. Jumlah ini diperoleh dari laju penurunan 14 M&E, Vol. 12, No. 4, Desember 2014

produksi yang dapat ditahan pada angka 6% dari produksi saat ini (860 ribu bpd) dikarenakan adanya pengembangan lapangan. Level 2: Produksi minyak bumi pada tahun 2050 diprediksi mencapai 180 ribu bpd. Jumlah ini diasumsikan berasal dari penambahan produksi Blok Cepu, Bukit Tua (2015) dan adanya proyek EOR di Pertamina Tanjung 60 ribu bpd (2022), Limau 14 ribu bpd (2023) dan Minas 184 ribu bpd (2030). Level 3: Produksi minyak bumi pada tahun 2050 diproyeksikan sebesar 454 ribu bpd. Jumlah ini diasumsikan berasal dari penambahan produksi dan proyek EOR seperti pada level 2. Ada juga tambahan dari proyek EOR saat ini (50% lapangan yang ada) dan proyek offshore mulai tahun 2030. Peningkatan produksi signifikan ini diasumsikan terjadi berkat adanya beberapa usaha dari Pemerintah termasuk penyederhanaan izin, peningkatan data dan teknologi, serta insentif pajak. Level 4: Produksi minyak bumi pada tahun 2050 diproyeksikan sebesar 1 juta bpd. Jumlah ini diasumsikan berasal dari penambahan produksi sebesar 23% dari potensi. Selain adanya tambahan produksi dari berbagai usaha seperti pada level 3, juga adanya tambahan dari proyek offshore pada tahun 2030, 2035 dan 2040. Peningkatan produksi yang sangat signifikan ini diasumsikan karena adanya beberapa usaha dari Pemerintah dalam penyederhanaan izin, peningkatan data dan teknologi, insentif pajak dan kontrak PSC yang lebih menarik. Skenario produksi minyak bumi di atas apabila ditampilkan dalam grafik (Gambar 2) dapat dilihat bahwa apabila asumsi yang dibangun pada level 3 tidak terjadi, maka sejak tahun 2025 tidak terjadi penurunan produksi dan terus turun sampai tahun 2030 sebelum decline pada level terendah. b. Gas Bumi Indonesia hingga saat ini memiliki cadangan gas bumi kurang lebih 150.700 bscf, yang terdiri dari cadangan terbukti sebesar 103.300 bscf dan cadangan potensial sebesar 47.400 bscf. Produksi gas bumi pada tahun dasar sebesar 7.181 mmscfd. Gambar 2. Leveling produksi minyak bumi dari tahun 2011 hingga 2050 Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC) Sektor Pasokan Energi... ; Andriani Rahayu dan Maria S.P. 15

Dalam I2050PC, asumsi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap capaian produksi gas bumi adalah: Laju penurunan produksi; Asumsi laju penurunan produksi untuk setiap level dianggap dapat ditahan pada angka 6%. Tambahan produksi dari lapangan eksisting; Pada lapangan gas yang ada saat ini diasumsikan terjadi tambahan produksi, dari lapangan/proyek di Donggi Senoro, Masela, Indonesia Deepwater Development (IDD), dan Tangguh. Penemuan gas baru; Penemuan gas baru akan menambah produksi pada setiap level dan berpatokan pada cadangan potensial dari gas bumi. Produksi Coal Bed Methane (CBM); Indonesia memiliki potensi CBM sebesar 453 TCF. Tambahan produksi dari CBM akan menambah produksi dari gas, apabila kendala-kendala dalam pengembangan CBM di Indonesia dapat diatasi dan kebijakan yang win-win solution antara Badan Usaha dan Pemerintah. Produksi Shale Gas; Indonesia memiliki potensi shale gas sebesar 564 TCF. Tambahan produksi shale gas (level 3 dan level 4) juga akan menambah produksi gas, apabila kendala-kendala dalam pengembangan CBM di Indonesia dapat diatasi dan kebijakan yang win-win solution antara badan usaha dan pemerintah. Dukungan dari Pemerintah; Adanya investasi pada lapangan-lapangan offshore, merupakan dukungan dari pemerintah melalui penyederhanaan izin, peningkatan data dan teknologi, insentif pajak, serta kontrak PSC yang lebih menarik. Level 1: Produksi gas bumi pada tahun 2050 diproyeksikan sebesar 371 mmscfd. Jumlah ini diperoleh dari laju penurunan produksi yang dapat ditahan pada angka 6% dari produksi saat ini (7.181 mmscfd) dikarenakan adanya pengembangan lapangan. Level 2: Produksi gas bumi pada tahun 2050 diproyeksikan sebesar 968 mmscfd. Produksi tersebut terutama diasumsikan berasal dari penambahan produksi project supply, antara lain Donggi Senoro, Masela, IDD dan Tangguh, serta berasal dari produksi potential supply lapangan East Natuna. Gambar 3. Leveling produksi minyak bumi dari tahun 2011 hingga 2050 16 M&E, Vol. 12, No. 4, Desember 2014

