ADAPTASI PSIKOSOSIAL WANITA MENOPAUSE PEKERJA DAN BUKAN PEKERJA DI PERUMNAS MANDALA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN, DELI SERDANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahapan siklus kehidupan manusia, mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja,

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

Fajarina Lathu A INTISARI

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA PADA SUKU MELAYU DI KELURAHAN PEKAN LABUHAN KECAMATAN MEDAN LABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. menopause seorang wanita akan mengalami gejala-gejala, baik gejala fisik

Rina Setya Utami F

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

GLOBAL HEALTH SCIENCE ISSN

PENGALAMAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU MENOPAUSE DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS BAGI REMAJA DI LINGKUNGAN XVII KELURAHAN TANJUNG REJO, MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

Jurnal Kesehatan Kartika 1

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. Kepada Yth. Saya yang bertanda tangan dibawah: NIM :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menopause didahului dengan fase premenopause (AtikahProverawati, 2010).

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian. Tenggah. Berikut batas wilayah Desa Kaligentong :

PENELITIAN GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI PADA ISTRI MENJELANG MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

PERILAKU SADARI WANITA PEDESAAN DAN WANITA PERKOTAAN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS PLERET BANTUL TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

STUDI KOMPARATIF KUALITAS TIDUR PERAWAT SHIFT DAN NON SHIFT DI UNIT RAWAT INAP DAN UNIT RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkesinambungan dari lahir sampai mati. Setiap perkembangan mengandung

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

LAPORAN PENELITIAN. Ida Tiur Marisi Simanjuntak*, Wardiyah Daulay**

BAB I PENDAHULUAN. psikososial anggota keluarga dan mentransmisikan tuntutan dan nilai-nilai. dari masyarakat (Friedman,1998).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

LAPORAN PENELITIAN ADAPTASI PSIKOSOSIAL WANITA MENOPAUSE PEKERJA DAN BUKAN PEKERJA DI PERUMNAS MANDALA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN, DELI SERDANG Rugun Simanjuntak*, Erniyati** ABSTRAK Menopause adalah periode ketika menstruasi seorang wanita terhenti sebagai akibat berkurangnya produksi hormon estrogen. Ketika masa menopause dimulai wanita akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan pada masa menopause akan mendorong seorang wanita untuk beradaptasi terhadap lingkungan psikososialnya. Wanita pekerja dan wanita bukan pekerja berbeda dari segi perannya, dimana wanita berperan ganda sebagai pekerja dan sebagai ibu rumah tangga. Penelitian deskriptif komparatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan pekerja dan bukan pekerja. Sampel diambil dari wanita menopause pekerja dan bukan pekerja yang tinggal di Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang masing-masing 63 orang. Jumlah responden memenuhi perhitungan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan menggunakan tabel power analysis dengan power 0.80, level of significance 0.05 dan effect size 0.50, diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney U dan Indipendent t-test. Uji t-test menunjukkan bahwa pekerja dan bukan pekerja tidak berbeda secara signifikan (>0.05). Kedua kelompok responden memiliki adaptasi psikososial positif. Dijelaskan dalam pembahasan bahwa tidak terdapatnya perbedaan pekerja dan bukan pekerja kemungkinan dipengaruhi oleh faktor demografi responden, sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan kontrol terhadap variabel tersebut. Kata kunci: adaptasi psikososial, menopause, wanita pekerja dan bukan pekerja PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya kesejahteraan akibat kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan ilmu pengetahuan, terutama karena kemajuan ilmu kedokteran, maka usia harapan hidup (life expectancy) semakin meningkat. Penulis adalah * Mahasiswa Program Profesi Keperawatan PSIK FK USU ** Staf Pengajar Keperawatan Maternitas PSIK FK USU Akibatnya, jumlah orang yang lanjut usia semakin bertambah (Nugroho, 2000). Menurut siklus kehidupan manusia normal, setiap orang yang berusia panjang akan mengalami proses mulai dari bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Kehidupan wanita juga mengalami proses Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 70

perkembangan tersebut, termasuk fase-fase yang berkaitan dengan fungsi organ reproduksi wanita. Hal ini berarti semakin meningkatnya jumlah manusia tua, termasuk wanita yang telah memasuki usia menopause (Kasdu, 2002). Kecendrungan populasi perempuan menopause di Indonesia semakin tinggi. Menurut data Departemen Kesehatan (Depkes) perempuan Indonesia yang memasuki menopause sebesar 7,4% dari populasi pada tahun 2000. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 11% pada tahun 2005 dan akan naik lagi sebesar 14% atau sekitar 30 juta orang pada tahun 2015. Peningkatan populasi perempuan menopause pada umumnya akan disertai berbagai tingkat dan jenis permasalahan yang kompleks yang berdampak pada peningkatan masalah kesehatan perempuan menopause tersebut (Swasono, 2005). Dilaporkan menopause merupakan perubahan fisiologis yang paling signifikan pada wanita usia dewasa madya yaitu usia antara 40 dan 65 tahun (Potter & Perry, 1992). Ketika memasuki masa menopause, seorang wanita akan mengalami berbagai gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan wanita tersebut. Ketidaknyamanan akibat perubahan fisik dapat berupa rasa kaku dan linu secara tiba-tiba di sekujur tubuh, hot flush, kelelahan, sakit kepala, berdebardebar (Hurlock, 1992 dalam Kuntjoro, 2002). Selain itu, gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, cemas dan depresi (Nugroho, 2000; Kuntjoro, 2002). Gejala-gejala yang kurang menyenangkan yang dialami wanita menopause akibat perubahan fisik dan psikologis, sangat mempengaruhi kualitas hidup mereka. Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa menopause dengan lebih baik (Kasdu, 2002). Reitz (1993) menyatakan banyaknya keluhan yang dirasakan wanita pada masa menopause baik fisik maupun psikologis tidak boleh dianggap ringan karena dapat menyebabkan stres yang tinggi. Namun demikian, wanita menopause akan mengalami kestabilan emosi jika mereka mudah beradaptasi terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada masa menopause (Kasdu, 2002). Menurut Kuntjoro (2002) wanita menopause bukan pekerja atau sebagai ibu rumah tangga akan memiliki kepuasan tersendiri karena dapat mengantarkan anak-anaknya menjadi dewasa sampai berkeluarga. Akan tetapi, sebagai ibu rumah tangga wanita menopause bukan pekerja dapat mengalami stres yang bersumber dari keluarga, sebab keluarga dapat menjadi sumber stres karena peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan para anggota keluarga (Hardjana, 1994). Wanita menopause pekerja memiliki peran ganda sebagai seorang istri, ibu rumah tangga, menjalankan tugas reproduksi, anggota masyarakat, dan sekaligus pencari nafkah, dalam menjalankan peran tersebut sering mengalami stres (Astrini, 2001). Sebagai pencari nafkah, wanita menopause pekerja sering mengalami stres yang bersumber dari lingkungan kerja. Stres tersebut dapat terjadi karena beberapa alasan antara lain, tuntutan kerja, tanggung jawab kerja, lingkungan fisik kerja, hubungan antarmanusia yang buruk, kurang pengetahuan dan peningkatan jenjang karir serta rasa kurang aman dalam kerja (Hardjana, 1994). Berdasarkan penelusuran literatur tersebut, diasumsikan bahwa pada kondisi faktor-faktor pengaruh yang sama (sosial ekonomi budaya, pendidikan, ajaran agama, lingkungan dan pengetahuan tentang menopause), stres yang dialami wanita menopause pekerja lebih berat 71 Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007