Level 3: Produksi gas bumi pada tahun 2050 diproyeksikan sebesar 5224 mmscfd. Produksi tersebut berasal dari tambahan produksi, antara lain project supply dan potential supply, penemuan gas baru sebesar 26% dari potensi, produksi CBM sebesar 2% dari potensi yang mulai berproduksi pada tahun 2031 serta 0,5% shale gas yang mulai berproduksi pada tahun 2040. Peningkatan produksi ini diasumsikan karena adanya beberapa usaha dari Pemerintah dalam penyederhanaan izin, peningkatan data dan teknologi, insentif pajak. Level 4: Produksi gas bumi pada tahun 2050 diproyeksikan sebesar 9479 mmscfd. Produksi tersebut berasal dari tambahan produksi, antara lain project supply dan potential supply, penemuan gas baru sekitar 34% dari potensi, produksi CBM sebesar 4% dari potensi yang mulai berproduksi pada tahun 2031 serta 1% shale gas yang mulai berproduksi pada tahun 2040. Peningkatan produksi ini diasumsikan karena adanya beberapa usaha dari Pemerintah dalam penyederhanaan izin, peningkatan data dan teknologi, insentif pajak, serta kontrak PSC yang lebih menarik. Gambar 3 menampilkan skenario/trajectory produksi gas bumi dalam I2050PC, sebagai contoh apabila asumsi-asumsi yang dibangun pada level 3 tidak terjadi maka pada tahun 2022 akan terjadi penurunan produksi gas bumi. c. Batubara Indonesia memiliki sumber daya batubara sebesar 119 juta ton. Pada tahun 2011, produksi batubara Indonesia mencapai 353 juta ton dan sebesar 77%-nya diekspor. Dalam kebijakan energi nasional (PP 79 Tahun 2014) menyebutkan bahwa sumber daya energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata, tetapi sebagai modal pembangunan nasional. Dalam I2050PC, asumsi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap capaian produksi batubara adalah: Gambar 4. Leveling produksi batubara dari tahun 2011 hingga 2050 Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC) Sektor Pasokan Energi... ; Andriani Rahayu dan Maria S.P. 17

Tumbuhnya industri di dalam negeri; Untuk menumbuhkan industri-industri dalam negeri sejatinya akan memerlukan sumber energi. Pemenuhan energi tersebut dapat diperoleh dari batubara. Jika industri dalam negeri tumbuh dan diikuti dengan kebijakan yang jelas dan tegas mengenai pelarangan ekspor batubara, maka akan mampu mendorong penyerapan pasar batubara di dalam negeri. Harga jual batubara Pengembangan diversifikasi energi berbasis batubara Level 1: mengasumsikan produksi batubara pada tahun 2050 sebesar 594 juta ton. Jumlah ini diperoleh berdasarkan asumsi peningkatan produksi sebesar 1% per tahun sejak tahun dasar (tahun 2011). Level 2: mengasumsikan produksi batubara pada tahun 2050 sebesar 863 juta ton. Jumlah ini diperoleh berdasarkan asumsi peningkatan produksi sebesar 2% per tahun sejak tahun dasar. Level 3: mengasumsikan produksi batubara pada tahun 2050 sebesar 1251 juta ton. Jumlah ini diperoleh berdasarkan asumsi peningkatan produksi sebesar 3% per tahun sejak tahun dasar. Level 4: mengasumsikan produksi batubara tahun 2050 sebesar 1806 juta ton. Jumlah ini diperoleh berdasarkan asumsi kenaikan produksi sebesar 4% per tahun sejak tahun dasar. Gambar 4 menampilkan asumsi produksi produksi batubara pada keempat level dari tahun dasar sampai tahun akhir model 1 tahun 2050). (natural declining rate) yang dapat ditahan pada kisaran 6% per tahun. Dengan berbagai upaya penambahan produksi minyak dan gas bumi nasional dilakukan maka produksi minyak dan gas bumi nasional di tahun 2050 dapat mencapai sekitar 1 juta bpd untuk minyak dan 9.479 mmsfd untuk gas. Upaya penambahan produksi yang dilakukan antara lain optimalisasi lapangan migas eksisting dengan EOR, pengembangan wilayah offshore dalam IDD, pengembangan unconvensional gas, dan dukungan pemerintah, baik perizinan maupun insentif. Skenario produksi batubara dengan mempertimbangankan aspek ketahanan energi dan potensi peningkatan emisi CO 2 akibat aktivitas penambangan maupun pembakaran batubara akan diperoleh sebesar 1806 juta ton pada tahun 2050. Dalam I2050PC, beberapa asumsi faktor yang berpengaruh dalam capaian produksi batubara, antara lain perkembangan kegiatan industri berbasis batubara, harga jual, dan pengembangan diversifikasi energi. Upaya lain tidak mengurangi ekspor batubara seiring dengan semangat perubahan paradigma pengelolaan energi dan KEN 2014. DAFTAR PUSTAKA Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2013, Handbook of Energy & Economics of Indonesia, Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi, BPPT, 2014, Indonesia Energy Outlook 2014: Pengembangan Energi untuk Mendukung Program Substitusi BBM. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional. SKK Migas, 2014, Realisasi Pemanfaatan Gas Bumi Tahun 2013. 4. KESIMPULAN Skenario produksi minyak dan gas bumi yang digunakan adalah terjadinya penurunan natural 18 M&E, Vol. 12, No. 4, Desember 2014