daripada wanita menopause bukan pekerja. Wanita menopause pekerja selain mengalami stres yang dialami wanita menopause bukan pekerja (stres akibat menopause, stres keluarga) juga mengalami stres kerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hardjana (1994) bahwa selain lama dan keseringan mengalami stres, intensitas serta akumulasi stres dapat mempengaruhi adaptasi individu terhadap stres. Dengan demikian, selanjutnya diasumsikan bahwa adaptasi psikososial wanita menopause bukan pekerja lebih baik dari wanita menopause pekerja. Akan tetapi, laporan penelitian tentang perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja belum ditemukan. Atas dasar inilah penelitian ini penting dilakukan agar diperoleh hasil yang akurat dan nyata tentang adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja di Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yaitu dengan menggunakan metode studi perbandingan untuk memeriksa dan menguraikan perbedaan pada variabel pada dua atau lebih kelompok sampel (Notoatmodjo, 2002). Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita menopause yang bertempat tinggal di Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Wanita menopause yang belum mengalami demensia (dapat memberitahukan umurnya dengan tepat; orientasi terhadap waktu, tempat dan orang baik), 2) Berusia antara 50 65 tahun, 3) Bersedia menjadi responden penelitian Instrumen Penelitian Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep dan tinjauan pustaka. Instrumen ini terdiri atas 2 bagian, yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner adaptasi psikososial wanita menopause. Kuesioner tentang data demografi responden meliputi inisial nama, status pekerjaan, usia, suku, agama, pendidikan terakhir, penghasilan keluarga perbulan, status perkawinan, jumlah anak, dan sumber informasi tentang menopause. Kuesioner adaptasi psikososial wanita menopause terdiri dari 30 pernyataan, meliputi 15 pernyataan yang berhubungan dengan konsep diri (no. 1-15) dan 15 pernyataan yang berhubungan dengan keluarga/lingkungan sosial (no. 16-30), berdasarkan modifikasi skala likert dengan kriteria 8 pernyataan favourable (positif) dan 22 pernyataan unfavourable (negatif). Penilaian untuk pernyataan favourable adalah nilai 4 untuk jawaban Sangat Setuju, nilai 3 untuk Setuju, nilai 2 untuk Tidak Setuju, dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju. Sedangkan untuk pernyataan unfavourable, nilai 4 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju, nilai 3 untuk Tidak Setuju, nilai 2 untuk Setuju dan nilai 1 untuk jawaban Sangat Setuju. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden 1. Responden Wanita Menopause Pekerja Data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata rata usia responden wanita menopause pekerja adalah 54.70 (SD 4.36) dengan rentang usia terbanyak adalah 50 53 tahun (54.0%) dan paling sedikit berada pada rentang usia 62-65 tahun (11.1%). Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 72

Dari tabel terlihat bahwa semakin tua usia responden semakin sedikit frekuensi responden. Mayoritas responden adalah suku Batak (73.0%); agama Kristen (63.5%); dan menikah (69.8%). Sementara berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan responden ditemukan Sekolah Menengah Atas adalah 44.4%, Sekolah Menengah Pertama adalah 22.2%, Diploma/Perguruan Tinggi adalah 22.2%, dan Sekolah Dasar adalah 11.1%. Bila dilihat dari jenis pekerjaan persentase responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan wiraswasta adalah sama yaitu 38.1%, sedangkan yang bekerja sebagai pegawai swasta adalah 17.5% dan pembantu rumah tangga adalah 6.3%. Lebih dari separuh responden hidup dengan penghasilan keluarga > Rp. 1.200.000 (50.8%); jumlah anak antara 4-6 orang (52.4%). Sebagian besar responden mendapat informasi tentang menopause dimana sumber informasi tersebut yaitu dokter/perawat (38.1%), anggota keluarga/teman (30.2%), media massa (7.9%). Sedangkan 23.8% responden tidak pernah mendapat informasi tentang menopause. 2. Responden Wanita Menopause Bukan Pekerja Data yang diperoleh menunjukkan bahwa usia rata rata responden wanita menopause bukan pekerja adalah 56.16 (SD 4.22) dengan dua kelompok usia terbanyak berada pada rentang usia 54-57 tahun (34.9%) dan usia 50-53 tahun (28.6%), sedangkan kelompok usia paling sedikit adalah 62-65 tahun (14.3%). Mayoritas responden adalah suku Batak (69.8%); agama Islam (52.4%); dan menikah (79.4%). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan responden ditemukan Diploma/Perguruan Tinggi adalah 1.6%, Sekolah Menengah Atas adalah 47.6%, Sekolah Menengah Pertama adalah 23.8%, sedangkan 25.4% responden menamatkan pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar dan 1.6% responden tidak sekolah. Bila dilihat dari penghasilan keluarga responden 46% berpenghasilan sebesar < Rp.600.000, 44.4% berpenghasilan sebesar Rp.600.000 1.200.000, dan 9.5% berpenghasilan sebesar >Rp.1.200.000. Lebih dari separuh responden memiliki anak antara 4-6 orang (50.8%). Sebagian besar responden mendapat informasi tentang menopause (57.1%) dimana 33.3% mendapat informasi dari anggota keluarga/teman, 14.3% mendapat informasi dari dokter/perawat, dan 9.5% mendapat informasi dari media massa, sedangkan 42.9% responden tidak mendapat informasi tentang menopause. Adaptasi Psikososial Wanita Menopause Pekerja Secara umum responden wanita menopause pekerja memiliki adaptasi psikososial yang positif. Hal ini terlihat dari hasil yang menunjukkan nilai rata-rata total pekerja adalah 80.60 (lihat Tabel 1). Tabel 1. Skor adaptasi psikososial wanita menopause pekerja (N=63) Mean Standar Deviasi Konsep Diri 39.87 6.91 Keluarga/Lingkungan 40.73 4.43 Sosial Total 80.60 11.34 Adaptasi Psikososial Wanita Menopause Bukan Pekerja Sama halnya dengan responden wanita menopause pekerja, responden wanita menopause bukan pekerja juga memiliki adaptasi psikososial yang baik. Hal ini terlihat dari nilai rata rata total adaptasi psikososial responden wanita menopause bukan pekerja adalah 83.14 (lihat Tabel 2). 73 Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007

Tabel 2. Skor adaptasi psikososial wanita menopause bukan pekerja (N=63) Mean Standar deviasi Konsep Diri 40.54 6.16 Keluarga/ 42.60 3.57 Lingkungan Sosial Total 83.14 9.73 Perbedaan Adaptasi Psikososial Wanita Menopause Pekerja dan Bukan Pekerja Hasil analisa data dengan menggunakan independent t-test menunjukkan bahwa adaptasi psikososial secara keseluruhan dari wanita menopause pekerja dan bukan pekerja tidak berbeda secara signifikan (t= -1.519; p= 0.131, 2- tailed). Tabel 3. Hasil uji Independent T-Test terhadap adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja Adaptasi Psikososial Pekerja Bukan Pekerja PEMBAHASAN Mean 80.60 83.14 Mean Diff. -2.54 t p (2- tailed) -1.519.131 Dari hasil uji statistik dengan menggunakan independent t-test yang dilakukan terhadap hasil penelitian diperoleh nilai t untuk adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja tidak berbeda secara signifikan (t= -1.519; p= 0.131, 2-tailed), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian ditolak artinya bahwa pernyataan hipotesa terdapat perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja tidak dapat diterima. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kedua kelompok responden wanita menopause pekerja dan bukan pekerja berada dalam rentang adaptasi psikososial yang positif, dimana nilai rata-rata total adaptasi psikososial kelompok pekerja adalah 80.60 dan kelompok bukan pekerja adalah 83.14. Tidak terdapatnya perbedaan pekerja dan bukan pekerja dapat disebabkan oleh adanya berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain, sosial ekonomi budaya, pendidikan, pekerjaan, ajaran agama, lingkungan dan pengetahuan tentang menopause itu sendiri (Ibrahim, 2002; Kasdu, 2002; Maspaitela, 2004). Selain itu, lamanya rentang waktu ketika sudah mengalami menopause dengan saat pengumpulan data dilakukan dapat mempengaruhi tingkat stres dan kemampuan adaptasi fisik dan psikologis wanita menopause, selanjutnya mempengaruhi kemampuan wanita menopause tersebut untuk beradaptasi terhadap lingkungan psikososialnya. Konsep Diri Dari tabel skor adaptasi psikososial wanita menopause baik pekerja maupun bukan pekerja tentang konsep diri terlihat bahwa kedua kelompok responden samasama memiliki konsep diri positif dimana kelompok pekerja memperoleh nilai ratarata total 39.87 (SD 6.91) sedangkan kelompok bukan pekerja memperoleh nilai rata-rata total 40.54 (SD 6.16). Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Calhoun & Acocella (1990) bahwa seseorang dengan konsep diri positif akan mengenal dirinya dengan baik, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya sendiri serta dapat menerima dirinya apa adanya sehingga mudah beradaptasi terhadap hal-hal yang dapat mendatangkan stres. Sehubungan dengan itu Hardjana (1994) mengatakan bahwa individu dengan harga diri yang tinggi akan lebih tahan terhadap stres dibandingkan dengan individu dengan harga diri rendah, sehingga individu dengan harga diri tinggi akan lebih mudah menyesuaikan diri terhadap situasi Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 74

yang penuh stres dimana menurut Potter & Perry (1992) harga diri merupakan salah satu aspek konsep diri. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Halim (2003) bahwa terdapat hubungan antara harga diri dengan level stres individu pada masa menopause. Keluarga/Lingkungan Sosial Kedua kelompok responden baik pekerja maupun bukan pekerja sama-sama menanggapi 13 pernyataan secara positif dan 2 pernyataan ditanggapi secara negatif. Hal ini menggambarkan kedua kelompok responden sama-sama memperoleh dukungan keluarga/lingkungan sosial yang baik yang membantu mereka beradaptasi terhadap perubahan-perubahan psikososial akibat menopause, dimana untuk pernyataan mengenai keluarga/lingkungan sosial kelompok pekerja memperoleh nilai rata-rata total 40.73 (SD 4.43) sedangkan kelompok bukan pekerja memperoleh nilai rata-rata total 42.60 (SD 3.57). Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Friedman (1998) bahwa dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungandukungan sosial yang dipandang anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses untuk keluarga dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Hal senada juga dikemukakan Cobb dalam Kuntjoro (2002) bahwa dengan dukungan sosial akan membuat seseorang dengan sikap merasakan kenyamanan, perhatian, penghargaan dan dapat menolong orang tersebut menerima kondisinya. Baltimore, et al (2004) menyatakan bahwa dukungan sosial keluarga dapat membantu seorang wanita menopause memahami dan mengatasi perubahan hidup yang sedang dialami. Demikian halnya Taylor (1995) melaporkan bahwa orang dengan dukungan sosial keluarga yang tinggi dapat mengalami penurunan level stres dan kemudian menimbulkan koping terhadap stres, selanjutnya tercipta keberhasilan beradaptasi. Berdasarkan analisa terhadap faktor-faktor tersebut diatas dapat diasumsikan bahwa faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh yang sama-sama dominan terhadap adaptasi psikososial wanita menopause baik pekerja dan bukan pekerja sehingga bisa jadi menyebabkan yang juga sama-sama positif dan tidak berbeda secara signifikan. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja (t= - 1.519) dengan nilai signifikansi yang tidak dapat diterima (p>0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian ditolak. Tidak adanya perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, pekerjaan, ajaran agama, lingkungan dan pengetahuan tentang menopause itu sendiri. Tiga faktor yaitu faktor sosial, ajaran agama dan pengetahuan tentang menopause diasumsikan memiliki pengaruh yang samasama dominan terhadap kedua kelompok responden wanita menopause pekerja dan bukan pekerja, sehingga menimbulkan yang juga sama-sama positif dan tidak berbeda secara signifikan. Karakteristik responden kedua kelompok penelitian tidak dikontrol (tidak sama), dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada karakteristik usia, pendidikan dan penghasilan, sehingga bisa jadi hal ini mempengaruhi hasil penelitian yaitu tidak terdapatnya perbedaan adaptasi psikososial wanita menopause pekerja dan bukan pekerja di Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. 75 Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007

DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Badudu, J. A., & Zain, S. M. (1996). Kamus umum bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Baltimore, M., Brynes, G., Watkins, C. (2004). Approaching menopause. Dibuka pada 7 Agustus 2005, dari http://baltimorepsych.com/menopause Hoyer, W. J., Rybash, J. M., Roodin, P. A. (1995). Adult development and aging (4 th edition). United States of America: McGraw-Hill Companies Ibrahim, Z. (2002). Psikologi wanita (terjemahan). Bandung: Pustaka Hidayah Jalaluddin (1996). Psikologi agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Rini, J. F. (16 Mei 2002). Konsep diri. Dibuka pada 9 November 2004, dari http://www.e_psikologi.com/dewasa/1 60502.htm. Smith, M. A., & Shimp, L. A. (2000). 20 common problems in woman s health care. United States of America: McGraw Hill Swasono, M. H. (2005). Menopause peristiwa alami yang menguntungkan perempuan. Dibuka pada 9 September 2005 dari http://www.suarakaryaonline.com/news.html?category_name =wanita Taylor, S. E. (1995). Health psychology (3 rd edition). United States of America: McGraw-Hill Taylor, C., Lillis, C., LeMone, P. (1997). Fundamental of nursing: The art and science of nursing care (3 rd edition). Philadelphie: Lippincott Turkington, C. A. (2001). Menopause. Gole Encyclopedia of Medicine Journal. 3 Pages. Dibuka pada 12 Oktober 2004, dari http://www.findarticles.com/p/articles/ mi_g2601/is_0008/ai_2601000892 Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 76